Minggu, 18 Oktober 2020 – Hari Minggu Biasa XXVIII

Rm. Gregorius Dedi Rusdianto SCJ dari Komunitas SCJ Pangakalan Kerinci Riau – Indonesia

 
 
 

ANTIFON PEMBUKA – Mzm. 130:3-4

Jika Engkau menghitung-hitung kesalahan, ya Tuhan, siapa kah dapat bertahan? Tetapi, Engkau suka mengampuni, ya Allah Israel.

 

PENGANTAR

Kerajaan Allah digambarkan seperti pesta meriah yang penuh damai sejahtera dan penuh kegembiraan dan persaudaraan. Setiap orang diundang ikut serta dalam hidup bahagia dalam Kerajaan-Nya. Namun, tidak semua menanggapi undangan Allah dan tenggelam dalam urusan pribadi. Sekalipun begitu, Allah tetap setia mengundang siapapun untuk bergabung dalam pesta-Nya. Kita diundang untuk hidup seturut dengan kehendak-Nya karena Dia akan mengusir orang yang tidak layak bergabung dalam pesta-Nya.

 

DOA PEMBUKA

Marilah kita berdoa (hening sejenak):  Ya Allah, kami mohon semoga rahmat-Mu senantiasa mendahului dan mengikuti kami serta membuat kami tidak kenal lelah untuk melakukan yang baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin

  
BACAAN PERTAMA: Yesaya 25:6-10a

“Tuhan akan menghidangkan suatu jamuan, dan menghapus air mata dari wajah semua orang.”

Di Gunung Sion Tuhan semesta alam akan menghidangkan bagi segala bangsa suatu jamuan dengan masakan mewah, suatu jamuan dengan anggur yang tua benar, suatu jamuan dengan lemak dan sumsum dan dengan anggur tuaa yang disaring endapannya. Di atas gunung ini Tuhan akan mengoyakkan kain kabung yang diselubungkan kepada segala suku dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa. Tuhan Allah akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan ia akan menghapus air mata dari wajah semua orang. Aib umat-Nya akan Ia jauhkan dari seluruh bumi, sebab Tuhan telah mengatakannya. Pada waktu itu orang akan berkata, “Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan supaya menyelamatkan kita. Inilah Tuhan yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karena keselamatan yang diadakan-Nya!” Sebab tangan Tuhan akan melindungi gunung ini.

 

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur

Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan

  1. Tuhanlah gembalaku aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.

  2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaan-Mu itulah yang menghibur daku.

  3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau menguapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.

  4. Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku di sepanjang umur hidupku. Aku akan berdiam di dalam rumah Tuhan sepanjang segala masa.

 

BACAAN KEDUA: Filipi 4:12-14.19-20

“Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

Saudara-saudara, aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin.

 

BAIT PENGANTAR INJIL:

U: Alleluya
S:  (Ef 1:17-18) Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata hati kita supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita.

 

BACAAN INJIL: Matius 22:1-14

“Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini”

Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang. Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan, ‘Katakanlah kepada para undangan: Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini.’ Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu. Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Kemudian ia berkata kepada para hamba, ‘Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah ini. Maka pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan nikah itu dengan tamu. Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, ‘Hai Saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa berpakaian pesta?’ Tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata kepada para hamba, ‘Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi.’ Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”

 

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Gregorius Dedi rusdianto SCJ

Vivat Cor Jesu Per Cor Mariae.

Para Pendengar RESI, Renungan singkat Dehonian yang di kasihi Tuhan, gembira sekali saya dapat bertemu dengan anda kembali dalam Renungan Singkat Dehonian, hari ini Minggu, 11 Oktober 2020.

Para pendengar terkasih, Dalam tradisi Kekristenan, istilah Surga atau Kerajaan Allah menunjuk pada dua arti yakni dalam arti sebuah tempat yang di akherat, yang sediakan Tuhan sesudah kematian manusia. Kita mengenal dua tempat sesudah kematian yakni Surga dan Neraka, dan di antara keduanya adalah api pencucian.

Api pencucian itu sendiri, tidak menunjuk sebagai suatu tempat di mana di dalamnya terdapat nyala api yang bernyala-nyala, bukan itu. Api pencucian berarti tempat transit sementara yang di tempati oleh jiwa-jiwa yang belum siap atau belum layak ketika di panggil Tuhan atau meninggal dunia, misalnya: orang-orang yang bunuh diri, atau mengalami kecelakaan maut, atau sebenarnya belum rela mati sehingga mereka sendiri belum mampu melepaskan keinginan untuk kembali hidup dan bertemu keluarga atau orang-orang yang di cintainya, singkat kata, api pencucian adalah mereka yang ketika meninggal belum sempat bertobat atau memperbaiki diri. Untuk itulah mereka membutuhkan doa-doa kita supaya terbantu masuk dalam kemuliaan abadi bersama Tuhan di Surga.

Arti Surga ataupun Neraka yang kedua adalah bersifat relasional. Artinya ketika kita mampu berelasi dengan baik, damai dan akrab dengan diri sendiri, akrab dengan sesama dan Tuhan, maka kita sudah dapat mencicipi rasanya Surga di dunia ini. Ketika kita mampu mengalami rasa kedekatan dengan Tuhan dalam doa, Ekaristi dan dalam pergaulan dengan sesama manusia ataupun tetap tenang di antara orang-orang yang membenci kita. Maka pada saat itulah sebenarnya kita sudah mampu merasakan atau mencicipi rasanya Surga. Maka Surga di gambarkan oleh Tuhan Yesus, sebagai suasana seperti perjamuan makan di mana dalam perjamuan makan yang terjadi atau di rasakan adalah suasana akrab, kebersamaan, suka cita dan damai dalam kebersamaan. Untuk lebih mudah menghayatinya, ingatlah lagu Iwan Fals yang berjudul Kemesraan, liriknya kurang lebih berbunyi: Kemesraan ini Janganlah cepat berlalu Kemesraan ini Ingin kukenang selalu Hatiku damai Jiwaku tentram di samping mu, Hatiku damai Jiwa ku tentram Bersamamu. Sayangnya saya tidak pandai bernyanyi he..he..

Demikian juga dengan Neraka, jika hati kita selalu di penuhi dengan rasa iri, dengki, permusuhan, tidak tenang berada di tengah-tengah serigala atau musuh, maka pada dasarnya kita sudah mencicipi rasanya Neraka dan kelak sesudah kematian, tinggal menyempurnakan rasa sesungguhnya berada di Neraka.

Singkat kata tidak perlu mati untuk merasakan Surga atau Neraka, cukuplah kita bertanya diri: “Apakah saya merasa nyaman hidup di dunia ini, apakah saya nyaman dan percaya diri dengan diri sendiri dan sesama di sekitarku, dan apakah kita merasakan kerinduan untuk bertemu dengan Tuhan, dalam Ekaristi dan menemukan Tuhan dalam pergaulan dengan sesama.”

Akhirnya Yesus mengatakan bahwa kita harus selalu berpakaian pantas supaya siap masuk Surga atau mencicipi Surga. Untuk itu, ingatlah tentang sakramen Tobat atau di sebut juga sakramen Rekonsiliasi. Apa itu rekonsiliasi? Rekonsiliasi adalah perbuatan untuk memulihkan hubungan persahabatan atau upaya untuk mengembalikan ke keadaan semula, sebelum manusia berdosa. Rekonsiliasi adalah tindakan penyucian kembali jiwa manusia. Maka akhirnya kita memang harus menggunakan kesempatan untuk menerima Sakramen Tobat atau Sakramen Rekonsiliasi. Gereja mewajibkan kita menerima Sakramen Tobat minimal  1 kali dalam setahun, apakah kita sudah secara rutin datang pada seorang imam dan menerima Sakramen Rekonsiliasi? Dan apakah kita sudah benar-benar mampu bertobat dan menjalankan Injil dengan konsekuen dan sungguh-sungguh dalam kehidupan kita sehari-hari? Tuhan memberkati.

 

DOA UMAT

I: Kita semua diundang mengikuti Perjamuan Tuhan. Sebagai sahabat-sahabat-Nya kita diperkenankan mengetuk pintu hati-Nya dan berdoa kepada Allah Bapa kita.

L: Bagi Gereja Kristus:  Semoga Allah Bapa Mahakasih tak henti-hentinya mengundang semua orang mengikuti perjamuan Tuhan kami mohon …

U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan. 

L: Bagi para bapak dan ibu: Semoga Allah Bapa Mahabijaksana membimbing para bapak ibu dalam setiap langkah hidup mereka sehingga mereka tekun mengusahakan rumah tangga yang membahagiakan seluruh keluarga dan tidak terbawa oleh arus nafsu akan kemewahan material di tengah dunia modem ini. Kami mohon… 

U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L: Bagi kaum papa:  Semoga kemurahan hati Allah yang mengalir dalam kebaikan hati umat-Nya memberikan kesempatan bagi kaum papa untuk dapat mengikuti perjamuan Tuhan. Kami mohon … 

U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L: Bagi kita semua di sini: Semoga Allah Bapa memperkenankan kami memperluas lingkup perayaan ini dengan mengajak bersahabat dan  makan bersama sesama kita. Kami mohon…

U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

I: Allah Bapa Yang Mahakuasa dan kekal, dengarkanlah doa kami yang berkumpul di sekitar altar ini untuk mendengarkan sabda dan menerima rezeki dari pada-Mu. Kabulkankah doa kami dan jadikanlah kami tanda cinta kasih-Mu. Dengan pengantaran Kristus, Tuhan kami. Amin 

 

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Ya Allah, terimalah doa dan persembahan kami, umat. Semoga kurban kudus ini, tanda kasih dan bakti kami, mengantar kami kepada kemuliaan surgawi Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin

 

ANTIFON KOMUNI  –  Bdk. Mzm. 34: 11

Orang-orang kaya akan kekurangan dan kelaparan, tetapi mereka yang mencari Tuhan takkan kekurangan sesuatupun

 

DOA PENUTUP

Marilah kita berdoa: Allah Yang Mahagung dengan rendah hati kami mohon, agar sebagaimana Engkau menyegarkan kami dengan santapan kudus ini, demikian pula semoga kami diperkenankan mengambil bagian dalam kodrat ilahi Kristus, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. Amin. 

No Comments

Leave a Comment