Rabu, 19 Februari 2025 – Hari Biasa Pekan VI

Rm. Finsentius Ari Setiono SCJ dari Komunitas SCJ Pasangsurut Palembang – Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 116:1819

Aku akan menepati nadarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya di pelataran bait Allah.

PENGANTAR:

Tuhan selalu memberi kesempatan baru. Sesudah air bah Ia mau mencoba lagi asal ada itikad baik. Injil mengajarkan pula, bahwa iman kita lambat laun berkembang menghayati anugerah-anugerah Tuhan.

DOA KOLEKTAN:

Marilah bedoa: Allah Bapa mahasetia, Engkau selalu tetap setia bila kami menepati sabda-Mu dengan tulus ikhlas. Semoga Kaubuka mata hati budi kami, agar dapat memandang Putra-Mu terkasih, yang memang Kautunjukkan kepada kami bahwa Dialah kehidupan kami. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Kejadian 8:6-13.20-22

“Nuh melihat-lihat; ternyata muka bumi sudah mulai kering.”

Pada waktu itu air bah sudah mulai surut. Sesudah lewat empat puluh hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu. Lalu ia melepaskan seekor burung gagak. Dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air menjadi kering di atas bumi. Kemudian dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air telah berkurang dari muka bumi. Tetapi burung merpati itu tidak mendapat tumpuan kaki dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh ke dalam bahtera, karena di seluruh bumi masih ada air. Lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam bahtera. Ia menunggu tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya pula burung merpati itu. Menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun Zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air telah berkurang dari atas bumi. Selanjutnya ditunggunya pula tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya burung merpati itu; tetapi burung itu tidak kembali lagi kepadanya. Maka dalam tahun keenam ratus satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudah keringlah air dari atas bumi. Kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu dan melihat-lihat ternyatalah muka bumi sudah mulai kering. Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan. Dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram, diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan kurban bakaran di atas mezbah itu. Ketika Tuhan mencium persembahan yang harum itu, bersabdalah Tuhan dalam hati-Nya, “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya; Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam”.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mzm 116:12-15.18-19

Ref. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, ya Tuhan.

  1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.

  2. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.

  3. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya, di pelataran rumah Tuhan, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem.

BAIT PENGANTAR INJIL:

Ref: Alleluya, alleluya, alleluya

U : Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata hati kita, supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 8:22-26

“Si buta itu sembuh, dan dapat melihat segala sesuatu dengan jelas.”

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon supaya Ia menjamah dia. Yesus lalu memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata si buta, dan meletakkan tangan di atasnya, Ia bertanya, “Sudahkah kaulihat sesuatu?” Orang itu memandang ke depan, lalu berkata, “Aku melihat orang! Kulihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon yang berjalan”. Yesus kemudian meletakkan tangan-Nya lagi pada mata orang itu. Maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata, “Jangan masuk ke kampung!”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Finsentius Ari Setiono SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Sahabat Resi Dehonian dimanapun berada, jumpa lagi bersama saya Rm. Finsentius Ari Setiono SCJ dari Pasang Surut dalam ReSi (Renungan Singkat) Edisi Rabu, 19 Februari 2025, minggu biasa ke VI. Mari sekarang kita siapkan hati untuk mendengarkan bacaan Injil pada hari ini dari Injil Markus 8:22-26.

Sahabat ReSi yang terkasih, semoga sahabat semua dalam keadaan baik dan penuh berkat Tuhan. Sahabat yang terkasih, Markus hari ini menyediakan sebuah peristiwa penyembuhan seorang buta. Markus memperlihatkan bagaimana orang buta tersebut datang karena bantuan orang lain dan kesembuhannya pun dimintakan oleh orang lain. Meskipun dimulai dari orang lain, Yesus tetap menyembuhkan orang buta tersebut, bahkan sampai disendirikan. Tindakan tersebut dapat dilihat sebagai keintiman antara yang menyembuhkan dan yang disembuhkan dalam proses penyembuhan.

Markus memperlihatkan kepada kita sebuah proses penyembuhan yang tidak biasa dilakukan oleh Yesus. Proses penyembuhan itu dilakukan secara personal dengan meludah dan menggunakan gerakan tangan sebanyak dua kali di mata orang buta. Di dalam banyak tempat, penyembuhan Yesus biasanya hanya dilakukan dengan berkata dan biasanya juga langsung sembuh.

Dari proses penyembuhan yang menarik ini, kita dapat belajar berefleksi bagaimana sebuah permohonan kesebuhan memiliki proses yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Kalaupun di dalam prosesnya mengalami kekaburan, bukan berarti sudah tidak ada harapan, bahkan sebuah kekaburan bisa jadi mengawali sebuah kejelasan. Tindakan Yesus yang menarik orang buta untuk “keluar” dari kampung juga dapat direfleksikan bahwa dalam situasi “kebutaan” kita juga terkadang harus mengambil jarak tertentu bersama Yesus agar dapat melihat lagi dengan baik. Selain itu, kita juga dapat merefleksikan bahwa ada kalanya kita membutuhkan orang lain untuk membantu “kebutaan” kita agar kita dapat disembuhkan. Untuk itu semua, maka marilah kita bersama semakin peka akan kebutuhan saudara-saudari kita; kita temani dan doakan saudara saudari kita agar bersama Yesus kiristus mendapatkan “kesembuhan” dalam “kebutaannya. Tuhan memberkati kita semuanya. Amin.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa mahabaik, sembuhkanlah kiranya kebutaan kami, dan semoga kami melihat jalan hidup kami berkat roti anggur ini, berkat Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

ANTIFON KOMUNI – Mazmur 116:12-13

Bagaimana akan kubalas segala kebaikan Tuhan terhadapku? Aku mengangkat piala untuk merayakan keselamatan sambil menyerukan nama Tuhan.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa mahabaik, kami bersyukur karena dunia bagi kami tampak baru dalam diri Yesus, Sabda kesanggupan-Mu. Semoga kami saling bergaul dengan jujur serta saling mengusahakan kedamaian. Demi Kristus, ….

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

1 Comment

  • Firmus dega Februari 19, 2025 at 8:16 am

    Makasih Romo

    Reply

Tinggalkan Balasan ke Firmus dega Cancel Reply