Jumat, 10 Februari 2023 – Peringatan Wajib St. Skolastika, Perawan

Rm. Andreas Nugroho SCJ dari Komunitas SCJ Rumah Damai Dehon Palembang – Indonesia

 
 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA — Mzm. 15:5-6⁣

Tuhan, Engkaulah milik pusaka dan warisanku, dalam tangan-Mulah nasíbku. Tanah permai akan menjadi bagianku, milik pusakaku menyenangkan hatiku⁣⁣

PENGANTAR⁣

Tentang Santa Skolastika hanya berita dari Paus Gregorius Agung yang ada. Skolastika itu adik Santo Benediktus, dan sehagai biarawati ia tinggal di dekat Biara Monte Casino.Sekali setahun ia mengunjungi kakak- nya untuk percakapan rohani. Percakapan yang terakhir itulah yang luar biasa. Ia mendorong kakaknya agar diperpanjang sampas semalam suntuk. Tetapi Benediktus menolak. Skolastika berdoa dan terjadilah prahara yang menghalangi keduanya meninggalkan rumah tempat pertemuan diadakan. Skolastika lebih kuasa, karena cinta kasihnya lebih besar, kata Gregorius. Tiga hari kemudian, Benediktus melihat adiknya dalam rupa burung merpati naik ke surga. ⁣⁣

DOA PEMBUKA:⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa kami yang mahakudus, hari ini kami memperingati Santa Skolastika dengan permohonan semoga kami meniru dia dan mengabdi dengan cinta kasih menyala, sehingga dapat memperoleh hasil kasih sayang-Mu. Demi Yesus Kristus, Putra-Mu…⁣

BACAAN PERTAMA: Pembacaan dari Kitab Kejadian 3:1-8

“Kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”

Ular adalah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan Tuhan Allah. Ular itu berkata kepada wanita, “Tentulah Allah bersabda, ‘Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya’, bukan?” Wanita itu menjawab, “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan. Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah taman, Allah bersabda: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada wanita itu, “Sekali-kali kamu tidak akan mati! Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya, matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati, karena memberi pengertian. Maka ia mengambil buah itu, lalu dimakan, dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia; dan suaminya pun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua, dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara, dan membuat cawat. Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 32:1-2.5.6.7

Ref. Berbahagialah orang, yang pelanggarannya diampuni.

  1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!

  2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, “Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku.” Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.

  3. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi ia tidak akan terlanda.

  4. Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : Ya Allah, bukalah hati kami, agar kami memperhatikan sabda Anak-Mu. Alleluya.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 7:31-37

“Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”

Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus, dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian. Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya, “Effata”, artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu, dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceritakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang, dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Andreas Nugroho SCJ

Vivat Cor Jesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Sahabat  Pendengar Resi Dehonian terkasih, jumpa kembali dengan saya Romo Andreas Nugroho SCJ dari komunitas SCJ-Rumah Dehon Palembang-Indonesia, dalam Resi – Renungan Singkat – Dehonian edisi Jumat, 10 Februari 2023, Peringatan Wajib St. Skolastika. Sabda Tuhan yang akan kita dengar dan renungkan hari ini dari: Injil Suci menurut Markus 7:31-37

Sering kita kurang menyadari akan segala kebaikan Tuhan yang sudah menjadi bagian hidup kita. Kita bisa mendengar dengan baik dan jelas lewat telinga, bisa melihat dengan jelas lewat mata, bisa meraba dan merasa, bisa berbicara dengan mulut lidah kita. Saat semua indera berfungsi baik dan normal, kita bisa menikmatinya tanpa berusaha. Akan tetapi, jika sedikit saja ada masalah di pendengaran kita, mungkin karena ada hewan kecil masuk, tenggorokan sakit karena saat makan ikan, durinya tertelan, baru menyadarkan kita akan pentingnya indera yang kita punyai.

Seorang yang tuli dan bisu datang kepada Yesus, dan orang itu mendapatkan mukjizat dari Tuhan. Orang yang tuli dan bisu itu bisa mendengar dengan baik dan berkata-kata seperti sesamanya yang lain. Yesus Tuhan memulihkan ciptaan menjadi sungguh amat baik seperti awal kisah penciptaan manusia.

Kemampuan bicara seseorang amat bergantung dari kemampuan mendengarnya.

Orang yang tuli pasti ia juga bisu. Maka tadi, Tuhan Yesus memulihkan pendengaran orang itu terlebih dulu dengan menyentuh telinga orang itu, lalu meraba lidah orang itu.

Setelah orang itu bisa mendengar maka ia pun bisa berkata-kata dengan jelas dan baik. Bagi kita yang bisa mendengar dan berbicara dengan baik, memang benar bahwa kualitas berbicara kita dalam beberapa hal terkait dengan kualitas pendengaran kita.

Semakin baik kita mendengarkan, semakin baik kita dalam berbicara. Kita perlu mendengarkan satu sama lain jika kita ingin berbicara dengan baik satu sama lain. Dan tentunya, kita perlu mendengarkan firman Tuhan supaya bisa menjalani hari dengan baik dan penuh berkat-Nya.

Berkat Allah yang Mahakuasa menyertai kita semua, + Bapa Putra dan Roh Kudus. Amin. Semoga hati Kudus Yesus merajai kita semua. Amin

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa di Surga, dalam diri Santa Skolastika Kaulebur manusia lama dan Kauciptakan manusia baru menurut citra-Mu. Semoga kami pun Kauperbaharui, sehingga Engkau berkenan menerima kurban perdamaian yang kami rayakan ini. Demi Kristus,…..

ANTIFON KOMUNI – lih. Mat 19:27-29

*Sungguh Aku bersabda kepadamu, kalian telah meninggalkan semuanya dan mengikuti Aku. Kalian akan menerima ganjaran seratus kali lipat dan menerima hidup abadi.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, semoga berkat sakramen cinta kasih ini kami belajar dari teladan Santa Skolastika. Kiranya kami mengutamakan Dikau di atas segalanya dan di dunia ini hidup sebagai manusia baru yang penuh cinta kasih. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.

DOWLOAD AUDIO RESI:

Santa Skolastika

Saudara kembar St.Benediktus

Santa Skolastika adalah saudara kembar dari Santo Benediktus pendiri Ordo Benediktin. Mereka dilahirkan di Nursia, Italia pada tahun 480. Skolastika adalah seorang gadis yang cerdas dan peramah. Ia juga seorang yang religius; sejak belia ia telah menyerahkan dirinya kepada Tuhan.

Ketika mereka berusia dua puluh tahun, Benediktus pergi mengasingkan diri sebagai pertapa dalam sebuah gua terpencil di Subiako. Di kemudian hari, ia pergi ke Monte Kasino dan mendirikan biara Benediktin di sana. Skolastika menyusul saudaranya dan tinggal di Plombariola yang berjarak kurang lebih 5 mil dari biara Benediktus. Dengan bantuan dan petunjuk Benediktus, Skolastika mendirikan dan memimpin biara wanita. 

Setahun sekali Skolastika mengunjungi saudaranya untuk membicarakan masalah-masalah rohani. Karena regula (peraturan) biara tidak memperbolehkan perempuan memasuki biara Monte Kasino, maka Benediktus ditemani dengan beberapa muridnya akan menemui Skolastika di sebuah rumah yang tidak jauh letaknya dari gerbang biara. Pada suatu hari Skolastika datang berkunjung dan Benediktus menemuinya bersama beberapa orang murid. Sepanjang hari itu mereka memuji Tuhan dan berbicara mengenai hal-hal rohani. Ketika malam tiba mereka makan malam bersama. Pembicaraan terus berlanjut sementara malam semakin larut. Berkatalah Skolastika kepada saudara kembarnya;

“Jangan tinggalkan aku malam ini; mari kita berbicara mengenai suka cita kehidupan rohani sampai pagi.”

“Saudariku,”  jawab Benediktus, “Apakah yang engkau katakan itu? Aku tidak boleh tinggal di luar biaraku.”

Karena Benediktus menolak permintaannya, wanita suci ini menangkupkan kedua tangannya di atas meja, menundukkan kepala dan berdoa. Ketika ia mengangkat kepalanya kembali, halilintar datang sambar-menyambar, gemuruh guntur bersahut-sahutan dan hujan badai membasahi bumi sehingga Benediktus dan murid-muridnya tidak dapat pulang. Karena sedih, Benediktus mengeluh :

“Semoga Tuhan mengampuni engkau, saudariku. Apa ini yang telah engkau lakukan?”

“Yah,”  sahut Skolastika, “aku mohon padamu tetapi engkau tidak mau mendengarkan aku; jadi aku mohon pada Tuhan-ku dan Ia sungguh mendengarkan aku. Sekarang pergilah jika engkau bisa, tinggalkan aku dan kembalilah ke biaramu.”

Jadi, demikianlah malam itu mereka tidak tidur semalaman, asyik dengan pembicaraan mereka tentang sukacita kehidupan rohani.

Tiga hari kemudian, Benediktus sedang berada di kamarnya di biara. Ketika ia menengadah menatap langit, ia melihat jiwa saudarinya meninggalkan jasadnya dalam rupa seekor burung merpati, dan terbang tinggi menuju suatu tempat rahasia di surga. Benediktus amat bersukacita, ia berterima kasih kepada Tuhan yang Mahakuasa dengan nyanyian serta puji-pujian. Kemudian ia memerintahkan para muridnya untuk menjemput jenasah saudarinya dan membawanya ke biara. Benediktus membaringkan jenasah Skolastika dalam kubur yang telah dipersiapkannya bagi dirinya sendiri; kubur di mana kelak tubuhnya pun dibaringkan.

Skolastika wafat pada tahun 543. Pestanya dirayakan setiap tanggal 10 Februari.

Arti Nama

Nama latin yang berasal dari kata “Scholasticus yang berarti ahli pidato, orator”.

Variasi Nama

Scholastique (French), Scholastica (English), Escolàstica (Catalan),  Escolástica (Spanish), Scolastica (Italian), Escolástica (Portugues), Scholastyka (Polish)  

1 Comment

  • Herlin Februari 10, 2023 at 5:42 am

    Santa Scolastica
    Doakanlah kami.
    Dan doakanlah umat Allah
    di Turki dan Suriah ,merka yg msh hidup maupun yg sdh meninggal oleh kr gempa bumi.

    Reply

Leave a Comment