Jumat, 06 Agustus 2021 – Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya

Rm. Agustinus Kelik Pribadi SCJ dari Komunitas SCJ Palembang Indonesia

 
 
 
 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – lih. Matius 17:5

Roh Kudus nampak dalam awan yang bercahaya, dan terdengarlah suara Bapa, sabda-Nya, “Inilah Putera-Ku yang terkasih. Dia berkenan di hati-Ku, dengarkanlah Dia!”

PENGANTAR:

Sering kita mengalami kejadian yang lama kemudian baru kita ketahui maknanya. Demikian pula yang dialami tiga orang rasul terpilih: Petrus, Yakobus dan Yohanes di puncak Gunung Tabor. Cahaya yang menyinari wajah ilahi Kristus menyilaukan mereka, sehingga mereka terkesan benar oleh kejadian itu. Kini sudah sampailah mereka pada tujuan. Mengapa masih harus dilanjutkan lagi? Tanpa derita Jumat Agung mereka mau merayakan Paskah! Di dalam lambang kebangkitan-Nya ini kita diperkenankan memandang sekilah hari depan kekal kita dari belakang layar. Tetapi bersama Dia kita masih harus menuju Yerusalem, jalan iman yang konsekuen sampai akhir.

DOA PEMBUKA

Marilah berdoa: Allah Bapa yang mahaluhur dan mahamulia, ketika Yesus menampakkan kemuliaan-Ny di puncak Gunung Tabor, Engkau mengukuhkan misteri iman yang baku dengan kesaksian Nabi Elia. Engkau menyatakan pula pangangkatan umat manusia menjadi putera-Mu. Semoga kami mendengarkan suara Putera-Mu terkasih supaya layak menjadi sepewaris dengan-Nya. Demi Kristus, …

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Nubuat Daniel 7:9-10.13-14

“Pakaian-Nya putih seperti salju.”

Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-Kitab. Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu, dan Ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal adanya, dan kerajaan-Nya tidak akan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 97:1-2.5-6.9

Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah, berpekiklah untuk Allah raja semesta.

  1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.

  2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.

  3. Sebab, ya Tuhan Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.

BACAAN KEDUA: Bacaan dari Surat Kedua Rasul Petrus 1:16-19

“Suara itu kami dengar datang dari surga.”

Saudara-saudara, kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitakan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika suara dari Yang Mahamulia datang kepada-Nya dan mengatakan, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Suara itu kami dengar datang dari surga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baik kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing, dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya, alleluya.
S : (Mat 17:5c) Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 9:2-10

“Inilah Anak yang Kukasihi.”

Sekali peristiwa, Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka: Pakaian-Nya menjadi sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian sampai seputih itu. Maka tampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Petrus berkata demikian, sebab ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengar suara, “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia!” Dan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling, mereka tidak lagi melihat seorang pun bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceritakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan ‘bangkit dari antara orang mati’.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Agustinus Kelik Pribadi SCJ

Vivay Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Sahabat resi yang mengasihi Tuhan, jumpa lagi dengan saya romo Agustinus Kelik Pribadi SCJ dari Palembang dalam resi, renungan singakat dehonian edisi Jumat 6 Agustus 2021. Mari kita dengarkan firman Tuhan yang diambil dari Markus 9:2-10.

Sahabat resi yang mengasihi Tuhan hari kita merayakan pesta Yesus menampakkan kemulianNya. Kemulian ini tampak secara jelas digambarkan dalam pakaian Yesus yang menjadi sangat putih berkilau kilauan dan kesempatan Yesus untuk berbicara dengan nabi nabi besar seperti Musa dan Elia. Yesus dimulaiakn sebagai anak yang dikasihi yang pantas untuk didengarkan.

Dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, dimana setiap hari dibanyak tempat kita mendengarkan berita kematian.  Berita penderitaan karena rumah sakit penuh atau mendengar teman, keluarga, tetanga jadi positif atau bahkan kita sendiri termasuk didalamnya. Banyak yang mengalami isolasi mandiri dalam kondisi sangat terbatas. Barang kali kita mengalami bersama banyak pihak yang kesulitan ekonomi karena ppkm yang diperpanjang. Banyak yang bergulat dan bertanya masihkah kemulian Allah ada dan tampak saat ini.

Kalau kita berhenti pada mendengarkan berita kematian, angka potitif bertambah, petugas medis berguguran, masyarakat acuh tak acuh, kesulitan ekonomi meraja dimana mana maka kita bisa jatuh pada sebuah kesimpulan yang keliru bahwa kemulian Tuhan tidak ada. Yang ada seolah olah hanya kehancuran semata.

Tetapi kalau kita sunguh sunguh mendengarkan dari semua realita yang ada dengan membandingkan yang sehat dengan yang sakit, membandingkan yang sembuh dengan  yang mati, yang peduli dan sadar akan pandemi jauh lebih banyak daripada yang cuek bebek, yang semakin beriman dan bertekun dalam doanya dalam keluaraga, komunitas lewat zome bertumbuh daripada masa biasa. Kalau kita sungguh melihat dan mendengar relaita ini kita akan dengan mudah mengalami kemulian Tuhan.

Kita akan kesulitan mengalami kemulian Tuhan karena salah mendengarkan, tak mau mendengarkan, atau hanya mendengarkan sepotong sepotong realita penderitaan akibat pandemi saat ini. Kita bisa belajar dari Tuhan Yesus mendengarkan kehendak Bapanya, mendengar nabi Musa dan Elia yang berbicata padaNya.  Semoga kemulian Tuhan juga dialami oleh saudara saudara kita yang telah berpulang padaNya. Tuhan memberkati.

DOA UMAT:

I : Saudara-saudara, marilah kita berdoa kepada Allah dengan penuh kepercayaan, sebab kita telah diterima sebagai putra-putri-Nya dalam diri Yesus Kristus, Putra-Nya yang dikasihi.

L : Bagi Gereja Kudus: Ya Bapa, bimbinglah agar wajah Gereja selalu menyinarkan cahaya Kristus yang mulia; semoga kemuliaan Gereja tidak terletak dalam kekayaan dan kuasa, melainkan dalam kesederhanaan penghayatan Injil. Marilah kita mohon,..

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L : Bagi para seniman: Ya Bapa bantulah para seniman agar tak jemu-jemu mengungkapkan kemuliaan ciptaan Tuhan bagi kita; semoga para ilmuwan semakin membuka rahasia-rahasia alam semesta, dan menerapkannya demi pembangunan manusia serta dunianya. Marilah kita mohon …

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L : Bagi mereka yang menderita: Ya Bapa, berkatilah mereka yang menderita agar menjadi bergembira karena penghiburan dan pengharapan yang diberikan karena penghiburan dan pengharapan yang diberikan dengan hati jujur. Marilah kita mohon …

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L : Bagi kita yang ada disini: Bantulah kami untuk menjadi manusia, laki-laki dan perempuan, yang sudah dibebaskan oleh Kristus, dan mempunyai teka untuk memperbaharui dunia sehingga menjadi tempat bagi semua orang yang menikmati keadilan dan kebebasan, sambil belajar saling mengasihi, seperti Allah mengasihi kita dalam Kristus. Marilah kita mohon …

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

I : Ya Allah, kemuliaan-Mu telah memancar dari wajah Yesus Putera-Mu. Semoga terang-Nya bersinar dalam hati kami, seperti matahari pagi yang terbit penuh janji-janji. Semoga kami dan dunia ini diciptakan kembali dalam Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin

DOA PERSEMBAHAN

Ya Allah, berkat penampakan mulia Putra Tunggal-Mu, kuduskanlah persembahan ini, dan berkat cahaya-Nya bersihkanlah kami dari noda-noda dosa. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Ami

ANTIFON KOMUNI – 1 Yoh. 3:2

Apabila Kristus kelak menampakkan Diri, kita akan menjadi sama seperti Dia. Sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.

DOA PENUTUP:

Marilah berdoa: Allah Bapa yang mahamulia, kami telah menyambut santapan surgawi. Semoga kami semakin menjadi serupa dengan Putera-Mu yang sudah Kautampakkan kemuliaan-Nya dalam peristiwa gemilang di atas Gunung Tabor. Demi Kristus, …

DOWNLOAD AUDIO RESI:

No Comments

Leave a Comment