Jumat, 08 Desember 2023 – Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda

Rm. Vincen Suparman SCJ dari Komunitas SCJ Florida USA

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Yes 61:10

Aku bersuka ria dalam Tuhan, dan jiwaku bersorak sorai dalam Allah. Aku dikenakan dandanan keselamatan dan diselubungi dengan pakaian kejujuran, bagaikan mempelai berhiaskan ratna mutu manikam.

PENGANTAR

Kita manusia tak dapat mengatakan bahwa selalu setia menepati janji kita. Masih terlalu sering kita mencari kepentingan sendiri. Tak mungkinlah hal itu pada Tuhan. Ia selalu tetap menepati janji-Nya, sekalipun manusia mengingkarinya. Ia tetap berbaik hati kepada kita. Ia membimbing kita ke tujuan terakhir dan menyatakan bahwa semua kejahatan di dunia ini dapat dikalahkan. Pada diri Yesus, Putera Maria, yang hari ini kita rayakan, Sabda Allah telah menjadi manusia. Bahwasanya Tuhan berkenan melaksanakan itu dengan perantaraan Bunda Maria, yang terkandung tanpa noda, kita hendaknya penuh rasa syukur.

SERUAN TOBAT:

I : Tuhan Yesus Kristus, Berdasarkan rahmat penebus yang masih akan Kauperoleh, Enkau menjauhkan segala noda dari hati Santa Perawan Maria sejak saat penciptaannya. Tuhan, Kasihanilah kami.

U : Tuhan, Kasihanilah kami.

I : Engkau telah memilih Santa Perawan Maria sebagai Ibunda-Mu yang pantas dalam penjelmaan-Mu. Kristus, Kasihanilah kami.

U : Kristus, Kasihanilah kami.

I : Engkau telah menanyakan kesedihan Santa Perawan Maria melalui Gabriel dan dengan demikian tetap menghormati kebebasan manusia. Tuhan, kasihanilah kami.

U : Tuhan, kasihanilah kami.

KEMULIAAN:

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa yang mahakudus, guna menyediakan kediaman yang pantas bagi Putera-Mu yang akan menjelma, Engkau telah melindungi Santa Perawan Maria terhadap noda Kaujauhkan dari padaNya berdasarkan rahmat penebusan yang masih akan diperoleh Putera-Mu. Semoga berkat yang terkandung tanpa noda, kami pun sampai kepada-Mu dengan suci murni. Demi Yesus Kristus,…

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Kejadian 3:9-15.20

“Aku akan mengadakan permusuhan antara keturunanmu dan keturunan wanita itu.”

Pada suatu hari, di Taman Eden, setelah Adam makan buah pohon terlarang, Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya, “Di manakah engkau?” Ia menjawab, “Ketika aku mendengar bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Lalu Tuhan berfirman, “Siapakah yang memberitahukan kepadamu bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab, “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada perempuan itu, “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu, “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.” Lalu berfirmanlah Tuhan Allah kepada ular itu, “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan! Dengan perutmulah engkau akan menjalar, dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu! Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan itu, antara keturunanmu dan keturunannya. Keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 98:1.2-3ab.3bc-4

Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.

  1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.

  2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang daripada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.

  3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!

BACAAN KEDUA: Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus 1:3-6.11-12

“Di dalam Kristus, Allah telah memilih kita.”

Saudara-saudara, terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di surga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semua untuk menjadi anak-anak-Nya oleh perantaraan Yesus Kristus, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia yang dikasihi-Nya. Aku katakan “di dalam Kristus”, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan Allah, yakni kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut kepuusan kehendak-Nya. Dengan demikian kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, ditentukan-Nya supaya menjadi pujian bagi kemuliaan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya.

S : (Luk 1:28) Salam Maria, penuh rahmat; Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara wanita.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 1:26-38

“Engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki.”

Dalam bulan yang keenam Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?” jawab malaikat itu kepadanya, “Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Maka kata Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Vincent Suparman SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Jumpa lagi para pendengar Resi Dehonian bersama saya, Pastor Vincent Suparman, SCJ dari Komunitas SCJ Florida, Amerika Sarikat dalam edisi 8 December 2023. 

Santo Lukas dalam Injilnya mempunyai caranya sendiri dalam mengungkap pesan Injilnya kepada para pembacanya. Ia sangat faham bahwa untuk mengungkapkan  apa yang ia mengalami dan mewariskannya kepada para pengikut Jesus selama beberapa dekade, teks “Khabar Baik”. Lantas Santo Lukas perlu melengkapi Injilnya dengan introduksi, bagian tubuh atau pesan pokok, dan penutup. Itulah metode Santo Lukas dalam menyusun Injilnya.  Setelah semua narasi disusun dengan klimaks dan akhir cerita, yang diakhiri dengan “sukacita yang besar” setelah Jesus “diangkat ke surga.”

Dalam Fatsal kesatu Santo Lukas mengawali suatu kisah yang penuh warna tentang utusan malaikat yang mengesankan, Gabriel, yang diutus kepada seorang wanita muda di Nazareth. Utusan itu memberitahunya bahwa dia “dikasihi oleh Tuhan” dan bahwa Tuhan “bersamanya” (1:28). Menurut Santo Lukas, isi salam itulah yang “sangat meresahkan” Maria dan apa yang selanjutnya “direnungkannya” (1:29) —sebuah indikasi yang jelas tentang seorang wanita yang bijaksana!

Ketika Sang Utusan mengajukan pertanyaan kepada Maria, Maria mengajukan pertanyaan bagaimana semua itu akan terjadi. Maria ingin tahu maksud dan tujuan dari pesan yang disampaikan oleh Malaikat Gabriel.

Utusan itu menanggapinya dengan memberitahu kepadanya bahwa Roh Kudus akan bekerja sesuai dengan rencana dari Tuhan Yang Mahatinggi untuk meredakan kekhawatiran Maria. Selang beberapa masa kemudian Maria berbagi kesukaan dengsn Elizabet. Maria menyadari tentang rencana ilahi tentang kehidupan baru untuk menyelamatkan umat-Nya.

Penyerahan diri Maria kepada rencana ilahi,”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”(1:38) didasarkan pada relasi inter-personal dan rendah hati dengan Allah sendiri. Pada akhirnya, dalam moment “Ecce Ancila” di mana dia berbalik dan menyandarkan masa depannya dalam Misteri Besar yang pada akhirnya membawanya kepada khabar sukacita.

Kisah Lukas tentang Maria mencakup kehidupan rohani seorang wanita yang berdoa dan memiliki relasi istimewa dengan Tuhan. Relasi istimewa itu membantu Maria hidup seturut kebijaksanaan ilahi dan memasuki misteri rencana ilahi yang lebih dalam. Relasi semacam ini seharusnya dimiliki oleh setiap orang agar mereka berani memasuki jalan-jalan Tuhan dan berbuat sesuai dengan bimbingan Tuhan. Faktanya, justru ada banyak orang yang menghindari jalan Tuhan dan lebih memilih jalan yang dibuatnya sendiri.

Kisah Maria yang ditampilkan oleh Lukas mendorong kita untuk membuka fikiran dan hati kita: bagaimana Allah menyertai kita sehingga kita dijauhkan dari cemas dan khawatir karena segala sesuatu mungkin bagi Allah.

Semoga kebesaran Allah mendorong kita untuk selalu berpaling pada-Nya dan menyelami kebijaksanaan-Nya dan memasuki lorong-lorong yang disediakan oleh-Nya untuk kita. Amin.

DOA UMAT:

I : Marilah berdoa kepada Allah Bapa kita, yang telah membebaskan Maria sejak awal mula dari noda dosa

L : Bagi Gereja Yesus KRistus di dunia, yang merupakan persekutuan orang-orang yang berdosa, namun terpanggil untuk menjadi kudus berkat kasih karunia Allah: Ya Bapa, semoga kemurahan Allah yang tak terbatas menjadi nyata melalui cinta kasih menusiawi kami satu sama lain. Marilah berdoa kepada Tuhan…

U : Tuhan dengarkanlah umat-Mu.

L : Bagi para Imam dan semua orang lain yang bertugas mewartakan Kabar Baik: Ya Bapa, semoga para pewarta Injil tetap menyatakan kepada dunia, bahwa kekuasaan dosa telah dimusnahkan oleh kasih karunia Allah. Marilah berdoa kepada Tuhan…

U : Tuhan dengarkanlah umat-Mu.

L : Bagi dunia: Ya Bapa, semoga dosa, yang menampakkan diri di dunia ini dalam berbagai bentuk, dikalahkan oleh kasih kami satu sama lain, serta kemantaban kami untuk selalu memperjuangkan perdamaian dan keadilan. Marilah berdoa kepada Tuhan…

U : Tuhan dengarkanlah umat-Mu.

L : Bagi kita sendiri, serta mereka yang kita cintai: Ya Bapa, semoga kebaikan di dalam diri kami lebih kuat daripada kejahatan yang ada dalam diri kami dan orang-orang di sekeliling kami. Marilah berdoa kepada Tuhan…

U : Tuhan dengarkanlah umat-Mu.

I : Allah segala rahmat, rencana-Mu terhadap dunia serta manusia melampaui segala dugaan kami. Semoga kami tetap percaya pada kekuatan kasih-Mu yang menyelamatkan sehingga seturut teladan Bunda Maria, kami selalu berani memberikan diri kami sepenuhnya kepada Putra-Mu, Yesus Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa yang mahakudus, terimalah kiranya kurban yang kami persembahkan pada hari raya Santa Perawan Maria. Dikandung tanpa noda dosa. Kami percaya bahwa dalam rahmat-Mu Engkau tetap melindungi dia terhadap segala dosa. Dengarkanlah kiranya doa permohonannya dan jauhkanlah kami dari segala dosa. Demi Kristus,…

PREFASI:

Sudah layak dan sepantasnya, Ya Bapa yang kudus, Allah yang kekal dan kuasa,bahwa dimana pun juga kami senantiasa bersyukur kepada-Mu. Sebab Santa Perawan Maria Kaulindungi Terhadap segala noda dosa.Ia Kau penuhi dengan rahmat-Mu. Sehingga layak menjadi Bunda Putera-Mu, Ia Kau jadikan juga Bunda Gereja-Mu, yaitu mempelai Kristus yang elok. Dialah Perawan suci yang melahirkan Putera-Mu, Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Dialah juga yang Kauberikan kepada umat-Mu, sebagai pemohon rahmat yang unggul dan teladan kesucian yang utama.

Dari sebab itu bersama para malaikat kami bersuka ria memuji Engkau sambil berseru /bernyanyi : Kudus, kudus,…..

ANTIFON KOMUNI:

Amat mulialah engkau, ya Bunda Maria, sebab telah melahirkan cahaya dunia, ialah Kristus Yesus, Tuhan kita.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Santa Maria telah Kaujaga utuh sempurna dan bebas dari segala dosa sejak awal hidupnya. Semoga berkat santapan suci ini kami Kausembuhkan dari segala luka dosa. Demi Kristus,…

DOWNLOAD AUDIO RESI:

Memahami Dogma “Maria Dikandung Tanpa Noda”

AJARAN Gereja Katolik (Dogma) menyatakan, Maria, Bunda Allah yang kudus itu dikandung tanpa noda dosa. “Tidak mengherankan bahwa di antara para Bapa Suci menjadi lazim  untuk menyebut Bunda Allah suci seutuhnya dan tidak terkena oleh cemar dosa mana pun juga, bagaikan makhluk yang diciptakan dan dibentuk oleh Roh Kudus. Perawan Nazaret itu sejak saat pertama dalam rahim dikaruniai dengan semarak kesucian yang sangat istimewa” (Lumen Gentium 56). Namun di sisi lain, ada juga beberapa dari para Bapa Gereja yang menolak atau berkeberatan akan Ajaran Gereja ini. Hal ini akan kita dalami melalui beberapa penjelasan singkat dalam artikel berikut ini.

Tanpa Noda Dosa

Gereja mengajarkan sebuah ajaran pokok iman mengenai siapa pribadi Maria yang dikenal oleh umat Katolik. Sebagai seorang mahasiswa, dan juga terutama sebagai anggota dari Gereja Katolik, hal ini sangat perlu untuk kita ketahui. Dokumen Lumen Gentium (LG) artikel 56 merupakan Dokumen Konsili Vatikan II yang menegaskan dogma tentang “Maria Dikandung Tanpa Noda”. Pada tahun 1854, Paus Pius IX menetapkan keyakinan Gereja itu menjadi dogma: “Perawan Tersuci Maria sejak saat perkandungannya oleh rahmat yang luar biasa dan oleh pilihan Allah yang mahakuasa karena pahala Yesus Kristus, Penebus umat manusia, telah dibebaskan dari segala noda dosa asal” (Bdk. DS 2803).

Pada awalnya, jauh sebelum Gereja mengukuhkan dogma ini, umat Katolik telah merayakan pesta Maria Dikandung Tanpa Noda setiap tanggal 8 Desember. Konsili Trente (1546) menyatakan bahwa berkat karunia istimewa, Maria seumur hidup bebas dari segala dosa, termasuk dosa ringan (Bdk. DS 1573).  Namun, hal itu bukan berarti bahwa Bunda Maria tidak lagi memerlukan penebusan dosa, melainkan bahwa Maria telah ditebus sejak saat pertama keberadaannya di bumi. Dalam ajaran iman dan moral Gereja mengatakan bahwa: Allah tidak bisa bersatu dengan dosa (Stanislaus Surip, 2007). Maria harus mengandung Putera Allah. Oleh karena itu, Ia harus menyediakan rahim yang tidak bernoda oleh dosa asal maupun dosa pribadi dan membuat Maria dikandung tanpa noda. Hal ini tidak terjadi dari pihak orang tuanya, melainkan dari, atas dan oleh kehendak Allah sendiri. Orang tua Maria tetaplah orang berdosa dan berdosa asal.

Dogma ketidakberdosaan ini khusus mengenai diri Maria. Namun, hal itu dapat kita bedakan dengan ketidakberdosaan Yesus Kristus, Putranya. Ketidakberdosaan Yesus terletak dalam diri-Nya sendiri, karena Dia adalah Allah, sedangkan ketidakberdosaan Maria berasal dari luar dirinya yakni karena relasinya dengan Allah, melalui Anaknya, Yesus Kristus. Maria terlindungi dari dosa pribadi dan tidak terkena dosa asal karena kasih karunia Allah. Maria tetap manusia seperti kita manusia, namun Maria memiliki hubungan yang sangat erat dengan Yesus dalam karya penebusan. Maria dibebaskan dari segala noda dari sejak awal hidupnya berkat rahmat penebusan Yesus Kristus yang sudah berlangsung sebelum Yesus sendiri lahir.

Nah, jadi Maria itu suci dan tak bernoda ialah karena Allah dan untuk Allah. Masih bingungkah kita? Ya, bagi kita manusia, hal ini mungkin tidak masuk akal. Namun bagi Allah tidak ada yang mustahil, sebab Allah tidak terikat tempat dan waktu. Meski demikian, Maria yang suci dan takbernoda itu juga mengalami akibat dosa dan terkena kemalangan manusia, seperti penderitaan dan kematian. Maria mati sebagai akibat dari dosa manusia pertama, yaitu Adam dan Hawa, seperti halnya Yesus. Tetapi, kematian Maria tidak sama dengan kematian Yesus, sebab Yesus mati demi silih atau penebusan dosa-dosa manusia. Kematian Maria ialah kematian fisis-biologis semata dan bukan kematian fisis-teologis. Apa maksudnya? Kematian fisis-teologis ialah terpisah atau terputusnya secara definitif relasi manusia dengan Allah Penyelamat. Sedangkan itu, kematian fisis-biologis adalah kematian alamiah yang dialami oleh setiap makhluk, termasuk manusia karena kodratnya dapat mati. Demikianlah bahwa Maria mati sesuai kodrat manusiawinya yang dapat mati, tetapi ia tidak terpisah dari Allah berkat kasih karunia-Nya yang berlimpah di dalam Yesus Kristus.

Dalam hal ini, pemahaman iman yang dapat kita pelajari ialah bahwa Allah menyucikan hamba-hamba yang akan dipakai-Nya menjadi alat-Nya. Namun di antara hamba itu, Bunda Maria-lah yang suci dan berkelimpahan rahmat bahkan sejak ia dikandung seperti yang disampaikan malaikat “Gratia Plena (Penuh rahmat)/Engkau yang dikarunia” (Lih. Luk 1:28). Demikianlah Gereja mengimani bahwa Bunda Maria adalah suci sejak di dalam rahim ibunya, sebab Allah menyiapkannya untuk rencana-Nya yang lebih besar, yakni mengandung dan melahirkan Allah (Yang Kudus) (Lih. Mrk 1:24) di dan dari dalam rahimnya yang telah disucikanNya. Tentulah hal ini berangkat dari refleksi Gereja bahwa Allah tidak dapat bersatu dengan dosa. Oleh karena itulah, Allah sendiri menguduskan Bunda Maria agar ia layak dan pantas mengandung dan melahirkan Kristus.

Ajakan Meneladan Maria

Ada dua hal yang perlu kita pelajari dari Bunda Maria. Pertama-tama berkaitan dengan perihal takut. Sebagai manusia biasa, siapa sih yang tidak takut? Demikianlah juga dialami oleh Maria, sebab ia juga manusia biasa. Namun, yang patut kita teladani di sini ialah iman Maria. Ya, dia adalah seorang beriman. Ketakutan Bunda Maria sirna oleh karena imannya kepada Allah. Yang kedua ialah iman.

Iman pada dasarnya merupakan rahmat dari Allah itu sendiri. Namun, iman itu tidak akan ada nilainya, tidak akan berbuah jika hanya melulu dari Allah dan tanpa tanggapan dari manusia. Seperti kisah seorang hamba yang menyembunyikan talenta di dalam tanah atau seperti tanah yang tidak menghasilkan apa-apa ketika benih ditaburkan. Iman itu akan sempurna apabila ada tanggapan dan kerja sama dari pihak manusia. Demikianlah Maria itu adalah lambang dari setiap kita, manusia, yang mau mendengarkan, merenungkan serta melaksanakan firman Allah, yang hingga kepadanya dihadiahi buah hingga seratus kali lipat, yakni tidak bernoda, suci dari sejak ia ada di bumi hingga wafatnya.

Mari kita meneladan iman Bunda Maria, menjadi hamba yang baik bagi Tuan kita, Allah. Mendengarkan, merenungkan, serta melaksanakan sabda-Nya, melakukan pekerjaan kita seturut kehendak-Nya. Hingga saatnya, suatu hari nanti, yakni di hari penghakiman, kita semua didapati-Nya layak dan beroleh mahkota kehidupan.

 

Penulis: Frater Dominikus Irpan, Mahasiswa Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang/Calon Imam Keuskupan Agung Pontianak (HIDUP, Edisi No. 15. Tahun ke-76, Minggu, 10 April 2022)

Sumber: https://www.hidupkatolik.com/2022/04/28/60856/memahami-dogma-maria-dikandung-tanpa-noda.php

1 Comment

  • Yufita Barito Desember 8, 2023 at 6:37 am

    Amin.
    Makasih Romo untuk renungannya

    Reply

Leave a Comment