AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA – lih. Ydt 13:23-25
Terberkatilah engkau, Perawan Maria, oleh Allah yang mahatinggi, melebihi semua wanita. Namamu diharumkan oleh Tuhan dan dimasyurkan orang senantiasa.
KATA PENGANTAR:
Bahwa orang tua Santa Perawan Maria mempersembahkannya di kenisah sebagai tanda kesediaan pengabdian kepada Tuhan, tidak disebutkan sedikit pun dalam Kitab Suci. Tetapi dalam kenyataan hidupnya tiada orang yang melebihi dia dalam pengabdian kepada Tuhan. Ketika Malaikat Gabriel menghadap dia, ia sudah mempunyai rencana sendiri akan diperistri oleh seorang tukang kayu. Tetapi tiba-tiba dihadapkan kepada suatu pilihan. Jawabannya penuh iman, “jadilah padaku sesuai perkataanmu itu.”
DOA PEMBUKA:
Marilah berdoa: Allah Bapa, sumber rahmat dan kurnia, peringatan Santa Perawan Maria kami rayakan. Semoga berkat doa dan permohonannya kami dipernuhi dengan rahmat-Mu. Demi Yesus Kristus, …
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Kedua Makabe 6:18-31
“Aku meninggalkan teladan baik, bila aku dengan sukarela mati demi hukum Taurat yang mulia dan suci.”
Ada seorang ahli Taurat terkemuka, bernama Eleazar. Ia sudah lanjut usia dan sangat terhormat. Ia dipaksa membuka mulutnya untuk makan daging babi. Tetapi ia lebih mengutamakan mati secara terhormat daripada hidup ternista. Maka ia memuntahkan daging yang haram itu dan dengan rela hati menuju ke tempat deraan. Memang demikianlah seharusnya tindakan orang yang berani menolak apa yang tidak halal untuk dikecap kendati secara naluriah ia mencintai hidupnya. Tetapi para pengurus perjamuan kurban yang tak halal itu telah lama kenal baik dengan Eleazar. Karena itu mereka menyendirikan Eleazar, lalu menyuruh dia mengambil daging yang boleh dipakai dan yang dapat ia sediakan sendiri. Lalu dari daging itu cukuplah kalau ia pura-pura makan apa yang dititahkan raja. Dengan demikian nyawanya akan diselamatkan, dan ia akan diperlakukan dengan baik demi persahabatan yang lama. Tetapi Eleazar mengambil keputusan mulia yang pantas bagi umurnya, bagi kehormatan usianya dan bagi ubannya yang jernih dan amat mulia, pantas bagi cara hidupnya yang jernih sejak masa mudanya, dan terlebih pantas bagi perundang-undangan suci yang diberikan oleh Allah sendiri. Dengan tegas ia minta, supaya segera dikkirim ke dunia orang mati saja. Kata Eleazar, “Berpura-pura tidaklah pantas bagi umur kami, jangan-jangan banyak pemuda kusesatkan oleh karena mereka menyangka bahwa Eleazar yang sudah berumur sembilan puluh tahun beralih kepada tata cara asing. Boleh jadi mereka kusesatkan dengan berpura-pura demi hidup yang pendek dan fana ini. Selain itu kuturunkan noda dan aib kepada usiaku. Kalaupun sekarang aku lolos dari dendam pihak manusia, tetapi tak mungkin aku melarikan diri dari tangan Yang Mahakuasa, baik hidup maupun mati. Dari sebab itu dengan berpulang secara jantan aku mau menyatakan diri layak bagi usiaku. Dengan demikian aku pun meninggalkan teladan luhur bagi kaum muda untuk dengan sukarela mati demi hukum Taurat yang mulia dan suci ini.” Setelah berkata demikian, Eleazar langsung menuju tempat deraan. Adapun orang-orang yang beberapa saat sebelumnya bersikap baik terhadapnya, sekarang memusuhi dia karena menurut mereka Eleazar tadi berbicara seperti orang gila. Sesudah didera sampai hampir mati, Eleazar mangaduh, katanya, “Bagi Tuhan yang memiliki pengetahuan kudus, ternyatalah bahwa aku dapat meluputkan diri dari maut dan bahwa aku sekarang menanggung derita hebat dalam tubuhku akibat deraan ini. Tetapi dalam jiwa aku menderita semuanya itu dengan senang hati karena aku takut akan Tuhan.” Demikian Eleazar berpulang dan meninggalkan kematiannya sebagai teladan keluhuran budi dan sebagai peringatan kebajikan, tidak hanya bagi kaum muda, tetapi juga bagi kebanyakan orang dari bangsanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 4:2-3.4-5.6-7
Ref. Tuhanlah yang menopang aku.
-
Ya Tuhan, betapa banyak lawanku! Betapa banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyak orang berkata tentang aku, “Baginya tidak ada pertolongan dari Allah.”
-
Tetapi, Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku! Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.
-
Maka, aku dapat membaringkan diri, dan tertidur; dan kemudian bangun lagi sebab Tuhan menopangku! Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang mengepung aku dari segala penjuru.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya
S : (1Yoh 4:10b) Allah mengasihi kita dan telah mengutus Anak-Nya sebagai silih atas dosa-dosa kita.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 19:1-10
“Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
Yesus memasuki kota Yerikho dan berjalan melintasi kota itu. Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya, bernama Zakheus. Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu, tetapi tidak berhasil karena orang banyak dan ia berbadan pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata, “Zakheus, segeralah turun. Hari ini aku mau menumpang di rumahmu.” Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya, “Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, “Tuhan, separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya, “Hari ini terjadilah keselamatan atas rumah ini, karena oran ini pun anak Abaham. Anak Manusia memang datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Agustinus Sugiarno SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Para sahabat RESI jumpa dengan saya Rm Agustinus Sugiarno, SCJ, dari komunitas Provinsialat SCJ Palembang dalam edisi Selasa 21 November 2023. Mari kita dengarkan bersama Injil Luk 19 :1-10
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, hari ini Gereja merayakan peringatan Santa Perawan Maria dipersembahkan kepada Allah. Di sini dipakai kata kerja pasif “dipersembahkan”. Artinya, persembahan tersebut dilakukan oleh pihak lain, yaitu kedua orang tuanya, Yoakim dan Ana. Mereka mempersembahkan putri mereka, Maria, kepada Allah. Namun, apakah dalam hal ini Maria tidak terlibat? Sudah barang tentu Maria sendiri terlibat. Ia pun mempersembahkan dirinya kepada Allah dan Allah memberkati hidupnya.
Betapa bahagianya Maria memperoleh berkat dari Allahnya. Ia memberikan dirinya, bahkan seluruhnya, kepada Allah yang dikasihinya. Terdorong oleh Roh Kudus, Maria mempersem-bahkan seluruh hidupnya kepada Allah. Ada suatu totalitas diri yang dipersembahkan kepada Allah yang dikasihinya.
Saudara-saudari, mari kita menjadikan hari ini sebagai hari persembahan diri kepada Allah. Mempersembahkan diri berarti hari demi hari kita setia dalam hidup dan panggilan kita masing-masing. Mari kita menjadikan seluruh tubuh kita yang meliputi badan, jiwa dan roh, dipersembahkan kepada Allah, meski kita lemah, berdosa dan terbatas, seperti Zakheus. Semoga persembahan diri kita ini berkenan kepada-Nya.
Tuhan memberkati perjuangan dan pergumulan kita, Bapa, Putera dan Roh Kudus.
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:
Allah Bapa maha pengasih, penuh hormat kami kenangkan Bunda Putera-Mu. Terimalah kiranya persembahan ini dan limpahkanlah rahmat-Mu kepada kami, sehingga kami sendiri pun mempersembahkan diri seutuhnya kepada-Mu. Demi Kristus,…
ANTIFON KOMUNI – Luk 1:49
Besarlah perbuatan Yang Mahakuasa bagiku, dan kuduslah nama-Nya.
DOA SESUDAH KOMUNI:
Marilah berdoa: Allah Bapa seluruh umat manusia, santapan surgawi telah kami terima dengan penuh rasa syukur pada peringatan Santa Perawan Maria. Maka kami mohon, perkenankanlah kami kelak mengambil bagian dalam perjamuan abadi di surga. Demi Kristus, …
DOWNLOAD AUDIO RESI:
Resi-Selasa 21 November 2023 oleh Rm. Agustinus Sugiarno SCJ dari Komunitas Provinsialat SCJ Palembang IndonesiaUnduh
Santa Perawan Maria Dipersembahkan kepada Allah
Diperingati tanggal 21 November
Ketika usianya baru tiga tahun, Santa Perawan Maria dibawa oleh kedua orangtuanya, St. Yoakim dan St. Anna, ke Bait Allah di Yerusalem. Seluruh hidup Maria dipersembahkan kepada Allah. Tuhan telah memilih Maria untuk menjadi Bunda dari Putera-Nya, Yesus. Santa Maria gembira dapat mulai melayani Tuhan di Bait Suci. Dan St. Yoakim serta St. Anna juga merasa bahagia dapat mempersembahkan puteri kecilnya yang kudus kepada Tuhan. Mereka percaya bahwa Tuhan telah mengirimkan Maria kepada mereka.
Di Bait Allah, Imam Besar menerima kanak-kanak Maria. Ia akan ditempatkan di antara para gadis yang dipersembahkan bagi kepentingan doa dan pelayanan Bait Suci. Imam Besar mencium serta memberkati kanak-kanak suci itu, ia tahu bahwa Tuhan telah merancangkan suatu hal besar baginya. Kanak-kanak Maria tidak menangis atau pun merengek dan kembali kepada orangtuanya. Ia datang dengan amat girangnya ke altar sehingga semua orang yang ada di Bait Allah jatuh hati kepadanya.
St. Yoakim dan St. Anna pulang kembali ke rumah mereka. Mereka memuliakan Tuhan oleh karena puteri mereka terberkati. Maria tetap tinggal di Bait Allah, di mana ia tumbuh dewasa dalam kekudusan. Maria melewatkan hari-harinya dengan membaca Kitab Suci, berdoa serta melayani para imam di Bait Suci. Ia menenun kain halus serta menjahitnya menjadi baju-baju yang indah. Maria dikasihi oleh para gadis yang lain sebab ia amat lembut hati. Maria berusaha untuk melakukan semua kewajibannya dengan sebaik-baiknya agar dapat menyenangkan hati Tuhan. Maria bertumbuh dalam rahmat Tuhan sehingga semakin nyatalah kemuliaan Tuhan.
St Maria, bunda Allah.
Doakanlah kami anak anakmu.
Makasih Romo