Kamis, 01 Oktober 2020 – Pesta Sta. Teresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan-Pujangga Gereja, Pelindung Karya Misi

Rm. Thomas Suratno SCJ dari Komunitas SCJ Paroki St. Stefanus Cilandak Jakarta Indonesia

 
 
 

ANTIFON PEMBUKA – bdk. Ul 32:10-12

Tuhan membimbing dan mengajar Teresia, menjaganya laksana biji mata. Tuhan membentangkan sayap sebagai rajawali dan membawanya serta dengan aman sentosa. Hanya Tuhanlah pemimpinnya.

 

PENGANTAR

Seorang seniman biasanya baru tenar sesudah meninggal. Teresia dilahirkan tahun 1873 dan pada usia lima belas tahun masuk biara Kamel di Lisieux. Ketika meninggal tahun 1397, tiada orang di luar tembok biara, bahkan suster-suster sebiara pun, yang tahu apa yang terjadi dalam hati ‘Suster Senyum’ itu. Penerbitan buku hariannya baru membuka mata orang. Isinya, perjalanan berat jiwanya lewat terowongan gelap keraguan dan ketidakpastian, laporan mengenai pendakian menjemukan melalui lorong kecil sempit cobaan sehari-hari menuju cahaya iman yang parupurna. Wasiatnya: Apapun yang terjadi, percayakan dirimu kepada Tuhan, seperti seorang kanak-kanak kepada ibunya

 

DOA PEMBUKA

Marilah berdoa: Allah Bapa kami, Raja mahaluhur dan maha pengasih. Engkau membuka kerajaan-Mu bagi orang kecil dan rendah hati. Semoga kami dengan mantap dan tabah menempuh ja an kecil Santa Teresia, agar kemuliaan-Mu Kaunyatakan kepada kami. Demi Yesus Kristus, Putra-Mu, ..

 

BACAAN PERTAMA: Kitab Yesaya 66:10-14c

“Aku mengalirkan kepadanya keselamatan dari sungai.”

Bersukacitalah bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-sorailah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya! Hendaknya kamu minum susu yang menyegarkan dan menjadi kenyang, hendaknya kamu menghirup dan menikmati susu yang bernas. Sebab beginilah firman Tuhan: Sungguh, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir. Kamu akan menyusu, akan digendong, dan akan dibelai-belai di pangkuan. Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah kamu akan Kuhibur; kamu akan dihibur di Yerusalem. Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh lebat.
  
atau
 

BACAAN KEDUA: I Korintus 12:31-13:13

“Sekarang tinggal iman, harapan, dan kasih, namun yang paling besar diantaranya adalah kasih.”

Saudara-saudara, berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi. Sekalipun aku dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan malaikat, tetapi jika tidak mempunyai kasih, aku seperti gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia bernubuat dan mengetahui segala rahasia serta memiliki seluruh pengetahuan; sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku. Kasih itu sabar, kasih itu murah hati dan tidak cemburu. Kasih tidak memegahkan diri, tidak sombong dan tidak bertindak kurang sopan. Kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak cepat marah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih tidak bersukacita atas ketidakadilan, tetapi atas apa yang benar. Kasih menutupi segala sesuatu, percaya akan segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan. Nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti, dan pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap, dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi bila yang sempurna tiba, hilanglah yang tidak sempurna. Ketika masih kanak-kanak, aku berbicara seperti kanak-kanak, merasa seperti kanak-kanak, dan berpikir seperti kanak-kanak pula. Tetapi sekarang setelah menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Sekarang kita melihat gambar yang samar-samar seperti dalam cermin, tetapi nanti dari muka ke muka. Sekarang aku mengenal secara tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini: iman, pengharapan dan kasih. Namun yang paling besar di antaranya adalah kasih.

 

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 119:66.71.75.91.125.130

Ref. Sinarilah hamba-Mu, ya Tuhan, dengan wajah-Mu.

  1. Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya pada perintah-perintah-Mu.

  2. Memang baik bahwa aku tertindas, supaya aku belajar memahami ketetapan-ketetapan-Mu.

  3. Aku tahu, ya Tuhan, bahwa hukum-hukum-Mu adil; dan memang tepat bahwa Engkau telah menyiksa aku.

  4. Menurut hukum-hukum-Mu sekarang semuanya itu ada, sebab segala sesuatu melayani Engkau.

  5. Hamba-Mulah aku ini, buatlah aku mengerti, supaya aku paham akan peringatan-peringatan-Mu.

  6. Bila tersingkap, firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.

 

BAIT PENGANTAR INJIL:

U: Alleluya
S: (Mat 11:25)  Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan-Mu Kaunyatakan kepada orang kecil.
  

BACAAN INJIL: Matius 18:1-5

“Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.”

Sekali peristiwa datanglah murid-murid kepada Yesus dan bertanya, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”

 

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Thomas Suratno SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Marae. Hiduplah Hati Kudus Yesus melalui Bunda Maria.

Sahabat Resi Dehonian terkasih, jumpa kembali dengan saya, Romo Thomas Suratno, SCJ dari komunitas SCJ  Jakarta Indonesia dalam Renungan Singkat- dehonian edisi hari ini Kamis, 01 Oktober 2020 – Pesta St Teresia dari kanak-kanak Yesus, Perawan dan Pelindung Misi. Marilah kita mendengarkan sabda Tuhan, yakni firman Tuhan yang tersurat dalam  INJIL: Mat 18,1-5

Sahabat Resi yang terkasih, Di dalam masyarakat, seringkali anak-anak dipandang sebagai warga kelas dua, dipandang sebagai sekadar beban dan sering diabaikan atau dilecehkan. Namun dalam Kerajaan Surga mereka warga kelas satu. Pada kenyataannya sifat seperti anak-anak syarat mutlak agar dapat masuk ke dalam surga: “Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga” (Mat 18:3). Bagi Yesus, anak-anak adalah “model kekudusan dan kerendahan hati” yang harus dihargai, dihormati, dan dilindungi. Bahkan Yesus sendiri merendahkan diri-Nya untuk masuk ke dalam dunia ini sebagai seorang anak kecil.

Sahabat Resi yang terkasih, Mengapa model anak-anak menjadi syarat mutlak agar dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga? Barangkali kemampuan anak-anak kecil untuk melaksanakan perintah Allah untuk mengasihi Allah dan sesama. Anak-anak kecil kelihatannya menerima tanpa syarat, tersenyum tanpa alasan, mengampuni dan melupakan dengan mudah, dan menaruh kepercayaan tanpa mencoba mengetesnya terlebih dahulu, menerima apa yang dikatakan orang-orang dewasa dengan mudah.

Sahabat Resi yang terkasih, Injil yang kita renungkan bersama pada hari ini berisikan kisah tentang bagaimana Yesus selalu menekankan pentingnya kerendahan hati dalam diri setiap pengikutnya. Mengapa demikian? Karena kerendahan hati adalah jalan menuju pada kekudusan. Kerendahan hati atau ‘humility‘ berasal dari kata ‘humus‘ (Latin), artinya tanah/ bumi. Jadi, kerendahan hati maksudnya adalah menempatkan diri ‘membumi’ ke tanah. Kerendahan hati membuat kita selalu menyadari kelemahan kita dan bergantung kepada rahmat Tuhan. Itulah sebabnya Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah para rasul. Seorang anak kecil biasanya memiliki tingkat kebergantungan yang tinggi. Kebergantungan yang dimakasudkan di sini adalah menyandarkan segala harapan pada kemahakuasaan Allah.

Sahabat Resi yang terkasih, Bagaimana caranya agar kemahakuasaan Allah yang berkarya dalam diri kita?

Pertama, “Kamu harus bertobat, kamu harus berubah dalam akal budimu, dalam perilaku dan tabiatmu, pemikiranmu harus lain, baik mengenai dirimu sendiri maupun mengenai Kerajaan Sorga, jika kamu ingin mendapat tempat di dalamnya. Sifat angkuh, pengejaran akan keinginan yang berlebihan, dan haus akan kehormatan dan kekuasaan dalam dirimu harus dipertobatkan, dimatikan, dan diubahkan sepenuhnya, supaya kamu menjadi layak seutuhnya.” Setiap langkah yang disesatkan oleh dosa harus ditebus dengan satu langkah kembali melalui pertobatan. Ketika Petrus bertobat karena menyangkali Gurunya, ia pun diubahkan.

Sahabat Resi yang terkasih, yang Kedua, kamu harus menjadi seperti anak kecil. Perhatikanlah, anugerah mengubah kita menjadi seperti seorang anak kecil, namun bukan menjadi kecil dalam pemikiran atau mudah terombang-ambing atau pandai menarik perhatian tetapi sebagai anak kecil, kita harus menjalani hidup tanpa beban dan menyerahkan segala sesuatunya ke dalam tangan Bapa kita yang di sorga untuk mencukupkan segala sesuatunya bagi kita. Kita harus, seperti halnya anak kecil, polos dan cinta damai, bebas dari segala niat jahat. Seperti halnya anak-anak bertubuh kecil dan rendah (pendek), demikian juga kita harus menjadi kecil dan rendah dalam roh dan dalam pikiran mengenai diri kita. Inilah sifat yang akan menghasilkan tabiat-tabiat lain yang baik. Masa kanak-kanak adalah masa untuk belajar.

Sahabat Resi yang terkasih, Santo Agustinus pernah berkata, 3 ciri dari orang yang bijaksana adalah yang pertama, rendah hati, yang kedua rendah hati dan yang ketiga rendah hati. Mari kita mengejar kekudusan dengan belajar untuk rendah hati.

DOA:

“Ya Yesus, Engkau adalah Tuhan dan Juruselamatku. Oleh kuasa Roh Kudus-Mu, bentuklah diriku agar kembali seperti anak kecil, memiliki kerendahan-hati dan berkenan kepada-Mu sehingga dengan demikian aku pun dapat masuk ke dalam Kerajaan-Mu. Amin.”

 

DOA UMAT

I : Tuhan Yesus bersabda, “Pergilah ke seluruh dunia, jadikanlah semua bangsa murid-Ku. Meski Santa Teresa tidak pernah melawat ke tanah misi, namun ia tetap melaksanakan perintah Tuhan itu dengan doanya. Maka marilah kita meneladan dia dan mohon kepada Bapa di surga 

 

L : Semoga iman para misionaris di mananpun teguh dan hati mereka tabah dan semoga pewartaan mereka mendekatkan manusia pada Kristus. 

 

L : Semoga kebebasan beragama terjamin di mana-mana, dan semoga umat Katolik menjadi garam di tengah-tengah masyarakat berkat cinta kasih dan pengabdiannya

 

L : Semoga para pengungsi akibat perang atau bencana alam, segera menerima segala bantuan yang diperlukan dan akhirnya dapat kembali ke kampung halamannya 

 

L : Semoga semangat merasul kami tetap menyala di dalam hati dan semoga kami berani memberi kesaksian iman 

 

I : Allah Bapa yang mahamulia, dengarkanlah doa-doa kami. Semoga karena kesaksian umat beriman karya penyelamatan-Mu semakin meluas ke seluruh dunia dan semua orang tertarik kepada-Mu Demi Kristus….

 

 

DOA PENGANTAR PERSEMBAHAN

Allah Bapa kami yang mahaagung, kami meluhurkan Dikau karena Santa Teresia, yang berkenan di hati Mu seumur hidup. Maka kami mohon dengan rendah hati namun mantap. Semoga kebaktian kami ini Kauterima juga dengan rela hati, Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami

 
ANTIFON KOMUNI – Mt 18:3 

Jika kalian tidak berobat dan menjadi seperti anak kecil, kalian takkan masuk ke dalam kerajaan surga. 

 

DOA PENUTUP

Marilah berdoa: Allah Bapa maha pengasih dan penyayang, cinta kasih mendorong Santa Teresia menyatukan diri dengan Dikau dan memohonkan kasih sayang-Mu bagi semua orang. Semoga api cinta kasih-Mu itu menyalakan hati kami pula berkat santapan suci yang kami sambut ini. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

No Comments

Leave a Comment