Selasa, 27 Juli 2021 – Hari Biasa Pekan XVII

Rm. Yohanes Dwi Wicaksono SCJ dari komunitas SCJ Gisting Lampung – Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON KOMUNI – Mazmur 103:8.10

Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang kesabaran-Nya dan berlimpah kasih setia-Nya. Tak pernah melakukan kita setimpal dosa kita, atau membalas kita setimpal kesalahan kita.

PENGANTAR: 

Musa mampu menyangga tanggung jawabnya terhadap umat berkat hubungan akrabnya dengan Tuhan. Empat puluh hari ia menyepi untuk berbicara dengan Tuhan. Di situlah ia men dengar, siapakah Tuhan itu, dan memohon agar umat disela matkan.

DOA PEMBUKA :

Marilah berdoa: Allah Bapa maharahim, Engkau tidak kelihatan tetapi selalu hadir di tengah-tengah kami, bila kami berkumpul atas nama-Mu. Kami mohon, semoga kami tetap rukun dan menjadi umat-Mu yang suka akan kedamaian. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Keluaran 33:7-11;34:5b-9.28

“Tuhan bersabda kepada Musa dengan berhadapan muka.”

Waktu Israel ada di padang gurun Musa mengambil sebuah kemah dan membentangkannya jauh di luar perkemahan. Kemah itu diberi nama Kemah Pertemuan. Setiap orang yang mencari Tuhan, pergi ke Kemah Pertemuan itu di luar perkemahan. Apabila Musa pergi ke kemah itu, bangunlah seluruh bangsa dan berdirilah mereka, masing-masing di pintu kemahnya, dan mereka mengikuti Musa dengan matanya, sampai ia masuk ke dalam kemah itu. Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, maka turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah lalu berbicaralah Tuhan dengan Musa di sana. Setelah seluruh bangsa melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah, maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya. Dan Tuhan berbicara dengan Musa dengan berhadapan muka seperti orang yang berbicara dengan temannya. Kemudian kembalilah Musa ke perkemahan. Tetapi Yosua bin Nun, hambanya, orang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu. Pada suatu hari, pagi-pagi benar, Musa naik ke Gunung Sinai. Ia menyerukan nama Tuhan. Tuhan lewat di depan Musa sambil berseru, “Tuhan adalah Allah yang penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya; rahmat dan kesetiaan-Nya berlimpah-limpah. Ia meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, Ia mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa. Tetapi orang yang bersalah tidak sekali-kali Ia bebaskan dari hukuman. Dan kesalahan bapa akan dibalaskan-Nya kepada anak-anak dan cucunya, sampai keturunan yang ketiga dan keempat.” Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah, serta berkata, “Jikalau aku mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami. Sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang berkeras kepala, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami. Ambillah kami menjadi milik-Mu.” Musa berada di sana bersama-sama Tuhan empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tanpa makan roti dan tanpa minum air. Dan seluruh perjanjian, yakni kesepuluh sabda, dituliskannya pada loh batu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 103:6-7.8-9.10-11.12-13

Ref. Tuhan itu pengasih dan penyayang

  1. Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.

  2. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak terus menerus Ia murka, dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.

  3. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan, atas orang-orang yang takut akan Dia!

  4. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 13:36-43

“Seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.”

Pada suatu hari Yesus meninggalkan orang banyak, lalu pulang. Para murid kemudian datang dan berkata kepada-Nya, “Jelaskanlah kepada kami arti perumpamaan tentang lalang di ladang itu.” Yesus menjawab, “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia. Ladang itu ialah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman, dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan mengutus malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Yohanes Dwi Wicaksono SCJ

Vivat Cor Iesus per Cor Mariae. Hiduplah Hati Kudus melalu Hati Maria.

Ada orang yang dengan mudah mampu mengerti banyak hal tanpa harus ada penjelasan macam-macam. Sementara ada orang yang meski sudah dijelaskan berulang kali, masih saja tidak mengerti dengan baik. Jika tidak mampu mengerti, hasil yang diharapkan dari pesan itupun tidak akan tercapai.

Seperti para murid, mereka tidak langsung mampu mengerti dengan apa yang diajarkan oleh Yesus dengan perumpaan-Nya. Karena tidak mengerti, para murid memberanikan diri untuk bertanya tentang maksud dari pengajaran Yesus itu. Dari pertanyaan para murid itulah Yesus kemudian menjelaskan dengan lebih terang arti pengjarannya.

Kiranya persis seperti para murid, kita sering kali tidak mampu mengerti ajaran kebajikan dari pengalaman hidup. Termasuk dalam hal ini adalah untuk mengerti dengan sungguh ajaran Kristus. Maka patutlah bahwa kita berulang kali membaca dan merenungkan ajaran-ajaran Yesus dalam hidup kita, apakah sudah terlaksa, atau malah justru terlupakan karena tertimbun oleh kesibukan duniawi.

Kita diingatkan Kembali tentang status kita, yakni sebagai anak-anak Allah yang mempunyai gen kebaikan-kebaikan. Pertanyaanya adalah apakah kita sudah sungguh setia dengan status itu, atau justru kita berbelok arah menjadi ilalang yang menggangu pertumbuhan benih kebaikan?

Sahabat resi yang terkasih, Ternyata bukan tugas kita untuk mencabut ilalang, itu adalah tugas malaikat. Ada klaster-klasternya: klaster Penabur, klaster benih, klaster musuh, klaster ilalang, klaster malaikat. Kita termasuk dalam klaster benih baik. Maka tugas kita adalah terus bertumbuh menjadi benih yang baik. Tentu saja ukuran dari benih yang baik adalah dengan adanya buah-buah yang baik pula. Bisa jadi kita memang bertumbuh sebagai benih yang baik, tetapi tidak mengasilkan buah. Kalau begitu, kita tidak berbeda dengan ilalang yang menghambat benih yang baik (numpang hidup doang).

Bertumbuh sebagai benih baik yang menghasilkan buah bukanlah peristiwa sekali jadi. Atau tidak mungkinlah orang tiba-tiba menjadi pribadi bijaksana. Benih yang baik dibuktikan oleh waktu. Orang yang baik diuji oleh waktu, apakah dia mampu bertahan lama, atau hanya sebentar saja. Kita diuji hingga akhir hidup kita, apakah tetap memilih menjadi benih baik, atau beralih menjadi ilalang.

Bertumbuh menjadi benih baik dimulai saat ini, besok, lusa, bulan depan, tahun depan, dan sampai akhir hidup kita. Menjadi tua itu pasti, menjadi orang baik adalah pilihan. Memilih menjadi baik itu mempunyai tentangan dan hambatan yang jauh lebih besar dibanding menjadi tidak baik. Ada begitu banyak kesempatan untuk menjadi tidak baik, dan itu tidak butuh waktu lama untuk belajar. Jauh lebih mudah dan nyaman untuk melanjutkan tidur pagi dari pada harus bangun dan memulai hari itu dengan bergerak. Lebih mudah mengeluarkan kata cacian dari pada pujian dan berkat untuk orang lain.

Butuh waktu lama untuk bisa berjalan dengan tegak lurus. Ketika sudah bisa berjalan, apakah kita mau memilih untuk jatuh dan terluka? Rahmat yang kita mohon hari ini adalah supaya kita dimampukan untuk berani memilih yang baik dan benar dalam segala situasi yang kita hadapi. Tuhan memberkati.

ANTIFON KOMUNI – Mazmur 103:8.10

Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang kesabaran-Nya dan berlimpah kasih setia-Nya. Tak pernah melakukan kita setimpal dosa kita, atau membalas kita setimpal kesalahan kita.

PENGANTAR: 

Musa mampu menyangga tanggung jawabnya terhadap umat berkat hubungan akrabnya dengan Tuhan. Empat puluh hari ia menyepi untuk berbicara dengan Tuhan. Di situlah ia men dengar, siapakah Tuhan itu, dan memohon agar umat disela matkan.

DOA PEMBUKA :

Marilah berdoa: Allah Bapa maharahim, Engkau tidak kelihatan tetapi selalu hadir di tengah-tengah kami, bila kami berkumpul atas nama-Mu. Kami mohon, semoga kami tetap rukun dan menjadi umat-Mu yang suka akan kedamaian. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….

 

DOWNLOAD AUDIO RESI:

No Comments

Leave a Comment