Selasa, 16 September 2025 – Peringatan St. Kornelius, Paus dan St. Siprianus, Uskup dan Martir

Rm. Yohanes Dwi Wicaksono SCJ dari komunitas SCJ Dehon House Manila – Philipina

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA:

Para kudus bergembira di surga, sebab mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, sehingga kini bersuka ria selamanya.

PENGANTAR:

Persahabatan umumnya merupakan daya pendorong semangat. Kornelius dan Siprianus hidup di tempat yang berlainan dan meninggal pada saat yang berbeda pula. Tetapi karena selama hidup mereka bersahabat, maka diperingati secara bersama. Paus Kornelius selama memangku jabatannya harus menghadapi Novatianus, seorang paus tandingan. Siprianus, uskup Kartago, seorang ahli teologi yang berwibawan merupakan pendukungnya yang kuat. Kornelius meninggal dalam pembuangan dan Siprianus sebagai martir.

DOA KOLEKTAN: 

Marilah berdoa: Allah Bapa, gembala kami, Engkau telah memberi umat-Mu pemimpin setia dan martir perkasa, yaitu Santo Kornelius dan Siprianus.Semoga berkat doa mereka kami tetap tegus, kuat dalam iman dan ulet dalam memajukan kesatuan di dalam Gereja. Demi Yesus Kristus, ..

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius 3:1-13

“Penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat; diakon haruslah orang yang memelihara iman dalam hati nurani yang suci.”

Saudara terkasih, benarlah perkataan ini, “Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat, menginginkan pekerjaan yang indah.” Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari seorang isteri saja. Ia harus dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, dan cakap mengajar orang; bukan peminum, bukan pemarah, melainkan peramah dan pendamai, bukan hamba uang; seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. Jika seseorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimana mungkin ia mengurus jemaat Allah? Janganlah ia seorang yang baru saja bertobat, agar jangan menjadi sombong dan kena hukuman Iblis. Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis. Demikian juga diakon-diakon: haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah, melainkan orang yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci. Mereka juga harus diuji dahulu, dan baru ditetapkan dalam pelayanan ini setelah ternyata mereka tak bercacat. Demikian pula, para isteri mereka hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah; hendaklah dapat menahan diri dan dapat dipercaya dalam segala hal. Diakon haruslah suami dari satu isteri dan mengurus anak-anak serta keluarganya dengan baik. Karena mereka yang melaksanakan tugas pelayanan dengan baik, memperoleh kedudukan yang baik, sehingga dalam iman akan Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 101:1.2ac.3a.6-7

Ref. Kamu dipanggil untuk kemerdekaan; maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih. atau  Aku hendak hidup dalam ketulusan hati.

  1. Ya Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum-Mu. Aku hendak hidup tanpa cela. Aku hendak hidup dengan suci dalam rumahku, hal-hal yang jahat takkan kuperhatikan

  2. Mataku tertuju kepada rakyatku yang setia, supaya mereka tinggal bersama aku. Orang yang hidup dengan tidak bercela akan mendukung aku.

  3. Orang yang melakukan tipu daya, tidak akan diam dalam rumahku. Orang yang berbicara dusta tidak bertahan di dalam pandanganku.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
S : (Luk 7:16) Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah telah mengunjungi umat-Nya.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 7:11-17

“Hai pemuda, bangkitlah!”

Pada suatu ketika pergilah Yesus ke sebuah kota bernama Nain. Para murid serta banyak orang pergi bersama Dia. Ketika Ia mendekati pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, yaitu anak laki-laki tunggal seorang ibu yang sudah janda. Banyak orang kota itu menyertai janda tersebut. Melihat janda itu, tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasih. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Jangan menangis!” Dihampiri-Nya usungan jenazah itu dan disentuh-Nya. Maka para pengusung berhenti. Tuhan berkata, “Hai Pemuda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Maka bangunlah pemuda itu, duduk dan mulai berbicara. Yesus lalu menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang ketakutan, dan mereka memuliakan Allah sambil berkata, “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah mengunjungi umat-Nya.” Maka tersiarlah kabar tentang Yesus ke seluruh Yudea dan ke seluruh daerah sekitarnya.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Yohanes Dwi Wicaksono SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Pada zaman Yesus, para janda dianggap sebagai yang sangat rentan; mereka tidak lagi memiliki pencari nafkah utama, suami mereka. Para janda seringkali harus bergantung pada anak-anak mereka, terutama putra-putra mereka, untuk menafkahi mereka. Oleh karena itu, seorang janda yang kehilangan putra tunggalnya karena kematian adalah yang paling rentan. Itulah gambaran berada ‘di dekat pintu gerbang kota’, artinya sebuah kondisi hidup yang serba rentan: tidak memiliki perlindungan, terpisah dari kenyamanan kota, berada di zona bahaya, tidak memiliki sodara yang bisa membelanya. Janda seperti itulah yang Yesus jumpai dalam Injil hari ini.

Perikopa ini menyatakan bahwa Yesus tergerak oleh belas kasihan oleh penderitaan perempuan ini. Gerakan belas kasihan batin (compassion) itu menghasilkan tindakan-Nya, saat Ia menghidupkan kembali putra perempuan itu dan mengembalikannya kepada ibunya. Janda itu tidak mengambil inisiatif apa pun terhadap Yesus; ia tidak berseru kepada-Nya meminta pertolongan. Tanpa menunggu diminta, Yesus hanya menanggapi situasi duka dan kehilangan manusia. Tuhan yang sama yang telah bangkit menjangkau kita hari ini dalam situasi duka dan kehilangan kita.

Ketika kita berada dalam kondisi paling rentan, belas kasihan-Nya berada pada titik terkuatnya. Kita tidak diminta untuk menanggung duka dan kehilangan kita sendirian; Tuhan menopang kita; Dia menderita bersama kita. ‘Menderita bersama’ adalah arti harafiah dari belas kasihan (compassion). Tuhan juga memanggil kita untuk menjadi saluran belas kasih-Nya kepada satu sama lain di saat kita membutuhkan, untuk membantu meringankan beban satu sama lain, sebagaimana Dia meringankan beban kita.

Gerakkan belas kasih Allah juga memerlukan peran serta kita. Ketika Yesus memanggil “Hai anak muda, bangkitlah!”, orang muda itu bangun lalu duduk dan mulai berkata-kata. Dia tidak tinggal diam, tetapi aktif melakukan sesuatu. Itulah juga panggilan kita, untuk memiliki compassion, tindakan belas kasih Allah yang membuat kita menjadi aktif bergerak untuk kebaikan sesama dan alam semesta.

“Hai anak muda, bangkitlah!” bisa menjadi seruan kita bersama, untuk bangkit dari berbagai kematian yang membuat kita tidak produktif. Jangan sampai tubuh kita masih hidup sementara jiwa kita mati. Mari kita isi jiwa kita dengan jiwa love, readiness, compassion, and sacrifice.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa, kekuatan para martir, terimalah kiranya persembahan umat-Mu dalam memperingati para martir-Mu Santo Kornelius dan Siprianus. Semoga bagaimana pun kami tetap bertahan barkat Ekaristi, sumber kekuatan para martir-Mu di dalam penderitaan. Demi Kristus, …

ANTIFON KOMUNI:

Tuhan bersabda: “Kalian tetap bertahan dalam segala kesusahan. Kerajaan-Ku tersedia bagi kalian, dan kalian akan makan minum bersama-Ku.”

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Tuhan perisai dan pelindung kami, kuatkanlah kiranya kami berkat santapan suci ini, agar kami mampu mengikuti teladan Santo Kornelius dan Siprianus, martir-Mu. Semoga kami diteguhkan oleh Roh-Mu, sehingga brsedia mewartakan kebenaran-Mu, yaitu kabar gembira bagi seluruh dunia. Demi Kristus, …

DOWANLOAD AUDIO RESI: 

St. Kornelius, Paus dan St. Siprianus, Uskup dan Martir

St. Kornelius, Paus

Kornelius adalah paus kita yang ke-21. Ia terpilih menjadi paus pada tahun 251. Setelah terbunuhnya paus St.Fabianus, selama satu tahun gereja tidak memiliki paus.  Saat itu adalah saat yang amat menyedihkan bagi umat kristiani. Penganiayaan terhadap orang Kristen sedang berlangsung dengan begitu hebat. Pemerintah Romawi kafir dibawah Kaisar Decius menganiaya dan membunuh setiap orang kristen yang mereka temukan. Menjadi Paus pada masa itu adalah sama saja dengan menyerahkan nyawa. 

St.Kornelius dengan berani menerima tugas tersebut. Karena cintanya kepada Kristus disalib, Ia rela melayani Gereja sebagai seorang paus, meskipun ia tahu bahwa nyawanya pasti terancam. Karena itulah Paus ini amat dikagumi di oleh para bapa gereja dimasa itu. Saat terjadi perpecahan di Roma akibat bidaah Novatianisme yang dipimpin oleh anti paus Novatianus, St.Siprianus dari Kartago, St. Dionisius dan para Uskup di Afrika Utara dengan tegas menyatakan dukungan dan kesetiaan mereka kepada bapa suci. Novatianus kemudian di ekskomunikasi dan pengaruhnya perlahan-lahan surut

Tahun 252 Paus St. Kornelius tertangkap dan diasingkan ke Centumcellae, Italia. Ia wafat disana pada bulan September tahun 253. Dalam keterangan resmi ia dikatakan meninggal karena penderitaan ditempat pengasingan, namun sebagian orang  mengatakan bahwa Paus ini wafat karena dipenggal kepalanya.

Paus Cornelius mungkin adalah paus pertama yang menetapkan pembentukan “exorcism” (Pengusiran setan)  di Keuskupan. Sebuah suratnya dari tempat pengasingan menyebutkan sebuah unit Exorcism” dalam gereja untuk pertama kalinyaKetetapan bahwa setiap keuskupan harus memiliki unit “Exorcism”terus berlanjut sampai pada abad ke-20 sebelum akhirnya dihapuskan oleh Paus Paulus VI pada tahun 1972.

Arti nama

Mungkin berasal dari bahasa Latin : cornu. yang berarti : “tanduk”

Variasi Nama

Cornelis, Kerneels (Dutch), Kornel (Czech), Corneille (French), Kornél (Hungarian), Cornelio (Italian), Kornel (Polish), Cornélio (Portuguese), Cornel, Corneliu (Romanian), Kornel (Slovak), Cornelio (Spanish)

Bentuk Feminim : Cornelia (Ancient Roman), Cornelia (English), Cornelia (Dutch), Cornelia, Kornelia (German)

Bentuk Pendek : Cees, Corné, Kees, Niels (Dutch)

 

St. Siprianus, Uskup

Santo Siprianus lahir sekitar tahun 200 dalam keluarga kafir yang kaya dan berbudaya. Tahun 246 Siprianus dibabtis  menjadi seorang Kristen. Ia lalu menanggalkan pola hidup lamanya, membagi-bagikan uang dan hartanya kepada orang miskin, serta bersumpah akan hidup suci. Tentang perubahan ini ia menulis: “Kelahiran kedua ini telah menciptakan manusia baru dalam diri saya, dengan hembusan Roh dari surga.”  Beberapa waktu kemudian, Siprianus ditahbiskan sebagai imam dan pada tahun 248 ia dilantik sebagai uskup Kartago.

Saat itu gereja sedang mengalami penganiayaan dan terpecah-pecah karena pertentangan teologis. Siprianus berupaya sekuat tenaga dan mencoba menyatukan orang-orang Kristen melalui kuasa para uskup.  Ia sangat mendambakan persatuan dalam gereja Kristus.

Pada masa itu, Kaisar Decius telah menganiaya orang-orang Kristen dan menyebabkan beberapa orang menyangkal iman mereka. Decius tidak berniat menjadikan mereka martir, karena hal itu justru akan menarik perhatian yang lebih besar bagi kekristenan. Tetapi, ia akan terus menyiksa orang-orang Kristen dan baru berhenti setelah mereka mengakui bahwa “Kaisar adalah Tuhan”. Orang Kristen yang berbuat demikian dikenal sebagai orang-orang yang telah “murtad”.

Orang-orang Kristen yang bertahan, yang disebut “pengikut setia” itu seringkali memandang rendah orang-orang murtad tersebut. Maka sebuah konsili para uskup dibentuk untuk membuat peraturan-peraturan dalam hal penerimaan kembali para orang murtad tersebut. Hasil konsili ini ditentang oleh seorang imam bernama Novatianus yang menolak memberi pengampunan dan tidak menerima orang-orang yang murtad tersebut dalam jemaat. Ia memulai sebuah gereja saingan yang menolak menerima orang-orang murtad itu menjadi anggotanya. Paus Santo Kornelius kemudian meng-ekskomunikasi Novatianus dan para pengikutnya.  Dalam perpecahan ini St. Siprianus bersama para uskup dari Afrika Utara dan Gereja timur dengan tegas menyatakan dukungan mereka pada Tahta Suci.  

Meskipun Siprianus tidak mengalami penyiksaan karena imannya, ia tidak setuju dengan perpisahan ini. Ia yakin bahwa orang percaya sejati harus menjalani hukuman untuk menebus dosa, untuk membuktikan imannya.

Hukuman untuk penebusan dosa itu terdiri dari penyesalan selama suatu masa tertentu dan setelah itu, orang tersebut dapat diterima kembali dalam Perjamuan Kudus. Begitu ia menyelesaikan “masa penyesalannya”, ia akan tampil di hadapan jemaat dengan berpakaian goni serta melumuri badan dengan abu, dan di situlah sang uskup akan menyatakan pengampunan baginya. Siprianus merumuskan ini sebagai sistem berskala — semakin besar dosanya, maka semakin lama pula masa penyesalannya. Idenya mendapat sambutan dan menjadi disiplin gereja paling kuat — yang kadang-kadang disalah gunakan.

Pada tahun 251 Siprianus mengadakan konsili di Kartago dan di situlah ia membacakan karyanya, “Persatuan di dalam gereja”, karyanya yang terkenal dan yang sangat berpengaruh dalam sejarah gereja. Gereja, katanya, adalah lembaga ilahi, yaitu mempelai Kristus, dan hanya ada satu mempelai. Hanya di dalam gereja manusia akan mendapatkan keselamatan, di luar itu yang ada hanyalah kegelapan dan kebingungan. Di luar gereja, sakramen dan para rohaniwan — bahkan Alkitab — tidak ada artinya. Seseorang, secara pribadi, tidak dapat menjalankan kehidupan Kristen melalui kontak langsung dengan Allah; ia membutuhkan gereja.

Dengan diterimanya ide ini, tentu saja, para uskup mendapat kuasa lebih besar. Siprianus juga mencetuskan ide bahwa misa adalah pengorbanan tubuh dan darah Kristus. Karena para imam menjalankan fungsinya dalam ibadah atas nama Kristus, maka hal ini pun meningkatkan kuasa mereka.

Siprianus meninggal karena penyiksaan Kaisar Valerianus. Karena ia menolak melakukan persembahan korban bagi dewa-dewa kafir, maka kepala Uskup Kartago itu dipenggal pada tahun 258.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Arti nama

Siprianus = Berasal dari Siprus / Orang Siprus (Latin)

Variasi Nama

Cyprian (English), Cyprianus (Ancient Roman), Cibrán (Galician), Cipriano (Italian), Cipriano (Portuguese), Ciprian (Romanian), Cebrián, Cipriano (Spanish)

St. Karnelius dan St. Siprianus telah tayang di website Katakombe.org

1 Comment

  • Firmus dega September 16, 2025 at 9:22 am

    Makasih Romo

    Reply

Leave a Comment