Selasa, 04 Oktober 2022 – Peringatan Wajib St. Fransiskus dari Assisi

Rm. Gregorius Dedi Rusdianto SCJ dari Komunitas SCJ pangkalan Kerinci Riau Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA:

Santo Fransiskus, utusan Allah, meninggalkan rumah ayahnya, melepaskan harta warisannya dan menjadi miskin dan hina dina. Tetapi Tuhan mempermuliakannya.

PENGANTAR:

Kita memerlukan pembersihan lingkungan agar dapat menghargai lagi ciptaan dan alam raya. Baru kalau kita sudah tenggelam dalam kemewahan, kita dapat menyadari kekayaan perkara-perkara kecil sehari-hari. Fransiskus, anak seorang usahawan kaya di Assisi, merasa cukup puas dengan kekayaan teladan dan cara hidup Yesus, sehingga dapat mengarungi sebaga raja ciptaan, yang bersatu dengan alam dan Tuhan. Banyak yang mengikuti dia kembali kea lam bebas, kembali kepada Tuhan.

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa, Pembela kaum fakir miskin, Santo Fransiskus menjadi miskin dan hina dina seperti Kristus sendiri. Semoga kami mengikuti langkahnya dan dengan gembira mengabdi Putera-Mu, supaya kami tetap bersatu dengan Dikau dan bersukaria dalam cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Galatia 1:13-24

“Allah berkenan menyatakan Anak-Nya dalam diriku agar aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa.”

Saudara-saudara, kalian tentu telah mendengar tentang hidupku dalam agama Yahudi dulu. Tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. Dalam agama Yahudi itu aku jauh lebih maju dari banyak teman sebaya di antara bangsaku, karena aku sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku. Tetapi Allah telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh karena kasih karunia-Nya. Ia berkenan menyatakan Anak-Nya dalam diriku, agar aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa lain. Pada waktu itu sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia. Aku juga tidak pergi ke Yerusalem untuk mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku. Tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik. Baru tiga tahun kemudian aku pergi ke Yerusalem untuk menemui Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. Tetapi rasul-rasul yang lain tak seorang pun yang kulihat, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus. Di hadapan Allah kutegaskan: Apa yang kutulis kepadamu ini benar, aku tidak berdusta. Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia. Tetapi aku tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea. Mereka hanya mendengar, bahwa orang yang dahulu menganiaya mereka sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya. Dan mereka memuliakan Allah karena aku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 139:1-3.13-14ab.14c-15

Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.

  1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku. Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan atau berbaring segala jalanku Kaumaklumi.

  2. Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandunagn ibuku. Aku bersyukur kepada_mu oleh karena misteri kejadianku; ajaiblah apa yang Kaubuat.

  3. Jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aaku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : Berbahagialah yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 10:38-42

“Marta menerima Yesus di rumahnya. Maria telah memilih bagian yang terbaik.”

Dalam perjalanan ke Yerusalem Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah kampung. Seorang wanita bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria itu duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan sabda-Nya. Tetapi Marta sangat sibuk melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, tidakkah Tuhan peduli, bahwa saudariku membiarkan daku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Yesus menjawabnya, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu. Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Gregorius Dedi Rusdianto SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Para pendengar Resi Dehonian yang terkasih, gembira sekali saya Rm. G. Dedi Rusdianto, SCY bisa berjumpa kembali dengan Anda semua dalam Renungan Singkat Dehonian, hari ini Selasa 4 Oktober 2022. Pertama-tama, marilah kita dengarkan Injil hari ini yang

Para pendengar Resi Dehonian terkasih. Secara spontan barangkali kita akan berpikir untuk mempertentangkan dua pribadi yakni Maria dan Marta. Maria menyimbolkan kedekatan yang intim dengan Yesus dan ketekunannya mendengarkan Yesus, dalam arti Maria seorang yang tekun berdoa dan mendengarkan, serta merenungkan sabda Yesus. Sedangkan Marta, mewakili perwujudan iman dalam hidup sehari-hari yakni dengan prinsip keramah tamahan, melayani tamu dan tekun dalam tugas-tugas pokok sehari-hari.

Untuk memahaminya, perlulah kita mengetahui konteks Injil hari ini yakni Yesus dalam perjalanan menuju Yerusalem, artinya dia bersiap untuk mengalami salib, wafat dan kebangkitanNya untuk penebusan dosa umat manusia. Sehingga pada hari itulah, kesempatan bagi Lazarus, Maria dan Marta untuk berjumpa secara tatap muka dengan Kristus. Dan selanjutnya mereka hanya akan berjumpa dengan Yesus pada kedatangannya yang kedua, kelak di kemudian hari.

Kedua, antara doa dan karya tidaklah perlu di pertentangkan. Justru menjadi tantangan umat beriman untuk melakukan doa dan karya secara seimbang. Inilah yang menjadi concern atau perhatian pendiri SCY pater Dehon yakni berusaha menyeimbangkan antara doa dan karya. Usahanya terungkap dalam 6 dimensi seorang SCY atau Dehonian yakni dimensi-dimensi: kerohanian, kepribadian, intelektual, pastoral, spiritualitas Dehonian: Ecce Venio, Ecce Anchilla, Adveniat Regnum Tuum serta dimensi hidup berkomunitas. Pater Dehon tidak mau para pengikutnya terjebak dalam salah satu atau salah dua dimensi saja, misalnya: terlalu menekankan hidup rohani tetapi melalaikan olah kepribadian, atau terlalu menekankan intelektual namun mengabaikan hidup doa, hidup berkomunitas ataupun di mensi pastoral, spiritual Dehonian dst.

Tujuan pater Dehon hanya satu, yakni kita bertumbuh secara holistik yakni bertumbuh kembang secara menyeluruh dalam: hidup doa, kepribadian, intelektual, pastoral, spiritualitas Dehonian, dan hidup bersama/team work. Semoga kita pada akhirnya mampu menyeimbangkan 6 dimensi Dehonian tersebut dalam hidup sehari-hari, sehingga dari hari ke hari kita semakin manusiawi dan semakin ilahi. Semoga berkat Allah yang mahakuasa menyertai saudara-saudari sekalian, dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Amin

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa yang maharahim, Santo Fransiskus dengan penuh semangat menyatukan diri dengan Kristus di salib. Semoga berkat persembahan ini kami pun sanggup menghayati penderitaan dan kebangkitan Kristus, Putera-Mu, …

ANTIFON KOMUNI:

Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh Roh Kudus, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa, sumber cinta kasih, semoga berkat santapan suci yang kami sambut kami mengikuti cinta kasih Santo Fransiskus dan semangat kerasulannya. Perkenankanlah kami menikmati kasih saying-Mu dan menyerbarluaskannya untuk keselamatan sesama. Demi Kristus, …

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

Santo Fransiskus Asisi

St. Fransiskus adalah pendiri Ordo Fransiskan (O.F.M. = Ordo Fratrum Minorum = Ordo Friars Minor = Ordo Saudara-saudara Hina-dina) yang sampai saat ini masih terus tumbuh dan berkembang.

Fransiskus dilahirkan di kota Assisi, Italia pada tahun 1181. Ayahnya bernama Pietro Bernardone, seorang pedagang kain yang kaya raya, dan ibunya bernama Donna Pica. Di masa mudanya, Fransiskus lebih suka bersenang-senang dan menghambur-hamburkan harta ayahnya daripada belajar. Ketika usianya 20 tahun, Fransiskus ikut maju berperang melawan Perugia. Ia tertangkap dan disekap selama satu tahun hingga jatuh sakit. Pada masa itulah ia mendekatkan diri kepada Tuhan. Setelah Fransiskus dibebaskan, ia mendapat suatu mimpi yang aneh. Dalam mimpinya, ia mendengar suara yang berkata, “layanilah majikan dan bukannya pelayan.”

Setelah itu Fransiskus memutuskan untuk hidup miskin. Ia pergi ke Roma dan menukarkan bajunya yang mahal dengan seorang pengemis, setelah itu seharian ia mengemis. Semua hasilnya dimasukkan Fransiskus ke dalam kotak persembahan untuk orang-orang miskin di Kubur Para Rasul. Ia pulang tanpa uang sama sekali di sakunya. Suatu hari, ketika sedang berdoa di Gereja St. Damiano, Fransiskus mendengar suara Tuhan, “Fransiskus, perbaikilah Gereja-Ku yang hampir roboh”. Jadi, Fransiskus pergi untuk melaksanakan perintah Tuhan. Ia menjual setumpuk kain ayahnya yang mahal untuk membeli bahan-bahan guna membangun gereja yang telah tua itu.

Senor Pietro Bernardone marah sekali! Fransiskus dikurungnya di dalam kamar. Fransiskus, dengan bantuan ibunya, berhasil melarikan diri dan pergi kepada Uskup Guido, yaitu Uskup kota Assisi. Pak Bernardone segera menyusulnya. Ia mengancam jika Fransiskus tidak mau pulang bersamanya, ia tidak akan mengakui Fransiskus sebagai anaknya dan dengan demikian tidak akan memberikan warisan barang sepeser pun kepada Fransiskus. Mendengar itu, Fransiskus malah melepaskan baju yang menempel di tubuhnya dan mengembalikannya kepada ayahnya.

Sejak saat itu dia mulai mengunjungi rumah sakit, melayani orang sakit, berkhotbah di jalan-jalan, dan memandang semua orang baik laki-laki maupun perempuan sebagai saudara kandung. Orang-orang banyak  mulai tertarik untuk mengikuti teladan hidupnya. Hingga pada Tahun 1209 ia memperoleh restu dari Paus mendirikan Ordo Fransiskan yang mendasarkan hidup mereka pada kesederhanaan dan kemisikinan; seperti kata Yesus :  

“Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” –> Matius 19:21

Fransiskus amat kudus. Ia tidak lagi melihat perbedaan diantara semua mahluk ciptaan Tuhan. Baginya segala sesuatu yang ada didunia ini adalah karunia Ilahi. Kelembutan jiwanya bahkan membuat binatang-binatang pun menyayanginya. Binatang buas menjadi jinak bila berada didekat orang suci ini.

Kisah – Kisah Ajaib St.Fransiskus.

Dalam hidup Fransiskus seringkali terjadi peristiwa-peristiwa luar biasa di mana ia berbicara kepada binatang-binatang. Di antaranya, ketika St. Fransiskus menghardik serombongan burung yang berisik sehingga mengganggu upacara gereja! Yang mengherankan, burung-burung itu kemudian tinggal tenang sampai Fransiskus menyelesaikan khotbahnya.

Berkotbah pada burung-burung

Suatu hari Fransiskus dan pengikut-pengikutnya sedang dalam perjalanan ke Lembah Spoleto dekat kota Bevagna. Tiba-tiba Fransiskus melihat serombongan besar burung-burung dari berbagai jenis. Di antaranya ada merpati, gagak dan jenis-jenis yang lain. Terpesona dengan keindahan pemandangan itu, Fransiskus meninggalkan teman-temannya di pinggir jalan dan berlari mengejar rombongan burung yang ajaibnya tidak lagi beterbangan tapi dengan sabar menunggu kedatangan Fransiskus. Seperti biasa Fransiskus menyapa mereka, ia pikir burung-burung itu akan segera beterbangan di udara ketika ia menyapanya. Tetapi mereka semua tetap diam di tempatnya masing-masing.

Dipenuhi rasa kagum, Fransiskus bertanya apakah mereka mau tinggal sebentar bersamanya untuk mendengarkan Sabda Tuhan. Katanya kepada mereka, “Saudara dan saudari burung, hendaklah kalian memuji Pencipta-mu dan mengasihi-Nya selalu. Ia memberimu bulu-bulu sebagai mantel, sayap untuk terbang dan memenuhi segala kebutuhanmu. Tuhan-lah yang menjadikan engkau mulia di antara segala makhluk, menjadikan udara yang halus bersih sebagai rumahmu. Tanpa menabur atau pun menuai, kalian memperoleh bimbingan dan perlindungan dari Tuhan.”

Burung-burung itu mengepak-ngepakan sayap mereka, menjulurkan leher mereka sambil memandang Fransiskus. Mereka bersukacita memuji Tuhan dengan cara yang demikian indah sesuai kodrat mereka. Kemudian Fransiskus berjalan di tengah-tengah burung-burung itu, berkeliling dan kembali, menyentuh kepala dan badan burung-burung itu dengan jubahnya. Kemudian ia memberkati mereka dan membuat tanda salib bagi mereka. Kemudian burung-burung itu beterbangan di udara dan Fransiskus dengan penuh sukacita berterima kasih kepada Tuhan, lalu melanjutkan perjalanannya.

Setelah kembali kepada teman-temannya, Fransiskus menggumam dengan keras mengapa selama ini ia tidak pernah berkhotbah kepada burung-burung. Maka, sejak saat itu, Fransiskus membiasakan diri untuk meminta kepada burung-burung, segala jenis binatang serta reptil untuk memuji dan mengasihi Pencipta-nya.

Suatu hari seorang rahib membawa seekor kelinci yang terjebak perangkap para pemburu. St. Fransiskus lalu menasehati kelinci agar lebih berhati-hati di waktu yang akan datang, kemudian dikeluarkannya kelinci dari dalam perangkap dan diletakkannya di atas tanah supaya ia pergi. Tetapi kelinci itu kembali dan melompat ke atas pangkuan Fransiskus, berharap agar ia boleh tinggal di dekatnya. Fransiskus membawa kelinci itu ke sebuah hutan dan melepaskannya kembali. Tetapi kelinci itu kembali lagi ke tempat di mana Fransiskus duduk dan melompat ke atas pangkuannya lagi! Akhirnya Fransiskus meminta salah seorang rahibnya untuk membawa kelinci masuk ke dalam hutan dan melepaskannya. Kali ini usahanya berhasil.

Hal-hal seperti ini terjadi berkali-kali dalam hidup Fransiskus – di mana ia melihatnya sebagai suatu kesempatan untuk memuji kemuliaan Tuhan. Jika seekor makhluk yang begitu sederhana dapat begitu dilimpahi oleh keajaiban Tuhan, terlebih lagi manusia!

Fransiskus dan serigala Gubbio

Kisah mujizat St.Fransiskus yang paling terkenal adalah ketika menjinakkan serigala buas yang meneror rakyat kota Gubbio. Ketika Fransiskus tinggal di kota itu ia mendapati ada seekor serigala yang sangat ganas. Ia tidak saja memburu dan memangsa binatang, tetapi juga manusia. Rakyat kota itu mengangkat senjata untuk membinasakannya, tetapi mereka yang pergi menghadapi serigala itu banyak yang binasa dan terluka  oleh taring-taringnya yang tajam. Maka penduduk menjadi sangat takut dan tidak berani keluar dari tembok kota.

Frasnsiskus merasa iba kepada penduduk kota dan memutuskan untuk pergi menemui serigala. Penduduk mencegahnya dengan sangat, tetapi Fransiskus bersikeras bahwa Tuhan akan menjaganya. Seorang rahib yang pemberani dan beberapa petani menemani Fransiskus sampai ke gerbang luar kota. Tetapi segera saja petani-petani itu merasa gentar dan tidak berani melanjutkan perjalanan.

Fransiskus dan rekannya mulai berjalan. Tiba-tiba serigala, dengan rahangnya ternganga, muncul dari hutan dan datang dan hendak menyerang para biarawan itu. Fransiskus membuat Tanda Salib ke arah serigala. Dengan kuasa Tuhan, serigala itu segera memperlambat larinya dan mengatupkan rahangnya. Kemudian Fransiskus berteriak: “Datanglah kepadaku, Saudara Serigala. Dalam nama Yesus, aku memerintahkan kamu untuk tidak lagi menyakiti siapa pun.” Maka pada saat itu juga serigala menundukkan kepalanya dan datang berbaring di bawah kaki St. Fransiskus. Serigala itu menjadi jinak seperti seekor anak anjing.

St. Fransiskus menjelaskan kepada serigala bahwa serigala telah menakutkan penduduk kota, karena ia tidak saja memangsa binatang, tetapi juga manusia yang diciptakan seturut gambaran Allah. “Saudara Serigala,” kata Fransiskus, “aku ingin mengadakan perdamaian antara kamu dan penduduk Gubbio. Mereka tidak akan menyakiti kamu dan kamu juga tidak boleh lagi menyakiti mereka. Semua kejahatan di masa lampau harap dimaafkan.”  Serigala menyatakan persetujuannya dengan menggoyang-goyangkan badannya dan menggangguk-anggukkan kepalanya. Dan puncak dari peristiwa yang menakjubkan itu, Fransiskus meminta serigala untuk membuat janji. Sementara Fransiskus mengulurkan tangannya untuk menerima janji, serigala mengulurkan kaki depannya dan meletakkannya di atas tangan orang kudus itu. Kemudian, Fransiskus memerintahkan serigala untuk mengikutinya masuk ke dalam kota untuk mengadakan perjanjian damai dengan penduduk kota. Maka tanpa melawan sedikit pun serigala mengikuti St. Fransiskus.  

Ketika mereka tiba di alun-alun kota, semua orang datang untuk menyaksikan peristiwa yang ajaib itu. Dengan si serigala di sisinya, Fransiskus berkhotbah kepada penduduk kota mengenai cinta kasih Tuhan yang luar biasa serta ajaib, yang memanggil mereka semua untuk bertobat dari semua dosa-dosa mereka. Kemudian atas nama serigala, Fransiskus menawarkan perdamaian kepada penduduk kota. Penduduk berjanji dengan suara lantang bahwa mereka akan menyediakan makanan bagi serigala. Kemudian Fransiskus bertanya kepada serigala apakah ia mau hidup berdamai dengan syarat-syarat tersebut. Serigala menundukkan kepalanya dalam-dalam dan merenggangkan badannya untuk meyakinkan semua orang bahwa ia menerima janji itu. Kemudian sekali lagi serigala meletakkan tangannya di atas tangan Fransiskus sebagai tanda ikatan perjanjian.

Sejak saat itu penduduk kota menepati janji yang mereka buat. Serigala tinggal selama dua tahun lamanya di antara penduduk kota, pergi dari satu rumah ke rumah lain untuk meminta makanan. Serigala tidak menyakiti siapa pun dan tak seorang pun menyakitinya. Bahkan anjing-anjing pun tidak menyalak kepadanya. Ketika akhirnya serigala mati karena telah tua umurnya, sangat sedihlah penduduk kota Gubbio. Cara hidup serigala yang penuh damai menjadi peringatan bagi mereka akan pengaruh, kesabaran, keteladanan dan kekudusan St. Fransiskus yang menjadi simbol nyata kekuasaan dan pemeliharaan Tuhan Allah yang hidup.

Stigmata

Pada bulan September 1224 saat Fransiskus sedang dalam meditasi di Mount Alvernia di Apennines, ia menerima stigmata, yang kemudian secara periodik berdarah selama dua tahun sisa hidupnya. Mukjizat ini memiliki peringatan yang terpisah pada tanggal 17 September. Ia sangat bersyukur menerima anugerah Ilahi ini namun ia berusaha dengan seksama untuk menyembunyikannya dari penglihatan orang lain.

Orang Suci ini dijemput kembali ke surga pada tanggal 3 Oktober 1226, dalam usianya yang ke empat puluh lima tahun.  Para pengikutnya kemudian melanjutkan karya cinta kasihnya dengan semangat kerendahan hati dan meneruskan kerinduannya untuk memanggil semua orang menjadi pengikut Kristus yang sejati.

Arti Nama

Fransiskus berasal dari nama Latin Franciscus yang berarti “Orang Perancis”. Nama ini diturunkan dari kata  “Francus”  (yang berarti : “Seorang Franc”, atau “Seorang bebas”). Akar kata ini berasal dari kata Perancis kuno “Franc” yang berarti “Bebas”.

Variasi Nama

Francis, Frances (English), François, Francisque (French), Frantziska, Frantzisko, Patxi (Basque), Franseza (Breton), Francesc, Francesca (Catalan), Frane, Franjo, Franka, Franko, Frano, Fran (Croatian), František, Františka (Czech), Frans (Danish), Franciscus, Frans (Dutch), Frans, Ransu (Finnish), Franz, Franziska, Fränze, Franzi, Ziska (German), Ferenc, Franciska, Fanni, Feri, Ferkó, Franci (Hungarian), Proinsias (Irish), Franca, Francesca, Francesco, Franco (Italian), Francisca, Franciscus (Late Roman), Frens, Frenske (Limburgish), Pranciškus (Lithuanian), Frans (Norwegian), Franciszek, Franciszka (Polish), Francisca, Francisco, Chica, Chico (Portuguese), Frang, Frangag (Scottish), Franjo (Serbian), Franc, Frančišek, Frančiška, Fran, Francka (Slovene), Francisca, Francisco, Curro, Fran, Paca, Paco, Pancho, Paquita, Paquito (Spanish), Frans (Swedish), Ffransis (Welsh)

Bentuk Pendek : Frank, Cissy, Fannie, Fanny, Fran, Frankie, Frannie, Franny, Sissie, Sissy (English)
Bentuk Feminim : Frances (English), Françoise (French)

Sumber: https://katakombe.org/para-kudus/oktober/fransiskus-asisi.html

1 Comment

  • Herlin Oktober 4, 2022 at 4:10 am

    St Fransiskus .
    Doakanlah kami.

    Reply

Leave a Comment