Minggu, 26 Januari 2025 – Hari Minggu Biasa III (Hari Minggu Sabda Allah)

Rm. Vincen Suparman SCJ dari Komunitas SCJ Florida USA

 
 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 96:1,6

Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, bernyanyilah bagi Tuhan, hai segenap bumi. Keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan kehormatan ada di tempat kudusnya.

PENGANTAR:

Setiap agama memiliki tata ibadat yang berbeda-beda. Namun, kita melihat dengan sangat jelas bahwa masing-masing agama menempatkan Kitab Suci sebagai bagian penting dalam tata ibadatnya. Sebagaimana dikatakan dalam Kitab Nehemia yang diperdengarkan hari ini, “Kitab Taurat dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti.” Dalam kisah Perjanjian Baru, sebagai keturunan Yahudi, Yesus juga sangat mencintai Kitab Suci. Injil Lukas pada hari ini mewartakan saat Yesus membacakan suatu nas Kitab Yesaya. Perayaan Ekaristi yang kita rayakan juga mendasarkan pada Kitab Suci. Bagian ini menjadi bagian baku yang tidak dapat dihilangkan agar umat sungguh kaya akan sabda Allah. Di lain pihak, umat juga kaya akan kemurahan Kristus yang hadir dalam Tubuh dan Darah-Nya.

SERUAN TOBAT:

I : Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Sabda Allah yang menjadi manusia, yang membawa Kabar Gembira bagi umat manusia. Tuhan, kasihanilah kami.

U : Tuhan, kasihanilah kami.

I : Engkaulah Sabda Allah yang menjadi manusia, yang berulang kali diwartakan para nabi. Kristus, kasihanilah kami.

U : Kristus, kasihanilah kami.

I : Engkaulah Sabda Allah yang menjadi manusia, yang dicurahkan kepada kami. Tuhan, kasihanilah kami.

U : Tuhan, kasihanilah kami.

DOA KOLEKTAN :

Marilah berdoa: Ya Allah, melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menggenapi karya penyelamatan-Mu. Kami mohon anugerahkanlah Roh-Mu kepada kami agar kami dapat menerima pengajaran Putra-Mu yang akan menuntun kami sampai kepada-Mu. Sebab, Dialah Tuhan dan Pengantara kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang masa. Amin.

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Nehemia 8:3-5a.6-7.9-11

“Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti.”

Sesudah umat Israel kembali dari pembuangan, pada hari pertama bulan ketujuh, Imam Ezra membawa Kitab Taurat ke depan jemaat, pria, wanita dan semua yang dapat mendengar dan mengerti. Ia membacakan beberapa bagian dari kitab itu di halaman depan Gerbang Air dari pagi sampai tengah hari di depan pria, wanita dan semua orang yang dapat mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu. Adapun Ezra, ahli kitab itu, berdiri di atas mimbar kayu yang dibuat khusus untuk peristiwa itu. Ezra membuka kitab itu di depan mata seluruh umat, karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang. Pada waktu ia membuka kitab itu, semua orang bangkit berdiri. Lalu Ezra memuji Tuhan, Allah yang Mahaagung, dan semua orang menyahut, “Amin! Amin!” sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka berlutut dan sujud menyembah kepada Tuhan dengan muka sampai ke tanah. Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti. Lalu Nehemia, kepala daerah, dan Imam Ezra, ahli kitab itu, serta orang-orang Lewi yang mengajar jemaat, berkata kepada seluruh hadirin, “Hari ini adalah kudus bagi Tuhan Allahmu. Jangan kamu berdukacita dan menangis!” Karena semua orang itu menangis, ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat. Lalu berkatalah Imam Ezra kepada mereka, “Pergilah, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis; dan berikanlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa! Sebab hari ini kudus bagi Tuhan kita! Jangan bersusah hati, tetapi bersukacitalah karena Tuhan, sebab sukacita karena Tuhanlah perlindunganmu!”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 19:8.9.10.15

Ref. Sabda-Mu ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.

  1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa. Peraturan Tuhan itu teguh, memberi hikmat kepada orang yang bersahaja.

  2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati. Perintah Tuhan itu murni, membuat mata berseri.

  3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya. Hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.

  4. Mudah-mudahan Engkau sudi mendengarkan ucapan mulutku, dan berkenan akan renungan hatiku, ya Tuhan, Gunung Batu dan penebusku.

BACAAN KEDUA : Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 12:12-30 (Singkat 12:12-14.27)

“Kamu semua adalah tubuh Kristus dan masing-masing adalah anggotanya.”

Saudara-saudara, seperti halnya tubuh itu satu dan anggotanya banyak, dan semua anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh saja, demikian pula Kristus. Sebab kita semua, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, baik budak maupun orang merdeka, telah dibaptis dalam satu Roh menjadi satu tubuh, dan juga diberi minum dari satu Roh. Karena tubuh pun tidak terdiri atas satu anggota saja, tetapi atas banyak anggota. Andaikata kaki berkata, “Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh”’ benarkah ia tidak termasuk tubuh? Dan andaikata telinga berkata, “Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh”, benarkah ia tidak termasuk tubuh? Andaikata tubuh seluruhnya mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya telinga, di manakah penciuman? Tetapi Allah telah memberikan kepada semua anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan, “Aku tidak membutuhkan engkau!” Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki, “Aku tidak membutuhkan engkau!” Justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, malah paling dibutuhkan. Kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus, dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus; hal ini tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. Kamu semua adalah tubuh Kristus, dan masing-masing adalah anggotanya. Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam jemaat: Pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya Ia menetapkan juga: mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mukjizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mukjizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya, alleluya.
S : (Luk 4:18-19) Tuhan mengutus Aku memaklumkan Injil kepada orang yang hina dina, dan mewartakan pembebasan kepada orang tawanan.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 1:1-4; 4:14-21

“Pada hari ini genaplah nas Kitab Suci.”

Teofilus yang mulia, banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh saudara-saudara yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari awal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu. Dengan demikian engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar. Sesudah dicobai Iblis di padang gurun, dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. Selama di situ Ia mengajar di rumah-rumah ibadat dan semua orang memuji Dia. Lalu Yesus datang ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Dan menurut kebiasaan-Nya, pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab Nabi Yesaya, dan setelah membukanya, Ia menemukan nas di mana ada tertulis: Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta; untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang. Kemudian Yesus menutup kitab itu, mengembalikannya kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Yesus mulai mengajar mereka, kata-Nya, “Pada hari ini genaplah nas tadi sewaktu kamu mendengarnya.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Vincen Suparman SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Kudus Yesus melalui Hati Maria.

Dalam Injil hari ini idea tentang Mesias ditampilkan oleh Santo Lukas dalam pribadi Jesus yang secara terang-terangan menyatakan bahwa Ia adalah  “Pribadi yang terberkati”. Sebagai “Pribadi Terberkati” atau Mesias, Ia akan memberitakan khabar gembira kepada orang-orang miskin, membebaskan tawanan, dan mencelikkan mata orang buta. Khabar gembira ini menggenapi nubuat tentang Mesias yang tercatat dalam Kitab Nabi Jesaya 61:1-2.

Pesan utama yang diberitakan oleh Jesus di sinagoga ini ditujukan langsung kepada para pendengar Jahudi saat itu. Pesan itu ditegaskan bahwa saat itu pula digenapi dalam dan melalui hidup Jesus. “Khabar Gembira” diproklamirkan oleh Jesus itu secara khusus ditujukan kepada kaum miskin, tawanan, dan orang buta. Inilah yang menjadi focus utama dari misi utama pelayanan Jesus, yaitu mengutamakan kaum tertindas.

Sebagai orang Kristen dari segala kelompok kaum: pastor, bruder, suster, dan awam, kita semua ditantang untuk membuat misi pelayanan Jesus ini misi pelayan kita juga. Kita ditantang agar proaktif dalam mengutamakan pastoral konkret yang dapat membawa kaum miskin menuju hidup yang lebih baik.  Tidak justru membuat mereka terpinggirkan dalam banyak aspek kehidupan baik di dalam gereja maupun dalam masyarakat.

Percaya kepada jalan hidup Sang Mesias bearti kita berani mempraktikkan jalan hidup Jesus dan model pelayanan missioner yang revolusioner dalam pelayanan pastoral kita. Model pelayanan semacam ini jauh dari mencari keutungan pribadi dan dari memprioritaskan kelompok umat tertentu yang memberikan kontribusi besar entah kepada gereja atau kepada pelayan umat itu sendiri.

Jesus dalam seruan-Nya kepada orang-orang di Nazareth sangat tegas.  Ia datang kepada mereka dengan misi yang sangat jelas, yaitu membawa khabar kegembira kepada orang-orang miskin, orang yang luka hatinya,  yang patah semangat, dan orang-orang yang tertindas.

Dalam Kuasa Roh-Nya Jesus adalah “Pribadi yang diurapi”. Firman dan Karya Jesus menjadi bagian integral dari seluruh hidup-Nya. Namun, ketika itu orang-orang Nazareth tidak menangkap pesan mesianik yang diberitakan oleh Jesus. Maka mereka ingin melemparkan-Nya ke jurang. Pesan Jesus yang radikal untuk membawa perubahan yang dirasakan mengusik kehidupan mereka yang mapan. Ajakan Jesus untuk mengubah pola pandang dan hidup justru mereka tolak. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan lingkungan hidup, tetapi juga semangat hidup dalam berelasi dengan Allah dan sesame.

Perubahan yang lebih mendalam ialah pertobatan hati secara total yang berhubungan langsung dengan aspek-aspek kehidupan kita secara spiritual yang pada gilirannya dapat kita aplikasikan dalam kehidupan yang konkret. Secara singkat, apa yang kita ucapkan dalam doa-doa kita semestinya kita realisir dalam kehidupan kita sehari-hari.

Semoga kita akan selalu sadar akan apa yang kita lakukan secara positif baik untuk kebahagiaan bersama dan untuk kemuliaan Sang Pencipta. Amen.

DOA UMAT:

I : Saudara-saudari, kita dipanggil untuk mewartakan Kabar Gembira kepada kaum papa. Marilah kita berdoa kepada Bapa di surga:

L : Bagi Gereja, Umat Allah: Gereja dipanggil untuk menunjukkan belas kasih Bapa kepada setiap orang, terutama mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkirkan, dan berbeda kemampuan. Bapa, sadarkanlah umat-Mu agar mempunyai perhatian dan cinta kasih kepada sesama yang menderita, semakin tulus dan tanpa pamrih sehingga hidupnya selaras dengan kehendak-Mu. Marilah kita mohon, …

U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan…

L : Bagi masyarakat kita: Saat ini terdapat masalah-masalah sosial kemasyarakatan di sekitar kita, di mana martabat pribadi manusia kurang dihargai. Kepentingan bersama dikalahkan oleh kepentingan pribadi dan kelompok. Bapa, berkatilah masyarakat kami agar selalu peka terhadap keprihatinan kemanusiaan secara lebih luas dibandingkan dengan kepentingan pribadi dan golongan. Tumbuhkanlah kesadaran dalam masyarakat kami akan pentingnya kerukunan dan kebersamaan dalam menjalani kehidupan di zaman ini. Marilih kita mohon,…

U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan…

L  : Bagi para orang tua: Para orang tua zaman ini menghadapi tantangan berat dalam tugas dan tanggung jawab mendidik serta mempersiapkan masa depan anak-anak mereka. Bapa, terangilah para orang tua dengan Sabda-Mu dan teguhkanlah iman mereka agar dengan tekun dan setia mengusahakan dan memilih lingkungan pendidikan yang baik bagi anak-anak mereka. Semoga masa depan mereka dan bumi seisinya semakin sesuai dengan kehendak-Mu. Marilah kita mohon,…

U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan…

L : Bagi kita sendiri. Kita memerlukan keyakinan akan kasih setia Tuhan yang senantiasa dilimpahkan kepada kita dan memampukan kita melaksanakan tugas perutusan kita dengan penuh iman. Bapa, bukalah hati kami, agar kami semakin meyakini penyertaan-Mu dalam kehidupan kami dan mampu melaksanakan tugas perutusan kami dengan penuh tanggung jawab. Marilah kita mohon,..

U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan…

I : Bapa Yang Mahabaik, atas nama-Mu kami berkumpul. Dengarkanlah doa-doa permohonan kami, dan bersabdalah dengan kekuasaan-Mu dalam hidup kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Ya Allah, terimalah persembahan ini yang kami unjukkan sebagai ungkapan syukur karena boleh mengalami pemenuhan janji keselamatan-Mu dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami. Amin

ANTIFON KOMUNI – Mazmur 34:6

Tunjukkanlah pandanganmu kepada Tuhan maka wajahmu akan berseri-seri dan tidak akan malu tersipu-sipu.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Ya Allah, kami bersyukur atas Ekaristi ini. Berilah kami kekuatan untuk melaksanakan Sabda-Mu, terutama dalam membangun persekutuan dan pertobatan sehingga berwujudlah Kerajaan-Mu di tengah-tengah kami, sampai kami menerima kepenuhannya di surga. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.. Amin

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

Minggu Sabda Allah ke VI

“Aku berharap pada firman-Mu” (Mazmur 119:74)

 

LOGO MINGGU SABDA ALLAH

Penjelasan: 

Logo resmi Hari Minggu Sabda Allah menggambarkan peristiwa perjumpaan Yesus dengan dua murid di jalan menuju Emaus, seperti yang diceritakan dalam Injil Lukas 24:13-35. Dalam logo tersebut, Yesus yang bangkit digambarkan memegang gulungan Kitab Suci di tangan kiri-Nya, melambangkan bahwa seluruh Kitab Suci menemukan penggenapannya dalam diri-Nya. Di samping-Nya, terdapat dua murid, yaitu Kleopas dan Maria, istrinya, yang memandang Yesus dengan penuh perhatian. Tangan kanan Kleopas memegang tongkat, menandakan perjalanan peziarahan, sementara tangan kirinya menunjuk ke depan, melambangkan jalan yang harus ditempuh oleh semua murid untuk membawa Kabar Baik kepada semua orang. Maria digambarkan dengan tangan kiri terangkat ke atas dan tangan kanan seolah menyentuh Tuhan, menunjukkan bahwa Yesus adalah Sabda yang hidup yang harus diberitakan kepada dunia. Selain itu, terdapat bintang di langit yang melambangkan evangelisasi dan cahaya abadi yang memandu perjalanan mereka. Kaki ketiga tokoh dalam logo digambarkan sedang bergerak, menandakan bahwa pewartaan Kristus yang bangkit memerlukan murid-murid yang dinamis dan siap menemukan cara-cara baru untuk menjadikan Kitab Suci sebagai pedoman hidup Gereja dan umatnya.

Logo menggambarkan peristiwa perjalanan dua murid ke Emaus bersama Yesus yang bangkit, berdasarkan kisah Injil Lukas 24:13-35. Detailnya:

  1. Yesus yang Bangkit:

    • Digambarkan memegang gulungan Kitab Suci di tangan kiri-Nya.

    • Ini melambangkan bahwa seluruh Kitab Suci mencapai penggenapannya dalam diri Kristus.

  2. Dua Murid:

    • Salah satu murid memegang tongkat (melambangkan perjalanan peziarahan).

    • Posisi tangan mereka menunjukkan perhatian dan keterbukaan terhadap Yesus.

    • Tangan kiri salah satu murid menunjuk ke depan, melambangkan tugas pewartaan Kabar Baik.

  3. Simbol-Simbol Tambahan:

    • Bintang di Langit: Melambangkan cahaya penginjilan yang memandu perjalanan murid.

    • Kaki yang Bergerak: Menyimbolkan dinamisme murid Kristus yang selalu siap mewartakan Injil.

Logo ini menekankan pentingnya Kitab Suci sebagai sumber iman yang hidup, yang memandu murid-murid Kristus dalam perjalanan mereka untuk menjadi saksi Injil.

PENGANTAR: 

H.E. Uskup Agung Rino Fisichella
Pro-Prefek Dikasteri Evangelisasi – Bagian untuk Pertanyaan Fundamental tentang Evangelisasi di Dunia

Minggu Sabda Allah adalah sebuah inisiatif pastoral yang mendalam, di mana Paus Fransiskus ingin menegaskan pentingnya Sabda Allah dalam kehidupan sehari-hari Gereja dan komunitas kita. Sabda Allah bukanlah sesuatu yang terbatas pada sebuah buku, melainkan tetap hidup, menjadi tanda nyata dan konkret bagi umat manusia.

Moto yang dipilih oleh Paus untuk edisi tahun 2025, yang dirayakan dalam konteks Tahun Yobel, adalah ayat dari Mazmur 119: “Aku berharap pada firman-Mu.” Ini adalah sebuah seruan penuh harapan: manusia, dalam saat-saat penderitaan, kesulitan, dan kebingungan, berseru kepada Allah dan menaruh seluruh harapannya kepada-Nya.

Panduan Pastoral ini dirancang untuk membantu komunitas paroki dan mereka yang berkumpul dalam perayaan Ekaristi Minggu, agar Minggu Sabda Allah dapat dirayakan dengan penuh semangat dan menjadi bagian integral dari perayaan Yobel 2025. Motto dari Yobel 2025, “Peziarah Harapan,” mengundang kita semua untuk menjadikan Sabda Allah sebagai pusat hidup kita.

Sabda Allah – Sumber Harapan

Oleh: Dom Mauro-Giuseppe Lepori OCist, Abbot General Ordo Sistersian

Mungkin orang yang paling memahami hubungan antara Sabda Allah dan harapan adalah seorang kafir, seorang perwira Romawi, yang setelah memohon kepada Yesus untuk menyembuhkan hambanya yang sakit, menunjukkan kerendahan hatinya dengan menyatakan bahwa ia tidak layak bagi Yesus untuk datang ke rumahnya, dan hanya berkata, “katakan sepatah kata saja, dan hambaku akan sembuh” (Mat 8:8). Hanya satu kata dari Kristus sudah cukup baginya untuk memiliki harapan yang pasti dalam keselamatan yang diberikan oleh-Nya.

Iman memungkinkan perwira itu memahami bahwa apa yang membangkitkan harapan dalam Sabda Allah adalah kenyataan bahwa itu benar-benar Firman Allah; Firman itu berasal dari Dia yang menciptakan segala sesuatu dan secara pribadi menjawab kebutuhan kita akan keselamatan dan kehidupan kekal. Petrus juga memahami hal ini pada saat yang hampir membawa keputusasaan, ketika semua orang meninggalkan Yesus, dan hanya sedikit murid yang tersisa bersama-Nya. Dengan rasa gentar, Petrus berkata, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Engkau mempunyai perkataan hidup yang kekal” (Yoh 6:68). Sabda Yesus tetap menjadi satu-satunya harapan bagi Petrus dan rekan-rekannya, sebuah kepenuhan hidup yang hanya dapat mereka harapkan dari Allah.

Namun, mengapa dan bagaimana harapan Petrus, seperti halnya perwira Romawi, begitu teguh pada Sabda Kristus? Apa yang memberi Sabda Tuhan kekuatan ini, sehingga kita dapat menyerahkan seluruh hidup kita kepadanya tanpa rasa ragu? Ini menjadi mungkin karena Sabda Tuhan tidak hanya sebuah janji sesuatu, tetapi janji seseorang; janji dari Dia yang mencintai kita dengan kasih yang tak terbatas dan penuh kuasa, Dia yang dapat melakukan segalanya bagi mereka yang mengasihi dan percaya kepada-Nya.

Banyak orang meninggalkan Yesus setelah Ia menyampaikan pesan tentang roti kehidupan di sinagoga Kapernaum, dengan berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” (Yoh 6:60). Namun, bagi Petrus dan murid lainnya, Sabda-Nya menjadi alasan untuk tetap setia kepada-Nya. Perbedaannya terletak pada cara mereka mendengarkan: yang satu memisahkan Sabda Yesus dari sumbernya, yaitu Kristus sendiri, sedangkan Petrus dan murid lainnya mendengarkan Sabda-Nya sebagai bagian dari relasi mereka dengan Yesus, yang penuh kasih.

Sabda Allah menjadi sumber harapan hanya jika kita mendengar-Nya sebagai suara dari Firman yang hidup dan hadir, yang memandang kita dengan cinta. Inilah yang memungkinkan kita memiliki harapan yang tak tergoyahkan, karena harapan itu berakar pada kehadiran yang tak pernah gagal. Sabda Allah adalah janji, di mana Kristus tidak hanya menjadi pemberi janji, tetapi janji itu sendiri. “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:20).

Sabda Allah ini mengikat erat dengan kehadiran-Nya, mulai dari saat “Firman itu menjadi manusia” (Yoh 1:14) hingga kematian-Nya di salib bagi kita. Kesadaran akan pentingnya mendengarkan Sabda Allah ini terlihat dalam Mazmur 27, di mana pemazmur berseru, “Jika Engkau berdiam diri, aku menjadi seperti orang yang turun ke liang kubur” (Mzm 27:1). Kehidupan kita hanya memiliki arti ketika dipelihara oleh Sabda Allah yang menciptakan, memelihara, dan menjanjikan kehidupan abadi.

 

“Aku berharap pada firman-Mu” (Mazmur 119:74)

Lectio Divina

Mazmur 119 adalah unik karena terdiri dari 176 ayat yang disusun dalam bentuk akrostik alfabetis berdasarkan huruf-huruf abjad Ibrani. Setiap stanza berisi 8 ayat, dimulai dengan huruf yang sama dari alfabet tersebut.

Tema utama Mazmur ini adalah Torah Tuhan, yang dipahami sebagai “pengajaran,” “perintah,” “janji,” dan “tanda-tanda” untuk hidup yang berhasil dan terpenuhi. Torah adalah wahyu, Sabda Allah yang mengetuk hati manusia dan merindukan tanggapan. Torah mengundang pendengaran yang berubah menjadi kepercayaan dan ketaatan kreatif, cinta yang dinamis dan murah hati. Karena itu, Mazmur 119 merayakan keindahan, kuasa penghiburan, dan kuasa penyelamatan dari Sabda Allah, yang menjadi rahasia keberadaan yang bahagia dan gerbang menuju kebahagiaan sejati.

Pemazmur menganggap Sabda Allah sebagai “sukacita hatiku” (ay. 111) dan “bagian/warisan”-nya (ay. 57, 111). Oleh sebab itu, ia berharap pada Sabda ini (ay. 74). Sabda ini, yang merupakan kebenaran dan perintah, juga menjadi janji—janji kehadiran abadi Tuhan di sisi kita. Inilah sebabnya Sabda Tuhan dipercaya (ay. 42), dicintai (ay. 97), dan membutuhkan harapan (ay. 74), harapan yang “tidak mengecewakan” (Roma 5:5), karena setiap sabda Tuhan pasti akan digenapi dengan kepastian.

Mazmur: Kesaksian Relasi Manusia dan Tuhan
Mazmur memberikan kesaksian tentang kerinduan manusia untuk berbicara kepada Allah yang bersedia menerima segala luapan hati, air mata, kekecewaan, dan pergumulan eksistensial. Allah yang mereka tuju adalah Pencipta, Pembebas, dan Penyelenggara—Sang Aku-Bersama-Kamu Yang Abadi. Dalam Mazmur, kita menemukan bukti tentang dahaga manusia akan kekekalan yang mendorong hati untuk mempercayakan semua pengalaman hidup kepada Allah.

Mazmur adalah bagian dari Kitab Hikmat dalam Perjanjian Lama dan menjadi dokumen kepercayaan khusus antara manusia dan Allah yang “mendengar” dan “berbicara.” Mazmur menunjukkan bagaimana kata-kata manusia, yang disentuh oleh telinga Allah, menjadi Sabda Allah yang sejati.

 

Minggu Sabda Allah dalam Tahun Yobel 2025

Minggu Sabda Allah, yang dirayakan pada 26 Januari 2025, adalah momen istimewa dalam Tahun Yobel 2025. Paus Fransiskus memilih tema “Aku berharap pada firman-Mu” (Mazmur 119:74) untuk perayaan ini. Tema ini merupakan seruan penuh harapan: manusia, dalam saat-saat penderitaan, kesulitan, dan kebingungan, berseru kepada Allah dan menaruh seluruh harapannya kepada-Nya.

Minggu Sabda Allah memberikan kesempatan bagi umat Kristiani untuk memperbarui undangan Yesus yang kuat agar mendengarkan dan menghargai Sabda-Nya. Hal ini bertujuan untuk menawarkan kepada dunia kesaksian harapan, yang memungkinkan seseorang melampaui kesulitan-kesulitan yang dihadapi pada masa kini.

Sabda Allah bukanlah sesuatu yang terbatas pada sebuah buku; Sabda itu tetap hidup, menjadi tanda yang nyata dan konkret. Minggu Sabda Allah menantang setiap komunitas, tidak hanya untuk mewartakan iman yang telah diwariskan, tetapi juga untuk menyampaikannya dengan keyakinan bahwa Sabda itu membawa harapan kepada mereka yang mendengarnya dan menerimanya dengan hati yang sederhana.

Setiap komunitas lokal diundang untuk menemukan cara yang paling sesuai dan efektif untuk merayakan Minggu Sabda Allah ini secara maksimal, membantu umat Allah “tumbuh dalam keakraban religius dan batiniah dengan Kitab Suci” (Aperuit Illis, 15). Panduan pastoral ini dirancang sebagai alat bantu bagi komunitas paroki dan mereka yang berkumpul untuk merayakan Ekaristi Kudus pada hari Minggu, sehingga perayaan ini dapat dijalani dengan intens sebagai bagian integral dari Yobel 2025, dengan moto “Peziarah Harapan”.

 

Apa yang bisa kita lakukan untuk mengisinya: 

Penting untuk diingat bahwa pelaksanaan program ini bukanlah tujuan akhir dari Minggu Sabda Allah. Sebaliknya, kita perlu mendorong perjumpaan pribadi dan komunitas dengan Sabda Allah secara berkelanjutan. Mendengarkan, berbagi, hidup, dan mewartakan Sabda Allah bukanlah tugas satu hari, tetapi komitmen seumur hidup. Beberapa inisiatif dapat dipromosikan sepanjang tahun, seperti:

  1. Pelatihan untuk Lektor
    Gereja perlu melatih umat yang menjalankan tugas sebagai lektor dalam perayaan liturgi, agar mereka dapat menjadi pewarta Sabda yang benar dengan persiapan yang memadai, seperti yang kini dilakukan untuk akolit atau pelayan luar biasa Komuni.

  2. Membawa Sabda dalam “saku Anda”
    Paus Fransiskus menyarankan: “Biasakanlah selalu membawa Injil kecil di saku atau tas Anda untuk dibaca di sela-sela hari.” Banyak edisi Perjanjian Baru atau Injil tersedia dalam bentuk kecil yang mudah dibawa.

  3. Membawa Sabda dalam ponsel
    Alkitab dapat diakses melalui ponsel dengan berbagai aplikasi dan situs web dalam berbagai bahasa, yang menyediakan teks Alkitab, bacaan Misa harian, refleksi, dan pengingat harian untuk merenungkan Sabda Allah.

  4. Kelompok Alkitab
    Komunitas gereja dapat mengorganisasi kelompok Alkitab secara mingguan atau bulanan untuk studi mendalam tentang Kitab Suci dan Lectio Divina. Sesi ini dapat disesuaikan dengan karakteristik kelompok (usia, kedewasaan rohani, dll.).

  5. Rosario Meditatif
    Rosario, sebagai doa Injili, dapat digunakan untuk berdoa dengan Sabda Allah. Setiap misteri dapat didahului dengan pembacaan teks Kitab Suci yang relevan, diikuti oleh waktu hening untuk merenungkan misteri tersebut.

sumber: http://www.evangelizatio.va/content/pcpne/en/news/giubileo-il-26-gennaio-la-vi-domenica-della-parola-di-dio-nellanno-giubilare.html

1 Comment

  • Dennison Januari 25, 2025 at 6:47 pm

    Terima kasih 🙏🏻

    Reply

Leave a Comment