Sabtu, 18 Oktober 2025 – Pesta Santo Lukas, Penginjil

Rm. Rafael Sudibyo SCJ dari Komunitas SCJ Paroki Para Rasul Kudus Tegalsari Belitang Sumatera Selatang – Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA:

Betapa menyenangkan mendengar derap kaki orang yang turun berlari dari gunung dan memaklumkan, “damai!” yang membawa kabar suka cita dan mewartakan, “Kita selamat”.

PENGANTAR:

Lukas seorang dokter dan sahabat Paulus, adalah seorang pribadi yang saleh. Ia menulis Injil yang ketiga dan Kisah para Rasul. Hanya karena disebut-sebut oleh Paulus ia membuat sejarah sebagai pengarang Injil. Dalam Injilnya itu terdapat suatu garis bagus: dari kemiskinan di Betlehem menuju Paska di Yerusalem; dari umat kecil di Yerusalem menjadi Gereja dunia yang berkembang. Mungkin karena jabatannya, tetapi jelas karena imannya, ia lebih memperhatikan orang-orang kecil yang menderita di dalam catatan-catatannya.

DOA KOLEKTAN:

Marilah berdoa: Allah Bapa kami yang maharami, Engkau telah memilihi Santo Lukas untuk mewartakan dengan lisan maupun tulisan rahasia cinta kasih-Mu terhadap kaum akir miskin. Semoga kami semua bermegah atas nama-Mu dan bertekun sehati dan sejiwa, supaya semua bangsa melihat keselamtan-Mu. Demi Yesus Kristus,…

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 4:10-17b)

“Hanya Lukas yang tinggal dengan aku.”

Saudaraku terkasih, Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia, sedang Titus ke Dalmatia. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia kemari, karena pelayanannya penting bagiku. Tikhikus telah kukirim ke Efesus. Jika engkau kemari, bawalah juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu. Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya. Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, karena dia sangat menentang ajaran kita. Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku; semuanya meninggalkan aku. — Kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka. — Tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya, dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 145:10-13ab.17-18

Ref. Para kudus-Mu, ya Tuhan, memaklumkan Kerajaan-Mu yang semarak mulia.

  1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.

  2. Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.

  3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya
S : (Yoh 15:16) Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu supaya pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 10:1-9

“Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya.”

Pada suatu hari Tuhan menunjuk tujuh puluh murid, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka, “Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian itu, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah! Camkanlah, Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalu kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu, ‘Damai sejahtera bagi rumah ini.’ Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal padanya. Tetapi jika tidak, salammu itu akan kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Jika kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ, dan katakanlah kepada mereka, ‘Kerajaan Allah sudah dekat padamu’.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Rafael Sudibyo SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Para pendengar Resi Dehonian yang terkasih, selamat berjumpa kembali dengan saya, Rm. Rafael Sudibyo, SCJ, dari komunitas Paroki Para Rasul Kudus Tegalsari Belitang, dalam resi – renungan singkat dehonian, edisi hari Sabtu, Pekan Biasa XXVIII, Pesta St. Lukas, Penginjil, 18 Oktober 2025. Marilah kita mendengarkan sabda Tuhan; Bacaan dari Injil Suci, menurut Lukas (Lukas 10:1-9). 

“Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.” 

Para Pendengar RESI Dehonian yang terkasih, Injil hari ini membawa kita ke sebuah momen penting dalam pelayanan Yesus: saat Ia mengutus tujuh puluh dua murid. Mereka tidak diutus sendiri-sendiri, tetapi berdua-dua, sebab pewartaan Injil bukanlah tugas kesendirian, melainkan misi kebersamaan. Perutusan ini bukan sekadar perjalanan geografis menuju kota-kota yang belum dikunjungi, melainkan sebuah perjalanan rohani — keluar dari zona aman diri sendiri menuju ketergantungan penuh pada Allah.

Yesus mengingatkan bahwa tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Kalimat ini tidak hanya menggambarkan kekurangan jumlah pewarta, melainkan juga kelangkaan hati yang siap diutus. Banyak orang mungkin mau ikut Yesus, tapi tidak banyak yang siap untuk diutus. Menjadi murid berarti tidak berhenti pada tahap mengikuti, tetapi melangkah ke tahap menyerahkan diri untuk perutusan. Dan itu berarti siap kehilangan banyak hal: kenyamanan, rasa aman, bahkan kontrol atas hidup sendiri.

Ketika Yesus berkata, “Jangan membawa pundi-pundi, bekal, atau kasut,” Ia sedang mengajar mereka — dan juga kita — untuk mempercayai bahwa misi Allah berjalan bukan karena kekuatan manusia, tetapi karena kuasa kasih-Nya. Tanpa pundi-pundi, berarti tanpa jaminan materi. Tanpa bekal, berarti tanpa jaminan masa depan. Tanpa kasut, berarti siap menapaki jalan keras kehidupan dengan luka di kaki, tetapi hati yang tetap setia. Yesus ingin para murid belajar berjalan dengan ringan, sebab beban dunia sering kali justru membuat langkah misi menjadi berat.

Namun ada pesan yang paling lembut di tengah semua tantangan itu: “Apabila kamu masuk ke dalam suatu rumah, katakanlah: Damai sejahtera bagi rumah ini.” Dalam dunia yang diwarnai kebisingan, konflik, dan ketegangan batin, Yesus mengutus kita menjadi pembawa damai. Bukan damai yang rapuh atau sementara, tetapi damai yang lahir dari hati yang telah mengalami kasih Allah. Damai itu bukan sekadar ucapan, melainkan kehadiran. Ketika seseorang hidup dalam kasih dan kepercayaan pada Tuhan, ia sendiri menjadi “hadiah damai” bagi orang lain.

Kata-kata terakhir Yesus menjadi puncak dari seluruh misi ini: “Katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.” Di sinilah inti perutusan itu — bukan tentang membawa ide baru, melainkan menghadirkan kehadiran Allah yang hidup. Kerajaan Allah bukan tempat jauh di awan, tetapi sebuah realitas yang mulai tumbuh di tengah dunia saat kasih, pengampunan, dan damai diterima dengan tulus.

Namun di sisi lain, ayat ini juga menjadi cermin bagi kita: sejauh mana dunia dapat merasakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat lewat hidup kita? Apakah cara kita berbicara, bekerja, mencintai, dan melayani sungguh menjadi tanda bahwa Allah hidup di tengah kita? Kadang tanpa sadar, kita justru menutup pintu bagi Kerajaan Allah dengan kekerasan hati, egoisme, dan ketidakpedulian.

Para pendengar RESI Dehonian yang terkasih, mari kita untuk memeriksa kembali motivasi kita dalam mengikuti Kristus. Apakah kita murid yang hanya ingin bersama Yesus ketika nyaman, atau murid yang berani diutus ke “tengah serigala”? Apakah kita berani menjadi domba yang lemah tetapi tetap membawa damai, atau kita masih ingin menjadi serigala yang menguasai?

Menjadi murid yang diutus berarti belajar mempercayai bahwa Allah bekerja melalui keterbatasan kita. Ia tidak menunggu kita sempurna; Ia menyempurnakan kita melalui perutusan. Ketika kita melangkah dengan iman, meski dengan tangan kosong, kita akan menemukan bahwa di setiap rumah yang kita masuki — dalam setiap relasi, pelayanan, atau perjumpaan — Kerajaan Allah sungguh sudah dekat.

Maka, marilah kita mohon rahmat hari ini: agar hati kita menjadi ringan, langkah kita menjadi pembawa damai, dan hidup kita menjadi tanda nyata bahwa Allah masih terus datang — melalui kita, para murid yang diutus-Nya. Semoga Hati Kudus Yesus merajai hati kita. Amin.

Para Pendengar Resi Dehonian dimanapun anda berada, semoga Tuhan selalu memberkati Langkah laku, aktivitas, dan persaudaraan diantara kita, + Dalam Nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus. Amin.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa, pemberi karunia, semoga kami mengabdi-Mu dengan rela hati karena anugera surgawi. Kuatkanlah kiranya umat-Mu yang lemah ini dan berilah kami kemuliaan abadi berkat persembahan yang kami unjukkan pada pesta Santo Lukas. Demi Kristus, …

ANTIFON KOMUNI – lih. Lukas 10:1.9

Tuhan mengutus murid-murid untuk mewartakan di segala kota, ‘Kerajaan Allah sudah dekat padamu!”

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, kuduskanlah kiranya kami dengan kurnia-Mu yang kami terima dari altar-Mu yang suci. Kuatkanlah iman kepercayaan kami terhadap Injil yang diwartakan Santo Lukas. Demi Kristus, …

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

Santo Lukas Pengarang Injil

Menurut tradisi, Lukas adalah seorang dokter yunani yang kafir. Namun Ia adalah seorang yang lembut serta baik hati. Ia mengenal Kristus melalui pewartaan Rasul Paulus. Setelah menjadi seorang Kristen, ia pergi menyertai Paulus ke berbagai tempat. Lukas merupakan seorang penolong yang banyak membantu Rasul Paulus dalam mewartakan iman. Kitab Suci menyebut Lukas sebagai “tabib Lukas yang kekasih.”

St. Lukas adalah penulis dua buah kitab dalam Kitab Suci, yaitu Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Meskipun Lukas tidak pernah bertemu dengan Yesus semasa Ia hidup di dunia, Lukas ingin menulis tentang Dia bagi umat Kristiani yang baru bertobat. Jadi, ia berbicara dengan para saksi awal yang mengenal Yesus secara pribadi. Ia mencatat semua perbuatan Yesus yang mereka lihat dan Sabda Yesus yang mereka dengar. Menurut tradisi, Lukas memperoleh sebagian informasi penting dari Santa Perawan Maria sendiri. Bunda Maria merupakan orang yang tepat yang dapat menggambarkan secara jelas kedatangan Malaikat Gabriel kepadanya untuk menyampaikan Kabar Gembira. Bunda Maria-lah yang paling dapat menceritakan secara rinci kisah kelahiran Yesus di Betlehem serta pengungsian Keluarga Kudus ke Mesir.

Lukas juga menuliskan kisah tentang bagaimana para rasul mulai mewartakan Sabda Yesus setelah Ia kembali ke surga. Dalam kitab tulisan Lukas, Kisah Para Rasul, kita mengetahui bagaimana jemaat perdana dan Gereja mulai bertumbuh dan berkembang. Beberapa informasi terperinci mengenai kehidupan Santo Lukas juga dapat diperkirakan dengan seksama.

Walau ia tidak mengikut-sertakan dirinya sebagai saksi mata dari karya pelayanan Yesus, ia berulang kali menggunakan kata “kami” dalam menceritakan misi-misi Santo Paulus dalam Kisah Para Rasul. Ini merupakan indikasi bahwa ia ada disana sepanjang waktu itu.  Ia menulis dalam Kisah Para Rasul sebagai orang ketiga saat Santo Paulus dan perjalanannya hingga mereka tiba di Troas, dimana ia kemudian mengubah tulisannya menjadi orang pertama jamak. Bagian “kami” di dalam Kisah Para Rasul terus ada hingga rombongan tersebut kembali ke Troas, dimana tulisannya kembali menjadi orang ketiga. Perubahan ini terjadi lagi untuk kedua kalinya ketika rombongan tersebut tiba di Troas. 

Lukas pernah pergi ke Roma untuk membantu Rasul Paulus di masa-masa menjelang kemartiran Rasul Paulus. Ini terlihat pada 2 Timotius 4:11: “Hanya Lukas yang tinggal dengan saya”. demikian tulis Paulus.  

Menurut tradisi Lukas meninggal dunia pada usia 84 di Boeotia, Makamnya terletak di Thebes (Yunani), dari mana kemudian sebagian relic-nya dipindahkan ke Konstantinopel pada tahun 357. Setelah Kota Konstantinopel jatuh ketangan Ottoman Turki Relic tersebut dibeli oleh Raja George dari Serbia. Saat Serbia kemudian juga ditaklukan oleh Ottoman Turki; relic Santo Lukas tersebut  di selamatkan ke Venecia Italia.

Pada tahun 1992  Uskup Agung Gereja Orthodox Yunani  wilayah Athena dan seluruh Yunani, atas nama Gereja Khatolik Orthodox Yunani; meminta pada Uskup Agung Venecia Antonio Mattiazzo  di Padua agar relik Santo Lukas dapat dipulangkan dan akan ditempatkan kembali dalam makam Penginjil Suci tersebut. Permintaan ini dikabulkan oleh Gereja Khatolik Roma.  Uskup Padua kemudian mengirimkan ke Ieronymos (keuskupan) Metropolitan Athena sebagian Relik St.Lukas untuk disimpan kembali di  makamnya di Thebes, Yunani.

Dengan demikian, saat ini, relik St Lukas  terbagi di tiga tempat : Sebagian tubuh, di Biara Santa Giustina di Padua;  sebagian lain di Katedral St.Vitus di Praha; dan sebagian yang lain ada di makamnya di Thebes Yunani.

Arti Nama

Berasal dari bahasa Yunani  Λουκας (Loukas) yang berarti :  “Orang Lucania”. (Lucania adalah nama sebuah  wilayah di Italia)

Variasi Nama

Luke, Lucas (English), Loukas (Biblical Greek), Lucas (Biblical Latin), Lluc (Catalan), Luka (Croatian), Lukáš (Czech), Lukas (Danish), Lucas, Luuk (Dutch), Luukas (Finnish), Luc, Lucas (French), Luka (Georgian), Luca, Lukas (German), Lukács (Hungarian), Lúcás (Irish), Luca (Italian), Lukas (Lithuanian), Luka (Macedonian), Lukas (Norwegian), Łukasz (Polish), Lucas (Portuguese), Luca (Romanian), Luka (Russian), Luka (Serbian), Lukáš (Slovak), Luka (Slovene), Lucas (Spanish), Lukas (Swedish)

 

Sumber: https://katakombe.org/para-kudus/oktober/lukas.html

1 Comment

  • Firmus dega Oktober 18, 2025 at 8:37 am

    Makasih Romo

    Reply

Leave a Comment