RENA Minggu, 14 Februari 2021 – Minggu Biasa VI

Fr. Cornelius Maruli dari komunitas Postulat-Novisiat SCJ Gisting Indonesia

 

RENA AUDIO:

 

Haloo adik-adik semuanya, apa kabar? Frater harap kabar adik-adik dan keluarga baik semua, dalam naungan kebaikan Tuhan Yesus. Selamat Hari Valentine yahh…. Adik-adik terkasih, salam jumpa dengan Frater di hari Kasih Sayang ini dalam RENA ( renungan anak) Dehonian, Vivat Cor Iesu- Per Cor Mariae. Perkenalkan ya… Nama frater, Cornelius Maruli, biasa dipanggil Frater Maruli, Frater berasal dari Tugumulyo, Musi Rawas. Sekarang frater berada di Postulat-Novisiat St. Yohanes, Gisting, Lampung.

 Mari kita bersama-sama mendengarkan Injil hari ini………….

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 1:40-45

“Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir.”

Sekali peristiwa seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus ia memohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan:

Adik-adik yang dicintai Tuhan Yesus, satu tahun lebih kita telah dibuat takut dengan virus Corona. Orang saling mengambil jarak agar tidak tertular. Dulu di jaman Yesus, sakit kusta juga dihindari. Hari ini, dalam kisah injil, seorang sakit penyakit kusta yang dihindari, dijauhi, dan harus mengambil jarak. Bagi yang belum tahu bagaimana itu penyakit kusta, gambarannya adalah penyakit ini dapat mengakibatkan kerusakan pada kulit dan mata, anggota-anggota tubuh yang memendek, terputus, luka-luka dan bengkok…. Singkatnya, membuat orang yang terkena penyakit itu menjadi buruk rupa.

Tak terbayangkan bagi frater, betapa memalukannya dan menjijikannya menjadi seorang yang sakit kusta di zaman Yesus ini. Sudah badannya sakit, masih ditambah dikucilkan semua orang, termasuk oleh keluarganya sendiri. Ia harus memakai pakaian yang rombeng, dan membiarkan rambutnya terurai, biar terlihat acak-acakan dan menarik perhatian sehingga orang bisa sadar kalo ada orang sakit kusta yang lewat. Ia harus menutupi mukanya sambil berteriak-teriak, “Najis! Najis!” atau membawa bel, agar orang sadar, menjauh dan tidak tertular. Tinggalnya pun tidak boleh bersama orang sehat, harus di tempat pengasingan di luar kota.

Sudah terbayang kan adik adik, bagaimana menyedihkannya orang sakit kusta ?  Dengan keadaan seperti itu, tidaklah heran jika ia nyaris putus asa, karena kesembuhan nampak mustahil. Tiba-tiba. Ia mendengar, Yesus yang menyembuhkan banyak orang lewat dekat tempatnya. Yesus sedang berkeliling di sekitar Galilea. Sontak terbitlah harapan dalam hatinya. Dengan nekad, orang kusta itu mendatangi Yesus. Tersungkur dan berlutut di hadapan Tuhan Yesus. Ia berkata, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya dan menjamah orang itu dan berkata “Aku mau, jadilah engkau tahir.”

Orang kusta itu telah merendahkan dirinya, dengan datang berlutut di hadapan Yesus, maka Yesuspun datang merengkuhnya, menjamahnya dan menyembuhkan dia. Kerendahan hati menjadi pelajaran penting buat kita hari ini. Kerendahan hati untuk mengakui dosa-dosa kita adalah syarat utama agar jiwa kita juga dapat disembuhkan oleh Tuhan.

Adik-adik terkasih, marilah kita belajar rendah hati. Contohnya banyak sekali di sekitar kita. Mulai dari mau mendengarkan nasehat orang tua, mau mengalah dengan teman/adik kita, tidak mengejek orang lain, dll. Oh Ya, di hari kasih sayang ini, frater juga berpesan. Sama seperti Yesus mengasihi orang kusta dan menyembuhkannya, kita pun juga harus belajar mengasihi orang lain, mulai dari orang tua, saudara-saudari kita dan teman-teman kita. Semoga Yesus yang Sang Pengampun kelak berkenan mengampuni kesalahan dan dosa kita. Selamat mempersiapkan hati untuk memasuki Masa Prapaska. Salam kasih dari kami para romo, frater dan bruder di Postulat Novisiat st. Yohanes, Gisting.

No Comments

Leave a Comment