
Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ dari Komunitas SCJ Cipinang-Cempedak Jakarta Indonesia
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA – Dan. 12:3
Orang bijaksana akan bersemarak cemerlang laksana surya dan guru kebenaran akan berseri bagaikan bintang abadi.
PENGANTAR:
Tidak banyak orang yang tabah dan berani memperkembangkan bakat bakatnya semaksimal mungkin. Demikianlah jasa Jean Firanza. Ia lahir di dekat Viterbo tahun 1218. Sebagai anak yang sakit-sakitan ia pernah disembuhkan oleh Santo Fransiskus Asisi. Setelah menyelesaikan studi filsafatnya ia masuk Ordo Fransiskan dengan nama Bonaventura pada umur 25 tahun. Berkat kecakapan dan ketekunannya, meski masih muda ia diserahi pimpinan tertinggi (1257-1274). Gagasan-gagasanya yang diresapi semangat Injil, ditulisnya dalam banyak buku rohani. Sekalipun begitu berat, namun wataknya tetap lemah lembut. Kelak ia menjadi uskup agung Albano dan meninggal dalam Konsili Lyon.
DOA KOLEKTAN:
Marilah berdoa: Allah Bapa yang kekal din kuasa, hari ini kami memperingati Santo Bonaventura. Semoga hati budi kami diterangi pengetahuannya yang cemerlang dan hati kami dikabarkan oleh cinta kasihnya.. Demi Yesus Kristus, Putra-Mu, ….
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Keluaran 2:1-15a
“Anak itu diberi nama Musa, sebab ia telah ditarik dari air. Ketika Musa telah dewasa ia mendapatkan saudara-saudaranya.”
Waktu umat Israel ditindas di Mesir ada seorang pria dari suku Lewi yang kawin dengan seorang wanita dari suku yang sama. Wanita itu mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia melihat bahwa anak itu tampan; maka disembunyikannya tiga bulan lamanya. Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi. Maka diambilnya sebuah peti pandan dan dipakalnya dengan gala-gala dan ter. Lalu ia meletakkan bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi Sungai Nil. Kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat apakah yang akan terjadi dengan bayi itu. Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di Sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai. Maka terlihatlah oleh puteri Firaun peti di tengah-tengah teberau itu. Ia menyuruh seorang hambanya untuk mengambilnya. Ketika peti itu dibuka, dilihatnya seorang bayi yang menangis, maka ibalah hatinya dan ia berkata, “Tentulah ini bayi orang Ibrani.” Lalu bertanyalah kakak bayi itu kepada puteri Firaun, “Maukah Tuan Puteri agar kupanggil seorang inang penyusu dari kaum Ibrani untuk menyusui bayi itu bagi Tuan Puteri?” Sahut puteri Firaun kepadanya, “Baiklah!” Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu. Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu, “Bawalah bayi ini dan susuilah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu.” Kemudian ibu itu mengambil bayinya dan menyusui dia. Ketika anak itu sudah besar, ibunya membawa dia kepada puteri Firaun. Ia diangkat anak oleh puteri Firaun dan diberi nama Musa, sebab katanya, “Aku telah menarik dia dari air.” Pada suatu hari, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka. Lalu dilihatnya seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu. Ia menoleh ke sana-sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir. Keesokan harinya Musa keluar lagi, dan didapatinya dua orang Ibrani tengah berkelahi. Ia bertanya kepada yang bersalah, “Mengapa kaupukul temanmu itu?” Jawab orang itu, “Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami? Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu?” Musa menjadi takut, sebab pikirnya, “Tentulah peristiwa itu telah ketahuan.” Ketika Firaun mendengar tentang peristiwa itu, ia berikhtiar membunuh Musa. Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAAN: Mazmur 69:3.14.30-31.33-34
Ref. Hai orang-orang yang rendah hati, carilah Allah, maka hatimu akan hidup kembali.
-
Aku tenggelam ke rawa yang dalam tidak ada tempat bertumpu; aku telah terperosok ke air yang dalam, gelombang pasang menghanyutkan daku.
-
Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, aku bermohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah, demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!
-
Tetapi aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku! Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur.
-
Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah, biarlah hatimu hidup kembali hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya
S : (Mzm 95:8ab) Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 11:20-24
“Pada hari penghakiman tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu.”
Sekali peristiwa Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat meskipun di sana Ia melakukan paling banyak mukjizat. Ia berkata, “Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah engkau, Betsaida! Karena jika di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah Kulakukan di tengah-tengahmu, pasti sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Pada hari penghakiman tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu.’ Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak! Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Maka Aku berkata kepadamu, ‘Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan daripada tanggunganmu’.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Para Sahabatku, Saudari-saudara yang dicintai dan mencintai Hati Kudus Yesus.. Salam jumpa bersama Saya, Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ dari Komunitas SCJ Cipinang-Cempedak Jakarta Indonesia.dalam Resi (Renungan singkat) Edisi Selasa, 15 Juli 2025. Hari ini Gereja memperingati Peringatan Wajib St. Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja. Semoga Belas Kasih dan Kerahiman dari Hati Yesus yang Maha Kudus memberkati anda semua. Amin
Tema Resi kita kali ini adalah: ““Jangan Menunda Pertobatan: Kesempatan Tidak Datang Dua Kali”. Namun sebelumnya, mari kita persiapakan hati dan kita awali permenunga kita dengan tanda kemenangan kristus. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
Para sahabatku, Saudari-saudara yang dikasihi dan mengasihi Hati Yesus. Hari ini, Gereja memperingati Santo Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja. Dalam bacaan Injil yang kita dengar hari ini, Tuhan Yesus dengan tegas mengecam kota-kota yang telah menyaksikan banyak mukjizat-Nya namun tetap tidak bertobat: Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum. Mereka mengabaikan kesempatan anugerah dari Tuhan. Para sahabatku, Santo Bonaventura, yang dikenal karena kebijaksanaan dan hidup rohaninya yang mendalam, mengingatkan kita bahwa ilmu pengetahuan dan kehormatan tidak ada artinya tanpa hati yang bertobat dan hidup dalam kasih Allah. Lalu apa yang bisa kita renungan dari periko yang kita baca hari ini? Saya menawarkan 3 hal saja:
-
Kesempatan Pertobatan adalah Anugerah, Bukan Hak: Tuhan Yesus telah memberi kesempatan kepada Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum melalui mukjizat-mukjizat yang diperbuat-Nya, namun mereka mengabaikannya. Demikian juga dalam hidup kita, sering kita menerima banyak tanda kasih Tuhan, tetapi menunda untuk berubah. Yang menjadi pertanyaan refleksi adalah : “Apakah aku sungguh menghargai kesempatan yang Tuhan berikan untuk bertobat, atau justru sering menundanya?”
-
Hati yang Keras Menghalangi Kasih Karunia: Orang-orang di kota-kota itu tidak bertobat karena hati mereka telah tertutup. Hati yang keras bukan hanya soal perbuatan jahat, tetapi juga sikap merasa cukup baik, tidak butuh Tuhan. Pertanyaannya adalah: “Dalam hal apa saja aku masih membiarkan hatiku tertutup, sehingga tidak peka terhadap ajakan Tuhan?”
-
Jangan Merasa Aman dengan Status atau Kebiasaan Rohani: Kapernaum adalah kota yang sering dikunjungi Yesus, namun tetap ditegur-Nya. Ini menunjukkan bahwa kedekatan lahiriah dengan hal-hal rohani belum tentu membuat hati sungguh dekat dengan Tuhan. Yang menjadi pertanyaan refleksi adalah: “Apakah aku merasa cukup hanya dengan rutinitas doa dan pelayanan, tanpa membiarkan hatiku sungguh diubah oleh Sabda Tuhan?”
Sahabat-sahabatku, saudari-saudara yang dikasihi dan mengasihi Hati Yesus. Bacaan hari ini mengundang kita kita belajar dari teguran Yesus kepada kota-kota yang keras hati dan kita juga belajar dari teladan dan kebijaksanaan Santo Bonaventura. Pertobatan bukan perkara nanti, melainkan sekarang. Hati yang terbuka, rendah hati, dan siap diubah adalah jalan menuju kebijaksanaan sejati dan hidup kekal. Jangan sia-siakan anugerah yang Tuhan tawarkan hari ini.
Semoga Hati Kudus Yesus senantiasa merajai hati Kita sehingga kita semua yang telah menrima anugerah Tihan mau dan berani untuk berubah dan mengalami pembaharuan terus menerus. Amin. Tuhan memberkati. Berkah Dalem. Dalam nama bapa dan putra dan roh kudus. Amin
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:
Allah Bapa kami, sumber segala kebenaran, Santo Benaventura telah mengajarkan iman untuk memuliakan Nama-Mu. Semoga kami pun diterangi Roh Kudus dengan cahaya iman dalam menjalankan tugas-tugas kami. Demi Kristus, Tuan dan pengantara kami.
ANTIFON KOMUNI – 1 Kor. 1:23-24
Kami memaklumkan Kristus yang tersalib, Kristus, kuasa dan kebijaksanaan Allah.
DOA SESUDAH KOMUNI:
Marilah berdoa : Allah Bala, sumber sogala kebijaksanaan, kami telah disegarkan dengan santapan suci. Kami mohon semoga berkat doa restu dan nasihat Santo Bonaventura kami tetap bersyukur atas segala anugerah daripada-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
DOWNLOAD AUDIO RESI:
Resi-Selasa 15 Juli 2025 oleh Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ dari Komunitas SCJ Cipinang-Cempedak Jakarta IndonesiaUnduh
St. Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja
Konon, ketika masih kecil ia menderita sakit gawat. Ibunya menggendong bocah ini dan membawanya kehadapan St.Fransiskus Asisi. Beliau memberkati anak tersebut dan berseru : “O Buona Ventura…” (Betapa baiknya kejadian ini..). Bocah itu seketika sembuh dan kata-kata Santo Fransiskus kemudian diabadikan menjadi namanya. Mungkin saja saat itu sang pengemis suci sudah mengetahui bahwa bocah yang diberkatinya ini adalah permata gereja di kemudian hari; salah seorang pujangga terbesar dalam sejarah Gereja.
Bonaventura dilahirkan pada tahun 1221 di Tuscany, Italia dengan nama Giovanni di Fidanza. Sejak usia muda ia bergabung dengan Ordonya St.Fransiskus Asisi yaitu Fransiskan (O.F.M. = Ordo Fratrum Minorum / Ordo Friars Minor = Ordo Saudara-saudara Hina-dina). Sebagai seorang biarawan muda, Bonaventura harus meninggalkan negerinya untuk belajar di Universitas Paris di Perancis. Ia menjadi seorang penulis tentang hal-hal ketuhanan yang hebat. Kasihnya kepada Tuhan demikian besar sehingga orang memanggilnya dengan sebutan “Doctor Seraphicus”. Seraphicus artinya seperti malaikat.
Salah seorang sahabat Bonaventura yang terkenal ialah seorang biarawan Dominikan St. Thomas Aquinas. Thomas bertanya kepada Bonaventura dari manakah ia mendapatkan semua hal-hal mengagumkan yang ia tulis. Bonaventura membimbing temannya itu ke meja tulisnya. Ia menunjuk sebuah salib besar yang selalu ada di atas mejanya. “Dialah yang mengatakan segalanya kepadaku. Dia-lah satu-satunya Guru-ku.” Di lain waktu, ketika sedang menuliskan kisah hidup St. Fransiskus dari Asisi, Bonaventura menjadi begitu bersemangat sehingga St. Thomas berseru: “Mari kita biarkan seorang kudus menulis tentang seorang kudus.” Bonaventura selalu bersikap rendah hati, meskipun buku-bukunya telah menjadikannya sangat terkenal.
Pada tahun 1265, Paus Klemens IV ingin mengangkatnya menjadi seorang Uskup Agung. Tetapi, Bonaventura kemudian memohon kepada Paus agar menunjuk orang lain; karena ia masih ingin hidup dalam biara. Bapa Suci menghormati keputusannya. Meskipun menolak diangkat menjadi Uskup Agung, Bonaventura setuju diangkat menjadi pembesar umum Ordo Fransiskan. Tugas berat ini dilaksanakannya selama tujuhbelas tahun.
Pada tahun 1273, Beato Paus Gregorius X mengangkat Bonaventura menjadi Kardinal. Dua orang utusan Paus mendapatkan Bonaventura sedang berada di sebuah bak cuci yang besar dalam biaranya. Ia sedang mendapat giliran tugas menggosok setumpuk panci dan wajan. Para utusan Paus menunggunya dengan sabar hingga Bonaventura selesai menggosok pancinya yang terakhir, membasuh serta mengeringkan tangannya. Kemudian para utusan itu dengan khidmat menyerahkan topi merah besar yang melambangkan jabatannya yang baru.
Kardinal Bonaventura memberikan bantuan yang amat besar kepada Paus yang pada tahun 1274 mengadakan Konsili Lyon. Sahabatnya Thomas Aquinas wafat dalam perjalanannya menuju Konsili tersebut, tetapi Bonaventura berhasil tiba di sana. Ia memberikan pengaruh yang besar pada konsili tersebut. Karya besarnya yang lain semasa hidupnya adalah perannya dalam reformasi Dewan Gereja, melakukan rekonsiliasi pendeta sekuler dengan ordo miskin, dan terlibat dalam rekonsiliasi Gereja Katolik Yunani dengan Gereja Khatolik Roma.
Santo Bonaventura wafat secara mendadak pada tanggal 15 Juli 1274 dalam usia lima puluh tiga tahun. Ia dimakamkan pada hari yang sama dalam salah satu Gereja Fransiskan di Lyon, Perancis. Upacara pemakamannya dihadiri oleh Paus, uskup, dan wali Gereja. Peristiwa tersebut disebut oleh para penulis kronik sebagai berikut: “Orang Kristen Yunani dan Latin, biarawan dan awam mengantar jenazahnya dengan tangis kesedihan, sangat berduka cita karena kehilangan seorang tokoh besar”
Arti Nama
Konon berasal dari kata-kata St.Fransiskus Asisi : “O Buona Ventura…”. yang berarti : “Betapa baiknya kejadian ini..”
Sumber: https://katakombe.org/para-kudus/juli/bonaventura.html
No Comments