Sabtu, 09 Juli 2022 – Hari Biasa Pekan XIV

Rm. Thomas Suratno SCJ dari Komunitas SCJ Jakarta Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Yesaya 6:1-8

Aku mendengar Tuhan bersabda, ‘Siapa yang akan Kuutus? Dan siapa yang akan pergi atas nama-Ku?’ Maka aku menjawab, ‘Inilah aku, utuslah aku!’

PENGANTAR:

Sejak memanggil Yesaya menjadi Nabi, Allah mewahyukan diri sebagai Allah yang dahsyat, Tuhan bala tentara. Hanya setelah disucikan oleh Allah itu, ia dapat berbicara kepada umat. Dalam Perjanjian Baru Yesus mewahyukan kekudusan Allah melalui cinta kasih Allah yang membela siapa pun yang kecil dan papa.

DOA PEMBUKA:

Marilah bedoa: Allah Bapa mahakudus, kebijaksanaan-Mu tiada bandingnya namun Engkau berkenan menampakkan wajah-Mu dalam diri Yesus Mesias, Saudara kami. Semoga kami dapat berjasa bagi dunia seperti dia. Semoga kebahagiaan sesama menjadi sukacita kami yang besar. Sebab Dialah Putra-Mu, ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Yesaya 6:1-8

“Aku ini orang yang berbibir najis, dan mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam.” 

Dalam tahun wafatnya Raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi bait suci. Para Serafim ada di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutup muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutup kaki, dan dua sayap untuk melayang-layang. Mereka berseru seorang kepada yang lain, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu, dan rumah itu pun penuhlah dengan asap. Lalu aku berkata, “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini orang yang berbibir najis, dan aku tinggal di tengah bangsa yang berbibir najis, namun mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam.” Tetapi seorang dari para Serafim itu terbang mendapatkan daku. Di tangannya ada bara api, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkannya pada mulutku serta berkata, “Lihat, bara ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” Lalu aku mendengar suara Tuhan bersabda, “Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapakah yang akan pergi atas nama-Ku?” Maka aku menjawab, “Inilah aku, utuslah aku!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 93:1ab.1c-2.5

Ref. Tuhan adalah Raja. Ia berpakaian kemegahan.

  1. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan dan kekuatanlah ikat pinggang-Nya.

  2. Sungguh, telah tegaklah dunia, tidak lagi goyah! Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.

  3. Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu berhiaskan kekudusan, ya Tuhan, sepanjang masa!

BAIT PENGANTAR INJIL:

U :  Alleluya, alleluya, alleluya
S : Berbahagialah kalian, kalau dicacimaki demi Yesus Kristus, sebab Roh Allah ada padamu.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 10:24-33

“Janganlah takut kepada mereka yang membunuh badan.”

Pada waktu itu Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Seorang murid tidak melebihi gurunya, dan seorang hamba tidak melebihi tuannya. Cukuplah bagi seorang murid, jika ia menjadi sama seperti gurunya, dan bagi seorang hamba, jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. Jadi janganlah kalian takut kepada mereka yang memusuhimu karena tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka, dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi, yang takkan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah dalam terang. Dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah dari atas atap rumah. Dan janganlah kalian takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa. Tetapi takutilah Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual seduit dua ekor? Namun tak seekor pun jatuh tanpa kehendak Bapamu. Dan kalian, rambut kepalamu pun semuanya telah terhitung. Sebab itu janganlah kalian takut, karena kalian lebih berharga daripada banyak burung pipit. Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, dia akan Kuakui juga di depan Bapa-Ku yang di surga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, dia akan Kusangkal di hadapan Bapa-ku yang di surga.”
Demikianlah Sabda Tuhan!
U. Terpujilah Kristus!

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm.  Thomas Suratno SCJ 

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Sahabat Resi yang terkasih, jumpa lagi dalam Renungan Singkat Dehonian hari ini, Sabtu – 09 Juli 2022. Hari Biasa dalam Pekan Biasa XIV. Bersama saya Romo Thomas Suratno, SCJ dari Komunitas SCJ Cilandak-Jakarta-Indonesia mendengar dan merenungkan sabda Tuhan, yakni firman Tuhan yang tersurat dalam Injil Mat 10:24-33.

Sahabat Resi yang terkasih, dalam ajaran-Nya, Yesus berkata, “Janganlah kamu takut” (Mat 10:26,28), ttp juga Dia berkata, “Takutlah” (Mat 10:28). Janganlah takut menghadapi para pendengarmu; janganlah takut akan apa yang akan dikatakan orang-orang; janganlah takut bahkan kepada orang-orang yang akan membunuh kamu, kata Yesus. Namun “… takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka” (Mat 10:28), artinya takut kepada Allah. Dari sini, kita harus memiliki keprihatinan atas apa yang dipikirkan Allah tentang diri kita.

Sahabat Resi yang terkasih, Ingatlah bahwa semakin kita merasa dekat dengan Allah, semakin kuat dan baiklah kita. Hal tersebut mengubah kita menjadi seorang pribadi yang lebih baik. Ketika Yesus berkata bahwa kita harus takut kepada Allah, Dia juga mengatakan bahwa kita tidak usah takut kepada Bapa surgawi karena Dia adalah “seorang” Bapa yang sangat mengasihi kita anak-anak-Nya.

Dengan demikian Sahabat Resi yang terkasih, kita harus menarik suatu garis keseimbangan yang baik antara rasa takut dan cintakasih. Apabila cintakasih itu riil, maka jelas hal itu berarti kurangnya hal-hal yang ditakuti, kita tidak merasa takut ketahuan dan tertangkap basah, kita jujur dengan pribadi yang sungguh kita kasihi. Namun kita juga takut: takut untuk menyakiti orang yang kita kasihi, takut untuk menjadi egois atau tidak jujur atau tidak setia. Cintakasih yang sejati mengandung suatu rasa takut di dalamnya: rasa takut bahwa pada suatu hari saya dapat mengabaikan orang yang sangat saya kasihi.

Sahabat Resi yang terkasih, kita semua dipanggil dan diutus menjadi nabi-nabi masa kini. Untuk itu, kita harus berusaha membersihkan diri lebih dahulu, karena hati kita – secara jujur kita harus mengatakan – masih kotor dan perlu dibersihkan. Sesudah itu barulah kita merasa tidak takut lagi akan tantangan dan halangan “yang dapat membunuh badan kita, tetapi tidak dapat membunuh jiwa kita”. Kita akan kuat di dalam iman. Para martir telah memberikan kesaksian itu. Misal: Uskup Agung Oscar Romero menjadi saksi iman dan keadilan di negaranya, sampai dia ditembak mati ketika sedang Misa. St. Yohanes Paulus II tidak takut akan ancaman pembunuhan ketika beliau melawan komunisme di Eropa. Paus Fransiskus juga tak takut mati ditembak karena mewartakan kerahiman Tuhan. Ketika berkunjung ke negara lain, Paus malah menolak memakai mobil anti-peluru. Memang, jika Tuhan di pihak kita, siapakah yang kita takuti? Semoga kita semua mau mencontoh teladan iman mereka sehingga kita berani menepis rasa takut demi menjalankan perutusan mewartakan Kabar Gembira.

DOA: Ya Tuhan Yesus, biarlah aku merasa prihatin, bahkan takut akan apa yang terjadi dalam hatiku yang terdalam karena dalam hati kamilah cintakasih harus nyata, bukan sekadar dalam ucapan kataku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu, ya Tuhan. Amin.

Semoga Allah yang mahakuasa memberkati saudara dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa sumber kehidupan, berilah kami rezeki, agar dapat memahami, bahwa Engkaulah yang menghidupkan dan menghidupi kami melalui Yesus Putra-Mu. Maka sudilah menerima ucapan syukur kami kepada-Mu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.

ANTIFON KOMUNI – Yesaya 6:3

Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa sumber kedamaian, berkenanlah menanam dalam-dalam sabda-Mu di hati kami, serta utuslah kami mewartakan sabda-Mu dalam segala sepak terjang kami. Semoga kedamaian yang kami cari-cari tiada lain daripada kedamaian-mu sendiri. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

No Comments

Leave a Comment