Minggu, 26 November 2023 – Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam.

Rm. Thomas Suratno SCJ dari Komunitas SCJ Teluk Betung Bandar Lampung Indonesia

 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA  –  Why 5:12, 1:6

Pantaslah Anak Domba yang disembelih itu menerima kuasa dan kekayaan, hikmat, kekuatan, dan hormat. Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.

PENGANTAR

Allah berjanji memperhatikan domba-dombanya satu per satu. la akan mengutus gembala yang menggembalakan penuh kasih dan keadilan. Kristus telah memerdekakan kita dari segala kekuasaan yang telah menindas dan menyeret ke alam maut dengan wafat dan kebangkitan-Nya. Pada akhir zaman, Yesus akan mengadili setiap orang berdasar tindakan masing-masing. Dasar pengadilan Tuhan adalah tindakan belas kasih kepada mereka yang menderita. Mereka yang mengabdi Kristus pada orang miskin dan menderita akan mengalami kebahagiaan abadi.

DOA PEMBUKA

Marilah kita berdoa. (hening sejenak): Allah Yang Mahakuasa dan kekal, Engkau berkenan mem barui segala sesuatu dalam diri Putra-Mu terkasih, Raja Semesta Alam. Semoga segala makhluk yang telah dibebaskan dari perbudakan berhamba pada kebesaran-Mu dan tanpa henti memuji-muji Engkau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Nubuat Yehezkiel 34:11-12.15-17

“Wahai domba-domba-Ku, Aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba”

Beginilah firman Tuhan Allah, “Dengar, Aku sendirilah yang akan memperhatikan domba-domba-Ku dan mencari mereka. Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanannya, begitulah Aku akan mencari domba-domba-Ku, dan Aku akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserakkan pada hari berkabut dan hari kegelapan. Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku, dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan Allah. Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, sedang yang gemuk dan kuat akan Kulindungi. Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya.” “Wahai kamu domba-domba-Ku,” beginilah firman Tuhan Allah, “Sungguh, Aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba, dan di antara domba jantan dan kambing jantan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 23:1-3a.3b-4.5.6

Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.

  1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: ‘ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. ‘Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.

  2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.

  3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.

  4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.

BACAAN KEDUA: Bacaan dari Surat Rasul Paulus yang pertama kepada umat di Korintus 15:20-26.28 

“Ia menyerahkan Kerajaan kepada Bapa supaya Allah menjadi semua di dalam semua.”

Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh terakhir yang dibinasakan ialah maut. Dan kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Kristus sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia yang telah menaklukkan segala sesuatu, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL

Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Mrk 11:10; 2/4)
Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Diberkatilah kerajaan yang telah tiba, kerajaan Bapa kita Daud

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 25:31-46

“Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya dan akan memisahkan mereka seorang dari seorang.”

Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya, dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing; Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya, dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum, ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makanan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Maka Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Lalu Raja itu akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal, yang telah disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu mereka pun akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara, dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka itu akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar masuk ke dalam hidup yang kekal.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Thomas Suratno SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Saudara saudari yang terkasih, kita jumpa lagi dalam RESI – Renungan Singkat Dehonian hari ini, Minggu – 26 Nopember 2023, Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Bersama saya, Romo Thomas Suratno SCJ mendengar dan merenungkan sabda Tuhan, yakni Firman Tuhan yang tersurat dalam Injil Mat 25:31-46.

Hari minggu ini kita bersama-sama merayakan Tuhan Yesus Kristus sebagai Raja Semesta Alam dan kita diajak untuk merenung firman Tuhan dari Mat 25:31-46. Dalam warta Injil tadi dikatakan kepada para murid bahwa manakala Anak Manusia datang dalam kekuasaan dan kemuliaan-Nya pada akhir zaman manusia akan dipilah menjadi dua seperti gembala memilah antara domba di sebelah kanan dan kambing di sebelah kiri.

Mendengar akan hal itu mungkin kita bertanya-tanya, apakah kita termasuk golongan domba atau golongan kambing. Kalau kita pernah pergi ziarah ke HolyLand (Israel) di sana domba adalah binatang yang selalu bergerombol mengikuti gembala ke mana saja pergi menuntunnya sedang kambing berbeda…kambing tidak selalu bersama-sama dan bersikap seenaknya sendiri, mereka tidak selalu mendengar dan mengikuti tuntunan gembalanya.  Ini sebabnya domba dan kambing dijadikan gambaran orang-orang di akhir zaman.

Nah, tentu saja kita merasa takut ketika menghadapi akhir zaman atau pengadilan terakhir di akhir zaman yang seperti itu. Akankah kita akan dimasukkan ke tempat hidup yang kekal, ke sorga tempat hidup yang kekal? Bagi orang-orang yang percaya akan Yesus, pengadilan terakhir bukanlah sesuatu yang menakutkan. Sebab Yesus telah memberikan panduan tentang sikap dan perilaku yang berguna bagi keselamatan. Patokannya adalah hukum cinta kasih. Ketahuilah bahwa dalam keseharian kita, tidaklah sulit menemukan orang yang lapar, haus, tunawisma, pesakitan dan wajah-wajah lain yang butuh perhatian kasih. Apakah kita melihat wajah Yesus dalam wajah-wajah mereka?

Kalau kita tidak melihat wajah Yesus dalam diri salah seorang saja dari mereka, kepedulian kita kepada sesama menjadi sesuatu yang agak dangkal dan akan mudah membebani kita. Juga membuat kita mudah menyerah ketika menghadapi tantangan untuk memberi. Tidak jarang terjadi bahwa “wajah-wajah Yesus” itu telah menghampiri kita daa mengatakan kebutuhannya, tanpa kita harus berlelah-lelah mencari mereka yang membutuhkan kasih kita. Mereka datang dan “menawarkan diri mereka” untuk menjadi pembela kita pada pengadilan terakhir.

Maka marilah pada akhir tahun liturgy ini, di mana kita bersama merayakan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai raja semesta alam, kita membangun hidup tobat sejati dengan mengasah kepedulian kita terhadap sesama yang lebih membutuhkan. Dengan kepekaan hidup yang terasah dan tertata itu, memungkinkan bagi kita untuk memaksimalkan setiap kesempatan untuk berbuat baik, mengulurkan kasih kita kepada siapapun yang lebih membutuhkan, dan memerangi setiap egoisme dan ketamakan dalam diri kita. Tidak melakukan suatu kebaikan kepada mereka yang membutuhkan bantuan kita merupakan kerugian bagi kita di pengadilan terakhir.

Seandainya semuanya itu bisa kita jalani dalam hidup kita, hal ini menandakan dengan jelas bahwa Tuhan Yesus sungguh meraja di hati kita. Kita hidup dari kepemimpinan Sang Raja itu. Kita mau mendengarkan perintah-Nya dan kita dengan menundukkan diri mau menjalani apa yang Dia inginkan. Hanya dengan hidup seperti itu kita benar-benar hidup yang menjadikan Tuhan Yesus raja semesta alam yang sungguh meraja dan memimpin hidup di dalam hati kita.

Yesus memberikan dasar yang lebih dalam, “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan utnuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat 25:40). Pertama, perbuatan kita kepada sesama merupakan tindakan kita kepada Allah sendiri. Kedua, sesama kita menjadi perwujudan kehadiran Tuhan Yesus Kristus sendiri. Dalam diri sesama kita, khususnya yang miskin, lemah dan tersingkir, hadirlah Yesus Kristus Tuhan kita. 

DOA: Ya Tuhan, berilah aku hati yang peka terhadap sesama yang membutuhkan bantuanku, dan mampukanlah aku memandang wajah putra-Mu yang hadir dalam diri mereka. Amin.

Semoga Allah yang mahakuasa memberkati saudara, dalam Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

SYAHADAT

DOA UMAT

I : Marilah kita berdoa kepada Tuhan, Raja Semesta Alam dan sumber keselamatan semua orang.

L : Bagi para rohaniwan dan biarawan-biarawati, Ya Raja Semesta Alam, bimbinglah para rohaniwan dan biarawan-biarawati agar berusaha hidup menurut Injil dan senantiasa mau melayani, bukan minta dilayani. Kami mohon ..

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L : Bagi para pemimpin politik dewasa ini: Ya Raja Semesta Alam, doronglah para pemimpin politik agar senantiasa mengusahaka kerukunan dan perdamaian serta kesejahteraan rakyatnya dengan jujur. Kami mohon …

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L : Bagi para warga Gereja yang sakit dan cacat:  Ya Raja Semesta Alam, dampingilah saudara-saudara kami yang sakit dan cacat karena merekapun warga Gereja penuh yang dengan  tetap mampu berjasa bagi keselamatan manusia. Kami mohon …

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L : Bagi kita semua: Ya Raja Semesta Alam, berkatilah kami dalam membangun dunia baru ini dan semoga kami selalu ingat akan hukum cinta kasih-Mu. Kami mohon …

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

I : Allah Bapa Yang Mahakuasa dan kekal, Putra-Mu telah Kauangkat menjadi Raja Semesta Alam. Karena percaya dan berharap kepada-Nya, kami ingin selalu bekerja sama dengan Dia dalam membangun dunia baru, yang memberi kesempatan untuk hidup baik sekarang dan selamanya. U Amin

DOA PENGANTAR PERSEMBAHAN

Ya Allah, sambil mempersembahkan kepada-Mu kurban perdamaian ini, kami mohon dengan rendah hati, semoga Putra-Mu sendiri berkenan menganugerahkan persatuan dan damai kepada segala bangsa. Dialah Tuhan kami yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. U Amin

ANTIFON KOMUNI  – Mzm. 29:10-11

Tuhan  akan bertakhta sebagai Raja untuk selamanya. Tuhan akan memberkati umat-Nya dengan damai.

DOA PENUTUP

Marilah kita berdoa:Tuhan, kami telah menerima santapan suci, jaminan hidup abadi. Semoga kami yang bangga menaati perintah Kristus, Raja Semesta Alam, diperkenankan menikmati hidup abadi di dalam Kerajaan Surga bersama Dia, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. U Amin.

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

Sejarah Perayaan Kristus Raja Semesta Alam

Di hari Minggu biasa ke-34, Minggu terakhir masa biasa, Gereja merayakan Hari Raya Yesus Krisus Raja Semesta Alam. Penempatan ini menegaskan iman Kristen akan Kristus sebagai penguasa waktu, sejak awal hingga akhir. Kristus Alfa dan Omega. Sejarah awal dan pemaknaan perayaan ini berkembang pada masa beberapa Paus, meskipun inti seruan mereka sama.

Perayaan Liturgi. Hari Raya ini secara resmi ditetapkan oleh Paus Pius XI, pada 11 Desember 1925, sebagai akhir perayaan Gubileum pada tahun itu. Menjelang perayaan itu, umat mengadakan sebuah triduum atau tiga hari doa dan permenungan khusus, dengan tujuan memohon kepada Tuhan agar kasih Kristus sungguh merajai manusia, dan agar hati manusia dijauhkan dari berhala-berhala yang menghalangi kasih Kristus yang meraja dalam diri manusia.

Quas Primas. Penetapan Hari Raya ini ditandai dengan sebuah Ensiklik dari Pius XI yang berjudul Quas Primas (Yang Pertama). Konteks penetapan Hari Raya dan kemunculan Ensiklik ini ialah perlawanan terhadap tendensi ‘sekularimse’ dalam dunia, yang juga menyerang Gereja Katolik waktu itu. Sebuah Ensiklik dirasa tak cukup menyuarakan perlawanan bagi liberalisme. Bagi Paus, sebuah perayaan liturgis akan secara perlahan namun efektif mengubah mentalitas umat.

Dengan merayakan perayaan ini dalam ritus liturgi, diharapkan bahwa umat Katolik semakin terpusat pada kekuasaan Kristus. Hanya Kristus lah Raja semesta alam, Awal dan Akhir (bdk Why 21: 16). Di hadapan Pilatus, Yesus menegaskan kekuasaan-Nya. “Jadi Engkau adalah raja”? Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja” (Yoh 18: 37).

Ad caeli Reginam. Paus Pius XII dalam Ensiklik Ad caeli Reginam (Ratu Surga), 11 Oktober 1954 kembali menegskan kuasa Kristus atas alam semesta. Sebagai Raja, Ia sungguh ilahi dan sungguh insani. Pisu XII menekan bahwa kerajaan Kristus bersifat spiritual. Lawan dari kuasa Kristus ialah kuasa jahat: iblis. Kerajaan Kristus tidak dikuatkan dengan senjata, melainkan kasih dan kebenaran.

Para pengikut Kristus Raja ialah orang-orang yang tidak melekat pada harta dunia, melainkan yang berani menyangkal diri dan memikul salib mengikuti raja mereka. Raja itu adalah penguasa kini dan akan datang: Ia akan datang kembali di akhir zaman untuk mengadili manusia, memisahkan kambing dari domba (Mat 25: 31ss). Dengan kedatangan yang kedua itu, Raja Kristus akan menyatukan segala ciptaan dalam kausa-Nya. Itulah saatnya langit dan bumi baru tercipta (Why 21: 1).

Oleh sebab itu, selama di dunia pun para pengikut-Nya selalu siap menantikan kedatangan kembali sang raja. Bersama Bunda Maria, Gereja berdoa dan berseru: Maranatha, datanglah Tuhan (bdk. 1Kor 16: 22). Dengan keyakinan itu, Pius XII terus mengecam bentuk baru idolatria yang muncul di Eropa dan Amerika Latin (Meksiko): perang, berhala ekonomi, intrik politik, rasisme.

********

Dr. Andreas B. Atawolo, OFM: Penulis adalah dosen teologi di STFT Driyarkara, Jakarta

Untuk membaca tulisan tulisan-tulisan seputar teologi dan humaniora  silakan mengunjungi situs Pater Andreas di https://christusmedium.com

Sumber: https://komkat-kwi.org/2020/11/21/3351/

1 Comment

  • Yufita Barito November 26, 2023 at 12:06 pm

    Makasih Romo untuk renungannya 🕊☇

    Reply

Leave a Comment