Senin, 11 September 2023 – Hari Biasa Pekan XXIII

Rm. Benediktus Mulyono SCJ dari Komunitas Resistencia, Provinsi Chaco – Argentina – Argentina

 
 

 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA:

Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang dan Dialah segala harapanku. Hanya Dialah pelindung dan penyelamatku. Dia pendukungku, aku takkan goyah.

PENGANTAR:

“Betapa berat perjuangan yang kulakukan bagi kalian, agar kalian tetap tabah dan bersatu dalam cinta kasih.” Demikianlah kata-kata Paulus dari dalam penjara. Penderitaannya sendiri dianggap sebagai kelengkapan penderitaan Kristus bagi tubuhnya, yaitu Gereja. Suatu cahaya bagi kita untuk memberi arti penderitaan kita. Yesus-pun menerjang segala hukum bila ada orang yang memerlukan bantuan-Nya.

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa mahakuasa dan kekal, berilah kami pengertian mengenai misteri-Mu dan penuhilah kami dengan Roh-Mu, agar dapat membicarakan dengan teman dan sesama belas kasih dan kasih setia-Mu, yang Kaugunakan untuk menghadapi kami. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, …..

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose 1:24-2:3

“Aku telah menjadi pelayan jemaat, untuk menyampaikan rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad.”

Saudara-saudara, sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita demi kalian, dan melengkapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat. Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan kepenuhan sabda Allah kepada kalian, yaitu: Rahasia yang tersembunyi berabad-abad dan turun-temurun, kini dinyatakan kepada orang-orangnya yang kudus. Allah berkenan memberi tahu mereka betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yakni: Kristus ada di antara kalian. Dialah harapan akan kemuliaan. Dialah yang kami beritakan dengan memperingatkan setiap orang dan mengajar mereka dengan segala hikmat untuk memimpin setiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kuperjuangkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya yang bekerja dengan kuat dalam diriku. Saudara-saudara, aku ingin agar kalian tahu, betapa beratnya perjuangan yang kulakukan bagi kalian, bagi mereka yang di Laodikia dan bagi semuanya yang belum mengenal aku secara pribadi. Semoga hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan pengertian yang meyakinkan dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus. Dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 62:6-7.9

Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.

1. Hanya pada Allah saja aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku; hanya Dialah kota bentengku, aku tidak akan goyah.
2. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (Yoh 10:17) Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 6:6-11

“Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat.”

Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, agar mereka mendapat alasan untuk menyalahkan Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Ia berkata kepada orang yang mati tangan kanannya, “Bangunlah dan berdirilah di tengah!” Maka bangunlah orang itu dan berdiri di tengah. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Aku bertanya kepada kalian: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan orang atau membinasakannya?” Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu, “Ulurkanlah tanganmu!” Orang itu mengulurkan tangannya dan sembuhlah ia. Maka meluaplah amarah ahli-ahli Taurat dan orang Farisi. Lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Benediktus Mulyono SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Saudara-Saudari salam jumpa, bersama saya Rm Benediktus Mulyono SCJ dari Resistencia, Argentina dalam RESI (Renungan Singkat) Dehonian: Senin, 11September 2023.

Saudara-Saudari Terkasih, kKita dapat memahami Injil hari ini dengan mengerti terlebih dahulu bahwa pada zaman Yesus hari Sabat bagi orang-orang Yahudi sangat penting dengan menjaga peraturan bahwa seseorang tidak boleh bekerja sama sekali pada hari itu. Hal ini dimaknai sebagai salah satu ekspresi tertinggi praktek religiusitas orang Israel. Istirahat hari Sabat merupakan sesuatu yang sakral bagi orang Yahudi. Dari sinilah kita dapat memaknai kisah Injil hari ini.
Sementara Yesus hadir dengan memaknai segala peraturan dan hukum secara baru; yakni lebih pada menghargai pertama-tama martabat kehidupan manusia, lebih dari sekedar taat setia melakukan sesuatu hanya demi hukum atau peraturan. Hukum kasih yang diajarkan Yesus menuntun Dia pada kesadaran penting untuk selalu berbuat baik kepada setiap pribadi manusia, sesuatu yang juga dapat dilakukan pada hari Sabat, melebihi kebiasaan atau tradisi menjaga peraturan. Itulah sebabnya Yesus dengan tegas mengajukan pertanyaan: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya? Prioritas yang Yesus ajarkan adalah kasih sayang, empati, belarasa dan hati bagi yang membutuhkan pertolongan.

Saudara-saudari terkasih, “Tangan yang lumpuh” dapat melambangkan dalam hidup kita segala sesuatu yang menyebabkan kita tidak mampu untuk memberikan diri kita untuk menolong diri sendiri dan orang lain; untuk mengasihi dan melayani sesama; untuk berbagi, saling membantu dan seterusnya.

Alangkah baiknya bila kita secara pribadi bertanya pada diri sendiri tentang “Kelumpuhan apa yang kita miliki” yang menghalangi kita untuk serius saling membantu dan melayani orang lain? Apakah itu keegoismean kita, kekhawatiran, persoalan dan mungkin juga kurangnya iman kita akan penyelenggaraan kasih Tuhan? Apakah kita memiliki kecenderungan seperti orang Farisi dan ahli Taurat yang merasa diri lebih baik, lebih benar, lebih sempurna dari orang lain? Adakah bentuk “kelumpuhan” lain yang kita miliki?

Itu semua merupakan bentuk-bentuk “kelumpuhan” kita yang membutuhkan penyembuhan oleh Yesus. Maka panggilan kita adalah mencari untuk berjumpa Yesus dan memohon agar DIA menyembuhkan kelumpuhan-kelumpuhan kita. Hanya Yesus yang mampu mengangkat dan menyembuhkan kelumpuhan kita untuk kemudian mengulurkan tangan kita membantu orang lain yang juga merindukan untuk dapat bertemu dengan Yesus.

Berkat Allah Yang Maha Kuasa untuk kita semua: Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.  Amiin.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa, sumber kehidupan, dalam roti anggur ini perkenankanlah kami memahami misteri hidup dan mati. Berilah kiranya kami daya hidup berkat Yesus Putra-Mu terkasih, yang telah menunjukkan jalan kami. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami.

ANTIFON KOMUNI – Kol. 1:25

Dalam diriku aku melengkapi yang masih kurang dalam penderitaan Kristus untuk tubuh-Nya, yaitu Gereja.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa, sumber kehidupan, kami bersyukur atas daya penyembuhan yang tampak dalam diri Yesus, Putra-Mu dan penyelamat kami. Kami mohon, perkenankanlah kami semakin dapat menikmati anugerah sabda-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

3 Comments

  • Endang Donoroto September 10, 2023 at 6:53 pm

    Matur nuwun mo

    Reply
  • Herlin September 11, 2023 at 5:17 am

    Amin

    Reply
  • Firmus dega September 11, 2023 at 9:59 am

    Mks Romo

    Reply

Leave a Comment