
Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ dari Komunitas SCJ Cipinang-Cempedak Jakarta Indonesia
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA – Mzm 54:6,8
Allah adalah Penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Dengan rela aku akan mempersembahkan kurban dan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, karena baiklah nama-Mu.
PENGANTAR:
Kita sering mengalami aneka ketegangan kecenderungan dalam hidup kita, antara membagi perhatian untuk Allah demi sesama atau melayani sesama demi Allah. Yesus memberi pengarahan dalam mengatasi ketegangan ini. Kedua kecenderungan ini harus berjalan beriringan, seimbang menurut kepentingan dan proporsinya. Keduanya tidak untuk dipertentangkan, tetapi saling melengkapi satu dengan yang lain. Kitalah yang harus bisa memilih dan menempatkan kedua hal itu secara bijak. Melalui Ekaristi ini kita diingatkan agar mengambil pilihan seturut teladan Yesus sendiri dan mengandalkan DIA dalam mengarahkan pilihan-pilihan yang kita ambil.
SERUAN TOBAT:
I : Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Sabda Bapa yang menjadi manusia, membangkitkan iman, harapan, serta cinta kasih. Tuhan, kasihanilah kami.
U : Tuhan, kasihanilah kami.
I : Engkaulah Sabda Bapa yang mengajari kami menemukan cara pengabdian yang sesuai dengan kehendak Bapa. Kristus, kasihanilah kami.
U : Kristus, kasihanilah kami.
I : Engkaulah Sabda Bapa yang mengingatkan kami akan pentingnya mencari Kerajaan Surga terlebih dahulu. Tuhan, kasihanilah kami.
U : Tuhan, kasihanilah kami.
DOA KOLEKTAN:
Marilah bedoa: Allah Bapa yang penuh kasih, dalam diri Yesus Kristus Putra-Mu, Engkau berkenan untuk hadir di tengah-tengah kami. Kami mohon bukalah hati kami agar siap sedia menerima kehadiran-Mu yang senantiasa membawa berkah bagi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
BACAAN OERTAMABacaan dari Kitab Kejadian 18:1-10a
“Tuanku, singgahlah ke kemah hambamu ini.”
Sekali peristiwa Tuhan menampakkan diri kepada Abraham di dekat pohon tarbantin di Mamre. Waktu itu Abraham sedang duduk di pintu kemahnya di kala hari panas terik. Ketika ia mengangkat mata, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Melihat mereka, Abraham bergegas dari pintu kemahnya menyongsong mereka. Ia bersujud sampai ke tanah dan berkata, “Tuanku, jika aku mendapat kasih Tuan, singgahlah di kemah hambamu ini. Biarlah diambil sedikit air, basuhlah kaki Tuan dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini; biarlah hamba mengambil sepotong roti, agar tuan-tuan segar kembali. Kemudian bolehlah tuan-tuan melanjutkan perjalanan. Sebab tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini.” Jawab mereka, “Perbuatlah seperti yang engkau katakan itu!” Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata, “Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!” Lalu Abraham berlari ke lembu sapinya, mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya, dan memberikannya kepada seorang bujangnya yang segera mengolahnya. Kemudian Abraham mengambil dadih, susu, dan anak lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya kepada ketiga orang itu. Abraham sendiri berdiri dekat mereka di bawah pohon itu, sementara mereka makan. Sesudah makan, bertanyalah mereka kepada Abraham, “Di manakah Sara isterimu?” Jawab Abraham, “Di sana, di dalam kemah.” Maka berkatalah Ia, “Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau. Pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 15:2-3ab.3cd-4ab.5
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
-
Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya; yang tidak menyebar fitnah dengan lidahnya.
-
Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang-orang tercela tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.
-
Yang tidak meminjamkan uangdengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.
BACAAN KEDUA: Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose 1:24-28
“Rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad sekarang dinyatakan kepada orang kudus-Nya.”
Saudara-saudara, sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita demi kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus untuk tubuhnya, yaitu jemaat. Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan kepenuhan firman-Nya kepada kamu, yaitu: Rahasia yang tersembunyi berabad-abad dan turun-temurun, kini dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. Allah berkenan memberitahu mereka betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di antara kamu. Dialah harapan akan kemuliaan! Dialah yang kami beritakan dengan memperingatkan orang dan mengajar mereka dalam segala hikmat untuk memimpin setiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya, alleluya, alleluya.
S : (Luk 8:15) Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 10:38-42
“Marta menerima Yesus di rumahnya. Maria telah memilih bagian yang terbaik.”
Dalam perjalanan ke Yerusalem, Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah kampung. Seorang wanita bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita itu mempunyai seorang saudara bernama Maria. Maria itu duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya. Tetapi Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, tidakkah Tuhan peduli bahwa saudariku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Tuhan menjawabnya, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
RESI DIBAWAKAN OLEH Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Para Sahabatku, Saudari-saudara yang dicintai dan mencintai Hati Kudus Yesus.. Salam jumpa bersama Saya, Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ dari Komunitas SCJ Cipinang-Cempedak Jakarta Indonesia.dalam Resi (Renungan singkat) Edisi Minggu, 20 Juli 2025. Minggu Biasa ke enambelas (XVI). Semoga Hati Kudus Yesus senantiasa berbelas kasih kepada kita semua. Amin. Tema Resi kita kali ini adalah: “Mendengarkan, Mengasihi, Mengikuti”. Namun sebelumnya, mari kita persiapakan hati dan kita awali permenunga kita dengan tanda kemenangan kristus. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus..
Para sahabatku, Saudari-saudara yang dikasihi dan mengasihi Hati Yesus. Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus datang ke rumah Marta dan Maria. Sebagaimana dengan keluarga kita pada umumnya, kalau kedatangan tamu agung tentu akan sibuk menjamu dan memberikan yang terbaik buat tamu agung tersebut. Demikian juga dengan keluarga Marta dan Maria, yang kedatang Tuhan Yesus dan para murid-Nya dan mungkin juga dengan beberapa orang lain yang melihat kedatangan Yesus. Bisa dibayangkan betapa sibuknya Marta melayani dan mempersiapkan perjamuan untuk Tuhan Yesus dan para murid-Nya, sementara itu Maria duduk di kaki Yesus dan mendengarkan-Nya. Marta merasa tidak adil karena harus bekerja sendiri, lalu mengeluh kepada Yesus. Namun, Yesus menjawab dengan lembut bahwa Maria telah memilih bagian yang terbaik dan tidak akan diambil darinya.
Sahabatku, apa yang bisa kira refleksikan dari bacaan Injil hari ini? Saya menawarkan 3 hal saja:
-
Hati yang Terbuka untuk Mendengarkan: Maria memilih untuk duduk diam di kaki Yesus dan mendengarkan Tuhan bersabda dan memberikan pengajaran. Di tengah hiruk-pikuk hidup, mendengarkan Yesus adalah sikap hati yang membuka ruang bagi sabda-Nya untuk membentuk kita. Pertanyaan refleksi untuk kita: “Apakah aku sungguh menyediakan waktu untuk mendengarkan Tuhan dalam keheningan hari-hariku?”
-
Pelayanan yang Tidak Terlepas dari Kasih: Marta melayani, tapi hatinya gelisah. Pelayanan tanpa kasih dan relasi dengan Tuhan mudah berubah menjadi beban. Pelayanan kita hanya bermakna jika mengalir dari hati yang telah lebih dulu dipenuhi kasih-Nya.
Yang bisa kita renungkan adalah: “Apakah pelayananku, pekerjaanku, lahir dari keintiman dengan Tuhan serta wujud kasihku kepada-Nya, atau hanya sekadar rutinitas dan kewajiban?”
-
Memilih yang Terbaik, Bukan yang Tergesa: Tuhan Yesus tidak menyalahkan Marta, tetapi menunjukkan bahwa Maria memilih yang terbaik: tinggal dekat dengan Tuhan dan mendengarkan-Nya. Hidup rohani membutuhkan keberanian untuk menunda kesibukan agar jiwa kita diberi makan. Pertanyaan refleksi bagi kita: “Dalam hidupku yang penuh kesibukan, beranikah aku memilih untuk berhenti sejenak demi hal yang sungguh bernilai kekal?”
Terima kasih Romo selamat hari Minggu
Amin