Senin, 21 Februari 2020 Hari Biasa Pekan VII

Rm. Agustinus Sugiarno SCJ dari Komunitas Provinsialat SCJ Palembang Indonesia

 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 19:15

Semoga Engkau berkenan akan ucapan mulutku, dan akan renungan hatiku di hadapan-Mu, ya Tuhan, gunung batu dan penebusku.

PENGANTAR:

Orang bijak dan pandai dapat kita lihat dalam tingkah lakunya la ramah, sabar, suka damai dan terbuka terhadap pikiran or ang lain dan dapat memahami kelemahan. Tetapi roh jaha juga dapat kita kenal dari tindakannya. Dan kita tidak memilik penangkalnya selain doa dan puasa.

DOA PEMBUKA: 

Marilah berdoa: Allah Bapa mahabijaksana, semoga kami lembut hati dan bijaksana berkat semua sabda tentang diri-Mu, yaitu Yesus Putra-Mu. Semoga belas kasih-Mu selalu menguasai hidup kami. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Rasul Yakobus 3:13-18

“Jika kalian puas dalam hati, janganlah membanggakan diri.” 

Saudara-saudara terkasih, siapakah di antara kalian yang bijak dan berbudi? Baiklah ia menyatakan perbuatannya dengan cara hidup yang baik dan lewat hikmat yang lahir dari kelemah-lembutan. Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran! Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia dan dari setan-setan. Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas itu pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buahan yang baik; tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran itu ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 19:8.9.10.15

Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.

  1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.

  2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.

  3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.

  4. Mudah-mudahan Engkau sudi mendengarkan ucapan mulutku, dan berkenan akan renungan hatiku, ya Tuhan, Gunung Batu dan Penebusku!

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, allleluya. Alleluya.
S : (2Tim 1:10b) Yesus Kristus, Penebus kita, telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 9:14-29

“Aku percaya, ya Tuhan! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!” 

Pada suatu hari Yesus bersama Petrus, Yakobus dan Yohanes, turun dari gunung, lalu kembali pada murid-murid lain. Mereka melihat orang banyak mengerumuni para murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka. Ketika melihat Yesus, orang banyak itu tercengang-cengang semua, dan bergegas menyambut Dia. Yesus lalu bertanya kepada mereka, “Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?” Kata seorang dari orang banyak itu, “Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. Setiap kali roh itu menyerang, anakku dibantingnya ke tanah. Lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan, dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah minta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu?” Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!” Lalu mereka membawanya kepada Yesus. Dan ketika roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya; dan anak itu terpelanting di tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. Kemudian Yesus bertanya kepada ayah anak itu, “Sudah berapa lama ia mengalami ini?” Jawabnya, “Sejak masa kecilnya! Seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api atau pun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu, jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.” Jawab Yesus, “Katamu, ‘jika Engkau dapat?’ Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” Segera ayah anak itu berteriak, “Aku percaya! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!” Ketika melihat makin banyak orang yang datang berkerumun, Yesus menegur roh jahat itu dengan keras, kata-Nya, “Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau: Keluarlah dari anak ini, dan jangan memasukinya lagi!” Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncangkan anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang mengatakan, “Ia sudah mati.” Tetapi Yesus memegang tangannya dan membangunkannya, lalu ia bangkit berdiri. Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka, “Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?” Jawab Yesus, “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Agustinus Sugiarno SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Sahabat RESI yang terkasih, Yesus adalah sosok pribadi yang menarik bagi banyak orang. Maka tidak mengherankan kalau Yesus selalu dikelilingi dan dinanti banyak orang. Mengapa? Karena Yesus penuh wibawa, ajaranNya sangat menarik dan Dia selalu berbuat baik. Memang Yesus datang kedunia ini untuk mewujudkan kehadiran kerajaan Allah. Kalau Dia menyembuhkan orang sakit, bukan pertama-tama untuk kesembuhan jasmaninya, tetapi Yesus mau membawa orang-orang kepada iman kepercayaan bahwa Kerajaan Allah sudah hadir dalam diri-Nya.

Demikian pula kisah pengusiran setan atau Roh jahat yang kita dengar dalam Injil hari ini. Bukan semata mata untuk menunjukkan kuasa dan kehebatan-Nya, melainkan Dia mau menunjukkan bahwa kerajaan setan sudah hancur dan kerajaan Allah sudah hadir. Untuk itu Yesus menuntut agar orang percaya kepadaNya.

Anak yang kerasukan roh dikatakan sangat menderita. Penderitaan, dari konteks dunia lama maupun sampai pada hari ini, sering kali dianggap sebagai akibat dari adanya sesuatu yang tidak beres dalam diri seseorang. Dalam konteks kitab suci, penderitaan itu datang karena ulah dari setan, dari roh jahat. Maka ketika ada orang yang bisu tuli, anggapan umum masyarakat adalah ia sedang dalam kuasa setan, kuasa roh jahat yang membuatnya sedemikian rupa.

Satu-satuya cara menyembuhkan orang yang demikian adalah dengan mengusir roh yang menyebabkan penderitaan itu. Masyarakat percaya bahwa ada kekuatan yang lebih besar yang mampu mengalahkan roh jahat yang ada dalam diri anak itu. Dari dialog dengan Yesus, akhirnya sang ayah anak itu percaya bahwa kuasa Yesus jauh mengatasi kuasa roh yang menguasai anaknya. Maka kemudian bapak itu mengatakan “Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!”.

Kepercayaan sang ayah kepada Yesus kemudian menjadi babak baru dalam kisah ini. Kepercayaan itu mengatasi segala kekuatiran dan kelemahan yang ada. Sang ayah kemudian mempunyai harapan yang besar akan anaknya yang kembali, anaknya yang terbebas dari kuasa roh jahat. Kepercayaan dan kepasrahan dalam Yesus mengubah sang ayah dari lemah menjadi kuat, dari kematian menuju kebangkitan. Dan lebih dari itu, kepercayaan sang ayah kemudian  menghantar sang anak pada kebebasan dari kuasa jahat, terlepas dari belenggu kebisuan dan ketulian yang selama ini ia alami.

Dalam dunia kita saat ini, dinamika harian dari hidup kita sering kali tidak begitu saja dengan mudah mampu kita lewati. Ada banyak tantangan dan kesulitan yang pasti mau tidak mau harus kita hadapi. Tidak jarang tantangan itu membuat kita merasa tidak berdaya sama sekali, merasa sudah tidak punya harapan, seolah hidup menjadi sudah berhenti sampai di sini saja. Jangankan untuk memandang besok, melihat hari ini saja sudah sedemikian beratnya. Masihkah ada harapan cerah untuk besok?

Di dalam nama Tuhan Yesus, jawaban pasti bahwa senantiasa ada harapan yang lebih baik untuk yang akan datang. Hanya saja sekarang pertanyaannya adalah sudah sejauh mana sikap kita seperti ayah dari anak yang kerasukan roh dalam injil hari ini? Sudah kah kita mempunyai sikap yang sama: “Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!”? Mungkin saja karena merasa sudah menjadi orang katolik sekian lama, kita lupa perlu memohon rahmat seperti itu?

Sebagai orang beriman, sudah semestinya kita tidak membiarkan diri kita dihinggapi roh kebisuan dan ketulian yang membuat hidup kita menjadi mandeg, tidak berkembang dan berbuah. Memperkenankan Tuhan Yesus terlibat dalam hidup kita, baik ketika sedih maupun senang akan memampukan kita menjadi seperti ayah dan anak dalam kisah hari ini. Dan pada akhirnya kita berani mengambil waktu sejenak setiap harinya untuk berdoa, karena banyak jenis pekerjaan yang tidak mampu kita selesaikan hanya dengan bekerja dan bekerja. Hati Kudus Yesus memberkati.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa mahakuasa, semoga kekurangan iman kami Kaulengkapi dengan roti anggur ini dan semoga benar-benar kami hayati kehadiran-Mu dalam diri kami. Demi Kristus, ….

ANTIFON KOMUNI – Markus 9:28b.29

“Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?” “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.”

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa mahakudus, singkirkanlah segala kuasa kejahatan dari dunia ini dan nyalakanlah api daya kehidupan yang telah disulut oleh Yesus Putra-Mu demi keselamatan semua orang. Demi Kristus, Tuhan…..

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

No Comments

Leave a Comment