AUDIO MP3:
PEMBERKARTAAN LILIN dan PERARAKAN
ANTIFON PEMBUKA:
Lihatlah, Tuhan kita datang berseri mulia menerangi mata para abdi-Nya. Alleluia.
PENGANTAR:
Empat puluh hari yang lalu kita merayakan hari Natal kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus dengan penuh suka cita dan semarak. Kini kita kenangkan hari suci Yesus dipersembahkan di kenisah. Nampaknya Ia memenuhi hukum Taurat, tetapi sebenarnya Ia datang untuk menemui umat yang percaya kepada-Nya. Maka terdorong oleh Roh Kudus datanglah Simeon dan Anna ke kenisah. Mereka mengenal Tuhan karena ilham Roh Kudus, dan dengan gembira mereka memuliakan Dia. Demikian pula kita sekarang dikumpulkan oleh Roh Kudus. Kita pun akan memasuki rumah Allah menyongsong Kristus. Kita akan bertemu dengan Dia dalam perjamuan kudus sampai pada hari Ia datang dalam semarak kemuliaan-Nya.
DOA PEMBERKATAAN LILIN
Marilah berdoa: Allah, asal mula dan sumber sinar terang sejati, hari ini Kautunjukkan cahaya para bangsa kepada Simeon yang tulus hati. Hari ini kami berkumpul dalam sinar cahaya lilin untuk memuji nama-Mu. Maka kami mohon: berkatilah (Ϯ) kiranya lilin kami, kabulkanlah permohonan umat-Mu dan bimbinglah kami menempuh jalan kebenaran sampai masuk ke dalam terang-Mu yang abadi. Demi Kristus, ….
LILIN-LILIN DIRECIKI AIR SUCI, KEMUDIAN:
I : Marilah kita berarak menyongsong Tuhan!
KIDUNG PERARAKAN – Luk 2:29-32
U : Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
P : Sekarang, Tuhan, perkenankanlah hamba-Mu berpulang dalam damai sejahtera menurut sabda-Mu.
U : Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
P : Sebab aku telah melihat keselamatan-Mu, ya Tuhan.
U : Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
P : Yang Kausediakan di hadapan segala bangsa.
U : Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
Waktu perarakan masuk gereja, dilagukan antifon pembukaan misa. Sesampai di altar, imam menghormatinya, dan jika dianggap perlu, mendupainya. Lalu imam pergi ke tempat duduk, mengenakan kasula. Sesudah ‘Kemuliaan’ diucapkan Doa Pembukaan.
MISA
ANTIFO PEMBUKA – Mzm 47:10-11
*Kami mengenangkan kasih setia-Mu, ya Allah, dalam rumah-Mu yang kudus. Sebagaimana Engkau berkuasa di seluruh dunia, demikian pun Engkau dipuji sampai ke ujung bumi.
PENGANTAR (bila tanpa perarakan)
Sepasang suami isteri Yahudi membawa Puteranya masuk ke kenisah. Mereka mengungkapkan iman kepercayaan mereka kepada Tuhan. Namun terjadilah hal yang luar biasa pada waktu itu. Sebab dengan masuknya Yesus, Maria dan Yosef, suatu generasi baru umat beriman mulai menguasai kenisah. Orang-orang kecil tak berarti mulai membuka diri terhadap iman.
KEMULIAAN
DOA PEMBUKA:
Marilah berdoa : Allah Bapa yang kekal dan kuasa, pada hari ini Putera-Mu yang tunggal menghadap Engkau dan dipersembahkan kepada-Mu sebagai manusia seperti kami. Kami mohon kepada-Mu, jemputlah kami, curahilah kami rahmat-Mu, hapuskanlah dosa-dosa kami, agar kelak kami pantas menghadap dan memandang Dikau dalam terang abadi. Demi Yesus Kristus, ….
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Nubuat Maleakhi 3:1-4
“Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya.”
Beginilah firman Tuhan semesta alam, “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Tuhan yang kamu cari itu dengan mendadak akan masuk ke bait-Nya. Malaikat perjanjian yang kamu kehendaki itu sesungguhnya, Ia datang. Siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia laksana api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan kurban yang benar kepada Tuhan. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala, dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 24:7.8.9.10
Ref. Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus.
-
Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
-
Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan yang perkasa dalam peperangan!
-
Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan.
-
Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!
BACAAN KEDUA: Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani 2:14-18
“Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.”
Saudara-saudara, orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian, Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham. Itulah sebabnya dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Agung yang menaruh belas kasihan, yang setia kepada Allah utnuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya, alleluya, alleluya
S : (Luk 2:32) Dialah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel. Alleluya.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 2:22-40 (Singkat: 2:22-32)
“Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu.”
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yusuf membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Waktu itu adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel; Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Anak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya, untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” [Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel, dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri -, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang. Ada juga di situ seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada saat Anak Yesus dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan bersyukur kepada Allah serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.]
Demikianlah sabda Tuhan!
U. Terpujilah Kristus!
RESI DIBAWAKAN OLEH Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Maria.
Sahabat Resi Dehonian yang dicintai dan mencintai Hati Kudus Yesus.. Salam jumpa Bersama Saya, Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ dari Rumah SCJ Cipinang Cempedak Jakarta Timur dalam Resi (Renungan singkat) Edisi Kamis, 02 Februari 2023, Pesta Yesus dipersembahkan Kenisah hari ini juga disebut hari hidup bakti, untuk para religius, biarawan-biarawati yang mempersembahkaan diri baagi Allah dan Gereja-Nya.
Tema Resi kita kali ini adalah: “Bersatu dalam persembahan diri Yesus”. Marilah kita mempersiapkan hati untuk mendengarkan bacaan hari ini. Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Para Sahabatku, saudari-saudara yang dikasihi dan mengasihi Hati Yesus. Kita semua pasti mengharapkan bahwa anak-anak kita, anak-anak yang lahir dalam keluarga Kristiani bisa bertumbuh menjadi pribadi yang baik, beriman mendalam, serta berbakti kepada orangtua, Gereja, dan Negara. Maka, peran orangtua menjadi sentral, sebagaimana yang dilakukan oleh keluarga Kudus Yusuf dan Maria kepada Putra Sulung mereka, Yesus.
Setelah 40 hari kelahiran Yesus seusai dengan ketentuan hukum Musa (Kel. 13:2) Bunda Maria dan Bapa Yosef mempersembahkan Putra Sulung mereka bagi Tuhan, mengapa? Anak sulung laki-laki itu diakui sebagai milik Tuhan sendiri, anugerah Tuhan yang harus dikembalikan lagi kepada-Nya. Mempersembahkan anak kepada Tuhan, berarti mengakui bahwa Tuhan itu pemilik kehidupan dan pemberi kesuburan.
Pada hari ini Gereja merayakan Pesta Yesus dipesembahkan di Kenisah. Pesta ini sudah berlangsung sangat lama sejak abad 5 di Gereja Timur dan dimulai abad ke 6 di Gereja Barat. Peristiwa ini juga disebut dengan Pesta Terang. Malalui peristiwa yang indah ini, apa yang bisa kita pelajari? Saya menawarkan 3 hal saja.
-
Keluarga kudus Nasaret menjadi teladan bagi keluarga Kristiani: Orang tua selalu mengakui anak mereka sebagai anugerah Allah dan perlu dipersembahkan kembali kepada Allah. Namun dalam praktek masih memprihatinkan. Tidak sedikit orang tua hanya memperhatikan kebutuhan afeksi, intelektual dan finansial anaknya. Mereka mengabaikan pembentukan iman anak mereka seperti melatih anak berdoa, mengajak mereka membaca Kitab Suci, membiasakan mereka ikut Ekaristi kudus, mengikut sertakan mereka dalam sekolah minggu, putra-putri altar, atau memberi mereka bacaan atau vcd rohani. Akibatnya anak hanya tahu minta dibelai, diberi uang saku, dibelikan mainan, minta jalan ke mall, asyik dengan HPnya tanpa mempedulikan lingkunganya, namun tidak tahu-menahu seluk-beluk iman Katolik.
-
Teladan persembahan diri, Pesta Yesus dipersembahkan di bait Allah seharus menyadarkan kita akan anugerah kehidupan yang lebih besar lagi, yakni panggilan kita menjadi Kristen. Kita telah menjdi Kristen karena Yesus. Dia anugerah yang paling besar yang diberikan Allah kepada kita. Bagi para imam, biarawan dan biarawati, hari ini merupakan hari istimewa untuk mengenang dan mendoakan panggilan hidup bakti yang sedang dihayati. Kita belajar dari Maria dan Yusuf yang mempersembahkan Yesus Putranya kepada Tuhan. Kita belajar dari Simeon dan Hanna yang selalu digerakkan oleh Roh Kudus sehingga mampu membaktikan dirinya siang dan malam di dalam bait Suci. Ini contoh orang yang memiliki komitmen penuh dalam pelayanan. Pertanyaannya adalah, apakah kita sungguh-sungguh mempersembahkan diri untuk melayani Tuhan dan sesama?
-
Peneguhan Iman Kristen, Kita patut bersyukur, karena kita sudah mengalami keselamatan, Terang Kristus. Kita bukan lagi hidup dalam kegelapan, melainkan dalam Terang Kristus yang menyinari kita semua. Karena itu kita patut bersyukur, sebab kita telah menjadi manusia baru dan terang bagi sesama di dalam Yesus yang adalah Terang. “Kamu adalah terang dunia” sabda Tuhan, “….hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Mat 5: 14-16). Dan akhirnya harapan kita bisa seperti Simeon, orang yang paling berbahagia di Kenisah saat itu. Kerinduan menantikan penghiburan terkabul. Sambil menyambut dan meneteng bayi itu, Simeon memuji Tuhan penuh syukur (Luk 2: 29-32). Ia melihat bayi yang digendongnya itu, ternyata suatu anugerah yang paling besar, yaitu kehidupan baru: Keselamatan (=Terang) yang berasal dari Allah. Dan Simeon rela untuk dipanggil menujue ke abadian.
Amin