Minggu,28 Juni 2020 – Hari Minggu Biasa XIII

Rm. Antonius Edi Prasetyo SCJ dari Komunitas Skolastikat SCJ Yogyakarta – Indonesia

 

BACAAN PERTAMA: II Raja-Raja 4:8-11, 14-16a

Orang itu adalah abdi Allah yang kudus; biarlah ia masuk ke sana.”

Pada suatu hari, Nabi Elisa pergi ke Sunem. Di sana tinggallah seorang perempuan kaya yang mengundang dia makan. Dan setiap kali dalam perjalanan, singgahlah Elisa ke sana untuk makan. Berkatalah perempuan itu kepada suaminya, “Sesungguhnya aku sudah tahu bahwa orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah yang kudus. Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding batu, dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur, sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah kandil; maka apabila ia datang kepada kita, biarlah ia masuk ke sana.” Pada suatu hari datanglah Elisa ke sana, lalu masuklah ia ke kamar atas itu dan tidur di sana. Kemudian berkatalah Elisa kepada Gehazi, hamba-Nya, “Apakah yang dapat kuperbuat baginya?” Jawab Gehazi, “Ah, ia tidak mempunyai anak, dan suaminya sudah tua.” Lalu berkatalah Elisa, “Panggillah dia!” Sesudah dipanggil, berdirilah perempuan itu di pintu. Maka berkatalah Elisa kepadanya, “Tahun depan, pada waktu seperti ini juga, engkau akan menggendong seorang anak laki-laki.”

 

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 89:2-3.16-17.18-19 

Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.

  1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-menurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya kesetiaan-Mu tegak seperti langit.

  2. Engkau berkata, “Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-menurun.”

  3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, “Bapa-kulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku.” Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh.

 

BACAAN KEDUA: Roma 6:3-4, 8-11

“Kita telah dikuburkan bersama Kristus oleh pembaptisan supaya kita hidup dalam hidup yang baru.”

Saudara-saudara, camkanlah: kita semua, yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya! Dengan demikian, kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh pembaptisan dalam kematian supaya seperti halnya Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Jadi, jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. Karena kita tahu bahwa Kristus, sesudah bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi; maut tidak berkuasa lagi atas Dia. Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: Kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Yesus Kristus.

 

BAIT PENGANTAR INJIL:

U: Alleluya
S: (1Ptr 2:9) Kamulah orang pilihan, kaum imam dan raja, bangsa yang kudus. Kamu harus memaklumkan kebajikan Allah. Ia telah memanggil kamu keluar dari kegelapan untuk masuk ke dalam cahaya-Nya yang menakjubkan.

 

BACAAN INJIL: Matius 10:37-42

“Barangsiapa tidak memikul salibnya, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku.”

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Barangsiapa mengasihi bapa dan ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Dan barangsiapa mengasihi putranya atau putrinya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperolehnya kembali. Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepada-Mu: Sungguh, ia tidak akan kehilangan upahnya.”

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Antonius Edi Prasetyo SCJ

Vivat Cor Iesi, per Cor Mariae. Hiduplah hati Kudus Yesus melalui Hati Maria.

Pendengar Resi Dehonian terkasih, Jumpa kembali dengan saya, Romo Antonius Edi Prasetyo SCJ dari Komunitas Skolastikat SCJ Yogyakarta Dalam Resi – Renungan Singkat Dehonian, edisi Minggu, 28  Juni 2020. 

Saudara/I, Para Sahabat Hati Kudus Yesus yang terkasih,

Dalam dunia bisnis dan investasi, ada dua jenis investor yang mempunyai karakter saling bertentangan. Ada investor “Risk Averse” dan Investor “Risk Seeker”. Seorang Investor Risk Averse cenderung tidak menyukai resiko dan menghindarinya. Tentu saja konsekuensinya, return atau hasil investasi yang didapat pun tidak terlalu tinggi. Investor jenis ini sangat mengutamakan tingkat keamanan investasinya dibandingkan tingkat hasil yang ditawarkan oleh suatu produk investasi.

Sebaliknya, Seorang investor “risk seeker”, memahami bahwa mengharapkan hasil investasi yang tinggi akan diikuti tingkat resiko yang tinggi pula. Ia punya prinsip, semakin tinggi keuntungan hasil yang dijanjikan, makin besar pula resiko atau biaya yang harus dihadapi. Prinsipnya “high risk, high gain”. Hasil yang tinggi menuntut pengorbanan yang tinggi pula. 

Saudara-saudari terkasih,

Isi bacaan Injil hari ini saya kira mirip-mirip dengan model-model investor itu. Panggilan Kemuridan yang tawarkan Yesus selalu menuntut konsekuensi sekaligus resiko. 

Yesus menegaskan barang siapa ingin menjadi muridNya, harus berani meninggalkan segala-galanya, rela menanggun salib seperti Yesus, bahkan juga jika nyawa menjadi taruhannya. Mereka yang berani menanggung konsekuensi kemuridan itu layak untuk mendapat hasil atau upah yaitu keselamatan sejati. Sebaliknya, orang yang ingin menjalani hidup enak, menghindari tantangan hidup, menolak penderitaan dan pengorbanan, tidak layak untuk menjadi muridNya karena terlalu berpusat pada diri sendiri, bukan pada Kristus. Akibatnya upah yang diterima adalah hidup tanpa Yesus yang penuh dengan kesepian dan kehampaan. 

Saya kemudian menjadi ingat sebuah penggalan lirik lagu Sekolah Minggu yang terinspirasi dari Injil Matius 7:13-14.

“Di dalam dunia ada dua jalan, Lebar dan sempit, mana kau pilih. Yang lebar api jiwamu mati, tapi yang sempit jiwa berseri”

Sekarang saudara-saudariku terkasih, di hadapan kita dua pilihan. Kita mau memilih untuk menghindari salib, hidup enak-enak saja, tak berani berkorban, atau berani memanggul salib, meninggalkan segala-galanya dan hidup untuk Allah semata?

Semoga Allah memberkati usaha dan perjuangan hidup anda dalam memilih melalui berkatnya yang melimpah, Bapa, Putera dan Roh Kudus. Amin.

semoga Hati Kudus Yesus senantiasa merajai hati kita semua. Amin  

 

1 Comment

  • Aloysia Maria Kustini Rahayuningsih Juni 28, 2020 at 4:32 pm

    Terimakasih kpd Rm Antonius Edi Prasetyo Scj , yg telah membawakan Resi hr ini …adl benar ketika kita berani meninggalkan zona nyaman kita utk Tuhan. …mk kita akan mendapatkan upah dr padaNya yg sangat luar biasa yaitu Sukacita dlm pandangan dn kacamata iman

    Reply

Tinggalkan Balasan ke Aloysia Maria Kustini Rahayuningsih Cancel Reply