Minggu, 26 Desember 2021 – Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf (Oktaf Natal)

Rm. Gregorius Jenli Imawan SCJ dari Komunitas SCJ Pastoran St. Petrus Kenten Palembang Indonesia

 
 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Lukas 2:16

Para gembala bergegas pergi dan mereka menemukan Maria, Yusuf, dan Sang Bayi yang terbaring di palungan.

PENGANTAR

Yesus tidak mau dilahirkan sebagai putera Raja, melainkan sebagai orang miskin. Ia mau hidup di dalam keluarga sederhana, keluarga Yosef dan Maria. Dan Ia menjadi pusat keluarga itu. Kita pun diciptakan di dalam keluarga dengan ayah dan ibu, sebuah rumah sebagai tempat tinggal dan gereja tempat kita beribadat pada hari Minggu. Yesuslah di mana-mana yang memegang tali persatuan. Yesuslah yang memberi kedamaian dan cinta kasih, kegembiraan, sehingga patutlah kita bersyukur kepada-Nya. Setiap keluarga, di mana anak-anak berkat cinta kasih orang tua mengenal Allah dan Yesus Putera-Nya, adalah sekelumit kebahagiaan di dunia, sebuah keluarga kudus.

SERUAN TOBAT:

I : Tuhan Yesus Kristus, Kehadiran-Mu di tengah keluarga menampakkan Allah-beserta kami dan berkat melimpah. Tuhan, kasihanilah kami.

U : Tuhan, kasihanilah kami.

I : Kehadiran-Mu di tengah keluarga menampakkan cinta kasih, hiburan dan tanggung jawab masing-masing anggora. Kristus, kasihanilah kami

U : Kristus, kasihanilah kami

I : Kehadiran-Mu di tengah keluarga menampakkan kedamaian dan kebahagiaan. Tuhan, kasihanilah kami.

U : Tuhan, kasihanilah kami.

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa kami, seumber kebahagiaan, Putera-Mu merasakan keramahan, kemesraan dan kerasan. Di situlah Engkau mengucapkan Sabda Kekal di duni dan menguduskan keluarga tempat Engkau tingga di antara kami. Curahkanlah berkat-Mu kepada setiap rumah. Dan semoga kami hidup damai dan rukun di situ dan saling membagi rejeki. Demi Yesus Kristus,…

BACAAN PDERTAMA: Bacaan dari Kitab Pertama Samuel 1:20-22.24-28

“Seumur hidupnya Samuel diserahkan kepada Tuhan.”

Setahun sesudah mempersembahkan kurban di Silo, mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Anak itu diberinya nama Samuel, sebab katanya, “Aku telah memintanya dari Tuhan.” Lalu Elkana, suami Hana, pergi dengan seisi rumahnya untuk mempersembahkan kurban sembelihan tahunan dan kurban nazar kepada Tuhan. Tetapi Hana tidak ikut pergi. Katanya kepada suaminya, “Nanti, apabila anak itu sudah cerai susu, aku akan mengantarkan dia; maka ia akan menghadap ke hadirat Tuhan, dan tinggal di sana seumur hidupnya.” Setelah Samuel disapih oleh ibunya, ia dihantar ke rumah Tuhan di Silo, dan bersama dia dibawalah: seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur. Waktu itu Samuel masih kecil betul. Setelah menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli. Lalu Hana berkata kepada Eli, “Mohon bicara, Tuanku! Demi Tuhanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini, dekat Tuanku, untuk berdoa kepada Tuhan. Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan Tuhan telah memberikan kepadaku apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka aku pun menyerahkannya kepada Tuhan; seumur hidupnya terserahlah anak ini kepada Tuhan.” Lalu sujudlah mereka semua menyembah Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 84:2-3.5-6.9-10

Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan

  1. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam! Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan; jiwaku dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.

  2. Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Berbahagialah para peziarah yang mendapat kekuatan daripada-Mu, yang bertolak dengan penuh gairah.

  3. Ya Tuhan, Allah semesta alam, dengarkanlah doaku, pasanglah telinga-Mu, ya Allah Yakub. Lihatlah kami, ya Allah perisai kami, pandanglah wajah orang yang Kauurapi!

BACAAN KEDUA: Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes 3:1-2.21-24

“Kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah.”

Saudara-saudaraku terkasih, lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Allah. Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata bagaimana keadaan kita kelak. Akan tetapi kita tahu bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Saudara-saudaraku yang terkasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian penuh iman untuk mendekati Allah. Dan apa saja yang kita minta dari Allah, kita peroleh dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya. Dan inilah perintah-Nya itu: yakni supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita. Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan beginilah kita ketahui bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu dalam Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya, alleluya.
S : (Kol 3:15a.16a) Semoga damai Kristus melimpahi hatimu, semoga sabda Kristus berakar dalam dirimu.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 2:41-52

“Yesus ditemukan orang tua-Nya di tengah para ahli kitab.”

Tiap-tiap tahun, pada hari raya Paskah, orangtua Yesus pergi ke Yerusalem. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun, pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Seusai hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orangtua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Yesus ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu baru mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan. Karena tidak menemukan Dia, kembalilah orangtua Yesus ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari, mereka menemukan Yesus dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan dan segala jawab yang diberikan-Nya. Ketika Maria dan Yusuf melihat Dia, tercenganglah mereka. Lalu kata ibu-Nya kepada-Nya, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami?” Lihatlah, Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu Yesus pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan Maria menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Yesus makin bertambah besar, dan bertambah pula hikmat-Nya; Ia makin besar, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH R,. Gregorius Jenli Imawan SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Pendengar Resi Dehonian yang terkasih, selamat berjumpa kembali dengan saya, Romo Jenli, SCJ dari Komunitas SCJ – Palembang, Indonesia dalam ReSi (Renungan Singkat) Dehonian, edisi hari Minggu, 26 Desember 2021.

Pada hari ini, setiap tanggal 26 Desember, tepat setelah perayaan kelahiran Tuhan Yesus Kristus, kita merayakan “Pesta Keluarga Kudus: Yesus, Maria dan Yusuf”. Dengan menjadi bagian dari Keluarga Kudus – Yesus sebagai Anak, dan Maria serta Yusuf sebagai orang tua – masing-masing dari mereka dengan cara yang khas saling membangun relasi yang erat. Hal itu terlihat dari bagaimana setiap dari mereka berpartisipasi menghadirkan keselamatan Allah di dunia: Maria yang memiliki kesediaan untuk mengandung Kristus dan menyertai-Nya hingga wafat di salib; Yusuf yang dengan tulus mendampingi Maria; dan Yesus yang menjadi pokok keselamatan bagi manusia melalui Sabda dan karya-Nya, hingga pada penyerahan hidup-Nya di kayu salib.

Dengan menghadirkan Keluarga Kudus, Gereja mengundang kita, sebagai anggota-anggotanya, untuk meneladan dinamika kehidupan dari keluarga dari Nazareth. Secara khusus, kita yang menjadi bagian dari dan yang bertanggung jawab sebagai orang tua bagi keluarga kristiani, rasanya hari ini menjadi kesempatan untuk menimba semangat rohani dari Keluarga Kudus. Berkaitan dengan ini, satu hal yang dapat kita ambil dari Injil pada hari ini adalah bahwa Keluarga Kudus setia pada Allah dengan melakukan praktik religius: “Tiap-tiap tahun, pada hari raya Paskah, orang tua Yesus pergi ke Yerusalem”. Orang tua Tuhan kita Yesus Kristus, Maria dan Yusuf, dari teks tersebut dapat kita tangkap bahwa mereka memelihara kehidupan beragama keluarga. Hal ini mereka ajarkan kepada Putera mereka, Yesus. Apa yang dapat kita renungkan di sini adalah bahwa Keluarga Kudus senantiasa menjalin relasi yang erat dengan Allah yang mereka imani, dengan melaksanakan kegiatan keagamaan. Praktik itu membawa suasana keluarga dalam keadaan berahmat sebagai buah dari ketekunan kehidupan beragama mereka.

Saudara-saudariku yang diberkati, adalah baik jika masing-masing dari keluarga kita meneladan dinamika Keluarga Nazareth. Kesetiaan pada hidup doa, yang berbuah pada suasana rohani dan berahmat dalam keluarga, tentunya menginspirasi kita. Terlebih lagi bagi orang tua, tugas dan kewajiban untuk mengarahkan anak-anak dalam keluarga untuk dididik dan diajak agar tidak meninggalkan hidup rohani atau doa merupakan hal yang penting. Harapannya adalah, selain rahmat bekerja dalam keluarga, anak-anak pun dapat terdidik secara iman. Tentunya, itu semua berada pada peran penting orang tua.

Semoga Hati Kudus Yesus, selalu memberkati kita. Amin.

DOA UMAT

I : Allah Bapa Maha Pengasih dan Penyayang telah mempersatukan kita semua sebagai keluarga-Nya yang terkasih. Marilah kita panjatkan doa-doa dengan penuh iman, harapan, dan kasih kita sebagai putra-putri-Nya yang terkasih.

L : Bagi Gereja Kristus: Allah Bapa Mahabaik, tuntunlah Gereja-Mu agar semakin berkembang menjadi keluarga besar, yang mendasari perjuangan perutusannya dengan cinta kasih dan kesetiaan. Marilah kita mohon,..

L : Bagi para bapak dan ibu: Allah Bapa Mahabijaksana, sertailah selalu para bapak dan ibu agar mereka tetap tabah dan tetap penuh pengharapan dalam mengasihi dan mendampingi putra-putri mereka yang tengah tumbuh sesuai dengan kehendak-Mu. Marilah kita mohon,…

L : Bagi kaum muda: Allah Bapa Mahasetia, dampingilah selalu kaum muda kami yang tengah mempersiapkan masa depan dunia sesuai dengan kehendak-Mu. Marilah kita mohon,…

L : Bagi keluarga kita masing-masing: Allah Bapa Mahakasih, berkatilah keluarga-keluarga kami dalam usah menciptakan suasana akrab terbuka dan penuh cinta kasih berdasarkan iman yang mendalam. Marilah kita mohon,…

I : Allah Bapa Yang Mahabaik, demikianlah permohonan kami, sebagai ungkapan cita-cita kami akan dunia baru yang lebih baik. Dengarkanlah doa-doa kami ini dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami. Amin

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa kami yang mahapengasih, terimalah kini persembahan roti dan anggu, sebagai pembaharuan persembahan diri kami sewaktu dibaptis. Himpunlah kami dalam keluarga yang besar di sekitar meja altar-Mu ini.

ANTIFON KOMUNI – Bar 3:38

Allah kita tampak di dunia, Ia bergaul dengan manusia

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa kami, sumber kebahagiaan keluarga, sebagai anggota keluarga-Mu kami Kaukumpulkan di sini dan Kauperkenankan sabda Kristus, Putera-Mu, tinggal pada kami dengan segala kekayaan-Nya. Kami mohon, berilah kami kesabaran dan keramahan, agar kami dapat saling menerima dan memahami serta terkumpul sebagai umat-Mu berkat cinta kasih-Mu. Demi Kristus,.. Amin

DOWNLOAD AUDIO RESI

No Comments

Leave a Comment