Selasa 11 Agustus 2020 – Peringatan Wajib St. Clara

Rm. Gregorius Dedi Rusdianto SCJ dari Komunitas SCJ Pangakalan Kerinci Riau – Indonesia

 

ANTIFON PEMBUKA

Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus dengan pelita bernyala

 

DOA PEMBUKA

Marilah berdoa: Allah Bapa, sumber belas kasih dan cinta kasih, dalam diri Santa Klara, Engkau telah menumbuhkan cinta kemiskinan. Semoga berkat doanya kami mengikuti Kristus dengan semangat kemiskinan, agar layak memandang Engkau dalam kerajaan surga.

 

BACAAN PERTAMA: Nubuat Yehezkiel 2:8 – 3:4

Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, dengarkanlah sabda-Ku kepadamu. Janganlah membantah seperti kaum pemberontak ini. Ngangakanlah mulutmu dan makanlah apa yang Kuberikan kepadamu.” Aku melihat, ada tangan yang terulur kepadaku, dan sungguh, dipegang-Nya sebuah gulungan kitab. Ia membentangkannya di hadapanku. Gulungan kitab itu ditulisi timbal balik dan di sana tertulis nyanyian-nyanyian ratapan, keluh kesah, dan rintihan. Sabda-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, makanlah apa yang engkau lihat di sini; makanlah gulungan kitab ini dan pergilah, berbicaralah kepada kaum Israel.” Maka kubukalah mulutku dan diberikan-Nya gulungan kitab itu untuk kumakan. Lalu sabda-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, makanlah gulungan kitab yang Kuberikan ini dan isilah perutmu dengannya.” Lalu aku memakannya dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku. Tuhan bersabda lagi, “Hai anak manusia, mari, pergilah! Temuilah kaum Israel, dan sampaikanlah sabda-Ku kepada mereka.”

 

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 119:14.24.72.103.111.131

Ref. Betapa manis janji Tuhan bagi langit-langitku.

  1. Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu, melebihi segala harta.

  2. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.

  3. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak,

  4. Betapa manis janji-Mu bagi langit-langitku, melebihi madu di mulutku.

  5. Peringatan-peringatan-Mu adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya, sebab semuanya itu kegirangan hatiku.

  6. Mulutku kungangakan dan mengap-mengap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.

 

BAIT PENGANTAR INJIL

U: Alleluya
S: Terimalah beban-Ku dan belajarlah dari pada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.

 

BACAAN INJIL: Matius 18:1-5.10.12-14

Sekali peristiwa datanglah murid-murid dan bertanya kepada Yesus, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil, dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak kecil seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Malaikat-malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.” Lalu Yesus bersabda lagi, Bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mempunyai seratus ekor domba dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang 99 ekor di pegunungan lalu pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu, sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian pula Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.”

 

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Gregorius Dedi Rusdianto SCJ

Vivat Cor Jesu per Cor Mariae.

Para pendengar Renungan Singkat Dehonian yang di kasihi Tuhan, gembira sekali saya, Rm Gregorius Dedi Rusdianto, SCJ bisa berjumpa kembali dengan anda para Pendengar RESI Dehonian. Hari ini hari Selasa tanggal 11 Agustus 2020. Pertama-tama, marilah kita dengarkan Injil hari ini, yang di ambil dari Injil Matius 18:1-14.
Saudara saudari terkasih,

Para pendengar Resi Dehonian yang terkasih,
Injil hari ini mengatakan tentang Yesus yang memanggil anak kecil dan mengajar para murid dan kita, untuk belajar dari seorang anak kecil serta menjadi pemilik Kerajaan Surga. Saudara-saudari terkasih, secara spontan ketika kita mendengarkan Injil hari ini, biasanya orang akan berfikir atau berefleksi tentang beberapa keutamaan atau sikap, seperti sikap keterbukaan, kerendahan hati, sikap mudah memaafkan sesama atau hidup suci tanpa rasa bersalah atau tanpa rasa berdosa seperti halnya seorang anak kecil. Namun saya memiliki refleksi tersendiri, di mana Injil yang menggunakan simbol anak kecil ini, mau mengatakan pada kita tentang sikap ketergantungan seorang anak kepada orang tuanya.

Seorang anak kecil selalu bergantung kepada orang tuanya atau tergantung kepada orang dewasa yang menjadi wali asuhnya. Seorang anak belum dapat hidup mandiri atau mencukupi kebutuhannya sendiri. Maka seorang anak bergantung kepada orang tuanya baik secara materi, kebutuhan rasa aman dan kebutuhan akan kasih sayang. Tanpa campur tangan orang tua atau wali asuhnya, seorang anak kecil tidak mampu bertahan hidup di dunia ini, sekali lagi seorang anak sangatlah tergantung kepada orang tua atau wali asuhnya.

Kalau kita pernah mendengar teori kebutuhan Abraham Maslow, di situ di katakan piramida tahap tahap kebutuhan manusia dari yang paling mendasar yakni kebutuhan fisik (yakni kebutuhan pangan, sandang dan papan), lalu meningkat ke kebutuhan rasa aman, mengasihi dan di cintai, kebutuhan di hargai dan kebutuhan aktualisasi diri atau penyaluran dan pengembangan akan bakat-bakat.

Sekali lagi para saudara saudari pendengar terkasih, Injil hari ini mau menegaskan bahwa manusia seperti anak kecil tadi, yakni manusia sangat bergantung kepada Allah secara material, secara batin atau psikologis dan bahkan secara spiritual. Sikap ketergantungan manusia kepada Allah secara material, terkandung dalam Sabda Yesus yang berkata: “Janganlah takut akan apa yang kamu makan dan minum, lihatlah burung-burung di langit yang tidak menabur dan menanam, namun di beri makan oleh Bapamu di Surga.”

Di samping sumber kebutuhan fisik, Allah juga merupakan sumber kebutuhan akan ketenangan, kedamaian dan ketentraman (serenity) kitab Mazmur 131:2 yang mengatakan: “Sesungguhnya, hatiku tenang dan tentram, seperti bayi yang habis menyusu, berbaring di pangkuan ibunya..” Secara aktualisasi diri, Yesus berkata: “Carilah Kerajaan Allah dan Kebenarannya, maka kesemuanya itu akan di tambahkan kepadamu.” Hal ini bisa di perluas dan di terjemahkan menjadi: “Carilah Kerajaan Allah dan Kebenarannya, maka kamu akan menemukan aktualisasi dirimu.” Dan akhirnya secara spiritual Yesus bersabda: “Semoga mereka menjadi satu dengan Kita supaya dunia percaya bahwa Bapa yang mengutus Aku.”\
Saudara-saudari terkasih, perumpamaan anak kecil ini, mau mengatakan pada kita, bahwa tanpa Yesus, kita adalah Nol…tanpa Allah, manusia juga adalah Nollll……ketika manusia melepaskan egonya dan pertama tama mencari kehendak Allah sebelum beraktifitas sehari-hari dan bergantung kepada Allah sebagai Bapa, pada dasarnya manusia sedang menuju kepada kepenuhan dirinya yang asli atau autentik. Ketergantungan kepada Allah tidak memenjarakan manusia, namun justru membebaskan manusia sehingga mampu berkembang secara iman dan kepribadian seturut kehendak Allah atau tujuan kita di ciptakan di dunia ini. Dan kemerdekaan itu mencapai puncaknya ketika kita menjadi seperti Kristus, seperti di katakana Paulus dalam suratnya untuk umat Galatia 2:20: “Sekarang bukan lagi saya yang hidup, tetapi Kristuslah yang hidup dalam diri saya”.Amin.

 

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa Yang Mahamurah hati, dalam diri Santa Klara Kaulebur manusia lama dan Kau ciptakan manusia baru menurut citra-Mu. Semoga kamipun Kauperbaharui sehingga Engkau berkenan menerima kurban perdamaian yang kami rayakan ini. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

 

ANTIFON KOMUNI – Lih. Mat. 19:27-29

Kalian telah meninggalkan segala-galanya dan mengikuti Aku. Kalian akan menerima ganjaran seratus kali lipat dan mewarisi hidup abadi.

DOA PENUTUP

Marilah berdoa: Allah Bapa Yang Mahakuasa dan Mahamulia, semoga berkat daya sakramen ini kami belajar dari teladan Santa Klara. Kiranya kami mengutamakan Dikau di atas segala-galanya dan di dunia ini sudah hidup sebagai manusia baru. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin

1 Comment

  • Oe Mei Ly Agustus 10, 2020 at 2:24 pm

    Bapa, bimbinglah kami untuk selalu mengingat dan mengutamakan Engkau diatas segalanya.

    Reply

Leave a Comment