Rabu, 15 Februari 2023 – Hari Biasa Pekan VI

Rm. Gregorius Jenli Imawan SCJ dari Komunitas SCJ Postulat-Novisiat St Yohanes Gisting Lampung Indonesia

 
 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 116:1819

Aku akan menepati nadarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya di pelataran bait Allah.

PENGANTAR:

Tuhan selalu memberi kesempatan baru. Sesudah air bah Ia mau mencoba lagi asal ada itikad baik. Injil mengajarkan pula, bahwa iman kita lambat laun berkembang menghayati anugerah-anugerah Tuhan.

DOA PEMBUKA:

Marilah bedoa: Allah Bapa mahasetia, Engkau selalu tetap setia bila kami menepati sabda-Mu dengan tulus ikhlas. Semoga Kaubuka mata hati budi kami, agar dapat memandang Putra-Mu terkasih, yang memang Kautunjukkan kepada kami bahwa Dialah kehidupan kami. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Kejadian 8:6-13.20-22

“Nuh melihat-lihat; ternyata muka bumi sudah mulai kering.”

Pada waktu itu air bah sudah mulai surut. Sesudah lewat empat puluh hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu. Lalu ia melepaskan seekor burung gagak. Dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air menjadi kering di atas bumi. Kemudian dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air telah berkurang dari muka bumi. Tetapi burung merpati itu tidak mendapat tumpuan kaki dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh ke dalam bahtera, karena di seluruh bumi masih ada air. Lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam bahtera. Ia menunggu tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya pula burung merpati itu. Menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun Zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air telah berkurang dari atas bumi. Selanjutnya ditunggunya pula tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya burung merpati itu; tetapi burung itu tidak kembali lagi kepadanya. Maka dalam tahun keenam ratus satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudah keringlah air dari atas bumi. Kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu dan melihat-lihat ternyatalah muka bumi sudah mulai kering. Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan. Dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram, diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan kurban bakaran di atas mezbah itu. Ketika Tuhan mencium persembahan yang harum itu, bersabdalah Tuhan dalam hati-Nya, “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya; Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam”.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mzm 116:12-15.18-19

Ref. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, ya Tuhan.

  1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.

  2. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.

  3. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya, di pelataran rumah Tuhan, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem.

BAIT PENGANTAR INJIL:

Ref: Alleluya, alleluya, alleluya

U : Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata hati kita, supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 8:22-26

“Si buta itu sembuh, dan dapat melihat segala sesuatu dengan jelas.”

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon supaya Ia menjamah dia. Yesus lalu memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata si buta, dan meletakkan tangan di atasnya, Ia bertanya, “Sudahkah kaulihat sesuatu?” Orang itu memandang ke depan, lalu berkata, “Aku melihat orang! Kulihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon yang berjalan”. Yesus kemudian meletakkan tangan-Nya lagi pada mata orang itu. Maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata, “Jangan masuk ke kampung!”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Gregorius Jenli Imawan SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Pendengar Resi Dehonian yang terkasih, selamat berjumpa kembali dengan saya, Romo Jenli, SCJ dari Komunitas Postulat – Novisiat SCJ St. Yohanes, Gisting (Lampung), dalam ReSi (Renungan Singkat) Dehonian, edisi hari Rabu, 15 Februari 2023.

Merenungkan Injil pada hari ini, mengajak kita untuk menyadari bahwa Tuhan memberikan teladan dalam berusaha. Dari mukjizat kesembuhan yang dibuat-Nya – yakni membuat orang yang pada awalnya tidak dapat melihat menjadi bisa melihat – Tuhan memperlihatkan adanya proses yang harus dilakukan. Sebagai Allah, Tuhan Yesus pasti dengan amat mudah melakukan mukjizat kesembuhan itu. Sebagai Allah, Ia memiliki kuasa yang “tak terhingga” dan memberikan penglihatan kepada yang tidak bisa melihat, pasti hal yang mudah bagi-Nya. Namun apa yang dibuat-Nya? Ia memegang tangan orang yang buta itu, membawanya ke luar kampung; lalu meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya; bahkan Ia meletakkan tangan-Nya atas orang buta itu sebanyak dua kali. Setelah proses itu, orang buta yang tadinya tidak dapat melihat, kemudian ia dapat melihat. Sukacita dari orang yang mendapat penglihatan, digambarkan dengan amat kuat oleh Markus: “Orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas”.

Meski Allah dalam Diri Yesus dapat melakukan mukjizat dengan seketika – namun Ia menunjukkan bahwa hal tersebut dilakukan dalam sebuah dinamika – menunjukkan kepada kita tentang arti sebuah proses. Ia memberikan teladan bahwa untuk mencapai sesuatu yang diharapkan, membutuhkan sebuah dinamika dalam proses. Rasanya, apa yang dibuat Yesus memberikan inspirasi dan penyemangat bagi kita. Sebagai umat yang masih berziarah di dunia, kita memiliki banyak hal yang ingin digapai, cita-cita yang ingin dicapai, kebaikan hidup yang ingin dimiliki, dan masih banyak lainnya. Bisa jadi, karena situasi lingkungan dan zaman yang syarat akan budaya instant, memengaruhi kita untuk tidak mau mengikuti proses menuju pencapaian, namun hanya ingin sampai pada tujuannya saja. Bisa jadi, kita tidak mau untuk berusaha maksimal, tidak mau berkorban, tidak mau berjuang; namun mengharapkan hasil yang maksimal. Di sini tidak ada keseimbangan antara proses untuk berusaha-berjuang dan hasil yang diharapkan. Parahnya, kita memilih untuk mengambil “jalan pintas” – dan bahkan itu melawan iman Kristiani – hanya untuk mendapatkan tujuan dalam hidup di dunia, yang sebenarnya bersifat fana, tidak kekal.

Teladan Tuhan dalam Injil pada hari ini, ingin mengatakan kepada kita: “Teruslah berusaha dalam berkarya, dan jangan kehilangan asa”. Dengan mengandalkan rahmat Ilahi dalam setiap usaha dan karya, menyeimbangkan antara doa dan karya, kita sejatinya meneladani Tuhan seperti yang Ia buat dalam Injil hari ini. Yang bijak dilakukan adalah – tidak hanya berdoa saja tanpa usaha; demikian pula sebaliknya, tidak hanya usaha saja tanpa doa – menyeimbangkan antara usaha-karya dan doa. Tuhan pasti akan mendengarkan doa dan harapan dalam setiap usaha kita. Hanya, bagaimana ia menjawabnya, itu seturut dengan rencana dan penyelenggaraan Ilahi-Nya. Yang perlu kita kuatkan adalah kepercayaan mendasar akan setiap kebijaksanaan-Nya. Harapannya, dalam mengarungi hidup, kita sebagai orang beriman, tidak kehilangan harapan untuk terus berjuang.

Semoga Hati Kudus Yesus, memberkati hidup kita. Amin.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa mahabaik, sembuhkanlah kiranya kebutaan kami, dan semoga kami melihat jalan hidup kami berkat roti anggur ini, berkat Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

ANTIFON KOMUNI – Mazmur 116:12-13

Bagaimana akan kubalas segala kebaikan Tuhan terhadapku? Aku mengangkat piala untuk merayakan keselamatan sambil menyerukan nama Tuhan.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa mahabaik, kami bersyukur karena dunia bagi kami tampak baru dalam diri Yesus, Sabda kesanggupan-Mu. Semoga kami saling bergaul dengan jujur serta saling mengusahakan kedamaian. Demi Kristus, ….

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

1 Comment

  • Mike Parera Februari 15, 2023 at 12:14 pm

    Terima kasih, sangat membantu pertumbuhan iman umat.

    Reply

Leave a Comment