![](https://resi.dehonian.or.id/wp-content/uploads/2020/05/nugroho.gif)
Rm. Andreas Nugroho SCJ dari Komunitas SCJ Rumah Damai Dehon Palembang – Indonesia
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA – Bdk. Mzm. 48:10-11
Kami mengenangkan kasih setia-Mu ya Allah, dalam rumah daMu yang kudus. Seperti nama-Mu memenuhi seluruh bumi, demikian juga kemasyhuran-Mu, ya Allah; tangan kanan Mu penuh dengan keadilan.
PENGANTAR:
Adanya perasaan kecewa dan patah hati, kehilangan se mangat, merupakan hal yang wajar dialami ketika sese orang mengalami penolakan. Penolakan selalu dialami para nabi, bahkan Yesus pun mengalami hal yang sama. Namun, penolakan tidak dibalas Yesus dengan kemarahan, tetapi justru dengan sikap yang lemah lembut. Cinta akan perutusan menjadi pondasi dasar untuk mengatasi pe nolakan yang dialami. Kita diteguhkan melalui Ekaristi ini agar menghayati kelembutan hati dalam menghadapi pe nolakan yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari.
DOA PEMBUKA:
Marilah kita berdoa : (hening sejenak) Allah Bapa yang penuh kasih, Engkau telah mengutus pu tra-Mu untuk menyapa dan mengajar kami. Kami mohon bukalah hati kami untuk mengenal, mengagumi dan mene rima-Nya. Berilah kami keberanian untuk menjadi saksi Nya di lingkungan hidup kami. Sebab, Dialah Tuhan dan Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. U : Amin.
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Nubuat Yehezkiel 2:2-5
“Mereka adalah kaum pemberontak! Tetapi mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka.”
Sekali peristiwa, kembalilah rohku ke dalam tubuhku, dan aku ditegakkannya. Maka aku mendengar Allah yang berbicara dengan aku. Beginilah firman-Nya, “Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa yang memberontak melawan Aku. Mereka dan nenek moyang mereka telah mendurhaka terhadap Aku sampai hari ini juga; mereka keras kepala dan tegar hati! Kepada keturunan inilah Aku mengutus engkau! Kepada mereka harus kaukatakan: Beginilah firman Tuhan Allah. Dan entah mereka mendengarkan entah tidak, sebab mereka adalah kaum pemberontak, mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 123:1-2a.2bcd.3-4
Ref. Tuhan, sudi dengarkan rintihan umat-Mu.
-
Kepada-Mu aku melayangkan mataku, Engkau yang bersemayam di surga, seperti mata para hamba laki-laki, memandang kepada tangan tuannya.
-
Seperti mata hamba perempuan, memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada Tuhan, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.
-
Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami, sebab kami sudah cukup kenyang dengan penghinaan; sudah cukup kenyang jiwa kami dengan olok-olok orang yang merasa aman, dengan penghinaan orang-orang yang sombong.
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus 12:7-10
“Aku lebih suka bermegah atas kelemahanku, agar kuasa Kristus turun menaungi aku.”
Saudara-saudara, agar aku jangan meninggikan diri karena penyataan luar biasa yang aku terima, aku diberi suatu duri dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk mengecoh aku, agar aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu aku lebih suka bermegah atas kelemahanku, agar kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, kesukaran, penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya, alleluya, alleluya
S : (Luk 4:18) Roh Tuhan ada pada-Ku Ia mengutus Aku menyampaikan Kabar Baik kepada orang miskin.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 6:1-6
“Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri.”
Sekali peristiwa, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Yesus mulai mengajar di rumah ibadat, dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia. Mereka berkata, “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian, bagaimana dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria? Bukankah Ia saudara Yakobus, Yoses dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.” Maka Yesus tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Yesus merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Andreas Nugroho SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Sahabat Pendengar Resi Dehonian terkasih, jumpa kembali dengan saya Romo Andreas Nugroho SCJ dari komunitas SCJ-Rumah Dehon Palembang-Indonesia, dalam Resi – Renungan Singkat – Dehonian edisi Minggu, 07 Juli 2024, HARI MINGGU BIASA XIV. Sabda Tuhan yang akan kita dengar dan renungkan hari ini dari: Injil Suci menurut MARKUS 6:1-6
Dari kisah Injil yang kita dengarkan hari ini, ada 2 hal yang bisa kita renungkan: Pertama, tentang menghargai kebaikan dan nilai keutamaan. Kedua: tentang kebaikan yang dilakukan tetaplah baik kendatipun tidak dipuji dan diapresiasi.
Ada banyak kisah mukjizat yang tertulis dalam kitab suci yang membuat orang takjub dan lalu memuliakan Allah. Misalnya: saat Yesus menyembuhkan orang lumpuh yang digotong oleh empat temannya, banyak orang takjub dan memuliakan Allah.
Markus 2:12:
“Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: “Yang begini belum pernah kita lihat.”
No Comments