Selasa, 15 September 2020 – Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita

Rm. Yohanes Sigit Winarno SCJ dari Komunitas SCJ Palembang Indonesia

 
 
 
 

ANTIFON PEMBUKA  –  Bdk. Lk 2: 34-35

Simeon berkata kepada Maria, “Anak ini menentukan jatuh bangkitnya banyak orang di Israel. Ia menjadi tanda yang menimbulkan pertentangan. Dan hatimu sendiri akan ditembus dengan pedang.”

PENGANTAR

Menjadi Bunda Penebus adalah suatu kehormatan, suatu anugerah. Te- tapı bagi Bunda Maria bukan tanpa dukaCita. Ia sudah mendengar hal itu ketika bertemu dengan Simeon di kenisah, kemudian tahu iri hati dan kebencian kaum Farisi dan ahli kitab terhadap Putranya. Ia mendengar pula berita sewaktu Putranya ditahan dan sikap orang Yahudi pada hari Jumat Agung. Ia menyaksikan juga perjalanan Putranya ke puncak Kalvari dan penderitaan-Nya di salib. Tak dapat dilukiskan apa yang terjadi di dalam hati seorang ibu dalam suasana demikian. Namun ia tetap pada tugasnya di bawah salib.

DOA PEMBUKA

Marilah berdoa: Allah Bapa sumber kekuatan kami, ketika Putra-Mu ditinggikan di salib, Ibunda-Nya berdiri di situ dan ikut menderita. Semoga kami pun ikut serta dalam sengsara yang diderita Kristus demi keselamatan umat manusia, agar kami dapat ikut serta pula dibangkitkan bersama Dia.  Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

BACAAN PERTAMA: Surat kepada Orang Ibrani 5:7-9

“Kristus telah belajar menjadi taat dan menjadi pokok keselamatan abadi.”

Saudara-saudara, dalam hidup-Nya sebagai manusia, Kristus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut. Dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Akan tetapi, sekalipun Anak Allah, Yesus telah belajar menjadi taat; dan ini ternyata dari apa yang telah diderita-Nya. Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 31:2-3a.3bc-4.5-6.15-16.20

Ref. Tuhan, sudi dengarkan rintihan umat-Mu.

  1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah melepaskan daku.

  2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.

  3. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.

  4. Tetapi aku, kepada-Mu, ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, “Engkaulah Allahku!” Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku.

  5. Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takwa kepada-Mu, yang telah Kaulakukan di hadapan manusia bagi orang yang berlindung pada-Mu!

BAIT PENGANTAR INJIL:

U: Alleluya, alleluya
S: Berbahagialah Engkau, Sang Perawan Maria, sebab di bawah salib Tuhan engkau menjadi martir tanpa menumpahkan darahmu

BACAAN INJIL: Yohanes 19:25-27

“Inilah anakmu.” “Inilah ibumu.”

Waktu Yesus bergantung di salib, di dekat salib itu berdirilah ibu Yesus dan saudara ibu Yesus, isteri Kleopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu!” kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima ibu Yesus di dalam rumahnya.

Atau:

BACAAN INJIL: Lukas 2:33-35

“Suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri.”

Ketika Maria dan Yusuf mempersembahkan Anak Yesus di Bait Suci, mereka amat heran mendengar pernyataan Simeon tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri – supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Yohanes Sigit Winarno SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Kudus Yesus melalui Hati Maria.

Bapak ibu dan saudara saudari yang saya kasihi dalam Tuhan. Penderitaan seringkali kita pakai sebagai alasan untuk mengeluh kepada Tuhan. Iman kita mudah goncang ketika berhadapan dengan pengalaman-penngalaman buruk. Hari ini Gereja memperingati Santa Perawan Maria Berdukacita atau dikenal juga dengan sebutan Maria Dolorosa. Maria tidak mengeluh menjalani perannya sebagai Bunda sang Juruselamat. Ia tak mengelak atau lari dari rencana Allah, bahkan menyerahkan hidup secara total kepada-Nya. Maria berkata: “Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu itu.” Di kaki salib, Maria menyaksikan kematian Puteranya. Sekali lagi ia tidak mengeluh, menyangkal atau marah kepada Allah. Ia percaya bahwa Allah tak pernah meninggalkannya. 

Bapak ibu, saudara saudari yang saya kasihi dalam Tuhan. Hampir setiap hari kita memiliki penderiataan yang harus ditanggung, entah besar atau kecil. Misalnya: rasa sakit fisik yang kita derita, pengalaman jatuh atau gagal, dikecewakan orang terdekat, dikhianati teman, kehilangan orang yang kita kasihi dan lain sebagainya. Menghadapi semua itu kadang kita mudah mengeluh dan menyerah. Mulai muncul rasa ragu, seakan Tuhan hanya diam atau bahkan pergi meninggalkan kita. Bunda Maria mengajarkan kepada kita bahwa duka dan luka yang mendalam tak lekas membuat kita putus asa dan kehilangan keyakinan pada cinta Tuhan. Sikap Maria menjadi sikap kita; “Aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.” Dengan iman yang sungguh, dalam pederitaan sekalipun kita mengalami betapa Tuhan itu baik. Semoga doa Bunda Maria dan berkat Yesus Puteranya memampukan kita untuk senantiasa setia di dalam pengalaman-pengalaman dukacita. Tuhan Memberkati kita senantiasa. Amin

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa yang mahamurah, Engkau menghendaki Ibunda Yesus dengan tabah berdiri di kaki serta menunjuk dia sebagai Bunda kami. Maka terimalah kiranya dengan rela doa dan roti anggur yang kami hunjukkan demi kemuliaan nama-Mu dan untuk menghormati Bunda kami tercinta itu. Deni Kristus, Tuhan dan pengantara kumi.

ANTIFON KOMUNI  –  1Ptr 4:13

Bergembiralah saudara-saudara bila menderita bersama Kristus, agar dapat ikut bergembira dan bersukaria bila kemuliaan-Nya kelak dinyatakan.

DOA PENUTUP:

Marilah berdoa: Allah Bapa, sumber penebusan kami, pada hari ini kami telah menerima kurnia pembawa keselamatan kekal dalam merenungkan dan menghormati dukacita Santa Perawan Maria, Semoga apa yang masih kurang dalam diri kami pada derita Kristus dapat dilengkapi pula dalam diri kami untuk kepentingan seluruh umat. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

No Comments

Leave a Comment