Senin, 09 November 2020 – Pesta Pemberkatan Basilik Lateran

Rm. Agustinus Riyanto SCJ dari Komunirtas SCJ Palembang Indonesia

 
 
 
 

ANTIFON PEMBUKA  –  Why 21:2

Aku melihat kota yang suci, Yerusalem yang baru, turun dari surga, dari Allah, berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. 

 

PENGANTAR

Gedung gereja memang penting dalam rangka pengungkapan iman yang dirayakan. Bahwa kemudian sebagai bangunan menjadi indah, besar dan megah layak juga di syukuri. Tetapi gereja sebagai gedung belumlah menjadi yang terpenting, karena yang pokok adalah Gereja sebagai umat Allah. Pesta pemberkatan Basilik Santo Yohanes Lateran ini mengajak kita mawas diri. Betulkah gereja kita ini merupakan rumah doa, di mana orang dapat berdoa dengan mantap? Gedung-gedung batu itu harus melambangkan bungunan rohani yang disusun dengan batu-batu hidup yaitu jemaat yang berkumpul itu semakin kuat dalam iman, harapan dan kasih

 

MADAH KEMULIAAN

 

DOA PEMBUKA

Marilah kita berdoa (hening sejenak): Ya Allah dari batu-batu hidup dan terpilih Engkau telah menyiapkan tempat tinggal yang kekal bagi keagungan-Mu. Lipatgandakanlah di dalam Gereja-Mu anugerah Roh yang telah Engkau berikan agar umat yang setia kepada-Mu senantiasa bertambah. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

 

BACAAN PERTAMA: Nubuat Yehezkiel 47:1-2.8-9.12

“Aku melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup.”

Sekali peristiwa aku dibawa malaikat Tuhan ke gerbang Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu, mengalir menuju timur, sebab Bait Suci itu juga menghadap ke timur. Air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci, sebelah selatan mezbah. Lalu malaikat itu menuntun aku keluar melalui pintu gerbang utara, dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar yang menghadap ke timur. Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan. Lalu malaikat itu berkata kepadaku, “Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin; maka air laut yang mengandung banyak garam itu menjadi tawar. Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup. Ikan-ikan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar, dan ke mana saja sungai itu mengalir, semua yang ada di sana hidup. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak pernah layu, dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat.”

 

BACAAN KEDUA: I Korintus 3:9b-11,6-17

“Kamu adalah tempat kediaman Allah.”

Saudara-saudara, kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah. Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.

 

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 46:2-3.5-6.8-9

Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.

  1. Allah itu tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.

  2. Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, di sukakan oleh aliran-aliran sungai . Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.

  3. Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan. Yang mengadakan permusuhan di bumi.

 

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya.
S :  (2Taw 7:16, 2/4) Tempat ini telah Kupilih dan Kukuduskan. Supaya nama-Ku tinggal di sana sepanjang masa.

 

BACAAN INJIL: Yohanes 2:13-22

“Bait Allah yang dimaksudkan Yesus ialah tubuh-Nya sendiri.”

Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku. Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: “Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?” Jawab Yesus kepada mereka: “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: “Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?” Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.

 

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Agustinus Riyanto SCJ

MEMBANGUN BAIT ALLAH SEJAT

Vivat Cor Jesus per Cor Mariae!

Para pencinta Resi terkasih,  dalam teologi Perjanjian Lama, bait Allah merupakan simbol kehadiran Allah yang Maha Kudus, Maha Mulia, tempat perjumpaan antara Allah dengan manusia, sehingga manusia tidak dapat berlaku sembarangan terhadap Bait Allah. Melalui Injil Yohanes, ditegaskan dan diperjelas, bahwa kemuliaan Allah dinyatakan dalam wujud manusia. Ia adalah Yesus, Sang Putra yang menjelma di dalam daging (Yoh. 1:14). Maka kalau Yesus marah dan membersihkan Bait Allah, karena Yesus hendak mereformasi Bait Allah yang sudah tercemar dan mengalami pergeseran fungsi. Yesus ingin mengembalikan fungsi asali Bait Allah yaitu sebagai tempat beribadah kepada Allah (worship to God).

Bait Allah bukanlah tempat berjualan, bahkan menjadi tempat berkembangnya kejahatan.  Binatang dan suara orang hiruk-pikuk berjual beli telah menggantikan suara kebenaran yang harus terdengar oleh umat Allah. Suara binatang yang begitu riuh, juga gemerincing uang logam dan keuntungan pribadi menjadi fokus dari para pelaku dan pemimpin agama yang menggeser kidung pujian kepada Allah. Praktek cinta Tuhan, praktek kebenaran firman Tuhan tidak ada lagi. Bait Suci menghasilkan kebobrokan hidup dari para pemimpin agama yang diikuti oleh umatnya. Bait Allah yang dibangun dengan struktur yang begitu megah, dengan semua batu tersusun rapi diperuntukkan untuk beribadah kepada Tuhan, untuk berdoa kepada Tuhan, namun saat dilihat oleh Yesus sudah berubah fungsi, dan peruntukannya sudah berubah, hari itu Dia mengambil cambuk dan membersihkan dari semua itu. Yesus Putera Allah  hadir dalam Bait-Nya yang kudus. Di tengah-tengah kebobrokan dosa manusia di Bait Allah itu, Ia melangkah masuk dalam kekudusan-Nya. Inilah sebabnya Yesus berhak menyucikan Bait-Nya sendiri.

Ketika Yesus melangkah masuk ke dalam Bait Allah itu, Ia tidak datang sebagai tamu, melainkan sebagai Pemilik! Sebaliknya, ketika kita masuk ke dalam Bait-Nya, kita adalah tamu yang diundang-Nya. Sudah selayaknya kita bersimpuh sujud bersyukur dan menyembah-Nya di Bait-Nya yang kudus. Bagaimana sikap kita selama ini ketika hendak datang beribadah kepada Tuhan? Sungguhkah kita datang dengan hati murni dan tergerak untuk bertemu dan beribadah pada Tuhan, atau justru kita datang ke hadirat Tuhan dengan hati yang masih diliputi aneka dosa dan niat hati untuk mencari keuntungan diri sendiri melalui peribadatan kita? Untuk apakah kita pergi ke Gereja? Mencari romo yang populer? Mendengarkan lagu dari koor favorit? Mencari misa yang cepat selesai? Aatau untuh bertemu Tuhan dan beribadah kepadaNya?

Gereja adalah Umat Allah. Dengan demikian, kita semua sebagai anggota Gereja menjadi Bait Allah, tempat kita secara pribadi melalui seluruh kehidupan kita beribadah kepada Allah. Sudah sepentasnya kalau kita menjaga kemurnian hidup kita di manapun berada dan dalam seluruh situasi hidup kita. Tuhan telah menunjukkan kepada kita, betapa tinggi nilai hidup kita yang telah dijadikan tahta Allah. Dia telah menciptakan kita sangat baik adanya. Patutlah bagi kita untuk senantiasa menjaga martabat kita yang suci dan luhur, serta menghindari hal-hal yang merendahkan martabat hidup kita. Semoga kita tidak menyalahgunakan hidup kita dengan membiarkan kejahatan berkembang dalam diri kita, sebaliknya kita senantiasa menjaga kemurnian hidup kita, karena dalam diri kita masing masing Allah bersemayam. Semoga pula, kita mampu menjadikan seluruh kehidupan kita sebagai ibadah yang berkenan kepadaNya. Tuhan menguduskan dan memberkati kita.

 

DOA UMAT:

I : Ada tertulis Cinta untuk rumah Mu menghanguskan Aku. Begitu besar cinta Kristus kepada kita yang adalah Gereja Bait Allah yang hidup. Marilah kita panjatkan doa kepada Allah Bapa agar la selalu tinggal di tengah-tengah kita

L : Bagi Bapa Suci dan para Uskup: Ya Bapa semoga Bapa Suci dan para Uskup menjadi ahli bangunan yang cakap untuk membangun Gereja, sehingga menjadi Bait Allah yang suci, serta menjadi tanda kerahiman Allah bagi mausia. Marilah kita mohon

U : Tinggalah bersama kami, umat-Mu ya Tuhan

L : Bagi Gereja Kristus: Ya Bapa, semoga umat beriman tetap teguh dalam imanya dan bersatu padu mewartakan kerajaan kasih-Mu dengan penuh pengharapan. Marilah kita mohon 

U : Tinggalah bersama kami, umat-Mu ya Tuhan

L Bagi orang orang yang menderita: Ya Bapa semoga kami tergerak untuk selalu memcintai dan menolong orang orang yang menderita sebab di dalam diri mereka pula Engkau berkenan tinggal dan mewartakan kerajan kasih-Mu Marilah kita mohon

 U : Tinggalah bersama kami, umat-Mu ya Tuhan

L Bagi umat yang beribadat di gereja ini:  Ya Bapa, semoga seluruh umat Kaupergunakan sebagai  batu hidup dalam pembangunan rumah rohani; sehingga Layak untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Mu. Marilah kita mohon 

U : Tinggalah bersema kami, umat-Mu ya Tuhan

I : Tuhan, Allah kami Putra-Mu telah berkenan hidup di tengah-tengah kami. Jadikanlah Gereja-Mu tempat di mana orang bertemu satu sama lain dan bertumbuhkembang dalam nama Putra-Mu, Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin

 

LITURGI EKARISTI

 

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Ya Allah, terimalah persembahan yang kami unjukkan ini dan anugerahkanlah kepada kami yang memohon kepada Mu, daya sakramen yang menyelamatkan dan buah dari doa-doa yang kami harapkan. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami.. Amin

 

ANTIFON KOMUNI  –  Bdk. 1Ptr. 2:5

Bagaikan batu-batu hidup kamu dibangun, menjadi bangunan rohani, imamat kudus.

 

DOA PENUTUP

Marilah kita berdoa. Ya Allah, Engkau menghendaki agar Kerajaan-Mu hadir secara tersamar dalam Gereja-Mu sebagai tanda di dunia ini. Kami mohon, semoga dengan mengambil bagian dalam sakramen ini, Engkau menjadikan kami kenisah rahmat-Mu dan memperkenankan kami memasuki kediaman-Mu yang mulia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. Amin

 

No Comments

Leave a Comment