Rm. Yustinus Eko Yuniarto SCJ dari Komunitas SCJ Rumah Retret La Verna Padang Bulan Pringsewu Lampung – Indonesia
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA – 1 Korintus 11:26
Setiap kali kalian makan roti ini dan minum piala ini, kalian wartakan wafat Tuhan, sampai Ia datang.
PENGANTAR:
Belum lama setelah Gereja berdiri sudah terjadi perselisihan di Korintus. Paulus menunjuk kepincangan itu. Orang-orang yang berhimpun di sekitar Kristus tak dapat diharapkan semua sempurna, namun perselisihan mengacaukan segalanya. Sedikit iman seperti yang dimiliki seorang perwira kita perlukan. Menyadari kesalahan kita mau minta maaf dan memberikan maaf, akan membantu kita merayakan Ekaristi sebagai kenangan akan Tuhan kita.
DOA PEMBUKA:
Marilah bedoa: Allah Bapa, sumber kerukunan, sembuhkanlah kami dari semangat perselisihan, dan semoga kami rukun bersatu padu berkat sabda Yesus, Putra kesayangan-Mu. Semoga Ia sudi menjadi batu sendi yang mempersatukan kami. Sebab Dialah Tuhan dan ….
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus 11:17-26
“Setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.”
Saudara-saudara, dalam peraturan-peraturan yang berikut aku tidak dapat memuji kamu, sebab pertemuan-pertemuanmu tidak mendatangkan kebaikan, tetapi mendatangkan keburukan. Sebab pertama-tama aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul sebagai Jemaat, ada perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku percaya. Sebab di antara kamu harus ada perpecahan, supaya nyata nanti siapakah di antara kamu yang tahan uji. Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah berkumpul untuk makan perjamuan Tuhan. Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk. Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat Allah dan memalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa? Apakah yang kukatakan kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku tidak memuji. Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 40:7-8a.8b-9.10.17
Ref. Wartakanlah wafat Tuhan, sampai Ia datang.
-
Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, ‘Lihatlah Tuhan, aku datang.’
-
Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: “Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.”
-
Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
-
Biarlah bergembira dan bersukacita semua orang yang mencari Engkau: Biarlah mereka yang mencintai keselamatan dari pada-Mu tetap berkata, “Tuhan itu besar!”
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya, alleluya.
S : (Yoh 3:16) Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 7:1-10
“Di Israel pun iman sebesar itu belum pernah Kujumpai”
Pada suatu ketika, setelah mengakhiri pengajaran-Nya kepada orang banyak, masuklah Yesus ke Kapernaum. Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya. Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: “Ia layak Engkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami.” Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: “Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Yustinus Eko Yuniarto SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
“Di Israel pun iman sebesar itu belum pernah Kujumpai”
Sahabat Resi Dehonian yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, kembali berjumpa dengan saya Rm. Yustinus Eko Yuniarto SCJ dari Rumah Retret Laverna, Padang Bulan, Pringsewu Lampung, Indonesia, dalam Resi, Renungan Singkat Dehonian, edisi hari Senin pada Hari Biasa Pekan ke XXIV, tanggal 12 September 2022. Saya berharap Anda semua ada dalam keadaan sehat dan melimpah berkat.
Sahabat Resi Dehonian yang dikasihi dan mengasihi Tuhan. Perwira dalam kisah Injil tadi memimpin seratus orang laki-laki. Pada waktu itu Romawi memimpin negaranya melalui rekan mereka, dengan Galilea dan Perea di bawah yurisdiksi Herodes Antipas. Maka perwira itu tidak harus sebagai warga negara Roma, meskipun ia tetap adalah orang non-Yahudi, namun kenyataannya bahwa ia adalah orang non-Yahudi akan menimbulkan kesulitan, karena seorang Yahudi tidak bisa masuk ke rumah orang non-Yahudi tanpa menjalani ritual penyucian. Maka wajar bahwa perwira tadi merasa tidak pantas menerima Yesus ke rumahnya.
Mengenai hamba, Lukas menggunakan dua kata yakni doulos dan pais. Dua kata ini secara literer berarti “anak laki-laki” atau “orang muda” yang bernuansa personal dan penuh kasih sayang. Doulos juga mengekspresikan sikap menghamba yang dikaitkan dengan status itu. Maka terjemahannya “hamba” atau “pelayan” menunjukkan nuansa di antara kedua kata itu. Lukas mengkonstruksi kedua kata ini dalam kisahnya tadi. Ketika menggunakan amanat tidak langsung atau ketika perwira itu berbicara secara abstrak teksnya menunjuk kata doulos, tetapi ketika Lukas mengutip kalimat perwira itu, ia menggunakan istilah pais. Dari sini nampak bahwa Lukas mau menekankan rasa kekeluargaan perwira atas hambanya itu. Perwira itu nampaknya sangat mengasihi hambanya itu sehingga mengutus utusan yakni tua-tua Yahudi kepada Yesus untuk menyembuhkan hambanya itu.
Saat Yesus pergi bersama tua-tua Yahudi itu menuju ke rumah perwira itu, perwira itu menyuruh beberapa sahabatnya untuk mengatakan pada Yesus supaya tidak usah bersusah-susah datang karena ia merasa tidak layak menerima Yesus di rumahnya. Ia memberikan gambaran bagaimana ia sebagai perwira bisa memerintahkan bawahannya untuk datang atau pergi dan mereka semua taat. Menyadari bahwa orang Yahudi yang saleh tidak akan memasuki rumah orang non Yahudi, maka perwira itu menghindari situasi itu dengan menyuruh utusan yang ia sebut sebagai sahabat-sahabatnya dengan maksud agar Yesus menunjukkan kuasaNya dari jauh. Lukas nampaknya memasukkan bagian ini untuk mendukung posisi orang-orang non-Yahudi di dalam Gerakan Kristen Yahudi. Perwira itu meminta Yesus untuk mengatakan sepatah kata saja maka hamba perwira itu akan sembuh. Yesus kagum dengan kalimat penuh iman itu. Maka Yesus mengatakan, bahkan di “Israelpun iman sebesar itu belum pernah Kujumpai”. Lalu orang-orang suruhan itu pulang dan mendapati hamba yang sakit itu sudah sehat kembali.
Sahabat Resi Dehonian, bagaimana pun, iman orang itu akan membawa kepada keselamatan. Iman perwira itu dikagumi Yesus hingga hambanya disembuhkan. Tidak dikisahkan oleh Lukas bagaimana kalimat Yesus dalam menyembuhkan hamba itu, yang jelas saat Yesus menyampaikan kekagumannya atas iman perwira itu, sembuhlah hamba perwira itu. Maka kita sebagai Gereja saat merayakan Ekaristi selalu mengulang kalimat perwira itu sebelum menyambut Sakramen Mahakudus saat imam mengatakan “… berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan Anak Domba”, kita sebagai umat menjawab dengan kalimat perwira tadi “Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang kepada saya tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh”. Sekali lagi iman itu akan membawa kepada keselamatan.
Maka mari kita pelihara dan kembangkan iman kepercayaan kita supaya berdaya guna dan membawa kita kepada keselamatan.Tuhan memberkati Anda, dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin.
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
Allah Bapa sumber segala rahmat, berkenanlah melimpahkan rahmat-Mu kepada kami dan semoga kami dapat menyaksikan siapa yang berkenan di hati-Mu, siapa yang melaksanakan janji-Mu kepada kami, membela kami dan umat manusia. Dialah Kristus …..
ANTIFON KOMUNI – Lukas 7:4-5
Orang tua-tua Yahudi datang kepada Yesus dan berkata, ‘Ia layak Engkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat.’
DOA SESUDAH KOMUNI:
Marilah berdoa: Allah Bapa maha pengasih, kami bersyukur telah disembuhkan berkat Yesus Putra Manusia. Kami mohon perkenankanlah kami percaya kepada-Nya. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami. Amin
DOWNLOAD AUDIO RESI:
Amin