AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA:
Inilah martir sejati yang bersedia menumpahkan darah untuk membela nama Kristus. Ia tidak takut menghadapi ancaman di pengadilan. Kerajaan surga kin menjadi miliknya.
PENGANTAR:
Di dalam riwayat hidup Sesilia sulit dipisahkan mana yang dongeng, mana yang benar terjadi. Orang tuanya kaya, tetapi belum beragama. Ia sendiri menjadi warga Gereja di Roma. Ketika orang tuanya mendesak seorang calon suami yang belum beriman, ia menolak dengan tegas. Dan ketahuanlah bahwa ia seorang Kristen, yang harus dihukum mati. Di sekitar data tidak lengkap ini orang membuat balada religius, yang amat terkenal waktu itu. Maka ia dijadikan pelindung para paduan suara.
DOA PEMBUKA:
Marilah berdoa: Allah Bapa yang maharahim, indahkanlah kiranya doa dan permohonan kami pada peringatan Santa Sesilia, martir-Mu. Ia telah meneguhkan pengabdiannya kepada-Mu dengan gugur sebagai martir. Demi Yesus Kristus, …
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Kedua Makabe 7:1.20-31
“Pencipta alam semesta akan memberi kembali roh dan hidup kepadamu.”
Pada waktu itu ada tujuh orang bersaudara beserta ibunya ditangkap. Dengan siksaan cambuk dan rotan mereka dipaksa oleh Raja Antiokhus Epifanes untuk makan daging babi yang haram. Ibu itu sungguh mengagumkan secara luar biasa. Ia layak dikenang baik-baik. Ia harus menyaksikan ketujuh anaknya mati dalam tempo satu hari saja. Namun demikian ia tetap menanggungnya dengan tabah dan besar hati karena harapannya kepada Tuhan. Dengan rasa hati yang luhur ia menghibur anaknya masing-masing dalam bahasanya sendiri penuh dengan semangat hukum. Dengan semangat jantan dikuatkannya tabiat kewanitaannya, lalu berkatalah ia kepada anak-anaknya, “Aku tidak tahu bagaimana kalian muncul dalam kandunganku. Bukan akulah yang memberi kalian nafas dan hidup atau menyusun anggota-anggota badanmu satu per satu, melainkan Pencipta alam semestalah yang membentuk kelahiran manusia dan merencanakan kejadian segala sesuatunya. Dengan belas kasih Tuhan akan memberi kembali roh dan hidup kepadamu, justru karena kini kalian memandang dirimu bukan apa-apa demi hukum-hukum-Nya.” Adapun Raja Antiokhus mengira, bahwa ibu itu menghina dirinya, dan ia menganggap bicaranya suatu penistaan. Anak bungsu yang masih hidup tidak hanya dibujuk dengan kata-kata, tetapi raja juga menjanjikan dengan angkat sumpah bahwa si bungsu akan dijadikannya kaya dan bahagia, asal saja ia mau meninggalkan adat istiadat nenek moyangnya. Bahkan ia akan dijadikan sahabat raja, dan kepadanya akan dipercayakan pelbagai jabatan Negara. Oleh karena pemuda itu tidak menghiraukannya sama sekali, maka raja memanggil ibunya dan mendesak, supaya ia menasihati anaknya demi keselamatan hidupnya. Sesudah lama didesak barulah ibu itu menyanggupi untuk meyakinkan anaknya. Kemudian ia membungkuk kepada anaknya lalu dengan mencemoohkan penguasa yang bengis itu ia berkata dalam bahasanya sendiri, “Anakku, kasihanilah aku yang sembilan bulan lamanya mengandungmu dan tiga tahun lamanya menyusui engkau. Aku pun sudah mengasuhmu dan membesarkanmu hingga umurku sekarang ini dan terus memliharamu. Aku mendesak, ya anakku, tengadahlah ke langit dan ke bumi dan kepada segala sesuatu yang kelihatan di dalamnya. Ketahuilah bahwa Allah menjadikan semuanya itu bukan dari barang yang sudah ada. Demikianlah bangsa manusia juga dijadikan. Jangan takut kepada algojo itu. Sebaliknya hendaklah menyatakan diri sepantas kakak-kakakmu dan terimalah maut itu, supaya aku mendapat kembali engkau bersama kakak-kakakmu di masa belas kasihan kelak.” Belum lagi ibu itu mengakhiri ucapannya berkatalah pemuda itu, “Kalian menunggu siapa? Aku tidak akan taat kepada penetapan raja. Sebaliknya aku taat kepada segala ketetapan Taurat yang sudah diberikan oleh Musa kepada nenek moyang kami. Tetapi Baginda, yang menjadi asal usul segala malapetaka yang menimpa orang-orang Ibrani, pasti tidak akan luput dari tangan Allah.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 17:1.5-6.8b.15
Ref. Pada waktu bangun aku menjadi puas dengan hadirat-Mu, ya Tuhan.
-
Dengarkanlah Tuhan, pengaduan yang jujur, perhatikanlah seruanku; berilah telinga kepada doaku, doa dari bibir yang tidak menipu.
-
Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidaklah goyah. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
-
Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu. Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.
BACAAN INJIL:
U : Alleluya
S : (Yoh 15:16) Aku telah menetapkan kalian supaya kalian pergi dan menghasilkan buah yang takkan binasa, sabda Tuhan. Alleluya.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 19:11-28
“Mengapa uangku tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang?”
Pada waktu Yesus sudah dekat Yerusalem, orang menyangka bahwa Kerajaan Allah akan segera nampak. Maka Yesus berkata, “Ada seorang bangsawan berangkat ke negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja. Sesudah itu baru ia akan kembali. Maka ia memanggil sepuluh orang hambanya, dan memberi mereka sepuluh mina, katanya, ‘Pakailah ini untuk berdagang sampai aku kembali’. Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan, ‘Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami’. Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. Yang pertama datang dan berkata, ‘Tuan, mina Tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina’. Katanya kepada hamba itu, ‘Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik. Engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.’ Datanglah yang kedua dan berkata, “Tuan, mina Tuan telah menghasilkan lima mina’. Katanya kepada orang kedua itu, ‘Dan engkau, kuasailah lima kota’. Dan hamba yang ketiga datang dan berkata, ‘Tuan, inilah mina Tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. Sebab aku takut akan Tuan, karena Tuan adalah manusia yang keras. Tuan mengambil apa yang tidak pernah Tuan taruh, dan Tuan menuai apa yang tidak Tuan tabur’. Kata bangsawan itu, ‘Hai hamba yang jahat! Aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tau, aku ini orang yang keras. Aku mengambil apa yang tidak pernah kutaruh dan menuai apa yang tidak kutabur. Jika demikian mengapa uangku tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya’. Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ, ‘Ambillah mina yang satu itu dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu’. Kata mereka kepadanya, ‘Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina’. Ia menjawab, ‘Aku berkata kepadamu, setiap orang yang mempunyai, ia akan diberi; tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku’.” Setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Petrus Haryanto SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Maria. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Sahabat RESI Dehonian yang terkasih. Perumpamaan tentang mina yang baru saja kita baca dan dengarkan mengetengahkan kepada kita masa penantian akan kedatangan Kerajaan Allah. Kita dapat mengatakan sebagai waktu kita sekarang ini bahwa Allah sedang melaksanakan rencana dan kehendak-Nya bagi kita. Hal itu digambarkan melalui kepercayaan raja terhadap para hambanya. Dan kita semua tahu bahwa kepercayaan selalu menuntut pertanggungjawaban.
Selama masa penantian akan kedatangan Kerajaan Allah ini, orang harus bekerja dan menjalankan tanggungjawab yang Allah percayakan kepada kita. Masing-masing kita telah dikaruniai kesempatan, waktu, talenta, bakat, kemampuan, keutamaan-keutamaan dan perlengkapan lain untuk hidup bagi Allah. Allah memberikan dan mempercayakan semua itu agar kita dapat menggunakan untuk kesejahteraan, kebahagiaan dan terlebih keselamatan kita dan sesama.
Sahabat RESI Dehonian yang terkasih. Tanggung jawab dan kesetiaan terhadap karunia-karunia dan pemberian itu pada akhirnya menjadi standar dari tanggung jawab yang akan diberikan lagi kepada kita. Mereka yang mengembangkan dengan baik karunia yang Allah berikan, kepadanya akan diberikan juga tanggung jawab yang lebih besar. Mereka yang kurang bertekun dan menghasilkan lebih sedikit, kepada mereka akan juga diberikan tugas dan tanggung jawab, namun dengan skala yang lebih kecil. Mereka yang tidak melakukan apa-apa, karunia itu akan diambil dari mereka dan diberikan kepada orang lain yang mau berusaha dengan setia dan bertanggung jawab untuk menghasilkan sesuatu yang berlimpah.
Allah tidak berkenan kepada mereka yang takut mengambil risiko atau yang hanya diam, atau yang tidak berbuat apa-apa, seperti halnya yang dilakukan oleh salah seorang hamba dalam perumpamaan itu, yang justru menyalahkan tuannya dan menganggapnya sebagai yang kejam dan keras. Kita melupakan satu hal bahwa Ia akan datang kembali sebagai Raja dan akan menjadi Hakim yang menuntut pertanggungjawaban kita atas semua pemberian atau talenta atau kesempatan atau waktu dan lain sebagainya itu.
Sahabat RESI Dehonian yang terkasih. Perumpamaan mengenai uang mina mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kesetiaan dan tanggung jawab kita dalam menjalankan tugas perutusan yang telah dipercayakan Allah kepada kita. Allah mengharapkan kita untuk menjadi hamba-hamba yang baik dan setia dalam mempergunakan serta mengembangkan berbagai karunia dan rahmat yang dianugerahkan-Nya kepada kita. Maka marilah kita mempergunakan segala karunia dan rahmat yang Allah percayakan kepada kita dengan setia dan dengan penuh tanggung jawab demi terwujudnya Kerajaan Allah di dunia ini, yaitu kerajaan yang adil, Kerajaan kasih, dan Kerajaan damai. Semoga Allah menganugerahi kita kekuatan agar kita mampu berjuang untuk menjadi hamba yang baik. Tuhan memberkati niat-niat baik kita. AMIN
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:
Allah Bapa, sumber kesucian, terimalah tanda pengabdian para hamba-Mu pada peringatan Santa Sesilia. Semoga kurban Kristus yang tak bercela serta teladan martir-Mu, menyalakan hati kami dengan cinta kasih yang murni. Demi Kristus,…
ANTIFON KOMUNI – Mat 16:24
Barangsiapa ingin menjadi murid-Ku, hendaklah ia menyangkal diri, memanggul salibnya dan mengikuti Aku.
DOA SESUDAH KOMUNI:
Marilah berdoa: Allah Bapa, naungan umat beriman, kiranya santapan suci yang kami sambut ini meneguhkan iman kami dan menabahkan hati kami. Semoga dengan demikian kami menjadi kuat sebagaimana Santa Sesilia, martir-Mu, yang mengabdi Engkau dengan setia dan jaya dalam derita. Demi Kristus,…
DOWNLOAD AUDIO RESI:
Resi-Rabu 22 November 2023 oleh Rm. Petrus Haryanto SCJ dari Komunitas SCJ Paroki St. Andreas Rasul Mesuji Lampung-IndonesiaUnduh
Santa Sesilia
Cecilia, Cecily, Cicilia
Kisah tentang Santa Sesilia sedikit berbau legenda. Dikisahkan bahwa Sesilia adalah seorang gadis bangsawan Romawi yang telah menjadi Kristen. Konon semenjak kecil ia telah berkaul untuk hidup suci-murni dan tidak menikah. Namun ketika sudah dewasa, ayahnya menikahkannya dengan Valerianus, seorang pemuda yang berhati mulia dan jujur tetapi masih kafir.
Dikisahkan bahwa pada saat perayaan pernikahan berlangsung, pengantin wanita yang cantik itu duduk menyendiri. Di dalam hatinya, ia menyanyikan puji-pujian kepada Tuhan serta berdoa memohon pertolongan-Nya. Ketika ia dan Valerianus, suaminya, tinggal sendirian dalam kamar pengantin, Sesilia memberanikan diri berkata kepada suaminya: “aku mempunyai suatu rahasia yang hendak kukatakan kepadamu. Aku mohon agar engkau mendengarkannya dengan sepenuh hati dan tetap menerima aku sebagai isterimu. Engkau harus tahu bahwa aku telah berkaul untuk mempersembahkan kesucianku kepada Kristus, dan aku mempunyai seorang malaikat yang selalu menjaga aku. Jika engkau berani menyentuh aku, maka malaekat pelindungku itu akan marah dan engkau akan menanggung banyak penderitaan. Tetapi jika engkau menghormati kesucianku, maka malaikat pelindungku itu akan mencintai engkau sebagaimana dia mencintai aku.”
Valerianus amat terperanjat ketika mengetahui bahwa isterinya itu adalah seorang kristen. Masa itu adalah masa penganiayaan bagi umat kristiani. Menjadi kristen adalah terlarang dan bila ketahuan, akan segera ditangkap dan dihukum mati. Namun atas pengakuan isterinya itu Valerianus berkata dengan lembut; “Tunjukkanlah kepadaku malaikatmu. Jika ia datang dari Tuhan, aku akan mengabulkan permintaanmu.”
Kata Sesilia, “Jika engkau percaya akan Allah yang satu dan benar serta menerima air pembaptisan, maka engkau akan dapat melihat malaikatku.” Kemudian Valerianus pergi menemui Uskup Roma (Paus) Gayus yang menerimanya dengan gembira. Setelah menyatakan pengakuan iman Kristiani, Valerianus dibaptis dan pulang kerumah. Dirumahnya ia terkesima menemukan Sesilia sedang berdoa dengan ditemani oleh seorang malaikat. Malaikat itu kemudian mengenakan mahkota pada kepala merekaberdua.
Tiburtius, saudara Valerianus, juga belajar iman Kristiani dari Sesilia. Santa Sesilia mengisahkan Yesus dengan begitu indahnya hingga tak lama kemudian Tiburtius juga minta dibaptis. Bersama-sama, Tiburtius dan Valerianus melakukan banyak perbuatan amal kasih. Ketika penganiayaan atas orang kristen semakin memuncak, kedua pemuda bangsawan itu selalu berupaya untuk memberikan penguburan yang layak pada setiap martir kristen terbunuh. Ketika mereka juga tertangkap, dengan berani mereka memilih mati daripada mengingkari iman mereka kepada Yesus.
Dengan penuh kasih sayang Sesilia menguburkan jenasah mereka, sebelum akhirnya ia sendiri juga tertangkap. Dalam penjara Sesilia masih sempat mempertobatkan para penjaga yang berusaha membujuknya untuk mempersembahkan korban bakaran kepada berhala. Setelah ditahan beberapa lama, Sesilia lalu dijatuhi hukuman mati dengan cara dibakar hidup-hidup.
Ketika Sesilia dibakar dalam kobaran api, api sama sekali tidak menyakitinya. Akhirnya, seorang algojo diperintahkan untuk memenggal kepala Sesilia. Ia menebaskan pedangnya tiga kali ke leher Sesilia. Sesilia langsung rebah tetapi tidak langsung tewas. Dalam sakratul maut tersebut Santa Sesilia mengacungkan tiga jari dengan tangannya yang satu dan satu jari di tangannya yang lain. Ia masih menyatakan imannya kepada Allah Tritunggal Maha kudus sebelum menerima mahkota kemartirannya di surga.
Arti Nama
Bentuk Feminim dari nama Latin “Caecilius“. Berasal dari kata latin “caecus” yang berarti :“Buta”
Variasi Nama
Cecily, Cecelia, Cicely (English), Cécile (Dutch), Cäcilia, Cäcilie, Caecilia (German), Caecilia (Ancient Roman), Cecilija, Cila (Croatian), Cecilie, Cecílie (Czech), Cecilie, Cille, Silje, Sille (Danish), Cécile (French), Cecília, Cili (Hungarian), Sheila, Síle (Irish), Cecilie, Silje (Norwegian), Cecylia (Polish), Cecília (Portuguese), Tsetsiliya (Russian), Sìleas (Scottish), Cecília (Slovak), Cecilija, Cila, Cilka (Slovene)
Bentuk Pendek : Cece, Celia, Sissy, Cissy, Sissie (English), Cilla (Swedish), Silja (Finnish), Cilla, Silke (Dutch), Silke, Zilla (German)
Bentuk Maskulin : Cecil (English), Cecilio (Italian), Cecilio (Spanish)
Sumber: katakombe.org
St.Sisilia
Doakanlah kami.
Ajari kami utk selalu setia pada Yesus sampai selamanya.