Jumat, 01 Agustus 2025 – Peringatan Wajib St. Alfonsus Maria de Liguori

Rm. Antonius Tugiyatno SCJ dari Komunitas SCJ Kokonao, Papua – Indonesia

 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – 1 Sam 2:35

Tuhan bersabda, “seorang imam akan Kuangkat bagi-Ku. Ia setia pada-Ku dan bertindak Menurut maksud dan keinginan-Ku.”

PENGANTAR:

Mempelajari hukum dan segala yang berkaitan dengan itu selalu menjadi perhatian Alfonsus. Ia seorang ahli hukum yang cakap di pengadilan Napoli. Perhatian akan hukum tak pernah dilepaskannya, ketika ia menjadi imam. Di dalam Gereja yang akibat Yansenisme menjadi kaku dan statis, dibawanya dinamika dan cinta kasih Injil. Ia mendirikan pula Kongregasi Redemptoris. Kelak ia menjadi uskup dekat Napoli.

DOA KOLEKTAN:

Marilah berdoa: Allah Bapa, penyelamat umat manusia, Engkau selalu membangkitkan tokoh-tokoh agung untuk menyegarkan semangat Gereja-Mu. Semoga kami mengikuti jejak Santo Alfonsus Maria dan giat mengusahakan keselamatan sesama, supaya kami pantas memperoleh ganjaran di surga. Demi Yesus Kristus, …

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Imamat 23:1.4-11.15-16.27.34b-37

“Hari-hari Tuhan yang harus kalian rayakan dan kalian kuduskan.”

Tuhan bersabda kepada Musa, “Inilah hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan, hari-hari pertemuan kudus yang harus kalian maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap. Dalam bulan pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada waktu senja, adalah Paskah bagi Tuhan. Dan hari yang kelima belas bulan itu adalah hari raya Roti Tidak Beragi. Tujuh hari lamanya kalian harus makan roti yang tidak beragi. Pada hari yang pertama kalian harus mengadakan pertemuan kudus. Janganlah kalian melakukan sesuatu pekerjaan berat. Kalian harus mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan tujuh hari lamanya. Pada hari yang ketujuh haruslah ada pertemuan kudus, janganlah kalian melakukan suatu pekerjaan berat.” Tuhan bersabda pula kepada Musa, “Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka, ‘Apabila kalian sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepada kalian, dan kalian menuai hasilnya, maka kalian harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu kepada imam. Dan imam itu harus mengunjukkan berkas itu di hadapan Tuhan, supaya Tuhan berkenan akan kalian. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat. Kemudian kalian harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kalian membawa berkas persembahan unjukan, haruslah genap tujuh minggu. Sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh harus kalian hitung lima puluh hari. Lalu kalian harus mempersembahkan kurban sajian yang baru kepada Tuhan. Akan tetapi tanggal sepuluh bulan ketujuh adalah Hari Perdamaian. Kalian harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan. Hari yang kelima belas bulan ketujuh itu adalah hari raya Pondok Daun bagi Tuhan, tujuh hari lamanya. Pada hari yang pertama harus ada pertemuan kudus. Janganlah kalian melakukan suatu pekerjaan berat. Tujuh hari lamanya kalian harus mempersembahkan kurban api-apian dan pada hari yang kedelapan kalian harus mengadakan pertemuan kudus dan mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan. Itulah hari raya Perkumpulan. Janganlah kalian melakukan suatu pekerjaan berat. Itulah hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan, yang harus kalian maklumkan sebagai hari pertemuan kudus untuk mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan, yaitu kurban bakaran dan kurban sajian, kurban sembelihan dan kurban-kurban curahan, setiap hari, sebanyak yang ditetapkan untuk hari itu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 81:3-4.5-6ab.10-11ab

Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, kekuatan kita.

  1. Angkatlah lagu, bunyikanlah rebana, petiklah kecapi yang merdu, diiringi gambus. Tiuplah sangkakala pada bulan baru, pada bulan purnama, pada hari raya kita.

  2. Sebab begitulah ditetapkan bagi Israel, suatu hukum dari Allah Yakub; hal itu ditetapkan-Nya sebagai peringatan bagi Yusuf, waktu Ia maju melawan tanah Mesir.

  3. Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah allah asing. Akulah Tuhan, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (1Ptr 1:25) Sabda Tuhan tetap selama-lamanya. Itulah sabda yang diwartakan kepadaku.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 13:54-58

“Bukanlah Dia itu anak tukang kayu? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?”

Pada suatu hari Yesus kembali ke tempat asal-Nya. Di sana Ia mengajar orang di rumah ibadat mereka. Orang-orang takjub dan berkata, “Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu? Bukankah Dia itu anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.” Karena ketidakpercayaan mereka itu, maka Yesus tidak mengerjakan banyak mukjizat di situ.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Antonius Tugiyatno SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Saudara–saudari sahabat Resi Dehonian yang dikasihi oleh Tuhan, kita berjumpa kembali dalam Resi renungan singkat Dehonian edisi Jumat 1 Agustus 2025. Bersama saya Romo Antonius Tugiyatno SCJ dari komunitas Kokonao Timika Papua. Kita akan mendengarkan dan merenungkan Sabda Tuhan dari Injil Matius 13: 54-58. Marilah kita memulainya dengan membuat tanda kemenangan Tuhan, dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin

Saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan kalau saya merenungkan pengalaman ditolak adalah situasi yang menyakitkan. Begitu pula kisa Injil hari ini kita mendengarkan Yesus yang kembali ke tempat asal-Nya. Nazaret adalah tempat Ia tumbuh dan dibesarkan. Maka orang-orang Nazaret kemungkinan adalah orang-orang yang mengenal keluarga Yesus. Suatu hal yang aneh bagi saya adalah hal baik, mukjizat, karya-kara yang besar dan tanda-tanda kenabian yang dibawa Yesus ke tempat asalNya tidak disambut dengan sukacita justru malah dicurigai, diremehkan, dan ditolak.

Perikop ini menyentuh kenyataan pahit yang sering kali terjadi juga dalam hidup kita: orang yang paling dekat justru yang paling sulit untuk percaya dan menghargai. Kita bisa menghormati orang besar dari jauh, tetapi tidak dengan orang yang hidup bersama kita sehari-hari. Kadang, kita lebih mudah melihat kekurangan daripada potensi yang Tuhan tanam dalam diri sesama.

Dari budaya Afrika, ada sebuah pepatah yang berbunyi: “Air yang biasa diminum tidak dianggap suci sampai hari kekeringan datang.” Air itu selalu tersedia, tetapi terkadang tidak dihargai sampai ketika begitu kehausan barulah air dianggap penting. Demikian pula Yesus di Nazaret hadir dan menawarkan keselamatan, tetapi ditolak karena dianggap orang biasa di mata mereka. Dalam hidup kita pun, Tuhan sering bekerja lewat hal-hal sederhana: orang tua kita, sahabat, bahkan peristiwa harian yang kecil tidak ada yang lupt dari penyelenggaran ilahi, namun apakah kita cukup terbuka untuk melihat kehadiran Tuhan dalam setiap peristiwa itu.

Penolakan yang diterima Yesus bukan hanya sekadar penolakan pribadi, tetapi gambaran hati manusia yang tertutup terhadap karya Allah bila seringkali hanya mengandalkan logika dan kebiasaan. Melalui kisa ini saya merenungkan bahwa pengalaman iman memerlukan hati yang terbuka, yang sanggup melihat Allah bekerja melalui siapa saja dan apa saja, bahkan melalui orang yang tidak diperhitungkan.

Yesus tidak memaksakan kehendak-Nya. Ia tidak memaksa Nazaret untuk percaya. Ia hanya hadir, menawarkan, dan menunggu hati yang terbuka. Sikap ini mengajak kita untuk merenung: sejauh mana kita membuka hati untuk kehadiran Allah dalam keseharian kita. Tuhan sering hadir melalui hal-hal yang biasa dan orang-orang terdekat kita. Bila kita hanya mencari tanda-tanda spektakuler, kita bisa kehilangan kehadiran-Nya yang lembut dan sederhana. Semoga Hati Kudus Yesus senantiasa merajai hati kita.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa, sumber segala cinta kasih, kobarkanlah kiranya hati kami dengan api cinta kasih Roh Kudus. Engkau sudah melimpahkannya kepada Santo Alfonsus, sehingga ia merayakan Ekaristi ini dengan setia dan menyerahkan diri sebagai kurban suci kepada-Mu. Demi Yesus Kristus, …

ANTIFON KOMUNI  – Yoh 10:10

Aku datang supaya mereka memiliki hidup, bahkan hidup berlimpah-limpah.

DOA SESUDAH KOMUNI: 

Marilah berdoa: Allah Bapa yang patut dipuji, Engkau sudah memberi kami Santo Alfonsus Maria sebagai pembagi dan bentara misteri penyelamatan-Mu. Semoga umat-Mu sering menerima santapan suci, dan tak henti-hentinya memuji Engkau. Demi Yesus Kristus, ….

DOWNLOAD AUDIO RESI:

Santo Alfonsus Maria de Liguori

(Pendiri Kongregasi Redemptoris – Uskup dan Pujangga Gereja) 

Alfonsus dilahirkan dalam lingkungan keluarga bangsawan di Naples Italia pada tahun 1696. Ia adalah seorang anak ajaib yang memiliki kecerdasan yang sangat luar biasa. Ia meraih gelar doktor ilmu hukum dari Universitas Naples pada usia 16 tahun.  Pada usia 21 tahun Alfonsus sudah memiliki praktek hukum sendiri dan menjadi salah satu pengacara terkemuka di Naples. Meskipun begitu ia tidak pernah menghadiri pengadilan tanpa menghadiri Misa dipagi hari. 

Suatu kesalahan yang dibuatnya di pengadilan membuat hidup Alfonsus berubah. Ia merasakan gejolak panggilan religius dalam hatinya untuk meninggalkan dunia dan melayani Yesus. Alfonsus menjadi yakin dengan apa yang telah lama ada dalam pikirannya: ia ingin menjadi seorang imam. Ayahnya berusaha membujuk Alfonsus agar ia mengurungkan niatnya itu. Tetapi, tekad Alfonsus sudah bulat. Ia kemudian belajar teologi dan ditahbiskan menjadi imam pada usia 29 tahun. 

Kehidupan Alfonsus dipenuhi dengan berbagai macam kegiatan. Ia berkhotbah dan menulis banyak buku. Ia membentuk suatu kongregasi rohani yang disebut “Kongregasi Pater-Pater Redemptoris” (CSsR; Redemptoris artinya Sang Penebus). Alfonsus memberikan pengarahan rohani yang bijaksana dan membawa damai bagi umatnya melalui Sakramen Rekonsiliasi. Ia juga menulis lagu puji-pujian, bermain organ dan melukis. St. Alfonsus menulis enampuluh buah buku. Ini sungguh luar biasa mengingat tugas dan tanggung jawabnya yang lain amatlah banyak. Ia juga sering menderita sakit. Ia sering sakit kepala, tetapi segera ia akan menempelkan sesuatu yang dingin ke dahinya dan terus tetap bekerja. 

Meskipun pada dasarnya ia mempunyai kecenderungan untuk bersikap terburu-buru, Alfonsus berusaha untuk menguasai diri. Ia amat rendah hati, hingga ketika pada tahun 1798 Paus Pius VI ingin mengangkatnya menjadi seorang Uskup, dengan lembut ia mengatakan “tidak”. Ketika para utusan paus telah datang secara pribadi untuk menyampaikan keputusan paus kepadanya, mereka menyapa Alfonsus dengan “Tuan yang Termasyhur”. Alfonsus menjawab, “Tolong, jangan memanggilku seperti itu lagi. Sebutan itu akan membuatku mati.” Paus memberikan pengertian kepada Alfonsus bahwa ia sungguh menghendaki Alfonsus menjadi seorang Uskup.

Alfonsus mengutus banyak pengkhotbah ke seluruh wilayah keuskupannya. Umat perlu diingatkan bertobat dan kembali kepada ajaran cinta kasih Tuhan dan akan pentingnya iman mereka. Alfonsus berpesan kepada para imam untuk menyampaikan khotbah yang sederhana. “Saya tidak pernah menyampaikan khotbah yang tidak dapat dimengerti bahkan oleh nenek tua yang paling lugu yang ada di gereja,” katanya. 

Dengan semakin bertambahnya usia, Alfonsus menderita berbagai penyakit. Ia menderita radang sendi yang menyiksanya dan menjadikannya lumpuh. Ia kehilangan pendengarannya serta nyaris buta. Ia juga harus mengalami berbagai kekecewaan dan pencobaan. Namun, Alfonsus memiliki devosi yang amat mendalam kepada Santa Perawan Maria, seperti yang dapat kita ketahui melalui bukunya yang terkenal yang berjudul ‘Kemuliaan Maria’. Segala penderitaan dan pencobaan itu berakhir dengan damai dan sukacita serta kematian yang kudus.

Alfonsus wafat pada tahun 1787 pada usia sembilanpuluh satu tahun. Paus Gregorius XVI menyatakannya kudus pada tahun 1839. Paus Pius IX memberinya gelar Doktor Gereja pada tahun 1871.

Arti Nama

Alfonsus = nama Latin dari nama Jermanik: Alfons.

Alfons = “Bangsawan” atau “Siap” (Old Germanic)

Variasi Nama

Adalfuns, Alfons, Hadufuns, Hildefons (Ancient Germanic), Alfons, Fons, Funs, Funske (Dutch), Alphonso, Alphonzo (English), Alphonse (French), Afonso (Galician), Alfons (German), Alfonso, Alonzo (Italian), Alfons (Polish), Afonso (Portuguese), Alfonz (Slovene), Alfonso, Ildefonso, Alonso (Spanish)

 

Sumber: https://katakombe.org/para-kudus/agustus/alfonsus-maria-de-liguori.html

1 Comment

  • Firmus dega Agustus 1, 2025 at 7:13 am

    Makasih Romo

    Reply

Leave a Comment