Senin, 17 November 2025 – Peringatan Wajib St. Elisabeth dari Hungaria

Rm. Agustinus Guntoro SCJ dari Komunitas Generalat SCJ Roma – Italia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Mat 25:34.36.40

Marilah kalian yang diberkati oleh Bapa-Ku. Sebab Aku sakit dan kalian mengunjungi Aku. Sungguh Aku bersabda kepadamu: Apa saja yang kalian lakukan bagi saudara-Ku yang terhina sekalipun, itu kalian lakukan bagi-Ku.

PENGANTAR:

Setelah berkeluarga dalam waktu singkat, Elisabet kehilangan suaminya, yaitu seorang hertog di Turingen. Kematian suami itu menjadi permulaan jalan salibnya. Ia diusir dari istana dan tiga orang anaknya dirampas orang. Tetapi dengan tabah perlakuan di luar perikemanusiaan itu diterimanya. Kekayaan yang masih ada padanya dibagi-bagikannya kepada orang miskin. Ia menjadi anggota Ordo ketiga Santo Fransiskus dan mengabdikan diri sepenuhnya kepada Tuhan.

DOA KOLEKTA:

Marilah berdoa: Allah Bapa para yatim piatu, Santa Elisabet melihat dan menghormati Kristus dalam diri kaum miskin. Semoga karena doa dan teladannya kami pun melayani orang malang dan papa dengan cinta kasih sejati. Demi Yesus Kristus,…

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Pertama Makabe 1:10-15.41-43.54-57.62-64

“Kemurkaan hebat menimpa umat.”

Pada masa itu tampillah di Israel seorang raja yang berdosa, yaitu Antiokhus Epifanes, putera Raja Antiokhus. Ia pernah menjadi sandera di Roma. Antiokhus Epifanes itu menjadi raja dalam tahun seratus tigapuluh tujuh di zaman pemerintahan Yunani. Pada masa itu tampillah dari Israel beberapa orang jahat yang meyakinkan banyak orang dengan berkata, “Marilah kita mengadakan perjanjian dengan bangsa-bangsa sekeliling kita. Sebab sejak kita menyendiri, maka kita ditimpa banyak malapetaka.” Usul itu diterima baik. Mereka diberi hak oleh raja untuk menuruti adat istiadat bangsa-bangsa lain. Kemudian mereka itu membangun sebuah gelanggang olah raga di Yerusalem menurut adat istiadat bangsa-bangsa lain. Mereka pun memulihkan kulup mereka dan murtadlah mereka dari perjanjian kudus. Mereka bergabung dengan bangsa-bangsa lain dan menjual dirinya untuk berbuat jahat. Beberapa waktu kemudian Raja Antiokhus Epifanes menulis sepucuk surat perintah untuk seluruh kerajaan, bahwasanya semua orang harus menjadi satu bangsa. Masing-masing harus melepaskan adatnya sendiri. Maka semua bangsa menyesuaikan diri dengan titah raja itu. Juga dari Israel ada banyak orang yang menyetujui pemujaan raja. Dipersembahkanlah oleh mereka kurban kepada berhala dan hari Sabat dicemarkan. Pada tanggal limabelas bulan Kislew dalam tahun 145 raja menegakkan patung berhala keji di atas mezbah kurban bakaran di bait Allah. Dan di semua kota di seluruh Yehuda mereka dirikan pula mezbah pemujaan berhala. Pada pintu-pintu rumah dan di lapangan-lapangan dibakar kurban. Kitab-kitab Taurat yang diketemukan disobek-sobek dan dibakar habis. Jika pada salah seorang terdapat Kitab Perjanjian atau jika seseorang berpaut pada hukum Taurat, ia dihukum mati oleh pengadilan raja. Namun demikian ada banyak orang Israel yang tetap teguh hatinya dan bertekad untuk tidak makan sesuatu yang haram. Mereka lebih suka mati daripada menodai diri dengan makanan semacam itu dan dengan demikian mencemarkan perjanjian kudus. Dan mereka mati juga. Kemurkaan yang hebat sekali menimpa Israel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 119:53.61.134.150.155.158

Ref. Hidupkanlah aku, ya Tuhan, supaya aku berpegang pada perintah-Mu.

  1. Aku menjadi gusar terhadap orang-orang fasik, yang meninggalkan Taurat-Mu. Tali-tali orang-orang fasik membelit aku, tetapi Taurat-Mu tidak kulupakan.

  2. Bebaskanlah aku dari pemerasan manusia, supaya aku berpegang pada titah-titah-Mu.

  3. Orang-orang yang mengejar aku dengan maksud jahat sudah mendekat, mereka menjauh dari hukum-Mu.

  4. Keselamatan menjauh dari orang-orang fasik, sebab mereka tidak mencari ketetapan-ketetapan-Mu!

  5. Melihat para pengkhianat aku merasa muak, karena mereka tidak berpegang pada janji-Mu.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya
S : (Yoh 8:12) Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, ia akan mempunyai terang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 18:35-43

“Apa yang kauinginkan Kuperbuat bagimu? Tuhan, semoga aku melihat.”

Ketika Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta duduk di pinggir jalan dan mengemis. Karena mendengar orang banyak lewat, ia bertanya, “Ada apa itu?” Kata orang kepadanya, “Yesus, orang Nazaret, sedang lewat.” Maka si buta itu berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Orang-orang yang berjalan di depan menyuruh dia diam. Tetapi semakin kuat ia berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Maka Yesus pun berhenti dan menyuruh orang mengantar dia kepada-Nya. Ketika si buta itu sudah dekat, Yesus bertanya kepadanya, “Apa yang kauinginkan Kuperbuat bagimu?” Jawab orang itu, “Tuhan, semoga aku melihat!” Maka saat itu juga ia melihat, lalu mengikuti Yesus sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat menyaksikan peristiwa itu dan memuji-muji Allah.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Agustinus Guntoro SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria

Para sabahat dimana pun Anda berada, saya, Agustinus Guntoro, SCJ dari Eluru – India, menyapa dan mengundang Anda untuk sejenak merenung bersama RESI (Renungan Singkat) Dehonian, hari ini, pada PW S. Elisabet dari Hungaria – Biarawati, tanggal 17 November 2025.

Dalam Injil Lukas 18:35-43, kita melihat Yesus menyembuhkan seorang buta yang duduk di pinggir jalan dekat Yerikho. Ketika orang itu mendengar bahwa Yesus lewat, ia berseru dengan iman: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Meski banyak orang mencoba membungkamnya, ia tetap berseru lebih keras lagi. Iman yang teguh dan kerinduan untuk disembuhkan membuka jalan bagi karya kasih Allah. Yesus pun berhenti, mendengarkannya, dan memulihkan penglihatannya.

Semangat ini mencerminkan nilai Dehonian akan kasih yang memperhatikan dan solider terhadap yang lemah. Seperti Yesus yang berhenti untuk mendengarkan si buta, para pengikut Hati Kudus Yesus (Dehonian) dipanggil untuk memiliki hati yang peka terhadap jeritan mereka yang menderita dan tersisih. Hati yang terbuka bagi sesama menjadi tanda kehadiran kasih Allah di dunia—kasih yang tidak lewat begitu saja, tetapi berhenti dan menyembuhkan.

Selain itu, iman si buta juga menggambarkan reparasi hati—suatu penyerahan diri penuh harap kepada kasih Allah yang menyembuhkan. Dalam semangat Dehonian, kita pun dipanggil untuk membiarkan Kristus menyentuh “kebutaan” batin kita: kesombongan, ketidakpedulian, atau keengganan untuk mencintai. Dengan mata yang diterangi oleh kasih-Nya, kita diajak menjadi saksi sukacita dan belas kasih Hati Yesus di tengah dunia.

Para sahabatku, kita memohon, semoga Hati Kudus Yesus semakin merajai hati kita, agar hati kita dimampukan untuk menjadi saksi suka cita dan belas kasih-Nya di tengah dunia. Terima kasih. Tuhan memberkati kita.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN: 

Allah Bapa yang mahamurah, terimalah kiranya persembahan umat-Mu yang mengenangkan karya cinta kasih Putera-Mu, yang dilanjutkan oleh Santa Elisabet dengan setia. Semoga hati kami Kaukobarkan dengan cinta kasih, sehingga karya-Mu dewasa ini tetap berlangsung. Demi Kristus, …

ANTIFON KOMUNI – Yoh 15:13

Tiada cinta kasih yang lebih besar daripada cinta kasih orang, yang menyerahkan nyawanya untuk sahabatnya.

DOA SESUDAH KOMUNI: 

Marilah berdoa: Allah Bapa maha pengasih, semoga berkat kekuatan santapan suci ini kami dapat mengikuti tel adan Santa Elisabet. Ia mengabdi Engkau tanpa kenal lelah dan menanamkan cinta kasih nyata di tengah umat-Mu. Demi Kristus,…

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

Santa Elizabeth dari Hungaria

Elizabeth of Thuringia, Elisabeth von Thüringen

St. Elisabeth dari Honggaria

Menurut tradisi, ia dilahirkan di sebuah kastil di Sarospatak, Hungaria, pada tanggal 7 Juli, 1207. Ia merupakan putri Raja András II dari Hungaria dan Gertrud dari Andechs-Merania, dan pada usia 4 tahun ia dibawa ke istana raja Thüringen di Jerman Tengah, untuk menjadi calon mempelai bagi pangeran Thüringen. Pada tahun 1221, ketika ia baru berusia 14 tahun, Elizabeth dinikahkan dengan raja Louis, penguasa Thuringia. Elizabeth seorang mempelai yang cantik, yang amat mengasihi suaminya yang tampan. Louis membalas kasih isterinya dengan segenap hatinya. Tuhan mengaruniakan kepada mereka tiga anak dan mereka hidup berbahagia selama enam tahun.

Pada musim semi tahun 1226, ketika banjir, kelaparan, dan wabah malapetaka menimpa Thüringia, Raja Louis, sedang mewakili Kaisar Romawi Suci dalam Reichstag (Parlemen Negara) di kota Cremona. Elizabeth berusaha keras mengendalikan pemerintahan dalam negeri dan mendistribusikan bantuan kesemua bagian wilayah yang terkena bencana. Ratu bahkan juga mendermakan jubah kenegaraan beserta hiasannya kepada orang miskin.  Di bawah Kastil Wartburg, ia membangun sebuah rumah sakit dengan 28 ranjang dan mengunjunginya setiap hari untuk merawat mereka yang sakit.

Hidup Elizabeth berubah dengan drastis pada tanggal 11 September, 1227 ketika suaminya Louis berangkat bersama pasukan Thuringia dan bertempur pada Perang Salib Keenam. Dalam perjalanan Louis meninggal terkena wabah di Otranto, Italia. Jenazahnya dikembalikan pada Elizabeth pada tahun 1228 dan dimakamkan di Reinhardsbrunn; ketika mendengar kabar kematian suaminya, Elizabeth konon mengatakan, “Ia sudah mati. Sepertinya untukku seluruh dunia dan segala kesenangannya sudah mati hari ini.”  Dihadapan Jenazah suaminya Elizabeth pun bersumpah untuk tidak menikah lagi dan akan melanjutkan hidupnya sebagai seorang biarawati. 

Sanak-saudara Louis tidak pernah menyukai Elizabeth karena ia biasa membagikan banyak makanan kepada kaum miskin. Semasa Louis masih hidup, mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Tetapi sekarang, mereka dapat dan mereka melakukannya. Segera saja, puteri yang cantik serta lemah lembut ini beserta ketiga anaknya diusir dari kastil. Mereka menderita kelaparan serta kedinginan. Namun, Elizabeth tidaklah mengeluh akan penderitaannya yang berat itu. Malahan ia mengucap syukur kepada Tuhan karena Ia memperoleh kesempatan untuk meneladani semangat kemiskinan St. Fransiskus Asisi.  Elizabeth menerima penderitaannya sama seperti ia menerima kabahagiaannya.

Sanak-saudara Elizabeth datang menolongnya. Ia beserta anak-anaknya mempunyai tempat tinggal kembali. Pamannya menghendaki agar Elizabeth menikah lagi, karena ia masih muda dan menarik. Tetapi Elizabeth menolak. Ia telah bertekad untuk mempersembahkan dirinya kepada Tuhan. Ketika pamannya berusaha memaksanya untuk menikah;  Elizabeth tetap teguh pada sumpahnya, bahkan mengancam akan memotong hidungnya sendiri supaya tidak ada pria yang akan tertarik dan menikahinya. Dan sang paman pun akhirnya menyerah.

Elizabeth kemudian bergabung menjadi anggota Ordo ketiga Fransiskan, dan membangun sebuah rumah sakit di Marburg untuk orang miskin dan sakit dari semua hartanya yang tersisa; bahkan uang mas kawinnya. Ia menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya dengan melayani mereka yang sakit serta miskin. Ia bahkan pergi memancing sebagai usaha untuk memperoleh tambahan uang untuk membeli obat-obatan bagi kaum miskin yang dikasihinya.

St. Elizabeth baru berusia dua puluh empat tahun ketika ia wafat. Menjelang ajalnya, orang dapat mendengarnya bersenandung pelan di atas pembaringannya. Ia yakin betul bahwa Yesus akan membawanya kepada-Nya. Elizabeth wafat pada tahun 1231.

Setelah kematian Elizabeth, banyak keajaiban terutama keajaiban dalam penyembuhan dilaporkan terjadi di makamnya di dalam gereja dan di rumah sakit yang didirikannya. Atas perintah Paus, penyelidikan diadakan pada orang-orang yang telah secara ajaib disembuhkan antara bulan Agustus 1232 dan Januari 1235. Hasil dari penyelidikan tersebut dilengkapi oleh vita dari seorang calon santa, dan bersama dengan testamen dari para pelayan Elizabeth (tercantum di dalam buku yang disebut the Libellus de dictis quatuor ancillarum s. Elisabeth confectus), membuktikan alasan yang cukup untuk memberikan Gelar Kudus (kanoninasi ) pada  Elizabeth.

Maka pada tahun 1235 di Kota Perugia Italia; Paus Gregorius IX memaklumkan secara resmi Elizabeth dari Thuringia sebagai Santa. Piagam kepausan tersebut ada di dalam layar “Schatzkammer” dari Deutschordenskirche di Wina, Austria.  Jenazah St.Elizabeth kemudian dibaringkan di sebuah altar dari emas yang masih dapat dilihat sampai sekarang di Gereja St. Elisabeth di Marburg. Pada saat Reformasi Protestan;  Gereja ini diambil alih oleh para pengikut Protestan sampai saat ini. Namun demikian umat Khatolik masih  diberi tempat tersendiri untuk beribadah dalam Gereja tersebut.

Arti Nama

Berasal dari kata Yunani : Ελισαβετ (Elisabet), yang aslinya berasal dari kata Ibrani : אֱלִישֶׁבַע (‘Elisheva’) yang berarti : Tuhan adalah Hidupku / Tuhan saya adalah kelimpahan / Pemuja Tuhan

Variasi Nama

Elisabeth, Elsabeth, Elyzabeth, Elisabeth (English), Zabel (Armenian), Elixabete (Basque), Elisabet (Biblical Greek), Elisheba (Biblical Hebrew), Elisabeth (Biblical Latin), Elisaveta (Bulgarian), Elizabeta (Croatian), Alžběta, Izabela, Eliška (Czech), Elisabet, Elisabeth, Isabella, Eli, Elise, Ella, Else, Lilly, Lis, Lisa, Lisbet, Lise (Danish), Elisabeth, Isabella, Isabelle, Betje, Elise, Elly, Els, Else, Elsje, Ilse, Isa, Lies, Liesbeth, Liese, Liesje, Lijsbeth, Lisa (Dutch), Eliisabet, Liisa, Liisu (Estonian), Elisabet, Eliisa, Elisa, Elsa, Liisa, Liisi (Finnish), Élisabeth, Isabel, Isabelle, Babette, Élise, Lili, Lilian, Liliane, Lilianne, Lise, Lisette (French), Sabela (Galician), Eliso (Georgian), Elisabeth, Isabel, Isabelle, Bettina, Elisa, Elise, Elli, Elsa, Else, Ilsa, Ilse, Isa, Isabell, Isabella, Lies, Liesa, Liese, Liesel, Liesl, Lili, Lilli, Lisa, Lisbeth (German), Elisavet (Greek), Elikapeka (Hawaiian), Elisheva (Hebrew), Elizabeth, Izabella, Bözsi, Erzsi, Liza, Zsóka (Hungarian), Elísabet (Icelandic), Eilís, Eilish, Isibéal, Sibéal (Irish), Elisabetta, Isabella, Elisa, Elsa, Isa, Liana, Liliana, Lisa (Italian), Elžbieta, Elzė (Lithuanian), Elisaveta (Macedonian), Ealisaid (Manx), Ibb (Medieval English), Isabel (Medieval Occitan), Elisabet, Elisabeth, Isabella, Eli, Elise, Ella, Else, Lilly, Lis, Lisa, Lisbet, Lise (Norwegian), Isabèl (Occitan), Elżbieta, Izabela, Izabella, Eliza, Liliana (Polish), Isabel, Belinha, Elisa, Elisabete, Isabela, Liana, Liliana (Portuguese), Lílian (Portuguese (Brazilian)), Elisabeta, Isabela, Isabella, Liliana (Romanian), Elizaveta, Yelizaveta, Liza, Lizaveta (Russian), Ealasaid, Elspet, Elspeth, Iseabail, Ishbel, Isobel, Beileag, Lileas, Lilias, Lillias (Scottish), Jelisaveta (Serbian), Alžbeta, Eliška (Slovak), Elizabeta, Špela (Slovene), Isabel, Ysabel, Elisa, Isa, Isabela, Isabella, Liliana (Spanish), Elisabet, Elisabeth, Isabella, Elise, Ella, Elsa, Lilly, Lis, Lisa, Lisbet, Lise (Swedish)

BENTUK PENDEK : Bess, Bessie, Beth, Betsy, Bette, Bettie, Betty, Buffy, Elisa, Eliza, Ella, Ellie, Elly, Elsa, Elsie, Elyse, Libbie, Libby, Liddy, Lilian, Lilibet, Lilibeth, Lillia, Lillian, Lisa, Lise, Liz, Liza, Lizbeth, Lizette, Lizzie, Lizzy, Tetty, Bettye, Elle, Leanna, Leesa, Liana, Liliana (English)

No Comments

Leave a Comment