Kamis, 01 Juni 2023 – Peringatan Wajib St. Yustinus, Martir

Rm. V. Teja Anthara SCJ dari Komunitas SCJ Seminari St. Paulus Palembang Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Mzm 118:85.46

Orang-orang sombong menggali lubang bagiku, mereka tidak mempedulikan perinta-Mu. Aku akan berbicara tentang hukum-Mu, aku tidak malu di hadapan para raja.

PENGANTAR:

“Tiada orang dengan akal budi sehat akan mengingkari kebenaran demi kesesatan,” demikianlah reaksi Yustinus ketika mendengar putusan hukuman mati atas dirinya. Ia seorang pencari kebenaran. Semua filsafat yang ada pada waktu itu dipelajarinya untuk menemukan jawaban atas keragu-raguan dan persoalan yang timbul di benaknya. Kebetulan ia menemukan Kitab Suci. Di situlah ia menemukan jawaban yang dicari-carinya. Ia bertobat dan menjadi pengikut Kristus yang bersemangat. Ia mewartakan Injil terutama di Roma tanpa menghiraukan larangan ataupun penganiayaan. Keberaniannya minta kurban nyawanya.

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa Allah Bapa, sumber hikmat kebijaksanaan, dengan kebodohan salib Engkau telah mengajarkan kebijaksanaan Yesus Kristus, Putera-Mu, kepada Santo Yustinus, martir. Pada hari peringatannya ini kami mohon berilah kami kekuatan agar sanggup menolak segala yang dapat menjauhkan kami daripada-Mu. Berilah pula kami rahmat-Mu agar selalu setia dalam iman. Demi Yesus Kristus, …

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Putra Sirakh 42:15-25

“Ciptaan Tuhan penuh dengan kemuliaan-Nya.”

Karya Tuhan hendak kukenangkan, dan apa yang telah kulihat hendak kukisahkan. Segala karya Tuhan dijadikan dengan sabda-Nya. Matahari bercahaya memandang segala sesuatu, dan ciptaan Tuhan penuh dengan kemuliaan-Nya. Kepada orang-orang-Nya yang kudus Tuhan tidak memberikan kemampuan untuk menceritakan segala karya-Nya yang mengagumkan itu. Sebab Tuhan alam semesta telah menetapkan supaya jagat raya didukung dengan kemuliaan-Nya. Lubuk lautan dan hati diselami oleh-Nya, dan segala rencana hati diketahui-Nya. Sebab Yang Mahatinggi mengenal segala sesuatu yang dapat dikenal dan menilik tanda-tanda zaman. Yang sudah-sudah diberitahukan-Nya, dan apa yang akan datang dimaklumkan oleh-Nya; dan bekas dari apa yang tersembunyi pun disingkapkan-Nya. Tidak ada pikiran satu pun yang terluput dari Tuhan, dan perkataan mana pun tak tersembunyi bagi-Nya. Ciptaan besar dari kebijaksanaan-Nya diatur rapih oleh-Nya, sebab dari kekal sampai kekal Ia ada. Tidak ada sesuatu pun yang dapat ditambahkan atau diambil dari pada-Nya. Dan Ia tidak membutuhkan seorang pun sebagai penasihat. Betapa eloklah segala ciptaan Tuhan, tetapi hanya sebagai bunga api sajalah yang tampak. Semuanya hidup dan tetap tinggal untuk selamanya guna setiap keperluan, dan semuanya patuh kepada-Nya. Segala-galanya berpasangan, yang satu berhadapan dengan yang lain, dan tidak ada sesuatu pun yang diciptakan-Nya kurang lengkap. Yang satu menguatkan kebaikan dari yang lain, dan siapa gerangan pernah puas memandang kemuliaan Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan.
U Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 33:2-3.4-5.6-7.8-9

Ref. Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan.

  1. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya lagu yang baru; petiklah kecapi baik-baik mengiringi sorak dan sorai!

  2. Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.

  3. Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan, oleh napas dari mulut-Nya diciptakan segala tentara-Nya. Ia mengumpulkan air laut seperti dalam kantung, samudera raya ditaruh-Nya dalam bejana.

  4. Biarlah seluruh bumi takut kepada Tuhan, biarlah segenap penduduk dunia gentar terhadap-Nya! Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (Yoh 8:12) Akulah cahaya dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, hidup dalam cahaya abadi.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Suci menurut Markus 10:46-52

“Rabuni, semoga aku melihat.”

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerikho. Ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama murid-murid-Nya, dan orang banyak yang berbondong-bondong, duduklah di pinggir jalan seorang pengemis yang buta bernama Bartimeus, anak Timeus. Ketika didengarnya, bahwa yang lewat itu Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Banyak orang menegurnya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru, “Anak Daud, kasihanilah aku!” Maka Yesus berhenti dan berkata, “Panggillah dia!” Mereka memanggil si buta itu dan berkata kepadanya, “Kuatkanlah hatimu. Berdirilah, Ia memanggil engkau.” Orang buta itu lalu menanggalkan jubahnya. Ia segera berdiri, dan pergi mendapatkan Yesus. Yesus bertanya kepadanya, “Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?” Orang buta itu menjawab, “Rabuni, semoga aku dapat melihat.” Yesus lalu berkata kepadanya, “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau.” Pada saat itu juga melihatlah ia! Lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Valentinus Teja Anthara SCJ 

Vivat Cor Jesu per cor Maria. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Pendengar Resi Dehonian terkasih, jumpa kembali dengan saya Romo Valentinus Teja Anthara scj dari Komunitas SCJ, Seminari Menengah St. Paulus – Palembang, – Indonesia, dalam Resi – renungan singkat – dehonian edisi hari Kamis – tanggal satu  –– Juni  tahun dua ribu dua puluh tiga – hari biasa pekan sepuluh, bersamaan pesta wajib St. Yustinus, martir.

Para sahabat Resi Dehonian yang terkasih. Injil renungan kita hari ini secara khusus menampilkan pribadi yang lemah dan tak berguna dalam masyarakat. Ia orang yang terasing, karena cacat organ tubuhnya. Namanya Bartimeus. Ia adalah anak Timeus adalah seorang pengemis buta. Ia berperjuang untuk bisa bertemu dan disembuhkan oleh Yesus. Ia pasti sudah mendengar popularitas nama itu. Ia bertekad untuk bertemu Dia. Ia menaruh harapannya untuk disembuhkan. Bersamaan pada waktu itu orang banyak berbondong-bondong datang untuk bisa berjumpa dengan Dia. Dapat kita bayangkan betapa sulitnya Ia yang tidak dapat melihat itu untuk bisa bertemu dan mendapatkan apa yang dia inginkan. Bertemu langsung, bertatap muka, disapa dan disentuh secara langsung oleh Yesus.

Perjuangan  Bartimeus tidak berhenti disitu. Ketika saat yang tepat itu dia dapat dia dengan begitu yakin dan percaya berseru: “Yesus anak Daud kasihanilah Aku”. Namun orang-orang disekitarnya malah menegor dan menyuruh dia untuk diam. Bartimeus semakin keras berteriak seolah-olah dia tidak perduli dengan teguran orang sekitarnya. Akhirnya Yesus menyuruh orang- orang itu untuk memanggilnya. Yesus bertanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?”. Bartimeus hanya berkata “Rabuni,  supaya aku dapat melihat!”. Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Seketika itu juga  Bartimeus dapat melihat karena imannya yang besar menyelamatkannya.

Sahabat Resi yang dikasihi Tuhan. Dari peristiwa Bartimeus ini pesan apa yang bisa kita pelajari? Saya mengajak sahabat untuk memplajari tiga hal ini:

Pertama; Berani menanggung resiko walupun sendirian tanpa dukungan. Bartimeus tidak terikat dengan lingkungannya. Pada waktu orang banyak itu menegor dia, mungkin merendahkan pekerjaannya, atau menghina kebutaannya, bisa saja dia kembali duduk dan memnta-minta. Namun dia “cuek, tak peduli semua itu. Dia memilih untuk tidak mendengar perkataan yang tidak membangun disekitarnya. Ia bertekad dan berani untuk percaya walaupun keadaan lingkungannya tidak mendukung. Ia berjuangan dengan mengandalkan kekuatannya sendiri. Tapi dibalik itu dia sangat yakin dan percaya pada kuasa Yesus. Dalam kesendiriannya dia mengandalkan Dia. Tuhan jadilah aku sembuh, itulah bukti terungkap dari imannya.

Kedua; Bartimeus cacat fisik namun dia tidak cacat mental. Bartimeus tidak memiliki cacat mental. Ia buta secara fisik, tetapi batinnya kuat pengharapannya. Kalau mentalnya sakit, dia tidak akan pernah dan tidak akan mungkin mendapat kesembuhan. Dia tidak menganggap dirinya dan kebutaannya sebagai sebuah  kesialan. Dia menjadikan dirinya kemuliaan dan berkah bagi sesamanya.

Ketiga; Ia menanggalkan jubahnya dan mendapatkan Yesus. Jubah ini sangat penting bagi orang buta. Menjadi sarana untuk mengemis, tempat untuk mengemis, tempat orang melempar uangnya. Dia menanggalkan jubahnya. Ini berarti bahwa ia menanggalkan dosa atau perbuatan yang lama. Bartimeus bersedia menanggalkan jubahnya yang lama dan menerima jubah keselamatan yang baru dari Yesus. Dia menjadi baru karena hidup dalam Jesus, diperbaharui hidupnya.

Sahabat Resi yang dikasihi Tuhan. Itulah tiga hal bila kita mau belajar dari Bartimeus. Ia sungguh menjadi manusia baru, kaena perjumpaannya dengan Yesus. Tekad dan imannya telah menyelamatkan hidupnya. Bila dia tidak percaya, tidak akan terjadi mujizat dalam hidupnya.

Demikian pula dengan hidup kita, jika kita masih nyaman manggunakan manusia yang lama, kita akan tetap sama.  Apa yang perlu diperbaharui dalam hidup kita melalui peristiwahari ini? Kita harus berani untuk keluar dari lingkungan yang tidak baik, menerima diri sendiri, percaya diri, tidak minder, tidak mudah  putus asa. Namun untuk mendapatkan itu kita  perlu ada komitmen  kepada Yesus agar berubah setiap hari untuk menjadi sama seperti Yesus. Perbanyaklah doa sebagai relasi kita dengan Yesus. Perteguh iman kita bahwa Yesus adalah mesias hidup kita. Dan andalkan hidup kita pada kuasanya. Semoga Hati Kudus Yesus menjadi sumber kehidupan kita. Amin.

DOA PERSEMBAHAN:

Allah Bapa, daya kekuatan kami, semoga kami pantas merayakan misteri penyelamatan yang sudah dibela dengan gigih oleh Santo Yustinus sampai mengurbankan nyawanya. Demi Kristus, …

ANTIFON KOMUNI:

Tiada ilmu yang kuajarkan selain Yesus Kristus yang tersalib.

DOA PENUTUP:

Marilah berdoa Allah Bapa yang mahamurah, kami telah Kausegarkan dengan santapan suci. Semoga seturut teladan Santo Yustinus, martir-Mu, kami selalu bersyukur atas segala rahmat, yang sudah kami terima daripada-Mu. Demi Kristus, …

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

Santo Yustinus Martir

St.Yustinus berasal dari kota Nablus (Israael). Ia hidup pada abad kedua. Ayahnya membesarkannya tanpa pengenalan akan Tuhan. Ketika masih kanak-kanak, Yustinus membaca puisi, sejarah dan ilmu pengetahuan. Sementara tumbuh dewasa, ia terus belajar. Tujuan utamanya dalam belajar adalah untuk menemukan kebenaran akan Tuhan.

Suatu hari, ketika sedang berjalan menyusuri tepi pantai, Yustinus bertemu dengan seorang tua. Mereka berbincang-bincang. Karena Yustinus kelihatan gelisah, orang tua itu bertanya apa yang menggelisahkan hatinya. Yustinus menjawab bahwa ia bersedih karena tidak menemukan kepastian tentang Tuhan dalam semua buku yang telah dibacanya. Orang tua itu bercerita kepadanya tentang Yesus, Sang Juruselamat. Ia mendorong Yustinus untuk berdoa agar dapat memahami kebenaran Tuhan.

St. Yustinus mulai berdoa dan membaca Sabda Tuhan, yaitu Kitab Suci. Ia jatuh cinta padanya. Ia juga amat terkesan mengetahui betapa beraninya umat Kristiani yang bersedia mati demi iman serta cinta mereka kepada Yesus. Setelah memperdalam pengenalannya tentang agama Kristen, Yustinus menjadi seorang Kristen pula. Kemudian, ia mempergunakan pengetahuannya yang luas itu untuk menjelaskan serta mempertahankan iman dengan banyak tulisannya.

Di kota Roma, St. Yustinus ditangkap karena menjadi seorang pengikut Kristus. Hakim bertanya padanya, “Apakah kamu pikir dengan mati, maka kamu akan masuk surga dan memperoleh ganjaranmu?”

“Bukan saja aku berpikir demikian,” orang kudus itu menjawab, “Tetapi aku yakin mengenainya.”  “Buat apa saja yang kalian suka terhadap kami; tapi kami orang Kristen tidak akan pernah menyembah berhala…”  dan ia pun wafat sebagai martir dengan cara dipancung sekitar tahun 166.

Arti Nama

Adil, Tepat (Latin)

Variasi Nama

Justin (English),  Justus, Joos, Joost (Dutch), Justus (German), Justinian (History), Giustino (Italian), Iustinianus, Iustinus, Iustus, Justus (Late Roman), Justinas (Lithuanian), Justyn (Polish), Iestyn (Welsh)
Bentuk Feminim : Justina (English), Justine (French), Justina (Slovene)

No Comments

Leave a Comment