RENA Minggu, 08 Agustus 2021 – Minggu Biasa XVI

Rena-Minggu 08 Agustus 2021 oleh Fr. Paolo Rigo Wilhelmus Simbolon dari komunitas Postulat-Novisiat SCJ Gisting Indonesia

AUDIO RESI:

BACAAN INJIL: YOH 6: 41-51

            Cinta pasti dibutuhkan semua orang, apalagi adik-adik yang masih kecil pasti lebih membutuhkan perlindungan. Nah, pada edisi kali ini, kita akan berlajar bersama-sama tentang Yesus yang adalah Roti Hidup. Bacaan Injil: Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan:

“Akulah roti yang telah turun dari sorga.” Kata mereka: “Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?” Jawab Yesus kepada mereka: “Jangan kamu bersungut-sungut. Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”

            Seperti yang sudah dijelaskan pertama, kita semua membutuhkan cinta. Tetapi apa sih bentuk cinta yang nyata itu? Bisa saja cinta kasih orang tua dalam bentuk pelukan, ciuman, pemberian hadiah dan lain-lain. Tetapi disini Yesus mecintai manusia dengan cara yang unik dan sederhana yaitu dengan bentuk roti. Mengapa kok Yesus memilih bentuk roti sebagai tanda cintanya? Karena roti itu mudah didapatkan, mudah dibuat dan pastinya tidak mahal. Yesus juga hadir sebagai roti karena dari roti sering digunakan dalam peribadatan jaman dulu dan juga dalam peryaan Ekaristi zaman ini. Maka dari hal inilah Yesus mencintai  dalam bentuk yang simple.

            Ketika kita menghadiri perayaan Ekaristi, baik secara langung maupun online, kita percaya bahwa Yesus hadir secara nyata dalam roti dan anggur. Setelah romo memberkati roti dan anggur, roti dan anggur itu berubah menjadi tubuh dan darah Kristus. Yang kita sambut pun bukan roti lagi tetapi tubuh Kristus. Kita semua harus semakin menyadari kehadiran Kristus dalam roti yang telah diberkati.

            Semakin kita dewasa, kita akan semakin berilmu dan berpengetahuan luas. Maka frater mengajak adik-adik semua untuk lebih mendalami apa yang kita imani yaitu kehadiran Yesus dalam perayaan Ekaristi terutama dalam rupa roti dan anggur. Ketika kelak kita menjadi dewasa, kita akan memahami hal ini sebagai sesuatu yang membahagiakan dan juga menyenangkan kita.

            Biar nggak bingung tentang cinta yang sederhana, frater punya seorang tokoh teladan yang pasti adik-adik semua kenal yaitu Mother Teresa. Mother Teresa dikenal sebagai seorang suster yang penuh belas kasih. Ia mencintai orang-orang yang tersingkir dan yang miskin. Ia memberi apa yang ia punya, walaupun dimata kita pemberian itu tidak ada harganya. Mother Teresa memberikan bentuk cinta yang sederhana dan yang paling penting adalah ia memberikannya dengan tulus dan iklas.

            Adik-adik pernah gak memberi sesuatu yang berharga kepada orang lain? Tapi yang perlu kita pahami ketika kita memberi adalah tidak menuntut balasan yang setimpal, karena memberi itu harus tanpa harap kembali. Kita tidak harus memberi sesuatu yang mewah / mahal dan langka. Hal-hal sederhana seperti waktu kita, perhatian kita, benda-benda yang kita miliki adalah sesuatu yang berharga yang bisa kita berikan bagi orang lain. Nah, dengan begitu kita telah memberikan cinta yang besar kepada orang lain kendati dengan cara yang biasa sekalipun.

            Kita percaya akan Kristus karena Ia sungguh mencintai kita. Bagaimana bentuk cinta Kristus pada diri kita? Dengan nafas kehidupan, rejeki sehari-hari, perhatian dari orang lain dan segala kebaikan yang kita terima hari ini adalah bentuk cinta kasih Kristus. Maka mensyukuri cinta itu dengan berbuat baik adalah cara yang paling mudah dilakukan untuk membalas cinta Kristus. Tuhan memberkati!

DOWNLOAD AUDIO RENA: 

No Comments

Leave a Comment