Kamis, 09 Juli 2020 – Hari Biasa Pekan XIV

Rm. Agustinus Riyanto SCJ dari Komunitas Superiorat SCJ Palembang – Biara Gentiaras Palembang – Indonesia

 

ANTIFON PEMBUA – Mzm 79:2ac.3b

Gembala Israel, dengarkanlah kami. Engkau yang bertahta di atas singgasana, tampilah dengan cemerlang.

 

DOA PEMBUKA: 

Marilah berdoa: 

Allah Bapa kami di surga, Engkau selalu memelihara serta memperhatikan siapa pun di dunia ini. Engkau menyampaikan sabda sebaga cahaya di jalan. kami mohon, semoga mata kami tetap terbuka terhadap PuteraMu, cahaya kehidupan kami. Sebab Dialah…

 

 

BACAAN PERTAMA: Hosea 11:1,3-4,8c-9   

“Hati-Ku berbalik dari segala murka.”

Beginilah sabda Tuhan, “Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir anak-Ku itu Kupanggil. Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan mengangkatnya di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Akulah yang menyembuhkan mereka. Aku telah menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengambil kekang dari rahang mereka, yang membungkuk di hadapan mereka untuk memberi makan. Hatiku berbalik dari segala murka. Belas kasihan-Ku bangkit serentak. Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala, tidak akan membinasakan Efraim lagi. Sebab Aku ini Allah, dan bukan manusia, Aku ini Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan.”

 

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 80:2ac.3b.15-16

Ref. Tuhan, Engkaulah penyelamatku.

  1. Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu, Engkau yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar. Bangkitkanlah keperkasaan-Mu dan datanglah menyelamatkan kami.

  2. Ya Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Tengoklah pohon anggur ini, lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu!

 

BAIT PENGANTAR INJIL

U: Alleluya
S: (Mrk 1:15) Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.

 

BACAAN INJIL: Matius 10:7-15

“Kamu telah memperoleh dengan cuma-cuma, maka berilah pula dengan cuma-cuma.”

Pada waktu itu Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Pergilah dan wartakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kalian telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berilah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kalian membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kalian membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kalian membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kalian masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun kepadanya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak menerima kalian dan tidak mendengarkan perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu, dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sungguh, pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya daripada kota itu.”

 

RESI DIBAWAKAN OLEH: Rm. Agustinus Riyanto SCJ

Vivat Cor Jesu, per Cor Mariae; Terpujilah Hati Yesus bersama Hati Maria.

Dipanggil untuk Diutus

Pencinta Resi yang terkasih di mana pun berada, Kisah Injil Matius yang kita renungkan hari ini merupakan kelanjutan dari kisah panggilan para murid Yesus dalam bacaan kemarin. Setiap orang yang dipanggil menjadi murid Yesus harus siap diutus. Hal ini menjadi penegasan Yesus pada Injil yang tadi kita baca bersama. Kita semua sudah menerima SK sebagai murid Yesus saat kita dibaptis. Ini berarti, kita semua tinggal melaksanakan SK tersebut dengan hidup dan menjalankan tugas perutusan sebagai murid Yesus. Menjalankan tugas perutusan, menjadi satu paket dengan panggilan kita sebagai murid Yesus dan bahkan menjadi identitas kemuridan kita. Dalam Yoh 14:15,23, Yesus bersabda; “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKuJika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.” Melalui Injil hari ini, kita semua mendengarkan salah satu perintah Yesus Sang Guru, yaitu: Pergilah dan beritakanlah beritakanlah Injil Kerajaan Allah !!! Bagaimana perutusan ini kita jalankan?

Menghayati Tugas Perutusan

Yesus menjelaskan secara detail kepada para muridNya tentang bagaimana cara efektif memberitakan Injil.  Ada beberapa hal menarik dalam wejangan Yesus: berbagi rahmat, tidak boleh membawa apapun juga, memberi salam.  Ketiga hal ini memiliki kaitan yang erat satu terhadap yang lainnya. Yesus meminta para murid untuk berbagi berkat, berbagi rahmat yang telah mereka peroleh. Rahmat yang Cuma-Cuma harus dibagi pula dengan Cuma-Cuma. Para murid telah mengalami kelimpahan rahmat, kelimpahan suka cita ketika berada bersama dengan Yesus. Sukacita itu yang hendaknya diwartakan, suka cita  karena mereka membawa wajah Tuhan dan menunjukkannya kepada  orang lain, sukacita karena para murid diijinkan untuk menjadi penyalur rahmat Tuhan.

Atas alasan itu pula, Yesus minta para murid tidak membawa apapun juga dalam tugas perutusan mereka. Tidak membawa apapun juga bisa dipahami sebagai bentuk kepasrahan yang total kepada penyelenggaraan Ilahi dan lebih dari itu karena rahmat dan berkat dari Tuhan melampaui apapun juga. Orang yang berjalan dalam rahmat dan berkat Tuhan pasti tidak mengalami kekurangan apapun juga. Yang terpenting adalah orang mampu untuk bekerja sama dengan rahmat itu sendiri dan bukan pribadi para murid yang hendak diwartakan tapi rahmat, dan belaskasih  Tuhan itulah yang hendak diwartakan.

Rahmat Allah yang menjadi sumber utama tugas perutusan akan memancar begitu saja kepada siapapun tanpa memandang kondisi mereka. Rahmat Allah yang tinggal dalam hati kita dan kita bagikan dalam kehidupan kita, menjadi Salam yang mendatangkan berkat serta damai bagi semua orang yang kita jumpai. Karena setiap rahmat dari Tuhan yang mendapat tempat di hati orang akan mendatangkan damai sejati yang tinggal di dalam hati kita sendiri sebagai utusan dan dalam diri mereka yang menerimanya. Kita pun tak akan pernah kehilangan damai itu, saat orang menolak atau bereaksi negatif terhadap segala kebaikan yang kita bagikan sebagai murid Yesus.

Refleksi

Pencinta Resi yang terkasih, sudah sekian lama kita menjadi murid Yesus. Kini saatnya kita merefleksikan perutusan kita masing masing yang menandakan bahwa kita murid Yesus. Apakah sebagai murid Yesus kita sudah merasa menjadi orang yang terberkati dan mampu melihat limpah rahmat Allah dalam seluruh aspek kehidupan kita? Selama kita belum merasa terberkati, sulit bagi kita untuk menjalankan tugas perutusan kita. Kita juga dapat bertanya diri, apakah kehadiran kita sebagai seorang murid Kristus selama ini telah menghadirkan damai untuk orang lain? Atau justru sebaliknya, kehadiran dan hidup kita justru mendatangkan aneka persoalan serta kesulitan bagi orang lain. Apakah hidup kita telah menampakan wajah Tuhan yang penuh cinta dan rahmat dalam sikap, dalam pelayanan, dalam keluarga dalam perjumpaan kita dengan semua orang? Dalam semua itu, apakah sungguh hanya Tuhan yang kita wartakan, atau justru kita mewartakan diri kita sendiri?

Semoga hidup kita semakin diperbaharui dan disemangati oleh pewartaan Tuhan hari ini, sehingga kita semua dapat menjalankan tugas perutusan sebagai Murid Yesus seturut kehendakNya, sehingga Kasih dan Rahmat Tuhan, semakin hadir dan meraja dalam hati sebanyak mungkin umat manusia. Tuhan memberkati kita, dalam keluarga, hidup dan karya. AMIN. 

 

DOA PENGANTAR PERSEMBAHAN:

Allah Bapa kami di surga, berkenanlah menerima iman kami kepada Dia, yang menjadi utusanMu serta rejeki keselamatn kami, yaitu Kristus …..

 

ANTIFON KOMUNI – Mt 10:7-8

Pergilah dan maklumkanlah, bahwa kerajaan Allah sudah dekat. Kamu telah menerima dengan cuma-cuma, maka dengan cuima-cuma pula hendaknya kamu memberi.

 

DOA PENUTUP

Marilah berdoa:

Allah Bapa kami di surga, semoga sabdaMu berkarya subur di dalam diri kami. Pancarkanlah cahaya pengharapan baru akan kedamaian dalam diri Yesus, Tuhan kami, yang….

No Comments

Leave a Comment