Kamis, 28 September 2023 – Hari Biasa Pekan XXV

Rm. Aegidius Warsito SCJ dari Komunitas SCJ Toronto Kanada

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 149:1-2

Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan. Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh. Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak sorai atas raja mereka.

PENGANTAR:

‘Kalian harus memikirkan di jalan mana kalian berada’, kata Nabi Hagai. Kata nabi tidak selalu diterima karena mengacu kepada kebenaran. Elia dan Yohanes Pembaptis telah mengalaminya. Pribadi nabi menarik, terutama bila mengacu kepada Tuhan.

DOA PEMBUKA:

Marilah bedoa: Allah Bapa mahamulia, berkenanlah membangun bait suci di dalam diri kami dan tinggallah di antara manusia di mana saja, tempat kami mencari kedamaian berkat Yesus Putra-Mu ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Nubuat Hagai 1:1-8

“Bangunlah rumah Tuhan dan Aku akan berkenan menerimanya.”

Pada tahun kedua pemerintahan Raja Darius, pada hari pertama bulan keenam, datanglah sabda Tuhan dengan perantaraan Nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, bunyinya, “Beginilah sabda Tuhan semesta alam, ‘Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah Tuhan!’ Maka datanglah sabda Tuhan dengan perantaraan Nabi Hagai, bunyinya: Apakah sudah tiba waktunya bagi kalian untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang rumah Tuhan tetap menjadi reruntuhan? Oleh sebab itu beginilah sabda Tuhan semesta alam, ‘Perhatikanlah keadaanmu! Kalian menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit. Kalian makan, tetapi tidak sampai kenyang. Kalian minum, tetapi tidak sampai puas. Kalian berpakaian, tetapi badanmu tidak menjadi hangat. Dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja tetapi upahnya ditaruh dalam pundit-pundi yang berlubang!’ Beginilah sabda Tuhan semesta alam, ‘Perhatikanlah keadaanmu! Maka naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah rumah Tuhan. Maka aku akan berkenan menerimanya, dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 149:1-2.3-4.5-6a.9b

Ref. Tuhan berkenan akan umat-Nya.

  1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.

  2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.

  3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur. Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka. Itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (Yoh 14:6) Akulah jalan, kebenaran dan hidup; hanya melalui Aku orang sampai kepada Bapa.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 9:7-9

“Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?”

Ketika Herodes, raja wilayah Galilea, mendengar segala sesuatu yang terjadi, ia merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi zaman dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata, “Yohanes kan telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?” Lalu ia berusaha untuk dapat bertemu dengan Yesus.

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Aegidius Warsito SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Jumpa lagi saudara-saudari pendengar Resi Dehonian bersama saya: Rm. Aegidius Warsito SCJ, dari Komunitas SCJ – Toronto – Kanada, di dalam Resi-renungan singkat – Dehonian edisi hari Kamis, Pekan Biasa ke 25, tanggal 28 September 2023. Mari kita baca bersama perikopa Injil pada hari ini yang diambil dari Lukas 9:7-9.

Para pendengar Resi Dehonian yang budiman, mungkin sebelum kita memulai permenungan akan perikopa Injil yang baru saja kita dengarkan bersama dengan bertanya pada diri kita sendiri: apakah kita pernah dihantui dengan kesalahan besar/kecil yang pernah kita lakukan di masa lampau?

Sebagaimana kita semua mengatahui bahwa kesalahan yang kita lakukan di masa lampau akan terus menghantui kita selama tidak ada penyelesaiannya. Hal inilah yang terjadi pada Herodes sang raja wilayah ketika ia memerintahkan tentaranya untuk memenggal kepala Yohanes atas permintaan anak perempuan Herodias saat mampu memukau raja Herodes dan semua tamu undangan dengan tariannya yang sangat indah. Herodias adalah istri dari Filipus yang adalah saudara Herodes sendiri yang kemudian diambil sebagai istrinya.

Berangkat dari pengalaman Herodes ini, kita semua diajak untuk selalu berhati-hati pada saat kita akan mengambil sebuah keputusan atau tindakan yang penting bagi perjalanan hidup kita selanjutnya. Keputusan yang diambil dengan sangat tergesa-gesa dan didasarkan kepada emosi sesaat umumnya akan berujung kepada kesalahan besar dan mendatangkan sebuah penyesalan dikemudian hari. Lihatlah apa yang terjadi pada raja Herodes, hanya karena emosi sesaat dan hanya untuk memuaskan para tamu undangan dia mengambil sebuah keputusan yang sangat fatal dengan menyuruh tentaranya memenggal kepala Yohanes yang sama sekali tidak bersalah.

Para pendengar Resi Dehonian yang budiman, sebuah keputusan yang dibuat atau akan dibuat tanpa pertimbangan yang sangat matang dan bijaksana sungguh akan menggangu ketenangan dan kebahagiaan di dalam perjalanan hidup kita dan ini akan terus menerus muncul di pikiran dan hati kita sampai kita melakukan sebuah tindakan untuk menutup atau menyelesaikannya. Pertanyaannya adalah: apakah ada obat manjur yang dapat menyembuhkan ganguan yang ada di dalam pikiran dan hati kita ini?

Menurut saya pribadi, kita harus menyelesaiakan persoalan ini secepatnya sebelum itu akan mengganggu mental kita. Yang bisa kita lakukan adalah dengan membangun relasi kembali dengan orang-orang yang telibat dan memohon ampun kepada meraka serta dengan rendah hati pergi ke hadapan Tuhan untuk menerima pengampunan-Nya dengan  menerima Sakramen Tobat.

Maka, para pendengar Resi Dehonian yang budiman untuk menutup permenungan kita kali ini baiklah kita bertanya pada diri kita sendiri: kapan kita terakhir kali pergi ke Gereja untuk menerima Sakrament Tobat? Apakah ada kesulitan bagi kita untuk menerima Sakramen Tobat? Mengapa? Apakah kita mau pergi sekarang juga untuk menerima Sakramen ini?

Saudara/I pendengar Resi Dehonian yang budiman, semoga permenungan hari ini dapat membantu kita semua untuk bersih dari perasaan bersalah yang dapat sungguh mengganggu perjalanan hidup kita dan sehingga kita dapat menjalani hidup kita dengan penuh sukacita dan damai. Tuhan memberkati langkah dan perjuangan hidup kita di sepanjang ini.  Dan semoga Hati Kudus Yesus senantiasa merajai hati kita semua. Amin

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa maha pengasih, berkenanlah memberkati anggur roti ini menjadi lambang Dia yang Kauutus mendatangi kami, yaitu Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

ANTIFON KOMUNI – Hagai 1:7

Perhatikanlah keadaanmu! Maka naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah rumah bagi-Ku.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa sumber segala kebaikan, semoga benih yang telah Kautaburkan kini menghasilkan buah. Semoga sabda-Mu mendatangkan kedamaian dan membuat kami bersedia mengabdi sesama tanpa pamrih. Demi Kristus, ….

DOWNLOAD AUDIO RESI:

1 Comment

Leave a Comment