Selasa, 07 Juni 2022 – Hari Biasa Pekan X

Rm. Antonius Tugiyatno SCJ dari Komunitas SCJ Kokonao Papua Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFO PEMBUKA – Matius 5:13

Kalian ini garam dunia. Jika garam menjadi tawar, dengan apakah dapat diasinkan lagi? Tiada gunanya selain dibuang dan diinjak-injak orang.

PENGANTAR:

Si janda Sarfat memberikan miliknya yang terakhir kepada Nabi Elia, utusan Allah. Habislah sudah semuanya, tinggal harapannya pada Tuhan. Maka ia diganjar dengan rezeki melimpah. Dengan demikian, ia menunjukkan jalan untuk menjadi garam dan cahaya bagi manusia.

DOA PEMBUKA:

Marilah bedoa: Allah Bapa sumber kehidupan sejati, Engkau menghendaki semua orang menerima rezeki dan dihidupi oleh sabda Yesus, Sang Nabi Agung. Kami bersyukur atas semuanya itu, tetapi memohon, berkenanlah Engkau menjadi pegangan andalan kami entah hidup entah mati. Demi Yesus kristus Putra-Mu, ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja 17:7-16

“Tempat tepungnya tak pernah kosong sesuai dengan sabda Tuhan yang diucapkan Nabi Elia.”

Pada waktu itu Sungai Kerit menjadi kering, sebab hujan tiada turun-turun di negeri itu. Maka datanglah sabda Tuhan kepada Elia, “Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan.” Maka Elia pun bersiap-siap, lalu pergi ke sarfat. Ketika ia tiba di dekat gerbang kota, tampaklah seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Elia berseru kepada perempuan itu, “Cobalah, ambilkan daku sedikit air dalam kendi untuk kuminum.” Ketika wanita itu pergi mengambil air, Elia berseru lagi, “Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti.” Wanita itu menjawab, “Demi Tuhan Allahmu yang hidup, sesungguhnya tiada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, sebentar lagi aku pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.” Tetapi Elia berkata kepadanya, “Janganlah takut, pulanglah, dan buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku; kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah sabda Tuhan Allah Israel, “Tepung dalam tempayan itu takkan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun takkan berkurang sampai tiba waktunya Tuhan menurunkan hujan ke atas muka bumi.” Maka pergilah wanita itu, berbuat seperti yang dikatakan oleh Elia. Maka Elia, wanita itu dan anaknya mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang sesuai dengan sabda Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

BACAAN KEDUA: Mazmur 4:2-3.4-5.7-8

Ref. Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan.

  1. Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah yang membenarkan daku. Engkau memberi kelegaan kepadaku di saat kesesakan; kasihanilah aku, dan dengarkanlah doaku! Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan?

  2. Ketahuilah, Tuhan telah memilih bagi-Nya seorang yang Ia kasihi; apabila aku berseru kepada-Nya, Ia mendengarkan. Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hati di tempat tidurmu, tetapi tetaplah tenang.

  3. Banyak orang berkata, “Siapa akan memperlihatkan yang baik kepada kita? Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan! Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak daripada yang mereka berikan di saat mereka kelimpahan gandum dan anggur.”

BAIT PENGANTAR IINJIL:

U : Alleluya
S : (Mat 5:16) Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapa-Mu di surga.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 5:13-16

“Kamu adalah garam dunia”

Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda, “Kalian ini garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah dapat diasinkan? Tiada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang. Kalian ini cahaya dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu di surga.”
Demikianlah Sabda Tuhan!
U. Terpujilah Kristus!

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Antonius Tugiyatno SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Maria. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Saudara–saudari sahabat Resi Dehonian yang dikasihi oleh Tuhan, kita berjumpa kembali dalam Resi renungan singkat Dehonian, edisi Selasa pekan biasa ke X, 7 Juni  2022. Kali ini bersama saya Romo Antonius Tugiyatno SCJ dari Komunitas Kokonao Papua. Hari ini kita akan mendengarkan dan merenungkan bacaan dari Injil Matius 5: 13-16. Tema permenungan kita hari ini tentang garam dunia. Marilah kita memulainya dengan membuat tanda kemenangan Tuhan, dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

Saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan ketika membaca perikop Injil hari ini dengan tema garam saya mencoba untuk mencari kata gula dalam alkitab. Ternyata hasilnya tidak ada, paling-paling yang ada tentang ragi. Mungkin cerita-cerita tokoh Alkitab yang umurnya panjang tidak sakit gula karena memang menurut tafsir zaman dulu garam adalah sebagai bumbu utama. Mungkin pada zaman itu belum dikenal kecap Inggris, saus Thailand dan sebagainya. Selain itu kualitas garam pada zaman dulu berbeda dengan garam yang sekarang ini. Dahulu garam dibuat dengan manual sehingga pada jangka waktu tertentu kadar asinnya bisa menguap yang membuat rasanya menjadi tidak asin lagi. Walaupun bentuknya masih butiran-butiran kristal tetapi sudah tidak dapat mempengaruhi rasa. Yang aneh pada zaman ini garam bisa berubah menjadi kambing hitam. Ketika orang memasak terlalu asin, yang disalahkan garam karena terlalu banyak. Kalau masakan rasanya kurang asin garam lagi yang disalahkan garamnya kurang. Tetapi bila rasanya enak, yang dikatakan adalah sayurnya enak. Bumbunya mantab. Dagingnya lezat dan sebagainya dan garam jarang disebut lagi.

Saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan, menurut menurut pepatah filsuf Socrates dia mengatakan bahwa “peristiwa hidup manusia yang tidak direnungkan dan diberi makna sesungguhnya tidak layak untuk dijalani”. Lebih dari itu bila direnungkan melalui tema garam dunia, maka setiap peristiwa hidup yang kita lakukan, hanya akan menjadi berarti bila perbuatan itu berdayaguna bagi orang lain ataupun kita sendiri. Perbuatan itu akan menjadi berarti bila berdampak positif bagi sesama ataupun kita sendiri. Sedangkan perbuatan yang tidak mengubah, atau yang tidak memiliki dampak kebaikan itu sia-sia bagaikan garam yang kadaluarsa rasanya tidak asin lagi.

Garam tidak diciptakan untuk mengasinkan dirinya sendiri, tetapi dia akan menjadi bermakna, akan ada gunanya bila bahan makanan yang dibumbui menjadi memiliki rasa. Begitu pula segenap talenta, segenap kepandaian kita hanya akan membawa dampak perubahan baik, bila nilai-nilai perbuatan itu dibagikan kepada sesama. Kalau kita melakukan satu perbuatan baik walaupun itu hal yang paling kecil, nilainya tidak pernah sederhana. Saat kita menaburkan kebaikan bagi orang lain, tindakan itu bagaikan menaburkan garam yang memberi rasa dan mempengaruhi situasi hidup sosial. Kita pasti sudah tahu dan tidak perlu memperdebatkan tentang apa itu kebaikan, tetapi lakukan kebaikan mulai dari sekarang. Walaupun di televisi, di media sosial juga seringkali terjadi debat siapa tokoh yang paling baik, sumbanganya apa yang paling baik dan sebagainya toh terkadang dalam suatu perdebatan muncul adanya perpecahan. Banyak yang berdebat tentang kebaikan tetapi jangan sampai lebih sedikit orang yang berbuat kebaikan.  Semoga permenungan tentang garam dunia menjadikan hidup kita pun selalu memberikan perubahan yang baik diri kita sendiri. Memberikan perubahan yang baik bagi bagi sesama. Memberikan perubahan yang baik bagi dunia. Semoga Hati Kudus Yesus, selalu merajai hati kita.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa sumber kebahagiaan, semoga lapar kami akan kebahagiaan sejati Kaupuaskan dalam diri Yesus Putra-Mu, dan jangan sampai kami kehilangan Dia. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara Kami.

ANTIFON KOMUNI – Matius 5:14a.16

Kalian ini cahaya dunia. Hendaknya cahaya-Mu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatan-Mu yang baik dan memuji Bapa di surga.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa kami sumber cahaya kehidupan, jadilah cahaya hidup kami, jadilah sukacita seluruh umat manusia, agar kami semua meluhurkan nama-Mu yang kudus. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

1 Comment

Leave a Comment