Senin, 05 Oktober 2020 – Hari Biasa Pekan XVII

Rm. FX Joko Susilo SCJ dari Komunitas SCJ Equador

 
 
 

ANTIFON PEMBUKA – Luk 10:36.37

“Siapakah sesama orang yang jatuh ke tangan penyamun?” ‘Orang yang telah menunjukkan belas kasih kepadanya.’ “Pergilah dan lakukanlah demikian.”

PENGANTAR

Hanya ada satu Injil, yaitu Injil Yesus Kristus. Pertanyaan-pertanyaan pelit dapat mengaburkan maknanya. Kita mestinya langsung menolong orang yang memerlukannya, bukan dengan memperdebatkan “Siapa sesamaku? Lebih baik bertanya, apa yang dapat kita lakukan untuk menjadi sesama manusia yang baik.

 

DOA PEMBUKA

Marilah berdoa: Allah Bapa kami maha pengasih, kebaikan-Mu selalu menghidupi dan menyemangati kami. Janganlah kiranya kami sampai berhutang kepada sesama, selain cinta dan belas kasih yang tulus ikhlas. Demi Yesus Kristus Putra-Mu.

 

BACAAN PERTAMA: Galatia 1:6-12

“Jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kalian terima, terkutuklah dia.”

Saudara-saudara, aku heran, bahwa kalian begitu cepat berbalik dari Allah, yang telah memanggil kalian oleh kasih karunia Kristus, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil; hanya ada orang-orang yang mengacaukan kalian dan yang bermaksud memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi seandainya kami sendiri atau pun seorang malaikat dari surga mewartakan kepada kalian suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi, “Jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kalian terima, terkutuklah dia.” Jadi bagaimana sekarang? Adakah aku mencari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah aku mencoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencari perkenanan manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus. Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia. Karena aku menerimanya bukan dari manusia, dan bukan pula manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh pernyataan Yesus Kristus.

 

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 111:1-2.7-8.9.10c

Ref. Tuhan selalu ingat akan perjanjian-Nya.

  1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.

  2. Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh; perintah-Nya lestari untuk selama-lamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.

  3. Ia memberikan kebebasan kepada umat-Nya, Ia menetapkan perjanjian untuk selama-lamanya; kudus dan dahsyatlah nama-Nya! Dia akan disanjung sepanjang masa.

 

BAIT PENGANTAR:

U: Alleluya.

S: (Yoh 13:34) Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan; yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.

 

BACAAN INJIL: Lukas 10:25-37

Siapakah sesamaku?”

Pada suatu ketika, seorang ahli kitab berdiri hendak mencobai Yesus, “Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” Jawab orang itu, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yesus kepadanya, “Benar jawabmu itu. Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata lagi, “Dan siapakah sesamaku manusia?” Jawab Yesus, “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho. Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya, dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu. Ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasih. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, ‘Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali.’ Menurut pendapatmu siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab orang itu, “Orang yang telah menunjukkan belas kasih kepadanya.” Yesus berkata kepadanya, “Pergilah, dan lakukanlah demikian!”

 

RESI DIBAWAKAN OLEH

Vivat cor Jesus per cor Mariae…

ReSi Dehonian, Selasa  5 Oktober 2020 Hari Biasa Minggu ke-27 yang keempat, bersama saya Rm. FX. Joko Susilo scj dari Komunitas SCJ Ekuador

Para saudara yang terkasih, saat pertama kali mengalami hidup di rumah Novisiat sebagai postulan dan novis, saya sempat merasa jengkel banget dan ‘gethun’(kecewa), mengapa masuk SCJ. Hahahahhaa…itu karena kekagetan saya akan beberapa opera atau kerja tangan disini yang belum pernah saya lakukan sebelumnya bahkan saat saya masih di Seminari Menengah. “Adoh-adoh teko suroboyo…nang kene mung ngosek got, ngepel tembok (karena tembok rumah novisiat kami itu dari potongan marmer), ngelap saklar-saklar lampu, kalau kerja pagi silentium alias gak bolek berisik, wes talah onok-onok ae rek-rek,” pikir saya dalam hati. Namun selang berjalannya waktu baru saya paham, baru dong. Oalaahh….saya diajak untuk belajar peka dalam hal kecil, belajar mendengarkan suara Tuhan, belajar mensyukuri apa yang sudah diberikan Tuhan dengan merawat dengan apa yang kami punya di Novisiat. Syukur kepada Allah nilai-nilai itu juga yang sampai sekarang mewarnai hidup saya sebagai seorang dehonian.

Para saudaraku yang terkasih, sabda Tuhan yang menemani kita hari ini berkisah tentang nilai BELASKASIH. Hal menarik saya adalah kata-kata yang Yesus katakan dua kali yaitu,”Perbuatlah demikian!”, kepada seorang ahli Taurat yang bertanya jawab dengan-Nya. Kisah ini mungkin juga mewakili kisah kita, manusia. Kadang kita seperti seorang ahli taurat yang sebenarnya tidak kurang pengetahuan, alias sudah tahu namun kurang dalam pelaksanaan dalam hidup sehari-hari. Yesus dengan sabar menjelaskan tentang syarat mengalami anugerah hidup kekal, yaitu hidup dalam kasih kepada Allah dan sesama. Hidup dalam kasih, berarti hidup dalam kesatuan dengan Allah dan sesama. Kesatuan inilah yang mendorong untuk berjalan keluar dari diri untuk menuju Allah dan sesama. Inilah belaskasih, kasih yang hidup menggerakkan seseorang untuk mengasihi Allah dan sesama. Perbuatlah demikian berarti memberi ruang bagi kasih Allah itu untuk mempengaruhi pikiran, hati dan kehendak kita dan akhirnya berbuah dalam dalam tindakan nyata. Kalau kita kembali mengingat, semua nilai hidup atau kebiasaan yang baik yang kita terima dari orangtua kita, menjadi nilai kita juga karena kita membiasakan melakukannya setiap saat.

Mari saudaraku, bersama Paulus yang bersharing dalam bacaan pertama hari ini, kita juga bisa  mengatakan,”Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan pula manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh pernyataan Yesus Kristus”(Gal 1,12). Semoga Sabda hari ini menerangi hidup kita, agar kita diberi kekuatan untuk menghidupi belaskasih dalam kata dan tindakan.

Allah yang penuh belaskasih melimpahkan berkatNya untuk setiap doa dan karya kita hari ini, + Bapa, Putra dan Roh Kudus. Amin.

 

DOA PENGANTAR PERSEMBAHAN

Allah Bapa maha pengasih, perkenanlah menerima ucapan syukur bahwasanya Yesus Putra-Mu telah menjadi sesama bagi semua orang dan mengurbankan hidup-Nya demi kehidupan kami. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami

 

ANTIFON KOMUNI

Perintah baru kuberikan kepadamu. yaitu agar kamu saling mengasihi sebagaimana Aku mengasihi kamu.

 

DOA PENUTUP

Marilah berdoa: Allah Bapa kami, sumber belas dan cinta kasih, kami bersyukur karena kerahiman-Mu lebih agung dari kekurangan kami. Kami mohon, semoga cinta kasih demikian itu, yang telah Kauwujudkan dalam diri Putra-Mu, menjiwai hidup kami. Demi Kristus, .

No Comments

Leave a Comment