Sabtu, 20 Januari 2024 – Hari Biasa Pekan II (Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristen Hari III)

Rm. Yohanes Dwi Wicaksono SCJ dari komunitas SCJ Dehon House Manila – Philipina

 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 80:2a.3b

Hai Gembala Israel, pasanglah telinga, dengarkanlah kami. Bangkitkanlah keperkasaan-Mu dan selamatkanlah kami.

PENGANTAR:

Daud meratapi gugurnya Raja Saul meskipun Raja Saul adalah saingannya; ia meratapi tewasnya Yonatan, putra Raja Saul yang adalah sahabatnya. Hati insaninya mengenal kesedihan yang diungkapkannya di hadapan Tuhan dan di depan teman temannya. Sebaliknya, sanak-saudara Yesus yang berpandangan picik, mengadakan reaksi terhadap Yesus.

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa sumber kehidupan, bagaimana kami mau menyebut nama-Mu, seandainya Yesus Mesias tidak berbicara tentang Dikau? Kami mohon, semoga la berkenan mendahului dan membimbing kami menuju Engkau, sumber kehidupan semua orang. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Kedua Samuel 1:1-4.11-12.19.23-27

“Para pahlawan gugur di medan perang.”

Setelah Saul mati, dan ketika Daud kembali sesudah memukul kalah orang Amalek dan tinggal dua hari di Ziklag, maka datanglah pada hari ketiga seorang dari tentara, dari pihak Saul, dengan pakaian terkoyak-koyak dan tanah di atas kepala. Ketika ia sampai kepada Daud, sujudlah ia ke tanah dan menyembah. Bertanyalah Daud kepadanya: “Dari manakah engkau?” Jawabnya kepadanya: “Aku lolos dari tentara Israel.” Bertanyalah pula Daud kepadanya: “Apakah yang terjadi? Coba ceriterakan kepadaku.” Jawabnya: “Rakyat telah melarikan diri dari pertempuran; bukan saja banyak dari rakyat yang gugur dan mati, tetapi Saul dan Yonatan, anaknya, juga sudah mati.” Lalu Daud memegang pakaiannya dan mengoyakkannya; dan semua orang yang bersama-sama dengan dia berbuat demikian juga. Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul, karena Yonatan, anaknya, karena umat TUHAN dan karena kaum Israel, sebab mereka telah gugur oleh pedang. Kepermaianmu, hai Israel, mati terbunuh di bukit-bukitmu! Betapa gugur para pahlawan! Saul dan Yonatan, orang-orang yang dicintai dan yang ramah, dalam hidup dan matinya tidak terpisah. Mereka lebih cepat dari burung rajawali, mereka lebih kuat dari singa. Hai anak-anak perempuan Israel, menangislah karena Saul, yang mendandani kamu dengan pakaian mewah dari kain kirmizi, yang menyematkan perhiasan emas pada pakaianmu. Betapa gugur para pahlawan di tengah-tengah pertempuran! Yonatan mati terbunuh di bukit-bukitmu. Merasa susah aku karena engkau, saudaraku Yonatan, engkau sangat ramah kepadaku; bagiku cintamu lebih ajaib dari pada cinta perempuan. Betapa gugur para pahlawan dan musnah senjata-senjata perang!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 47:2-3.6-7.8-9

Ref. Buatlah wajah-Mu bersinar, ya Tuhan, maka kami akan selamat.

  1. Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu, dengarkan kami, Engkau yang menggiring Yusuf sebagai kawanan! Engkau yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar di depan Efraim, Benyamin dan Manasye! Bangkitkanlah keperkasaan-Mu, dan datanglah menyelamatkan kami.

  2. Tuhan, Allah semesta alam, berapa lama lagi murka-Mu menyala sekalipun umat-Mu berdoa? Mereka Kauberi makan ratapan dan Kauberi minum air mata berlimpah; Engkau menjadikan kami pangkal sengketa para tetangga, dan para musuh mengolok-olok kami.

  3. Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan lagu yang paling indah! Allah merajai segala bangsa, di atas takhta-Nya yang kudus Ia bersemayam.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya
S : (Kis 16:14b) Bukalah hati kami, ya Allah, agar dapat memperhatikan sabda Putra-Mu.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 3:20-21

“Orang-orang mengatakan Yesus tidak waras lagi.”

Sekali peristiwa Yesus bersama murid-murid-Nya masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makan pun mereka tidak dapat. Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka, “Ia tidak waras lagi.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Yohanes Dwi Wicaksono SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Dari bacaan hari ini, paling tidak ada dua point permenungan yang bisa kita reflesikan juga dalam hidup kita.

Pertama, pengetahuan atau pengertian yang tidak benar bisa membawa kita pada persepsi yang salah. Akibat dari persepsi yang salah, tindakan yang kita lakukan juga bisa mengarah pada yang salah. Markus menerangkan bahwa keluarga Yesus hendak mengambil-Nya dari rumah itu dan membawanya pulang karena Yesus dianggap tidak waras lagi. Persoalannya adalah Yesus dan para murid-Nya tidak ‘sempat makan’.

Dalam hidup, kita perlu terus menerus mencari dan menemukan pengertian dan pengetahuan yang paling benar, supaya kita tidak salah persepsi dan mengambil tindakan yang salah pula. Maka kita perlu membuka pikiran dan hati kita untuk mendengarkan banyak, membaca banyak, dan melihat banyak. Dengan demikian harapannya kita pada akhirnya mendapat pengertian yang mendekati paling benar. Itulah langkah orang bijaksana yang mencari pengertian. Jangan sampai kita berbicara dan bertindak banyak tanpa ada pengetahuan yang baik dan benar.

Kedua, kita bisa belajar tentang totalitas seperti Yesus dan para murid-Nya. Makan dan minum adalah bagian penting dari hidup manusia. Makan dan minum kita pakai untuk mendukung karya cinta kasih kita pada Tuhan lewat sesame. Maka bukan lagi makan minum yang terpenting, persis seperti yang dilakukan oleh Yesus dan para murid-Nya. Artinya kita diundang memakai apa yang kita miliki untuk melayani Tuhan lewat sesama. Dengan demikian yang kita abdi bukanlah soal perut dan nafsu kedagingan, tetapi kita mengabdi kepada Allah yang penuh kasih dan solider pada sesame dan alam semesta.

Totalitas menjadi murid Yesus tidak jarang membawa konsekuensi dianggap tidak waras oleh dunia. Itulah sukacita yang mesti kita panggul. Waras menurut ukuran dunia belum tentu cukup untuk waras menjadi murid Kristus. Jangan takut untuk total dan radikal menjadi murid Kristus meski tidak harus viral menurut dunia.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa, sumber kehidupan, berkat Roh Yesus Kristus Putra-Mu, perkenankanlah kami menyambut santapan yang menggembirakan dan menyelamatkan kami. Demi Kristus, ….

ANTIFON KOMUNI – Markus 3:20

Ketika Yesus bersama para murid masuk ke sebuah rumah datanglah orang banyak berkerumun, sehingga makan pun mereka tidak sempat.

DOA SESUDAH KOMUNI: 

Marilah berdoa: Allah Bapa, sumber kedamaian sejati, jadikanlah kami saksi-saksi mengenai apa saja yang Kaulakukan di tengah-tengah kami. Tunjukkanlah kami jalan yang dilalui Putra-Mu, sebab dengan mengosongkan diri-Nya la memperkenankan kami memperoleh kebebasan dan kedamaian sejati. Dialah Tuhan dan pengantara kami.

DOWNLOAD AUDIO RESI:

PEKAN DOA UNTUK PERSATUAN UMAT KRISTIANI

18-25 Januari 2024 (Renungan Alkitab dan Doa)

“Kasihilah Tuhan, Allahmu… dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Luk 10:27).

HARI KE 3

“Tuhan, bukalah hati kami bagi mereka yang tidak kami lihat.”

Roma 13:8-10 Mazmur 119:57-63

Refleksi :

Seorang ahli taurat ingin membenarkan dirinya sendiri. Ia berpandangan bahwa sesama yang harus dia cintai adalah dari iman yang sama dan bangsanya sendiri. Ini adalah naluri manusia yang wajar. Ketika kita mengundang orang ke rumah kita, mereka seringka li adalah orang-orang yang memiliki status sosial yang sama, pandangan hidup, dan nilai-nilai yang serupa. Ada naluri manusiawi untuk lebih memilih sosok-sosok yang sudah dikenal. Hal ini juga berlaku dalam komunitas-komunitas gerejawi kita. Secara bijaksana, Yesus justru membawa ahli taurat, dan juga pengikutnya yang lain, untuk masuk mempelajari lebih jauh ke dalam tradisi mereka sendiri dengan mengingatkan mereka akan kewajiban untuk menyambut dan mencintai semua orang, tanpa memandang agama, budaya, atau status sosial.

Injil mengajarkan bahwa mencintai mereka yang sama dengan kita bukanlah sesuatu yang luar biasa. Yesus membimbing kita menuju visi radikal tentang apa artinya menjadi manusia. Perumpamaan Orang Samaria yang Baik Hati menggambarkan dengan sangat jelas apa yang diharapkan Kristus dari kita, yaitu membuka hati kita secara

“Dan siapakah sesamaku manusia?” (Lukas 10: 29)

luas dan berjalan di jalan-Nya, untuk mencintai sesama sebagaimana Dia mencintai kita. Bahkan, Yesus menjawab ahli hukum dengan pertanyaan lain: bukan “siapakah sesamaku?”, melainkan “siapakah yang terbukti menjadi sesama bagi orang yang membutuhkan?”

Disaat kita mengalami krisis ketidakpercayaan dan ketidakpastian yang mendominasi hubungan, Perumpaan Orang Samaria yang Baik Hati menjadi sangat relevan. Inilah tantangan dari perumpamaan itu pada hari ini, yaitu pertanyaan bagi siapakah saya menjadi sesama?

Doa

Allah yang penuh kasih, yang menuliskan cinta dalam hati kami. Tanamkanlah keberanian pada kami untuk mampu melihat lebih dari diri sendiri dan melihat sesama dalam diri mereka yang berbeda dari kami, agar kami benar-benar mengikuti Yesus Kristus, saudara dan sahabat kami, yang adalah Tuhan, selama-lamanya. Amin.

2 Comments

  • Herlin Januari 20, 2024 at 5:37 am

    Amin

    Reply
  • Firmus dega Januari 20, 2024 at 9:48 am

    Makasih Romo

    Reply

Leave a Comment