Rm. Agustinus Guntoro SCJ dari Komunitas SCJ Martino Capelli – Hong Kong
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 34:2
Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu, mulutku tetap menyanyikan pujian-Nya.
PENGANTAR:
Bila kita memberikan tempat duduk kepada yang kaya dan membiarkan yang miskin berdiri, maka kita berbuat salah karena diskriminasi. Mesias juga tidak berbuat demikian. Ketika para murid menempatkan Dia di antara orang kaya dan kuasa, maka Yesus menegur mereka. Dengan demikian, mereka tak mungkin memiliki semangat kemiskinan yang berkenan di hati Tuhan.
DOA PEMBUKA:
Marilah berdoa: Allah Bapa sumber kedamaian, jadikanlah kami kaya raya berkat Roh Putra-Mu, sebab kini kami mendengarkan sabda-Mu dan mengenangkan Dia yang merupakan berkat, keselamatan, dan kedamaian kami. Sebab Dialah Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami,….
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Rasul Yakobus 2:1-9
Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka. Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk, dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: “Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!”, sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: “Berdirilah di sana!” atau: “Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!”, bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat? Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia? Tetapi kamu telah menghinakan orang-orang miskin. Bukankah justru orang-orang kaya yang menindas kamu dan yang menyeret kamu ke pengadilan? Bukankah mereka yang menghujat Nama yang mulia, yang oleh-Nya kamu menjadi milik Allah? Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”, kamu berbuat baik. Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran. Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 34:2-3.4-5.6-7
Ref. Orang tertindas berseru, dan Tuhan mendengarkannya
Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
Tujukanlah pandangan-Mu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas itu berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya S : Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Pada-Mulah sabda kehidupan kekal.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 8:27-33
Pada suatu hari Yesus bersama murid-murid-Nya pergi ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Aku ini?” Para murid menjawab, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi.” Yesus bertanya lagi kepada mereka, “Tetapi menurut kamu, siapakah Aku ini?” Maka Petrus menjawab, “Engkaulah Mesias!” Dan Yesus melarang mereka dengan keras, supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia. Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan. Ia akan ditolak oleh para tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh, dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur-Nya. Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, katanya, “Enyahlah Iblis! Sebab Engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” Demikianlah Injil Tuhan U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Agustinus Guntoro SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Halo-halo, apa kabar para sahabatku yang terkasih? Semoga semua dalam keadaan yang sehat wal afiat dan selalu terberkati. Dari komunitas Martino Capelli di Hong Kong, saya, Agustinus Guntoro, scj menyapa dan hadir sejenak dalam kesibukan Anda hari ini dalam RESI (Renungan Singkat) Dehonian, tanggal 17 Februari 2022.
Para sahabatku yang terkasih, mungkin kita pernah mendengar ungkapan ini, “From Hero to Zero” (Dari sikap bak seorang pahlawan, ujung-ujungnya menjadi seorang pecundang alias pahlawan kesiangan). Itulah yang kurasakan terjadi dalam diri Petrus di bacaan Injil yang baru saja kita dengarkan tadi. Pada awalnya, kita pantas terkagum-kagum dengan ungkapan iman Petrus yang sangat tepat sasaran menuju ke jati diri Yesus yang sesungguhnya. Sementara banyak orang, termasuk para murid Yesus lainnya masih terus meraba-raba mencari jati diri Yesus, Petrus dengan tangkas dan mantap mengatakan, “Engkau adalah Mesias.” Yesus sendiri mengapresiasi ungkapan iman Petrus ini dan berpesan untuk tidak memberitahukan jati diriNya kepada siapa pun, karena saatNya belum tiba. Saya membayangkan, mungkin Petrus kemudian merasa “nggembelo” (besar kepala) dan berada di atas angin serasa menjadi seorang pahlawan.
Namun apa yang terjadi dalam beberapa saat berikutnya? Yesus memarahi Petrus, bahkan dengan kata-kata yang keras, “Enyahlah Iblis!” Gubrak!!! Petrus serasa terbanting jatuh ke tanah! Dari seorang yang merasa “everything” menjadi “nothing”, dari apa-apa menjadi bukan siapa-siapa. Lah memangnya masalahnya apa sih? Nah ini dia! Petrus menegor Yesus, setelah Yesus mengajarkan bahwa Anak Manusia akan menderita, ditolak, dibunuh, dan bangkit setelah tiga hari. Entah Petrus menyimak atau tidak, kata “bangkit” sebagai “happy ending” dari ajaran Yesus, tetapi kata “penderitaan, penolakan, dan kematian” telah membuat pikiran Petrus tertutup dan tidak rela gurunya akan mengalami hal-hal seperti itu.
Eh.. tapi kalau dipikir-pikir, bukankah motivasi Petrus bagus tuh! Sebagai murid yang baik, pasti tidak akan pernah rela gurunya menderita! Betul! Tapi itulah konsep dan pemikiran manusia dan dunia. Oleh karenanya, Yesus menghardik Petrus dengan berkata, “Engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah, melainkan yang dipikirkan manusia.” Maka para sahabat yang terkasih, tentunya salah kalau saya mengatakan Petrus sebagai pecundang, selain memperhitungkan motivasinya dalam menegor Yesus di atas, tentu melihat pertobatannya yang radikal dan jasanya bagi Gereja yang kudus. Bagi saya, kesalahan Petrus dalam Injil hari ini, rasanya tipis-tipis amat. Dan justru karena itulah, mungkin kita mempunyai kecenderungan manusiawi dan duniawi yang dekat-dekat dengan Petrus, yakni lebih memikirkan apa yang dipikirkan manusia, dan mengabaikan apa yang dipikirkan Allah. Saatnya bagi kita sekarang, untuk melihat dan merenungkan kecenderungan kita tersebut.
Para sahabat yang terkasih, semoga Hati Kudus Yesus semakin merajai hati kita, agar kita diberanikan untuk mengedepankan pikiran Allah di atas pikiran, kata-kata, sikap, dan tindakan kita sehari-hari. Terima kasih. Tuhan memberkati kita semuanya.
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:
Allah Bapa sumber kebijaksanaan, ajarilah kami memahami siapakah Putra-Mu itu berkat roti anggur ini dan ajarilah pula kami menemukan kehendak-Mu. Demi Kristus, ….
ANTIFON KOMUNI – Markus 8:29
Yesus bertanya, “Menurut kamu, siapakah Aku ini?’ Petrus menjawab, “Engkaulah Mesias!”
DOA SESUDAH KOMUNI:
Marilah berdoa: Allah Bapa Mahakudus, semoga nama Putra-Mu memperbarui hidup kami. Perkenankanlah kami ikut serta menanggung penderitaan-Nya dan saling membebaskan diri dalam kehidupan penuh cinta kasih. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
No Comments