Diakon. Alexander Pambudi SCJ dari komunitas SCJ Rumah Damai Dehon Palembang – Indonesia
ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 43:3
Jiwaku haus akan Allah, Allah hidup! Bilakah aku boleh datang menghadap Allah.
PENGANTAR
Tidak banyak yang dapat meniru Paulus dalam suratnya kepada je maat di Filipi. ‘Bagiku hidup adalah Kristus, dan mati suatu keuntungan. Banyak orang berpikir ke arah karya subur bagi sesama bila masih diperkenankan hidup. Bila di samping itu, Kristus menjadi hidup kita, maka pilihan kita sudah baik arahnya. Sekurang-kurangnya kita tetap terbuka terhadap Dia dan tidak menutup diri dalam kesombongan
DOA PEMBUKA
Marilah berdoa: Allah Bapa mahabaik, orang yang datang menghadap-Mu dengan sederhana tak pernah dikecewakan. Engkau selalu mendengarkan bila kami sebut nama-Mu, dan jalan kehidupan kami. Kami mohon perkenankan kami menyerupai Yesus yang sudi merendahkan diri untuk dapat menjunjung kami. la sudi menjadi cermin teladan kami kini dan sepanjang masa. Demi Kristus Tuhan kami, …
BACAAN PERTAMA: Filipi 1:18b-26
“Bersukacita dalam iman.”
Saudara-saudara, asal saja Kristus diwartakan, aku bersukacita karenanya. Dan aku akan tetap bersukacita sebab aku tahu, bahwa akhir dari semuanya ini ialah keselamatanku berkat doamu dan berkat pertolongan Roh Yesus Kristus. Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan, ialah bahwa dalam segala hal aku tidak mendapat malu. Kuharapkan bahwa seperti dahulu, sekarang pun Kristus dengan nyata dimuliakan dalam tubuhku baik oleh hidup maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup ialah Kristus dan mati keuntungan. Hidup di dunia bagiku berarti bekerja dan menghasilkan buah. Maka aku tidak tahu, mana yang harus kupilih. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama Kristus, karena ini memang jauh lebih baik. Tetapi demi kalian, lebih perlu aku tetap tinggal di dunia ini. Dalam keyakinan ini tahulah aku bahwa aku akan tetap tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kalian semua, supaya kalian makin maju dan bersukacita dalam iman. Dengan demikian kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, yaitu apabila aku kembali kepadamu.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 42:2.3.5bcd.
Ref.Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan ingin melihat wajah Allah.
-
Seperti rusa yang merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
-
Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup! Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
-
Bagaimana aku berjalan maju di tengah kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah di tengah suara sorak sorai dan nyanyian syukur, di tengah keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya.
S : Terimalah beban-Ku dan belajarlah pada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.
BACAAN INJIL: Lukas 14:1.7-11
“Barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan.“
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk rumah seorang pemimpin orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan seksama. Melihat tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat terhormat, Yesus lalu mengatakan perumpamaan berikut, “Kalau engkau diundang ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan. Sebab mungkin ada undangan yang lebih terhormat daripadamu. Jangan-jangan orang yang telah mengundang engkau dan tamu itu berkata kepadamu, ‘Berikanlah tempat itu kepada orang ini’. Lalu dengan malu engkau harus pindah ke tempat yang paling rendah! Tetapi apabila engkau diundang, duduklah di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata, ‘Sahabat, silakan duduk di depan’. Dengan demikian engkau mendapat kehormatan di mata semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan.”
RESI DIBAWAKAN OLEH Diakon
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati kudus Yesus melalui hati Maria.
Sahabat Dehonian yang terkasih, salam jumpa dengan saya, Diakon Alexander Pambudi SCJ, dari Rumah Damai Dehon km 7 Palembang, dalam RESI-Renungan Singkat, edisi Sabtu, 31 Oktober 2020.
Sahabat Dehonian terkasih, ada orang yang menganggap status, kedudukan, kekuasaan, dan kehormatan itu begitu penting dalam hidup, sehingga segala sumber daya dan kemampuan dikerahkan untuk memperolehnya, bahkan kadang dengan menghalalkan segala cara. Sebagian yang lain menganggapnya sebagai kebutuhan yang tidak begitu mendesak di dalam hidup. Penting sich, tetapi tidak mendesak. Bagitu kata mereka. Bagi orang tipe kedua ini, masih bisa hidup dan menikmati rahmat Tuhan melalui terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pokok sehari-hari sudah cukup membuatnya bersyukur. Baginya, senantiasa bersyukur atas segala peristiwa dan anugerah hidup, termasuk peristiwa-peristiwa hidup yang kurang menggembirakan, adalah kunci kebahagiaan.
Dalam bacaan Injil hari ini Lukas mencatat ketika Yesus datang ke rumah salah satu pemimpin orang Farisi. Di situ Yesus melihat para tamu berebut untuk mendapatkan kursi di tempat yang terhormat. Oleh karena tingkah laku orang-orang tersebut, Yesus memberikan perumpamaan jikalau diundang di dalam sebuah pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab kemungkinan si empunya acara telah mengundang orang yang lebih terhormat dari padamu. Tetapi duduklah di tempat paling rendah, mungkin tuan rumah akan datang dan mempersilahkan engkau duduk di depan, dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan semua tamu yang lain.
Bacaan Injil hari ini mengingatkan kita kembali akan pentingnya sebuah sikap kerendahan hati. Rendah hati sangat berbeda dengan rendah diri. Rendah hati berarti tidak memposisikan dirinya lebih tinggi daripada orang lain, namun sejajar atau bahkan rela meletakkan dirinya lebih rendah dibandingkan dengan yang lain, meskipun de facto bisa saja dia lebih tinggi dengan orang lain. Rendah diri lebih dekat dengan sikap minder, tidak percaya diri, dan memandang diri dengan negatif.
Sekarang ini dunia kita dipenuhi dengan orang-orang yang mencari dan berebut kekuasaan demi kepentingan diri maupun kelompok. Seolah-olah status, kedudukan, kekuasaan, kekayaan dan kehormatan adalah sarana paling ampuh untuk menjamin keselamatan jiwa mereka. Kita jadi ingat orang kaya dalam Injil Lukas 12 : 19-21 yang berkata kepada jiwanya: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Sebuah kisah yang ending nya tidak begitu mengenakkan. Semoga kisah orang kaya itu tidak terjadi pada kita. Amin
Saudara-saudariku, Yesus yang adalah Anak Allah telah memberikan teladan kerendahan hati dengan menjadi sama seperti kita (manusia), kecuali dalam hal dosa. Dia mengalami segala bentuk penderitaan manusia. Dia mengambil jalan salib untuk memenuhi kehendak Bapa. Itulah teladan kerendahan hati yang luar biasa.
Mari kita berdoa semoga semakin dijiwai semangat kerendahan hati dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita ingat tumbuhan padi: padi itu semakin berisi maka semakin merunduk. Semoga kita semakin menjadi padi-padi yang “berisi” dan ditemukan siap dipanen kapan saja oleh Sang Pemilik kebun. Berkat Tuhan selalu melimpah atas kita semua. Amin
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
Allah Bapa kami yang mahamulia, panggillah kiranya semua orang mengikuti perjamuan Yesus Putra-Mu. Berikanlah harapan kepada semua saja yang tertindas dan menderita di mana pun. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
ANTIFON KOMUNI – Filipi 1:21
Bagiku hidup adalah Kristus, dan mati suatu keuntungan.
DOA PENUTUP
Marilah berdoa: Allah Bapa kami maha pengasih, kami bersyukur, karena Putra-Mu telah sudi merendahkan diri, agar dapat mengangkat kami semua. Kami mohon, berilah kami Roh-Nya dan semoga cinta kasih-Nya meresap benar di dalam kehidupan kami. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami.
No Comments