Rabu, 15 September 2021 – Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita

Rm. Yohanes Sigit Winarno SCJ dari Komunitas SCJ Palembang Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Bdk. Luk. 2: 34-35

Simeon berkata kepada Maria, “Anak ini menentukan jatuh bangkitnya banyak orang di Israel. Ia menjadi tanda yang menimbulkan pertentangan. Dan hatimu sendiri akan ditembus oleh pedang.”

PENGANTAR:

Menjadi Bunda Penebus adalah suatu kehormatan, suatu anugerah. Tetapi bagi Bunda Maria bukan tanpa duka cita. Ia sudah mendengar hal itu ketika bertemu dengan Simeon di kenisah. Kemudian ia tahu iri hati dan kebencian kaum Farisi dan ahli kitab terhadap puteranya. Ia mendengar pula berita sewaktu Puteranya ditahan dan sikap orang Yahudi pada hari Jumat Agung. Ia menyaksikan juga perjalan Puteranya ke puncak Kalvari dan penderitaan-Nya di salib. Tak dapat dilukiskan apa yang terjadi di dalam hati seorang ibu dalam suasana demikian. Namun ia tetap pada tugasnya di bawah salib.

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa, sumber kekuatan kami, ketika Putera-Mu ditinggikan di salib, Ibunda-Nya berdiri di situ dan ikut menderita. Semoga kami pun ikut serta dalam sengsara yang diderita Kristus demi keselamatan umat manusia, agar kami dapat ikut serta pula dibangkitkan bersama Dia, yang hidup …

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani 5:7-9

“Yesus pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya” 

Saudara-saudara, dalam hidup-Nya sebagai manusia, Kristus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut. Dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Akan tetapi, sekalipun Anak Allah, Yesus telah belajar menjadi taat; dan ini ternyata dari apa yang telah diderita-Nya. Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 31:2-3a.3bc-4.5-6.15-16.20

Ref. Selamatkanlah aku, ya Tuhan, oleh kasih setia-Mu.

  1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah melepaskan daku.

  2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.

  3. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.

  4. Tetapi aku, kepada-Mu, ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, “Engkaulah Allahku!” Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku.

  5. Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takwa kepada-Mu, yang telah Kaulakukan di hadapan manusia bagi orang yang berlindung pada-Mu!

SEKUENSIA (Lihat Bunda Yang Berduka / Stabat mater dolorosa), PS 639 -fakultatif

  1. Lihat bunda yang berduka / di depan salib Sang Putra ; air mata bergenang. / O betapa jiwa ibu / tersedu menanggung pilu, bagai ditembus pedang.

  2.  Bunda Putra Tunggal Allah disebut Yang Berbahagia / kini sangat bersedih. / Hatinya dirundung duka, kar’na putra yang termulia bersengsara di salib.

  3. O siapa tidak pilu menyaksikan bunda Kristus menangisi Putranya? / Dan siapa tak tergugah menyelami duka bunda kar’na siksa Anak-Nya.

  4. Dilihatnya Yesus, putra, yang tersiksa dan terluka / kar’na dosa umat-Nya / dan bergumul sendirian / menghadapi kematian / menyerahkan nyawa-Nya.

  5. Wahai bunda sumber kasih, / biar turut kuhayati dukamu yang mencekam; biar hatiku bernyala / mengasihi Putra Allah dan pada-Nya berkenan.

  6. Biarlah sengsara aib / dari Dia yang tersalib tersemat di hatiku; biar siksa salib itu / yang ditanggung-Nya bagiku kudekap bersamamu.

  7. Biar aku di sampingmu / pilu kar’na wafat Kristus di sepanjang hidupku; inilah keinginanku: / di dekat salib Putramu besertamu tersedu.

  8. O perawan yang terpilih, / perkenankan aku ini ikut dikau bersedih;biar kematian Tuhan / dan darah-Nya yang tercurah kukenangkan tak henti.

  9. Biar aku pun terluka / menghayati salib Tuhan, digerakkan kasih-Nya. Hatiku engkau kobarkan; / biar aku dibebaskan dalam penghakiman-Nya.

  10. Biarlah salib Tuhanku / jadi benteng naunganku, dan kurasa rahmat-Nya.Bila nanti aku mati / biar aku mewarisi kemuliaan yang kekal.

Stabat mater dolorosa
juxta crucem lacrimosa,
dum pendebat filius.

Cujus animam gementem,
contristatam et dolentem
per transivit gladius.

O quam tristis et afflicta
fuit illa benedicta
Mater Unigeniti!

Quae moerebat et dolebat,
et tremebat cum videbat
nati poenas inclyti.

Quis est homo qui non fleret,
Christi materm si videret
in tanto supplicio?

Quis non posset contristari,
piam Matrem contemplari
dolentem cum Filio?

Pro peccatis suae gentis,
vidit Jesum in tormentis
et flagellis subditum.

Vidit suum dulcem natum,
morientem, desolatum,
dum emisit spiritum.

Eja Mater, fons amoris,
Me sentire vim doloris
Fac, ut tecum lugeam.

Fac, ut ardeat cor meum
In amando Christum Deum,
Ut sibi complaceam.

Sancta Mater, istud agas,
Crucifixi fige plagas
Cordi meo valide.

Tui nati vulnerati,
Tam dignati pro me pati,
Mecum poenas divide.

Fac me vere tecum flere,
Crucifixo condolere,
Donec ego vixero.

Juxta crucem tecum stare,
Te libenter sociare
In planctu desidero.

Virgo virginum praeclara,
Mihi jam non sis amara,
Fac me tecum plangere.

Fac, ut portem Christi mortem,
Passionis eius sortem,
Et plagas recolere.

Fac me plagis vulnerari,
Cruce hac inebriari,
Ob amorem Filii.

Inflammatus et accensus
Per te, Virgo, sim defensus
In die judicii.

Fac me cruce custodiri,
Morte Christi muniri,
Confoveri gratia.

Quando corpus morietur,
Fac, ut animae donetur
Paradisi gloria.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya
S : Berbahagialah Engkau, Sang Perawan Maria, sebab di bawah salib Tuhan engkau menjadi martir tanpa menumpahkan darahmu

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes 19:25-27

“Inilah anakmu… Inilah ibumu”

Waktu Yesus bergantung di salib, di dekat salib itu berdirilah ibu Yesus dan saudara ibu Yesus, isteri Kleopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu!” kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima ibu Yesus di dalam rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

ATAU:

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 2:33-35

“Suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri.”

Ketika Maria dan Yusuf mempersembahkan Anak Yesus di Bait Suci, mereka amat heran mendengar pernyataan Simeon tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri – supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Yohanes Sigit Winarno SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria

Bapak, ibu, saudara-saudari dan para sahabat yang terkasih di dalam Tuhan. Seorang ibu biasanya memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan anak-anaknya. Hubungan yang kuat dan mendalam tersebut seringkali sampai pada pengalaman satu rasa dalam dua raga. Misalnya, ketika anak sakit keras, ibu yang berada jauh dari si anak akan ikut merasakan sakit yang sama. Begitu dekat dan mendalamnya relasi kasih yang terjadi sehingga ada kesatuan rasa dan jiwa pada keduanya.

Hari ini Gereja memperingati St. Perawan Maria Berdukacita, satu hari setelah kita memperingati Pesta Salib Suci. Peringatan ini sering dikenal juga dengan sebutan Mater Dolorosa. Peringatan Maria yang berdukacita menunjuk pada kedukaan yang dialami Bunda Maria sepanjang hidupnya, seperti yang dituangkan dalam devosi ‘tujuh dukacita St. Perawan Maria’, mulai dari nubuat Simeon ketika ketemu bayi Yesus, pengungsian ke Mesir, Yesus hilang di Bait Allah, Maria bertemu Yesus dalam perjalanan menuju Golgota, Yesus mati di atas salib, Yesus diturunkan dari salib dan jenazah Yesus dimakamkan. Semua peristiwa tersebut menggambarkan betapa dalam cinta Maria kepada Yesus, Putranya. Maria senantiasa hadir menyertai perjalanan dan perutusan Yesus di dunia.

Bapak, ibu, saudara-saudari dan para sahabat yang terkasih di dalam Tuhan. Bunda Maria yang tersuci senantiasa menjadi penghibur yang penuh kasih bagi setiap orang yang mengalami berbagai penderitaan, yang menyengsarakan dan menyiksa. Bunda Maria adalah bunda rohani bagi kita. Ia seorang ibu yang senantiasa memahami anak-anaknya serta menghibur dalam penderitaan. Selain sikap hormat kepada Maria sebagai bunda yang berdukacita, kita juga belajar untuk meneladan hidupnya sebagai murid yang setia. Bunda Maria adalah sosok yang sempurna. Pengorbanan hidupnya telah membuka hati dan pikiran banyak orang. Ia adalah martir tanpa tetesan darah. Marilah kita terus belajar untuk menjadi dekat dengan Yesus dan dengan Maria. Dari Bunda Maria, kita belajar untuk berserah kepada kehendak Allah. Dari Bunda Maria kita belajar untuk percaya, meski semua hal nampak sia-sia. Dari Maria, kita belajar mencintai Yesus, Tuhan dan penyelamat kita. Dan akhirnya, mari kita menjalin komunikasi akrab dengan sang bunda, dengan berkata: “Salam Maria, Bunda Allah. Doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa yang mahamurah, Engkau menghendaki Ibunda Yesus dengan tabah berdiri di kaki salib serta menunjukkan dia sebagai Bunda Kami. Maka terimalah kiranya dengan rela doa dan persembahan yang kami unjukkan ini demi kemuliaan nama-Mu dan untuk menghormati Bunda kami tercinta itu. Demi Kristus, …

ANTIFON KOMUNI – 1 Ptr 4:13 

Bergembiralah saudara-saudara, bila menderita bersama Kristus, supaya dapat ikut bergembira dan bersuka ria, bila kemuliaan-Nya kelak dinyatakan.

DOA PENUTUP:

Marilah berdoa: Allah Bapa, sumber penebusan kami, pada hari ini kami telah menerima kurnia pembawa keselamatan kekal, dalam merenungkan dan menghormati duka cita Santa Perawan Maria, Bunda Kami. Semoga apa yang masih kurang pada penderitaan Kristus dapat dilengkapi pula dalam diri kami guna kepentingan seluruh umat-Mu. Demi Kristus, …

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

1 Comment

  • Herlin Djunaidy September 15, 2021 at 3:19 am

    Bunda Maria yg berduka, doakanlah kami dan seluruh dunia.

    Reply

Leave a Comment