Selasa, 20 September 2022 – Peringatan Wajib St. Andreas Kim Tae-gŏn, Imam dan St. Paulus Chŏng Ha-san

Rm. Yohanes Dwi Wicaksono SCJ dari komunitas SCJ Cipinang-Cempedak Jakarta-Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA:

Para kudus bergembira di surga, sebab mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, sehingga kini bersuka ria selamanya.

PENGANTAR:

“Kita telah menerima Sakramen Baptis, masuk dalam pelukan Gereja, serta menerima kehormatan disebut sebagai umat Kristiani. Tetapi, apa gunanya semua itu jika kita hanya Kristen dalam nama dan tidak dalam kenyataan?” demikianlah ucapan St Adreas Kim Taegon seorang imam yang kita peringati pada hari ini bersama dengan St. Paulus Chong Hasang seorang awam. Yesus menghendaki agar semua orang menjadi putra dan putri Bapa-Nya. Maka kita lalu dapat mencari kehendak Bapa. Dan kita menjadi saudara-saudari Yesus, anggota keluarga besar Bapa di surga.

DOA PEMBUKA:

Marilah bedoa: Tuhan perisai dan pelindung kami, kuatkanlah kiranya kami berkat santapan suci ini, agar kami mampu mengikuti teladan Santo Andreas Kim Taegon & St. Paulus Chong Hasang, martir-Mu. Semoga kami diteguhkan oleh Roh-Mu, sehingga brsedia mewartakan kebenaran-Mu, yaitu kabar gembira bagi seluruh dunia. Demi Kristus, …

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Amsal 21:1-6.10-13

“Bermacam-macam pepatah.”

Hati raja laksana batang air di tangan Tuhan, yang Dia alirkan ke mana saja Ia kehendaki. Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati. Melakukan kebenaran dan keadilan lebih berkenan di hati Tuhan daripada kurban. Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita orang jahat, adalah dosa. Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan. Memperoleh harta benda dengan lidah dusta adalah kesia-siaan yang lenyap dari orang yang mencari maut. Hati orang fasik mengingini kejahatan dan tidak menaruh belas kasih kepada sesamanya. Jikalau si pencemooh dihukum, orang yang tak berpengalaman menjadi bijak, dan jikalau orang bijak diberi pengajaran, ia akan memperoleh pengetahuan. Yang Mahaadil mengawasi rumah orang fasik, dan menjerumuskan orang fasik ke dalam kecelakaan. Siapa yang menutup telinga bagi jeritan lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 119:1.27.30.34.35.44

Ref. Bimbinglah hidupku, ya Tuhan, menurut petunjuk perintah-Mu.

  1. Berbahagialah orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan.

  2. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.

  3. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.

  4. Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang hukum-Mu; dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.

  5. Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu sebab aku menyukainya.

  6. Aku hendak berpegang pada Taurat-Mu senantiasa, untuk seterusnya dan selamanya.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (Luk 11:28)  Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan melakukannya. Alleluya.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 8:19-21

“Ibu dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya.”

Pada suatu hari datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus hendak bertemu dengan Dia. Tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Maka diberitahukan kepada Yesus, “Ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Dikau.” Tetapi Yesus menjawab, “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan melaksanakannya.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Yohanes Dwi Wicaksono SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Bagi sebagian orang, menjadi kerabat dari orang yang terkenal atau menjadi public figure merupakan sebuah kebanggan tersendiri. Atau paling tidak sering terjadi bahwa orang akan menjadi sangat bangga jika mempunyai kenalan atau relasi dengan orang yang mempunyai kedudukan tinggi pada suatu instansi penting dalam masyarakat. Ada keluarga yang memanfaatkan berbagai kemudahan dan fasilitas dengan situasi ini. Tetapi ada juga keluarga yang tidak mau memakai berbagai fasilitas dan kemudahan dengan adanya relasi dari pejabat tertentu.

Perikopa Injil hari ini menggambarkan situasi dimana Yesus dikunjungi oleh ibu dan saudar-saudaranya. Ada yang mengatkan bahwa Yesus mulai menjadi semakin ‘gila’ maka mereka datang untuk mengambil-Nya. Tetapi perikopa hari ini tidak mengatakan itu. Kita bisa menduga bahwa mereka datang karena memberi perhatian dan kasih yang besar pada Yesus.

Dalam konteks sekarang, dimana kita tahu siapa Yesus, pastilah kita akan menjadi bangga jika kita termasuk dalam golongan ibu dan saudara-saudara-Nya. Yesus bisa melakukan banyak perkara, mulai dikenal di berbagai tempat, mempunyai banyak pengikut, bisa menyembuhkan orang sakit, dan lain sebagainya. Ada banyak kebanggan yang ada pada-Nya. Maka kalau kita menjadi bagian dari ibu dan saudara-saudara-Nya, pastilah kita akan ikut bangga.

Pertanyaannya adalah apakah masih mungkin menjadi bagian itu?

Yesus menegaskan “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.” Maka siapapun kita sekarang ini bisa menjadi bagian dari itu. Syaratnya gampang, mendengarkan dan melakukan firman Allah. Tidak perlu akte kelahiran dan lain-lainnya, bahkan juga tidak ada biaya pendaftaran.

Panggilan kita saat ini adalah menjadi bagian dari ‘ibu dan saudar-saudara Yesus’. Apapun konteks hidup kita, mendengarkan dan melaksanakan firman-Nya adalah cara khas untuk hidup sebagai ‘saudara’ Yesus. Mendengarkan dan melaksanakan firman-Nya bukan hanya ketika bulan kitab suci. Dalam setiap kesempatan, setiap hari, kita melakukannya.

Konkretnya bagaimana? Cintailah keluarga masing-masing dengan baik dan benar. Bekerjalah yang tekun untuk kesejahteraan keluarga. Luangkanlah waktu untuk berdoa dan bermain bersama keluarga. Ajaklah keluarga untuk terlibat dalam Gereja dan masyarakat. Masing-masing fokuslah pada yang baik dan benar untuk keluarga. Dari keluarga mengalir ke dalam Gereja dan negara.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, ajarilah kami memahami kehendak-Mu berkat roti anggur ini, dan bimbinglah kami menempuh jalan yang telah dilalui Yesus Putra-Mu, Tuhan ….

ANTIFON KOMUNI – Mazmur 119:35

Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa Maha Pengasih, kami bersyukur karena Engkau berkenan menerima kami sebagaimana adanya. Kami mohon dilimpahi sikap dan semangat ramah tamah terhadap siapa pun yang kami jumpai di mana saja. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

St. Andreas Kim Tae-gŏn, Imam dan St. Paulus Chŏng Ha-san, Martir

St. Andreas Kim Tae-gŏn

St.Andreas Kim Taegon (김대건 안드레아) adalah imam Katolik pertama dari Korea. Di akhir abad ke-18, agama Katolik Roma di Korea mulai “secara sangat perlahan mengakar”, dan diperkenalkan oleh para umat awam. Baru pada tahun 1836 Korea menerima kedatangan para imam misionaris yakni para biarawan MEP (Mission Etrangères de Paris) dari Perancis.

Andreas Kim Taegon terlahir di tengah keluarga terpandang masyarakat Korea saat itu (yangban), orang tua Kim Taegon berubah memeluk agama Katolik dan karena itu ayahnya kemudian dihukum mati. Menjadi Kristen – suatu tindakan terlarang di Korea saat itu yang sangat kental Konfusianisme-nya. Kim Taegon belajar di sebuah seminari di Makau dan ditahbiskan menjadi seorang imam di Shanghai setelah enam tahun. Ia kemudian kembali ke Korea untuk berkhotbah dan menyebarkan Injil.

Selama masa Dinasti Joseon, agama Kristiani ditindas keras dan banyak umat Kristiani yang disiksa dan dibunuh. Umat Katolik harus secara tertutup mempraktekkan iman mereka. Kim Taegon adalah salah satu dari beberapa ribu umat Kristiani yang dihukum mati selama masa ini. Pada tahun 1846, dalam usia 25 tahun, ia disiksa dan dihukum pancung. Kata-kata terakhirnya adalah:

Pada tanggal 6 Mei 1984 Paus Yohanes Paulus II mengkanonisasi Andreas Kim Taegon bersama dengan 102 orang Martir Korea lainnya, termasuk diantaranya St.Paulus Chong Hasang. Hari raya penghormatan kepada mereka adalah tanggal 20 September.

Sumber: https://katakombe.org/para-kudus/september/andreas-kim-taegon.html

 

St. Paulus Chŏng Ha-san

Santo Paulus Chong Hasang adalah salah seorang pendiri Gereja Katolik di Korea. Ia juga salah satu dari 103 Martir Korea yang wafat sebagai saksi Kristus pada masa penganiayaan umat kristen di Korea (1839 -1867).

Ayahnya adalah Yak Jong yang tewas sebagi martir pada tahun 1801 dimasa penganiayaan Shin-Yu. Pada masa itu penganiayaan terhadap iman kristen telah menewaskan semua pemuka Kristiani di Korea. Ibunya adalah santa Cecilia Yu, dan seorang saudaranya juga menjadi seorang kudus yaitu santo Jung Hye.

Paulus Chong Hasang berusaha keras untuk mempersatukan kembali umat Kristen yang tercerai-berai, dan mendorong mereka untuk menjaga iman dan menjalankan keyakinan mereka. Dia menulis Sang-Je-Sang-Su yang menjelaskan kepada pemerintah Korea bahwa Gereja Katolik bukanlah sebuah ancaman bagi mereka.

Paulus menyeberang ke Cina sembilan kali, bekerja sebagai pelayan untuk korps diplomatik Korea. Di sana ia juga berusaha meminta bantuan uskup Beijing agar dapat mengirimkan lebih banyak imam ke Korea. Paulus bahkan memohon bantuan langsung ke Roma. Usahanya membuahkan hasil nyata ketika pada tanggal 9 September 1831, Paus Gregorius X resmi mendirikan sebuah keuskupan di Korea.

Ketika para misionaris  mulai diutus ke Korea, Paulus masuk seminari. Namun sebelum sempat ditahbiskan menjadi seorang imam, Paulus tewas sebagai martir pada tahun 1839, ketika Kaisar Hye Gi mulai menganiaya orang-orang Kristen.

Berikut daftar para martir Korea, imam, misionaris dan orang awam yang meninggal pada hari-hari awal Gereja di Korea. Sebagian besar dibunuh selama masa penganiayaan pada tahun 1839, 1846 dan 1867.

Sumber: https://katakombe.org/para-kudus/september/paulus-chong-hasang.html

1 Comment

Leave a Comment