
Rm.Paskalis Aditya Wardana SCJ dari komunitas Seminari Menengah Santo Paulus Palembang – Indonesia
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA – Yeh 34:11.23-24
Tuhan bersabda, “Aku akan memperhatikan domba-domba-Ku, mengangkat seorang gembala sebagai pemimpin, dan Aku, Tuhan sendiri, menjadi Allah mereka.”
PENGANTAR:
Ada orang yang sulit mengungkapkan isi hatinya, tak mampu memberi penerangan yang jelas. Rupayanya hal itu tidak dialami oleh Yohanes Krisostomus. Dengan lancar dan jelas ia memberikan penerangan. Dialah orang yang “bermulut kencana”. Bakat ini didukung oleh pengetahuan tentang Kitab Suci, menjadikan dia imam yang berwibawa. Sebagai batrik di Konstantinopel digunakannya kefasihan berbicara itu guna menentang korupsi di istana. Tetapi ia malahan dibuang dan meninggal akibat kelelahan.
DOA KOLEKTAN:
Marilah berdoa: Allah Bapa, keteguhan umat, Engkau telah menganugerahkan kefasihan lidah kepada uskup-Mu Santo Yohanes Krisostomus dan menguatkannya ketika dianiaya. Semoga kami dibimbing oleh pengajarannya dan dikuatkan oleh contoh ketabahan hatinya. Demi Yesus Kristus, …
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius 1:15-17
“Kristus datang di dunia untuk menyelamatkan orang-orang berdosa.”
Saudaraku terkasih, sabda ini benar dan patut diterima sepenuhnya, yaitu bahwa Kristus Yesus telah datang ke dunia untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Dari antara mereka itu akulah yang paling berdosa. Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku sebagai orang paling berdosa ini Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan memperoleh hidup yang kekal. Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak tampak, yang esa. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 113:1b-2.3-4.5.6.7
Ref. Diberkatilah nama Tuhan untuk selama-lamanya.
-
Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
-
Dari terbitnya matahari sampai pada terbenamnya terpujilah nama Tuhan. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.
-
Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi? Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya, alleluya.
S : (Yoh 14:23) Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami datang kepadanya
BACAAN INJJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 6:43-49
“Barangsiapa mendengar sabda-Ku dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar.”
Yesus menyampaikan wejangan ini kepada murid-murid-Nya, “Tidak ada pohon baik yang menghasilkan buah yang tidak baik. Dan tidak ada pula pohon tidak baik yang menghasilkan buah baik. Sebab setiap pohon dikenal dari buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri orang tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik. Tetapi orang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaan hatinya yang jahat. Sebab yang diucapkan mulut meluap dari hati. Mengapa kalian berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan!’ padahal kalian tidak melakukan apa yang Kukatakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan sabda-Ku serta melakukannya, – Aku menyatakan dengan siapa ia dapat disamakan: – Dia itu sama dengan orang yang mendirikan rumah. Ia menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena dibangun dengan kokoh. Sebaliknya, barangsiapa mendengar sabda-Ku dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika dilanda banjir, rumah itu segera roboh, dan hebatlah kerusakannya.”
Demikianlah Injil Tuhan!
U. Terpujilah Kristus!
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm.Paskalis Aditya Wardana SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Sahabat pencinta Hati Kudus Yesus yang terkasih dalam Tuhan. Kita berjumpa kembali dalam RESI (renungan singkat) dehonian pada Sabtu 13 September 2025 bersama saya Romo Paskalis Aditya Wardana SCJ dari komunitas Seminari Menengah Santo Paulus Palembang. Hari ini Gereja semesta juga memperingati peringatan Santo Yohanes Krisostomus. Kita akan mengawali permenungan kita dengan mendengarkan sabda Tuhan yang diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Santo Lukas 6:43-49
Saudara/i terkasih dalam Tuhan, perumpamaan yang digunakan oleh Tuhan Yesus mengundang kita untuk sadar bahwa kitalah bangunan itu. Jika bangunan itu didasarkan pada Tuhan sendiri, niscaya ia akan selalu kokoh dan menjadi tempat berlindung banyak orang. Dengan begitu, kita adalah bangunan rohani yang dikenal dari seberapa banyak kita mampu menjadi berkat, bukan sebaliknya.
Saudara-saudari yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, apa pun tantangan dan rintangan yang datang, kalau manusia yang adalah bangunan tadi mendasarkan diri pada Tuhan Yesus yakni dengan tetap setia mengikuti dan melaksanakan nasihat-Nya, kita dengan otomatis akan memperkenalkan Allah yang hadir karena anda dan saya adalah bangunan rohani, kemah Allah yang hidup. Aneka ragam pengalaman pahit yang datang silih-berganti justru menjadi kesempatan bagi kita untuk menjadi saksi akan kebaikan Tuhan. Hal ini memang terdengar sulit bahkan hampir tidak mungkin dilakukan.
Saudara/i yang baik, semoga Hati Kudus Yesus mengaruniakan rahmat kepada kita untuk tetap menjadi bangunan rohani yang tangguh dan setia dalam peziarahan ini agar kita mampu menjadi saksi-saksi akan kebaikan Tuhan. Tuhan memberkati. Amin.
DOA PENGANTAR PERSEMBAHAN:
Allah Bapa yang mahamurah, terimalah kiranya persembahan ini yang kami unjukkan dengan rela hati pada peringatan Yohanes Krisostomus. Semoga kami seturut nasihatnya memuji Engkau dan menyerahkan diri seutuhnya kepada-Mu. Demi Yesus Kristus,…
ANTIFON KOMUNI – Yoh 15:16
Bukannya kalian yang memilih Aku, melainkan Aku yang memilih kalian. Kalian telah Kutetapkan agar pergi dan berhasil dan agar hasilmu tinggal tetap.
DOA SESUDAH KOMUNI:
Marilah berdoa: Allah Bapa yang maharahim, kami telah menyambut tubuh dan darah Kristus pada peringatan Santo Yohanes Krisostomus. Semoga sakramen ini memperteguh kami dalam cinta kasih-Mu serta menjadikan kami saksi-saksi setia Injil-Mu. Demi Kristus, …
DOANLOAD AUDIO RESI:
Resi-Sabtu 13 September 2025 oleh Rm.Paskalis Aditya Wardana SCJ dari komunitas Seminari Menengah Santo Paulus Palembang – IndonesiaUnduh
Santo Yohanes Krisostomus
Greatest of the Greek Fathers, Golden-Mouth, Giovanni Crisostomo

Santo Yohanes Krisostomus lahir di Antiokhia pada tahun 349 M. Ayahnya adalah seorang perwira tinggi militer yang meninggal dunia beberapa waktu setelah ia dilahirkan. Yohanes dan saudara-sadaranya dibesarkan oleh sang ibu yang bernama Anthusa, seorang wanita kristen yang saleh dan bijaksana. Anthusa sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Ia mengusahakan agar mereka memperoleh pendidikan dari guru-guru terbaik pada masa itu. Salah seorang guru yang membimbing Yohanes adalah Libanius, seorang ahli Sastra Yunani dan ahli retorika yang sangat terkenal.
Yohanes adalah seorang yang cerdas dan menonjol dalam Sastra dan Retorika. Jika ia berbicara, semua yang mendengar akan terpesona pada kata-katanya yang indah. Kecakapannya merangkai kata membuat ia dijuluki “Yohanes Krisostomus” atau “Yohanes si Mulut Emas”. Gurunya Libianius sangat menyayanginya. Ia berharap kelak Yohanes dapat menggantikan posisinya. Namun tidak demikian dengan Yohanes. Ia tidak tertarik untuk menapaki jalan duniawi yang membentang dihadapannya. Sejak kecil ia sudah bercita-cita untuk menjalani kehidupan religius dan memberikan diri seutuhnya pada Tuhan.
Yohanes lalu menjadi seorang pertapa dan menjalani pola hidup asketis yang sangat ekstrim. Dua tahun berikutnya ia hidup dalam kontemplasi dan merenungkan Firman Tuhan. Sebagai konsekuensi dari praktek-praktek ini, perut dan ginjalnya menjadi rusak permanen. Karena kesehatannya semakin memburuk dengan terpaksa dia kembali ke Antiokhia.
Tuhan rupanya mempunyai rencana lain bagi si Mulut Emas ini. Gagal melayani Tuhan sebagai pertapa; Yohanes bertekad menjadi seorang imam. Ia belajar Teologi dibawah bimbingan Uskup Diodorus dari Tarsus dan ditahbiskan sebagai diakon pada tahun 381 M oleh Santo Meletius. Lima tahun kemudian ia menerima tahbisan imamat di kota Anthiokia.
Imam Yohanes melayani umat di Antiokhia selama dua belas tahun (Tahun 386 – 397 M). Di Kota ini ia menjadi sangat terkenal karena keindahan kata-katanya saat berkotbah. Meskipun sering sakit-sakitan, namun Yohanes tetap melakukan begitu banyak karya yang mengagumkan. Ia berkhotbah satu atau dua kali sehari, memberi makan fakir miskin serta memberikan perhatian kepada para yatim piatu.
Pada musim gugur tahun 397 M, Yohanes diangkat menjadi Uskup Agung Konstantinopel. Umat di Anthiokia yang sangat mencintai Yohanes tidak rela melepaskannya pergi. Untuk mencegah huru-hara, ia harus meninggalkan kota itu dengan diam-diam menuju ibukota kerajaan Romawi Timur, Konstantinopel.
Uskup Agung Yohanes Krisostomus sangat mengasihi umatnya dan berusaha merangkul semua kalangan. Walau demikian ia tidak pernah kehilangan ketegasannya. Ia tidak pernah ragu untuk menegur mereka yang berbuat salah; bahkan ratu sekalipun. Sebuah tegurannya kepada Ratu Eudoxia, istri dari Kaisar Arcadius, karena gaya hidup yang amat mewah dan boros membuat ratu membencinya. Ratu bekerjasama dengan orang-orang yang memusuhi sang Patriark; lalu dengan fitnah keji mereka menuntut Yohanes dalam sebuah sidang sinode. Yohanes yang telah diftnah, dijatuhi hukuman pengasingan dan diusir dari Konstantinopel.
Namun belum lama berada di pengasingan, Yohanes dipanggil kembali oleh Kaisar Arcadius, karena terjadi kekacauan dan huru-hara di kalangan umat yang tidak rela Uskup Agung mereka diasingkan. Juga karena terjadi gempa bumi pada malam penangkapan sang uskup, yang membuat ratu Eudoxia takut bahwa ini adalah tanda murka Allah. Ratu lalu mendesak Kaisar untuk memanggil kembali Uskup Agung Yohanes dan memulihkan namanya.
Namun perdamaian antara ratu dan sang Uskup Agung berumur pendek. Suatu hari Eodoxia yang gila hormat itu mendirikan patung dirinya yang terbuat dari perak di Augustaion, dekat Katedral Keuskupan. Santo Yohanes mengecam perbuatannya dan dalam kotbahnya ia berbicara dengan bahasa kiasan yang pedas : “Sekali lagi Herodias berulah, sekali lagi dia bermasalah, ia menari lagi, dan muncul lagi keinginannya untuk menerima kepala Yohanes dalam sebuah nampan” Kata-kata ini mengacu pada kisah kematian Santo Yohanes Pembaptis (Mat 14:1-12). Karena kecamannya ini sekali lagi Uskup Agung Yohanes dibuang; kali ini ke Kaukasus di Armenia.
Dihadapkan pada hukuman pengasingan; Yohanes menulis surat tentang keadaannya masing-masing kepada Paus Innosensius I di Roma, kepada Uskup Milan, Venerius dan kepada Uskup Aquileia, Chromatius. Dari Roma Paus memprotes keras hukuman pembuangan terhadap Patriark Yohanes. Namun Kaisar yang berada dibawah pengaruh ratu sama sekali tidak peduli. Pada tahun 405 M Paus mengirim delegasi ke Konstantinopel untuk meminta pertimbangan Kaisar atas hukuman Santo Yohanes. Namun delegasi yang dipimpin oleh Santo Gaudensius ini dihadang berbagai kesulitan dan tidak pernah sampai ke Konstantinopel.
Yohanes Krisostomus tidak pernah sampai ke tempat pembuangannya yang kedua. Dalam perjalan ia menderita sakit demam dan akhirnya meninggal dunia di Cormana, Pontus pada tanggal 14 September 407 M. Kata-kata terakhirnya adalah, “δόξα τῷ θεῷ πάντων ἕνεκεν” (Mahasuci Allah atas segala sesuatu). Hujan es dan angin ribut yang dahsyat menyerang kota Konstantinopel beberapa saat setelah ia menutup mata. Empat hari kemudian, Ratu jahat Eudoxia ditemukan telah meninggal dunia. Putera Mahkota kemudian datang ke Carmona untuk menghormati jenasah Santo Yohanes dan menunjukkan betapa ia menyesal atas apa yang telah diperbuat ibunya.
Santo Yohanes Krisostomus semula dimakamkan di Carmona. Pada tahun 438 M, tiga puluh tahun setelah kematiannya, Relikwi pahlawan iman ini dipindahkan ke Konstantinopel melalui sebuah prosesi kenegaraan oleh putra Ratu Eudoxia itu, yang saat itu telah menjadi Kaisar Theodosius II.
Pada tahun 1204, para Kesatria Salib (Crusaders) yang sedang dalam perjalanan menuju medan Perang Salib di tanah suci Yerusalem, memasuki kota Konstantinopel. Sangat disesalkan, para crusaders ini kemudian membuat huru-hara dan menjarah ibukota kekaisaran Romawi Timur tersebut. Mereka merampok makam Santo Yohanes Krisostomus dan Santo Gregorius, lalu membawa pergi relikwi dua bapa Gereja itu ke Roma.
Pada bulan Juni tahun 2004, delapan ratus tahun setelah peristiwa “Penjarahan Konstantinopel”, Paus Yohannes Paulus II secara resmi meminta maaf kepada Gereja Orthodox atas peristiwa memalukan tersebut. Selanjutnya pada bulan November 2004 Paus mengembalikan relikwi Santo Yohanes Krisostomus dan Santo Gregorius ke Gereja Orthodox. Patriark Konstantinopel saat itu (Patriark Bartholomew) menerima penyerahan Relikwi dua orang Bapa Gereja ini pada 27 November 2004 dalam sebuah upacara resmi di Basilika Santo Petrus di Roma. Relikwi kedua orang suci tersebut dibawa kembali ke Konstantinopel dan disemayamkan di Gereja Santo Georgius Konstantinopel (Istambul) Turki.
Arti Nama
Yohanes : berasal dari nama Yunani Ιωαννης (Ioannes), yang aslinya berasal dari nama Ibrani יוֹחָנָן (Yochanan) yang berarti “YAHWEH Maha pengasih“, “Allah Maha Baik”
Krisostomus : Bermulut emas. Berasal dari bahasa Yunanichrysos: “Emas” dan stoma“mulut”
No Comments