Rm. Gregorius Jenli Imawan SCJ dari Komunitas SCJ Paroki St. Petrus Sako-Kenten Palembang Indonesia
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 95:12-13a
Berbahagialah orang yang Kauajar, ya Tuhan, yang Kaudidik dalam hukum-Mu. Hatinya akan tenang di hari-hari malapetaka.
PENGANTAR:
Yakobus menekankan tanggung jawab kita. Bila terkena coba an, carilah sebabnya pada dirimu. Bila berakibat dosa, carilah pada dirimu juga. Tuhan tidak mencoba orang. Yang baik-baik saja yang diberikan-Nya. Murid-murid Yesus mendapat jawab an yang sama, “Akuilah Aku pada pembagian roti.”
DOA PEMBUKA:
Marilah berdoa: Allah Bapa sumber iman kepercayaan, kami telah menerima sabda penuh kebenaran, ialah Yesus, Putra Manusia. Semoga sabda itu membuka mata hati dan budi kami pergaulan kami dengan Dikau. Demi Yesus…
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Rasul Yakobus 1:12-18
“Allah tidak mencobai siapa pun.”
Saudara-saudara terkasih, berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan. Apabila tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada setiap orang yang mengasihi Dia. Apabila seseorang dicobai, janganlah ia berkata, “Pencobaan ini datang dari Allah.” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi setiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. Saudara-saudara yang terkasih, janganlah sesat! Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang. Pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh sabda kebenaran, supaya pada tingkat yang tertentu kita menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 94:12-13a.14-15.18-19
Ref. Berbahagialah orang yang Kauajar, ya Tuhan.
-
Berbahagialah orang yang Kauajar, ya Tuhan, yang Kaudidik dalam Taurat-Mu hatinya akan tenang di hari-hari malapetaka.
-
Sebab Tuhan tidak akan membuang umat-Nya, dan milik pusaka-Nya tidak akan Ia tinggalkan; sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan semua orang yang tulus hati akan mematuhi.
-
Ketika aku berpikir, “Kakiku goyah! Kasih setia-Mu, ya Tuhan, menopang aku. Apabila keprihatinanku makin bertambah, penghiburan-Mu menyenangkan jiwaku.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya
S : (Yoh 14:23) Jika seorang mengasihi Aku, ia akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 8:14-21
“Awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes.”
Pada suatu hari murid-murid Yesus lupa membawa roti. Hanya sebuah roti saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya, “Berjaga-jaga dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes”. Maka mereka berpikir-pikir, dan seorang berkata kepada yang lain, “Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti”. Ketika Yesus tahu, apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata, “Mengapa kalian memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kalian memahami dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kalian mempunyai mata, tidakkah kalian melihat? Dan kalian mempunyai telinga, tidakkah kalian mendengar? Sudah lupakah kalian waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti yang kalian kumpulkan?” Jawab mereka, “Tujuh bakul”. Lalu kata Yesus kepada mereka, “Masihkah kalian belum mengerti?” Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Gregorius Jenli Imawan SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Pendengar Resi Dehonian yang terkasih, selamat berjumpa kembali dengan saya, Romo Jenli, SCJ dari Komunitas SCJ – Palembang, Indonesia dalam ReSi (Renungan Singkat) Dehonian, edisi hari Selasa, 15 Februari 2022.
Yang dapat menjadi awal permenungan kita pada hari ini adalah Sabda Yesus dalam permulaan perikop Injil: “Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes”. “Ragi orang Farisi” di sini menunjuk pada kemunafikan yang dibuat oleh mereka (bdk. Luk 12: 1). Kemunafikan mereka terlihat pada sikap yang berpura-pura dalam kehidupan beragama. Bahkan, kemunafikan orang Farisi terlihat pada bagaimana yang mereka ajarkan tidak sesuai dengan yang mereka lakukan. Dalam hal ini, Yesus mengkritik mereka demikian: “… Benih itu ialah firman Allah. Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan” (Luk 8:11-12); kritik Yesus kepada mereka selanjutnya: “Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah” (Luk 16: 15). Sedangkan, “ragi Herodes” menunjuk pada pencariannya untuk mengenal siapakah Yesus, namun itu hanya sebatas pada ketakjuban terhadap mukjizat-mukjizat yang telah dibuat Yesus. Herodes mencari dan ingin mengetahui Yesus, hanya ingin agar ia dapat melihat hal-hal luar biasa yang sudah ia dengar tentang Yesus (bdk. Luk 23:8). Padahal, percaya pada Yesus tidak hanya didasarkan pada pelbagai mukjizat yang dibuat, tetapi pada Sabda-Nya.
Apa yang dapat kita renungkan dari pemahaman di atas adalah bahwa Tuhan Yesus menghendaki dua hal penting bagi kita sebagai murid-murid-Nya. Pertama, adalah usaha untuk melaraskan ajaran Kristiani dengan sikap atau tindakan hidup itu penting dalam menghadirkan diri sebagai orang Katolik. Bisa jadi, ajaran Tuhan untuk mengasihi sudah tertanam di dalam hati, namun belum sampai pada gerakan hidup yang nyata. Nilai kasih yang seharusnya tertanam pada sikap berbagi dan mengampuni (misalnya), belum menjadi praktik hidup karena ego diri masih kuat. Kedua, Sebagai pengikut Kristus, kita bukanlah orang-orang beriman yang hanya mencari Tuhan untuk melihat hal-hal besar yang Ia buat. Bukan hanya untuk itu, iman kita dilandaskan. Allah dalam Diri Kristus menampilkan cara hadir-Nya dalam kesederhanaan dan biasa. Ini menyadarkan kita bahwa beriman merupakan sebuah dinamika untuk semakin percaya pada Allah dengan mengalami kehadiran-Nya melalui peristiwa-peristiwa hidup yang biasa. Bagi orang yang beriman, dalam dan melalui peristiwa-peristiwa sederhana, dapat menjadi momen yang besar karena mampu menemukan Allah yang Agung, yang berkarya di baliknya. Semoga kedua pokok refleksi itu, menginspirasi kita dalam menghadirkan diri sebagai orang Katolik yang beriman di hari ini. Hati Kudus Yesus, selalu memberkati kita. Amin.
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
Allah Bapa sumber pembaruan hidup, semoga Kaucurahkan Roh baru kepada kami, selagi kami kini mengenangkan Putra-Mu yang berkat wafat-Nya memimpin kami memasuki hidup baru. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
ANTIFON KOMUNI – Mazmur 94:14
Tuhan takkan meninggalkan umat-Nya. la takkan menolak milik pusaka-Nya.
DOA SESUDAH KOMUNI
Marilah berdoa: Allah Bapa maha pengasih, kami bersyukur karena umat seluruh dunia telah Kauberi tanda kehadiran-Mu di tengah-tengah kami, ialah Yesus Putra-Mu sendiri dalam Ekaristi. Berilah kami semangat berani berkorban membela sesama. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
DOWNLOAD AUDIO RESI:
Terima kasih RP Gregorius Jenly Imawan SCJ.