Kamis, 21 September 2023 – Pesta Santo Matius, Rasul, Penginjil

Rm. Agustinus Sugiarno SCJ dari Komunitas Provinsialat SCJ Palembang Indonesia

 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA  –  Mat 28:19-20

Tuhan bersabda, “Pergilah, jadikanlah segala bangsa murid-Ku dan baptislah mereka. Ajarilah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu”

PENGANTAR:

Kerap kali kita memandang dan mengadili orang secara mendatar ataas hal-hal yang tampak saja. Demikianlah Mateus dalam pandangan orang sezamannya adalah seorang penghianat bangsa, seorang kaki tangan penjajah. Ia menarik pajak untuk kepentingan Roma. Yesus menyingkirkan prasangka-prasangka itu. Ia memilih Mateus sebagai salah seorang rasul-Nya. Panggilan itu ditanggapi Mateus seketika. Ia bangkit dan mengikuti Yesus serta menjadi seorang murid yang baik. Kesan-kesannya mengenai pribadi dan ajaran Gurunya dikumpulkan dalam Injil. Ia mau memperlihatkan bahwa nubuat-nubuat Perjanjian Lama telah terlaksana pada diri Yesus.

KEMULIAAN

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa yang mahamurah, kerahiman-Mu tiada taranya. Santo Mateus, pegawai pajak, telah Kaupilih menjadi rasul dan kelak juga pengarang Injil-Mu. Semoga kami dikuatkan oleh teladan hidupnya dan dibantu oleh doa permohonannya, sekarangpun bangkit mengikuti Engkau dan mengikat diri pada-Mu dengan hati teguh. Demi Yesus Kristus, …

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus 4:1-7.11-13

“Ada macam-macam tugas pelayanan demi pembangunan umat.”

Saudara-saudara, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, menasihati kamu, supaya sebagai orang-orang yang terpanggil, kamu hidup sepadan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera: Satu tubuh dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu; satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, yang di atas semua, menyertai semua dan menjiwai semua. Akan tetapi, kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Dialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita Injil, gembala umat, maupun pengajar; semuanya itu untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi tugas pelayanan demi pembangunan tubuh Kristus. Dengan demikian, akhirnya kita semua mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 19:2-3.4-5

Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.

  1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.

  2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (Mat 5:16) Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 9:9-13

“Berdirilah Matius, lalu mengikuti Yesus.”

Pada suatu hari, Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Matius, lalu mengikuti Dia. Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa, makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada murid-murid Yesus, “Mengapa gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit. Maka pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Agustinus Sugiarno SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Mariae. 

Para pendengar Resi yang terkasih, jumpa dengan saya Kembali Rm. Agustinus Sugiarno SCJ, dari komunitas Provinsialat SCJ Palembang. Mari kita awali permenungan kita hari ini, Kamis, 21 September 2023 dengan membaca dari Injil Matius 9:9-13

Pendengar RESI yang terkasih, kisah panggilan Matius ini merupakan kisah panggilan yang unik. Matius tidak dipanggil ketika ia sedang berdoa di bawah pohon rindang, ia tidak dipanggil ketika sedang berbuat amal kepada orang lain. Matius dipanggil dalam kondisi yang ‘tidak ideal’. Yesus memanggilnya ketika ia sedang duduk di kantornya, kantor yang dijauhi banyak orang. Matius tidak dipanggil ketika sedang duduk termenung di rumah doa atau tempat ziarah. Ia sungguh dipanggil dari keadaan aslinya, keadaan real dirinya saat itu. Matius yang pemungut cukailah yang dipanggil oleh Yesus untuk mengikuti-Nya.

Pemungut cukai tentu bukan orang yang diharapkan oleh masyarakat pada umumnya. Ia justru adalah orang yang dijauhi dan dihindari orang, bahkan ia dianggap berdosa besar dan tidak termasuk orang yang akan mendapat rahmat keselamatan. Nasib seorang pemungut cukai hanya ditentukan oleh tindakannya memungut pajak yang besar dan menindas dari orang lain. Demikian masyarakat umum memandangnya. Tidak ada jalan keselamatan baginya, yang ada hanyalah kuntuk dan siksa. Pemungut cukai adalah orang yang berdosa besar.

Apa yang dilakukan Yesus sungguh tidak lazim dan tidak masuk akal bagi para tokoh ‘orang suci’ dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Apalagi sampai Yesus berkenan makan di rumah orang berdosa, artinya ia juga ambil bagian dalam keberdosaan pemungut cukai itu. Dengan demikian Yesus yang adalah guru bijaksana yang terkenal ikut berdosa dan tidak mendapat keselamatan. Maka sangat wajar reaksi orang-orang Farisi yang ‘mengutuk’ tindakan Yesus makan di rumah seorang pemungut cukai. Hal itu tidak mungkin terjadi dalam hidup mereka.

Namun justru serangan orang Farisi menjadi tempat pengajaran Yesus yang sangat efektif dan tepat sasaran. Kondisi yang tadinya seolah terjepit, kini Yesus menjadi yang menguasai jalannya cerita dan suasana. Ungkapan pertanyaan orang Farisi menjadi bahan peneguhan ajaran-Nya. Ia datang untuk menawarkan keselamatan. Keselamatan itu berupa pengampunan dosa. Mereka yang berdosa lah yang ditawari rahmat keselamatan secara lebih intensif. Situasi diri merasa berdosa jauh lebih bisa menerima rahmat panggilan keselamatan dibanding dengan mereka yang merasa tidak berdosa.

Rahmat panggilan Matius juga menjadi rahmat panggilan kita. Tuhan Yesus memanggil kita sesuai dengan keadaan kita masing-masing. Ia memanggil kita secara personal, tidak seorangpun bisa mengintervensi rahmat panggilan itu. Saya yang seperti inilah yang dipanggil oleh Yesus. Matius yang pemungut cukailah yang dipanggil Yesus, bukan matius yang seolah dermawan. Dan rahmat panggilan itu mengubah Matius yang pemungut cukai menjadi Matius yang rasul Yesus.

Kita dipanggil dalam situasi keberdosaan. Panggilan Tuhan itu mengubah situasi berdosa menjadi situasi berahmat. Kita bisa menjadi Matius, yang merasa berdosa dan mau menerima rahmat panggilan Tuhan; atau kita juga bisa menjadi orang Farisi, yang merasa tidak berdosa dan memandang orang lain melulu berdosa. Mari kita mohon Rahmat agar kita mampu memilih yang terbaik seperti Matius.

Tuhan Yesus mengasihi, Tuhan Yesus   memberkati.

DOA PERSEMBAHAN:

Allah Bapa yang mahamurah, pada pesta Santo Maeius, pengarang Injil ini kami unjukkan kepada-Mu doa dan persembahan kami. Kami mohon sudilah kiranya menyangi Gereja-Mu yang telah Kauteguhkan dalam iman ajaran para rasul. Demi Kristus, …

ANTIFON KOMUNI:

Tuhan bersabda, “Aku datang bukan untuk memanggil orang saleh, melainkan orang-orang berdosa.”

DOA SESUDAH PERSEMBAHAN:

Marilah berdoa: Allah Bapa, sumber suka cita kami, Santo Matius amat gembira menerima Yesus, Putera-Mu sebagai tamu di rumahnya. Kini kami Kaujamu dan Engkau berada di tengah kami. Kami bersyukur kepada-Mu karena Putera-Mu datang bukan untuk memanggil orang saleh, melainkan orang berdosa supaya selamat. Sebab Dialah Tuhan, …

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

St. Mateus Rasul dan Pengarang Injil

Matius, anak Alfeus (Markus 2:14) adalah seorang Yahudi dari Galilea. Dia adalah seorang pemungut cukai di kota Kapernaum. Pada jaman itu para penarik pajak (pemungut cukai) Kerajaan Romawi dipilih oleh para pejabat lokal Romawi dari penduduk setempat yang dianggap dapat diajak bekerja sama. Mereka diberikan kewenangan untuk menarik pajak namun sama sekali tidak diberi gaji atas pekerjaan mereka. Karena itu para pemungut cukai ini biasanya menarik pajak lebih tinggi dari jumlah yang seharusnya mereka tagih; dan kelebihan ini dianggap sebagai upah mereka.

Karena profesinya ini matius sangat dibenci oleh orang-orang sebangsanya. Mereka tidak mau berhubungan dengan “orang-orang berdosa” seperti dia. Namun, Yesus tidak berpikir demikian terhadap Matius.

Suatu hari, Yesus melihat Matius duduk di rumah cukai dan Ia berkata, “Ikutlah Aku.” Seketika itu juga Matius meninggalkan uang serta jabatannya untuk mengikuti Yesus. Yesus kelihatan demikian kudus dan bagaikan seorang raja. Matius mengadakan suatu perjamuan besar bagi-Nya. Ia mengundang teman-teman lain yang seperti dirinya untuk bertemu dengan Yesus serta mendengarkan pengajaran-Nya. Sebagian orang Yahudi menyalahkan Yesus karena makan bersama dengan oang-orang yang mereka anggap orang berdosa dan pengkhianat bangsa Yahudi. Tetapi, Yesus sudah siap dengan suatu jawaban. “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

Sebagai murid dan Rasul dia sejak saat itu mengikuti Kristus, menyertai-Nya sampai saat Sengsara dan wafat-NYA. Matius adalah salah satu saksi dari Kebangkitan-Nya. Dia juga di antara para rasul yang hadir di Yesus naik kesurga. Di Yerusalem ia ikut berdoa dalam persatuan dengan Maria, Bunda Yesus, dan dengan para Rasul yang lain. Pada saat itu Roh Kudus pun turun diatas mereka.

Kisah hidup Santo Matius selanjutnya kurang jelas. Kita hanya memiliki data yang tidak akurat atau hanya berupa legenda. Santo Irenaeus mengatakan bahwa Matius memberitakan Injil di antara Orang-orang Yahudi. Santo Klemens dari Alexandria menguatkan pernyataan ini dan mengatakan  bahwa Matius merasul di kalangan orang Yahudi selama lima belas tahun, lalu Ia pergi mewartakan Injil ke negara-negara lain. Hampir semua menyebutkan bahwa Matius pergi ke Ethiopia di selatan Laut Kaspia (bukan Ethiopia di Afrika), dan di beberapa wilayah Kerajaan Persia dan kerajaan Partia, Makedonia, dan Suriah.

Matius adalah penulis Injil Matius dan merupakan kitab pertama dalam Perjanjian Baru. Injil ini ditulis Matius untuk pembaca Yahudi demi meyakinkan mereka bahwa Mesias yang dinanti-nantikan telah datang dalam diri Yesus Kristus.

Ada ketidak-sepakatan mengenai tempat kemartiran Santo Matius dan penyiksaan yang menyebabkan kematiannya. Tidak diketahui dengan pasti apakah ia menjadi martir dengan cara dibakar, dirajam, atau dipenggal.  Dalam buku The Martirologi Romawi hanya tertulis : “S.Matthaei, qui di Æthiopia prædicans martyrium passus est ” (Santo Matius Rasul menderita kemartiran di Ethiopia).

Gereja Latin merayakan pesta Santo Matius pada tanggal 21 September, dan Gereja Yunani pada tanggal 16 November. Santo Matius digambarkan dengan simbol seorang pria bersayap, membawa tombak di tangannya sebagai lambang karakteristik.

Sumber: https://katakombe.org/para-kudus/september/matius.html

3 Comments

  • Herlin September 21, 2023 at 5:48 am

    StmMatius
    Doakanlah kami.

    Reply
  • Firmus dega September 21, 2023 at 10:32 am

    Makasih Romo

    Reply
  • ChristianaNS September 21, 2023 at 12:17 pm

    Terimakasih romoSugi buat resinya hari ini…mantapppzzz…Tuhan memberkati selalu🙂🙂🙏

    Reply

Leave a Comment