Rabu, 21 Juli 2021 – Hari Biasa Pekan XVI

Rm. Antonius Tugiyatno SCJ dari Komunitas SCJ Kokonao Papua Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA  – Mazmur 78:24-25

Ref. Tuhan menghujankan manna untuk dimakan, dan memberi mereka gandum dari langit. Roti para malaikat menjadi santapan insan, bekal berlimpah disediakan oleh Allah.

PENGANTAR

Iman akan Allah mendatangkan keselamatan. Manna di pa dang gurun adalah buktinya. Benih yang ditaburkan dalam hati kita merupakan tanda yang lain. Ekaristi yang teratur merupakan bekal perjalanan ziarah kita ke tanah perjanjian.

DOA PEMBUKA: 

Marilah berdoa: Allah Bapa sumber kedamaian, bagi mereka yang dapat memahami, sabda-Mu adalah sumber pengharapan dan ketabahan hati. Semoga hati kami selalu terbuka untuk menerima Roh Kudus, dan ajarilah kami berkarya membangun dunia menjadi tempat kedamaian bagi siapa pun. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Keluaran 16:1-5.9-15

“Sesungguhnya, Aku akan menurunkan hujan roti dari langit!”

Segenap jemaah Israel berangkat dari Elim, lalu tiba di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan Gunung Sinai. Mereka tiba di sana pada hari yang kelima belas bulan yang kedua sejak mereka keluar dari tanah Mesir. Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel terhadap Musa dan Harun. Mereka berkata, “Ah, andaikata tadinya kami mati di tanah Mesir oleh tangan Tuhan, tatkala kami duduk menghadap kuali penuh daging dan memakan roti sepuas hati! Sebab kalian membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan!” Lalu bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Sesungguhnya, Aku akan menurunkan hujan roti dari langit bagimu. Maka bangsa ini akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari. Dengan cara itu Aku hendak menguji apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. Dan pada hari yang keenam apabila mereka memasak yang mereka bawa pulang, maka yang dibawa itu akan menjadi dua kali lipat banyaknya daripada yang mereka pungut setiap hari.” Lalu Musa berkata kepada Harun, “Katakanlah kepada seluruh jemaat Israel, ‘Marilah dekat ke hadapan Tuhan, sebab Ia telah mendengar sungut-sungutmu’.” Dan ketika Harun sedang berbicara kepada seluruh jemaat Israel, mereka mengarahkan pandangan ke arah padang gurun, maka tampaklah kemuliaan Tuhan dalam awan. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Aku telah mendengar orang Israel bersungut-sungut. Katakanlah kepada mereka, ‘Pada waktu senja kalian akan makan daging dan waktu pagi kalian akan makan roti sampai kenyang. Maka kalian akan tahu, bahwa Akulah Tuhan Allahmu’.” Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung-burung puyuh menutupi perkemahan mereka. Dan pagi harinya terhamparlah embun sekeliling perkemahan. Setelah embun menguap nampaklah pada permukaan gurun sesuatu yang halus mirip sisik, halus seperti embun yang membeku di atas tanah. Melihat itu umat Israel saling bertanya-tanya, ‘Apakah ini?’ Sebab mereka tidak tahu, apa itu. Lalu berkatalah Musa, “Inilah roti yang diberikan Tuhan menjadi makananmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 78:18-19.23-28

Ref. Tuhan memberi mereka gandum dari langit.

  1. Dalam hati, mereka mencobai Allah dengan menuntut makanan untuk menuruti nafsu mereka. Mereka berbincang-bincang menyangsikan Allah, “Sanggupkah Allah menyajikan hidangan di padang gurun?”

  2. Maka Ia memberi perintah kepada awan-awan dari atas, dan membuka pintu-pintu langit; Ia menghujankan manna untuk dimakan, dan memberi mereka gandum dari langit.

  3. Roti para malaikat menjadi santapan insan, bekal berlimpah disediakan oleh Allah. Ia menghembuskan angin timur dari langit dan menggiring angin selatan dengan kekuatan-Nya.

  4. Ia menghujankan daging seperti debu banyaknya, dan burung-burung bersayap dihamburkan-Nya laksana pasir di laut; Semua itu dihujankan-Nya di tengah perkemahan mereka, di sekeliling tempat kediaman mereka.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (Lih. Mat 13:19-37)  Benih itu melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selama-lamanya.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 13:1-9

“Benih yang jatuh di tanah yang baik menghasilkan buah seratus ganda.”

Pada suatu hari Yesus keluar dari rumah dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Yesus naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dengan memakai perumpamaan-perumpamaan. Ia berkata, “Ada seorang penabur keluar menaburkan benih. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu burung-burung datang memakannya. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya; lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah tumbuhan itu dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah, ada yang seratus ganda, ada yang enam puluh ganda, ada yang tiga puluh ganda. Barangsiapa bertelinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengarkan!”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Antonius Tugiyatno SCJ

Vivat Cor Jesu per Cor Marie. Hiduplah Hati Kudus Yesus melalui Hati Maria.

Saudara-saudari sahabat Resi Dehonian yang dikasihi oleh Tuhan, Jumpa kembali dengan saya Romo Antonius Tugiyatno SCJ dari komunitas Kokonao Papua, dalam Resi renungan singkat Dehonian, edisi Rabu 21 Juli 2021. Kita akan mendengarkan dan merenungkan perikop Injil Matius: 13: 1-9. Marilah kita membuat tanda kemenangaan Tuhan, dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, amin.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, mungkin diantara kita ada yang pernah mendengar sebuah lagu dari almarhum Didi Kempot yang salah satu kalimatnya berbunyi “tak tandur pari jebul thukule malah suket teki”. Dalam bahasa Indonesia kurang lebih penggalan syair lagu tersebut adalah orang yang sedang sedih karena benih padi yang dia taburkan tetapi yang tumbuh adalah rumput gulma. Atau barangkali diantara kita pernah menanam suatu kebaikan kepada orang lain, tetapi apa yang kita terima justru kebalikannya. Sulit dibayangkan Gaess. Namun untuk merenungkan sabda ini, kiranya saya mencoba merenungkan kutipan dari St. Yohanes Krisostomus yang bunyinya “Masalahnya bukan pada penaburnya ataupun benihnya, tetapi kepada bidang tanah yang menerima benih itu. Hal ini bukan hasil dari sifat ilmiah, tetapi kehendak hati tiap-tiap orang”.  Mungkin kita pernah memberikan sesuatu yang sama kepada orang yang berbeda dan balasan yang kita terima pun berbeda pula. Demikian pula bila benih itu sebagai sabda Tuhan. Sabda Tuhan itu selalu baik adanya bagi setiap orang. Akan tetapi dampak positif  yang ditimbulkan dari masing-masing orang pasti berbeda-beda.

Kita bisa mengidentifikasi hati kita masing-masing. Saya percaya anda semua memiliki hati yang subur bagaikan tanah yang subur. Tetapi tanah yang subur pun di dalam perjalanan waktu dapat mengalami suatu perubahan, misalnya karena cuaca, karena kurang pupuk bisa juga karena faktor-faktor eksternal yang lain. Oleh karena itu kesuburan tanah ataupun kesuburan hati juga membutuhkan suatu perawatan supaya tetap terjaga. Hati yang subur sangatlah penting dan sangatlah kita butuhkan. Bila buah kesuburan atau kebaikan itu tidak dapat kita bagikan kepada orang lain, setidaknya buah kebaikan itu akan sangat berguna bagi diri kita sendiri.

Tuhan telah menanam sabda sebagai pondasi atau pilar suatu ajaran moral yang baik bagi kita masing-masing. Saya merenungkan bahwa cara merawat sabda itu pun berbeda-beda. Saya yakin bahwa diantara kita sehebat apapun kita pasti pernah mengalami yang namanya menangis atau menitikkan air mata. Paling tidak waktu bayi atau ketika masih kecil. Saya juga yakin di antara kita sehebat apapun tidak tahu berapa banyak air mata yang pernah kita teteskan. Namun tetes-tetes air mata itu hanya akan menjadi berarti bila perjuangan hidup kita semakin subur, bagaikan tetes-tetes air hujan yang menyuburkan tanaman. Begitu pula di antara kita pasti pernah berjalan dan meninggalkan jejak kaki. Entah jejak yang ada di lumpur, entah jejak yang ada di lantai, entah jejak yang ada di tanah. Dan berapa jumlah jejak kaki yang kita tinggalkan pasti kita tidak dapat menghitungnya. Akan tetapi jejak kaki itu hanya akan menjadi berarti ketika terus semangat melangkah maju dan mengupayakan segala kebaikan. Semoga tanah kita, hati kita semakin menjadi subur. Semoga hati kita semakin menjadi kuat. Semoga hati kita senantiasa semakin berbuah baik. Dan semoga Hati Kudus Yesus senantiasa merajai hati kita.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa mahabaik, berilah kami rezeki untuk bekal di jalan. Berilah kami biji yang telah Kautaburkan demi kebahagiaan kami, ialah Yesus Putra-Mu, …..

ANTIFON KOMUNI  – lih. Matius 13:1-9

Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya Kristus. Siapa pun yang menemukan Kristus akan hidup selamanya.

DOA SESUDAH KOMUNI: 

Marilah berdoa: Allah Bapa maha pengasih, semoga sabda-Mu tumbuh subur dalam diri kami. Berkatilah kami dengan embun Roh Kudus, agar dapat menghasilkan buah cinta kasih dan kerukunan. Demi Kristus, ..

DOWNLOAD AUDIO RESI

1 Comment

Leave a Comment