Senin, 26 Desember 2022 – Pesta St. Stefanus, Martir Pertama

Rm. Thomas Suratno SCJ dari Komunitas SCJ Jakarta Indonesia

 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA⁣

Pintu surga terbuka bagi Stefanus. Dialah yang pertama di antara para martir. Maka ia berseri mulia di surga, dimahkotai dengan kemenangan.⁣

PENGANTAR⁣

Di antara tujuh diakon jemaat di Yerusalem (Kis 6:5) Stefanus memainkan peran yang istimewa. Ia digambarkan sebagai orang yang penuh rahmat dan kekuatan, penuh Roh Kudus. Ia tampil dalam debat melawan orang Yahudi. Tetapi akhirnya Sefanis digelantang ke mahkamah Yahudi dan diputuskanlah hukuman matI. Stefanus merupakan teladan martir Kristiani: ia mewartakan Yesus yang tersalib dan Mesias yang diangkat dalam kemulaan Allah, ia melihat Putra Manusia di sisi kanan Allah dan kesaksiannya itu diteguhkan dengan kata dan darah⁣

DOA PEMBUKA⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa yang mahakuasa dan mahamulia, hari ini kami rayakan martir pertama Gereja-Mu. Kami mohon, doronglah kami menarut, cinta kasih kepada musuh dan lawan kami sebagaimana Santo Stefanus, yang mendoakan para pembunuhnya Demi Yesus Kristus….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kisah Para Rasul 6:8-10; 7:54-59

“Aku melihat langit terbuka.”

Sekali peristiwa Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. – Mereka tampil bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang ini bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh Kudus yang mendorong dia berbicara. Mendengar semua yang dikatakan Stefanus, para anggota Mahkamah Agama sangat tertusuk hatinya. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serempak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17

Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan jiwaku.

  1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.

  2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Aku akan bersorak sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku.

  3. Lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku! Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya
S : (Mzm 118:26a,27a) Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 10:17-22

“Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja.”

Pada waktu mengutus murid-murid-Nya, Yesus berkata, “Waspadalah terhadap semua orang! Sebab ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama; dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berbicara, melainkan Roh Bapamu; Dialah yang akan berbicara dalam dirimu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh; demikian juga seorang ayah akan menyerahkan anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orangtuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Thomas Suratno SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Sahabat Resi Dehonian terkasih, jumpa kembali dengan saya, Romo Thomas Suratno, SCJ dari komunitas SCJ  Jakarta Indonesia dalam Renungan Singkat-dehonian edisi hari ini: Senin, 26 Desember 2022 –  (Hari kedua dalam Oktaf Natal) – Pesta St. Stefanus – Martir Pertama. Marilah kita mendengarkan sabda Tuhan, yakni firman Tuhan yang tersurat dalam  INJIL: Mat 10:17-22.

Pada hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan pesta St. Stefanus, Martir pertama. Pesta St. Stefanus dirayakan secara liturgis sehari setelah kita semua merayakan kelahiran Yesus. Mungkin banyak di antara kita merasa heran, mengapa kita barusan bersukacita karena kelahiran Yesus Kristus sekarang malahan kesedihan karena kematian para kudus seperti Stefanus. St. Fransiskus dari Asisi memberi inspirasi kepada kita untuk mengerti betapa misteri inkarnasi itu menyatu dengan kematian. Fransiskus melihat kemanusiaan Yesus yang baru dan mendalam serta melihat adanya ada titik pertemuan antara misteri inkarnasi dan kebangkitan Kristus.

Dengan memandang Bayi Yesus di dalam palungan kita dapat mengerti bahwa palungan Yesus itu laksana altar di mana Yesus mengorbankan diriNya untuk keselamatan kita. Ini juga yang selalu dikenang di dalam perayaan Ekaristi. Hal yang sama akan terjadi ketika kita memandang Yesus yang tersalib. Salib Kristus adalah altar yang indah di mana Kristus mengorbankan diriNya sampai tuntas untuk keselamatan kita. Maka baik palungan maupun salib adalah altar yang membuat kita memahami betapa luhurnya kasih Allah bagi kita umatNya.

Pada hari ini kita merayakan pesta St. Stefanus, martir pertama. Ketika Gereja perdana mulai berkembang lebih pesat maka dibutuhkan para pelayan baru untuk meringankan tugas dari para rasul sebagai pewarta Sabda. Penginjil Lukas memberi kesaksian bahwa Gereja perdana berkembang pesat, jumlah murid bertambah sehingga timbullah rasa cemburu di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang ibrani karena pembagian kepada para janda diabaikan. Dengan demikian para rasul mengumpulkan para murid untuk memilih tujuh orang daikon untuk pelayanan khusus ini. Ketujuh diakon itu adalah Stefanus, Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas, dan Nikolaus.

Stefanus adalah satu-satunya diakon yang dikatakan sebagai seorang yang penuh iman dan Roh Kudus. Ia penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Ini menimbulkan kecemburuan orang-orang Libertini yang tidak mampu bersoal jawab dengannya karena hikmat Tuhan besar di dalam diri Stefanus. Stefanus kemudian dibunuh dengan cara dilempari batu. Sebelumnya Stefanus sudah memandang ke langit, kelihatan langit terbuka dan ia melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di samping kanan Bapa. Ia juga menyerahkan dirinya kepada Tuhan: “Tuhan Yesus terimalah roh-ku”. Ia juga masih sempat mengampuni para algojo: “Tuhan janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!”

Kisah Stefanus ini menarik perhatian kita. Ia sudah menjadi diakon yang melayani Tuhan melalui kaum miskin, ternyata masih belum cukup. Ia menyerahkan dirinya secara total kepada Tuhan dengan menumpahkan darahNya untuk Tuhan. Menjadi martir yang menumpahkan darah atau mencuci jubah dengan darah Anak Domba adalah panggilan istimewa dari Tuhan bagi orang-orang istimewa. Pada zaman ini menjadi martir lebih berhubungan dengan bagaimana menghayati iman dan memberi kesaksian akan kasih dan kebaikan Allah bagi sesama. Orang-orang melihat di dalam diri kita Kristus yang datang untuk melayani manusia yang lemah sampai wafat di kayu salib.

Mari kita memandang langit terbuka. Kita melihat cahaya yang terpancar dari sang Anak Manusia yang lahir dalam kemiskinan, yang wafat dalam kemiskinan sehingga menjadikan kita orang-orang yang kaya akan rahmat Tuhan. Natal tidak hanya berarti kelahiran seorang bayi, tetapi natal berarti kita lahir baru, dari kematian kepada kehidupan kekal bersama Tuhan. Ini butuh pengorbanan diri, butuh kemartiran.

DOA:

“Santo Stefanus, martir suciku, bantulah aku untuk menjadi martir Kristus bagi sesame seperti dirimu sendiri. Doakan dan semangatilah jiwaku. Amin.

Semoga Allah yang mahakuasa memberkati saudara dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

DOA PERSIAPAN⁣

Allah Bapa, sumber kemuliaan abadi, kami persembahkan roti anggur pada pesta Santo Stelanus, martir-Mu, yang telah mengurbankan dirinya demi iman. Terimalah kiranya dengan rela tanda bakti cinta kasih umatMu ini. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.⁣

ANTIFON KOMUNI – Kis 7:58⁣

Mareka merajam Stefinus yang berdoa, “Tuhan Yesus, terimalah nyawaku.”⁣

DOA PENUTUP⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa, sumber keselamatan kami. Kami bersyukur atas kerahiman yang Kau limpahkan kepada kami. Engkau telah menyelamatkan kami dengan kelahiran Putra-Mu terkasih dan menggembirakan kami dengan kelahiran Santo Stefanus di surga. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami…. ⁣

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

Santo Stefanus

Stefanus martir, Stephen the Deacon

( Ilustrasi : Martyrdom of St Stephen – Painting by Lorenzo Lotto 1516 )

Nama Stefanus berasal dari Bahasa Yunani Stephanos, yang berarti “mahkota”.  Ia adalah pengikut Kristus pertama yang menerima mahkota kemartiran. Stefanus adalah seorang diakon pada masa Gereja Perdana. Kita membaca kisah tentangnya dalam Kitab Kisah Para Rasul. Petrus dan para rasul lainnya menyadari bahwa mereka membutuhkan penolong-penolong untuk mengurus para janda serta kaum miskin. Jadi, mereka mentahbiskan tujuh orang diakon. Stefanus adalah yang paling terkenal dari antara mereka.

“Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari. Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: “Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman.” Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka.” (KIS 6:1-6)

Tuhan mengadakan banyak mukjizat melalui St. Stefanus. Ia berbicara dengan hikmat dan karunia yang membuat banyak dari para pendengarnya menjadi pengikut Yesus. Para musuh Gereja Yesus merasa geram melihat betapa berhasilnya khotbah St.Stefanus. Pada akhirnya, mereka bersekongkol untuk melawan dia. Mereka tidak dapat membantah perkataan-perkataannya yang bijaksana, jadi mereka memerintahkan beberapa orang untuk bersaksi dusta terhadapnya. Saksi-saksi palsu itu mengatakan bahwa Stefanus telah berbicara hujat terhadap Tuhan. Stefanus menghadapi gerombolan para musuhnya yang banyak itu tanpa rasa takut.  Kitab Suci mengatakan bahwa wajahnya menjadi serupa dengan wajah malaikat.

“Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.” (KIS 6:15)

Dalam sidang itu Stefanus berbicara tentang Yesus dan menunjukkan bahwa Ia adalah Mesias yang dijanjikan Tuhan. Ia mencela ketidak-percayaan mereka kepada Yesus sama seperti dulu nenek moyang mereka yang juga tidak percaya kepada nabi-nabi terdahulu. Mendengar itu, mereka menjadi amat marah serta berteriak-teriak kepadanya. 

“Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah” (KIS 7:55-56)

Para musuhnya menutup telinga mereka dan tidak mau mendengarnya lebih lanjut. Mereka menyeret St. Stefanus ke luar kota Yerusalem dan melemparinya dengan batu hingga mati. Orang kudus itu berdoa, “Tuhan Yesus, terimalah rohku!” Kemudian ia berlutut serta memohon kepada Tuhan untuk tidak menghukum para musuh yang membunuhnya.

“Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah ia” (KIS : 7:60)

Setelah pernyataan kasih yang sedemikian besar itu, Stefanus lalu meninggalkan dunia ini menuju kebahagiaan abadi bersama Yesus yang dikasihinya.

Pada KIS 8:2 dikatakan :  “Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat”.  Tidak ada penjelasan tentang dimana lokasi makam Martir pertama ini.  Sampai Pada Tahun 415 Masehi seorang peziarah dan imam bernama Lucian  mendapat penglihatan yang mengungkapkan lokasi jenazah Santo Stefanus dimakamkan. Lokasi dimana saat ini berdiri Gereja St Stefanus, di Yerusalem.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Arti nama

Dari bahasa Yunani Στεφανος (Stephanos) yang berarti : Mahkota

Variasi Nama

Stephen, Steven (English), Stephanos (Ancient Greek), Stepan (Armenian), Estebe, Eztebe (Basque), Stephanos (Biblical Greek), Stephanus (Biblical Latin), Stefan (Bulgarian), Esteve (Catalan), Stjepan, Štefan, Stevan, Stevo, Stipan, Stipe, Stipo (Croatian), Štěpán (Czech), Stefan, Steffen (Danish), Stefan, Stefanus, Steffen, Stef (Dutch), Tapani, Tahvo, Teppo (Finnish), Étienne, Stéphane (French), Estevo (Galician), Stefan, Steffen, Stephan (German), Stefanos, Stephanos (Greek), István, Pista, Pisti (Hungarian), Stiofán (Irish), Stefano (Italian), Stefans (Latvian), Steponas (Lithuanian), Stefan (Macedonian), Tipene (Maori), Estienne (Medieval French), Stefan, Steffen (Norwegian), Estève (Occitan), Stefan, Szczepan (Polish), Estevão (Portuguese), Ștefan, Fane (Romanian), Stepan (Russian), Steafan, Steaphan, Steenie (Scottish), Stefan, Stevan, Stevo, Stjepan (Serbian), Štefan (Slovak), Štefan (Slovene), Esteban, Estavan (Spanish), Staffan, Stefan (Swedish), Steffan (Welsh)

Bentuk Pendek : Ste, Steph, Stevie, Steve (English)

Sumber: https://katakombe.org/para-kudus/desember/stefanus.html

No Comments

Leave a Comment