Minggu, 26 Februari 2023: Hari Minggu Prapaskah I

Rm. Thomas Suratno SCJ dari Komunitas SCJ Jakarta Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – bdk. Mazmur 91:15-16

Ia akan memanggil-Ku dan Aku akan mendengarkan dia. Aku akan meluputkan dan memuliakannya. Dengan umur panjang akan Kupenuhi dia.

PENGANTAR:

Minggu pertama Prapaskah mengarahkan setiap umat beriman untuk menjadikan masa waktu 40 hari sebagai masa belajar membangun ketaatan iman dan dengan mengambil teladan Yesus yang dengan taat melaksanakan kehendak Bapa-Nya. Ketaatan itu dimulai dengan olah diri yang serius: berpuasa untuk dapat memiliki kepekaan hati guna mengikuti dan melaksanakan kehendak Bapa. Begitu pula, kita semua ingin berolah diri dengan puasa agar semakin kuat dan tajam membedakan mana tindakan dosa dan mana yang selaras dengan kehendak Allah.

SERUAN TOBAT:

I : Tuhan Yesus Kristus, akibat sikap Adam semua orang mati karena berbuat dosa, namun berkat jasa-Mu, semua oran memperoleh rahmat dan hidup. Tuhan, kasihanilah kami.

U : Tuhan, kasihanilah kami.

I : Akibat kesetiaan Adam, semua orang berdosa, namun berkat ketaatan-Mu semua memperoleh rahmat. Kristus, kasihanilah kami.

U : Kristus, kasihanilah kami. 

I : Di padang gurun, di bawah pimpinan Musa, umat-Mu berkali-kali jatuh ke dalam dosa; tetapi di padang gurun pula Engkau memberi teladan bagaimana mengalahkan godaan. Tuhan, kasihanilah kami.

U : Tuhan, kasihanilah kami.

DOA PEMBUKA:

Marilah bedoa: Allah Bapa Yang Mahakuasa, ajarilah kami untuk menghayati panggilan kami sebagai pengikut Kristus yang sejati. Semoga kami tidak hanya hidup karena makanan jasmani saja, tetapi juga karena Sabda yang Kauberikan kepada kami, melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Kejadian 2:7-9.3:1-7

“Ciptaan pertama dan dosa asal.”

Ketika Tuhan Allah menjadikan langit dan bumi, Ia membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Selanjutnya Tuhan Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; di situlah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu. Lalu Tuhan Allah menumbuhkan berbagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; di tengah-tengah taman itu Ia menumbuhkan pohon kehidupan, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh Tuhan Allah ular adalah binatang yang paling cerdik. Ular itu berkata kepada perempuan yang telah diciptakan Tuhan, “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” Sahut perempuan itu kepada ular, “Buah pohon-pohon dalam taman ini boleh kami makan. Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan atau pun kamu raba buah itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu, “Sekali-kali kamu tidak akan mati! Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan, dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Maka ia mengambil dari buahnya, lalu dimakan, dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia; dan suaminya pun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua, dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 51:3-4.5-6a.12-13.14-17

Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.

  1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.

  2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.

  3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari pada-Ku!

  4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu.

BACAAN KEDUA: Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma 5:12-19

“Di mana pelanggaran bertambah banyak, di sana karunia menjadi berlimpah-limpah.”

Saudara-saudara, dosa telah masuk ke dalam dunia lantaran satu orang, dan karena dosa itu, masuklah juga maut. Demikianlah maut telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Sebab sebelum hukum Taurat ada, di dunia ini telah ada dosa. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. Sungguhpun demikian dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa maut telah berkuasa juga atas mereka yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran dari Dia yang akan datang. Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang itu semua orang telah jatuh dalam kuasa maut, jauh lebih besarlah kasih karunia dan anugerah Allah, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang lantaran satu orang, yaitu Yesus Kristus. Kasih karunia Allah jauh lebih besar daripada dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, sedangkan pemberian kasih karunia atas banyak pelanggaran telah mengakibatkan pembenaran. Jadi, jika oleh dosa satu orang maut telah berkuasa, lebih benarlah yang terjadi atas mereka yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran; mereka akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
S : (Mat 4:4b) Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 4:1-11

“Yesus berpuasa selama empat puluh hari, dan dicobai Iblis.”

Sekali peristiwa Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun supaya dicobai Iblis. Setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya, “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu itu menjadi roti.” Tetapi Yesus menjawab, “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Kemudian Iblis membawa Yesus ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah. Lalu Iblis berkata kepada-Nya, “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk pada batu.” Yesus berkata kepadanya, “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Lalu Iblis membawa Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya. Iblis berkata kepada-Nya, “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Maka berkatalah Yesus kepadanya, “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau harus berbakti!” Lalu Iblis meninggalkan Yesus, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Dia.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DEHONIAN DIBAWAKAN OLEH Rm. Thomas Suratno SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Sahabat Resi Dehonian terkasih, jumpa kembali dengan saya, Romo Thomas Suratno, SCJ dari komunitas SCJ  Jakarta Indonesia dalam Renungan Singkat-dehonian edisi hari ini: Minggu, 26 Februari  2023, Hari Minggu Prapaskah I. Marilah kita mendengarkan sabda Tuhan, yakni firman Tuhan yang tersurat dalam  INJIL: Mat 4:1-11.

Sahabat Resi yang terkasih, pernahkah terfikir oleh kita, mengapa Yesus memberikan Diri-Nya dicobai oleh Iblis? Bukankah Yesus adalah Allah? Mengapa Allah membiarkan Diri-Nya dicobai oleh Iblis? Bukankah sebagai Allah, Yesus tahu bahwa Dia pasti menang melawan godaan Iblis? Namun, semua hal ini dilakukan oleh Yesus bukan untuk Diri-Nya sendiri, namun dilakukannya untuk kepentingan manusia, makhluk yang dikasihi-Nya. Yesus membiarkan Diri-Nya dicobai untuk menunjukkan strategi Iblis dalam menggoda manusia dan pada saat yang bersamaan, Yesus menunjukkan jalan bagaimana untuk menghadapi godaan tersebut. Semua yang Yesus lakukan merupakan suatu pelajaran bagi kita manusia, sehingga kita dapat mengikuti apa yang dilakukan-Nya, sehingga kita dapat mencapai keselamatan kekal.

Sahabat Resi yang terkasih, apa yang tadi kita dengar bersama dalam pewartaan Injil khususnya dikisahkan mengenai Yesus yang dicobai iblis. Pencobaan Yesus ini terjadi setelah Yesus dibaptis. Kita tahu bahwa baptisan bukan hanya sekedar simbol, namun merupakan suatu tindakan untuk mati terhadap dosa dan hidup di dalam Kristus. Dengan Sakramen Baptis, maka kita menjadi anak-anak terang dan bukan lagi menjadi anak-anak gelap; meninggalkan manusia lama dan menjadi manusia baru, yang berarti mengikuti jalan Tuhan dan meninggalkan jalan Iblis. Oleh karena itu, secara tidak langsung, orang-orang yang telah dibaptis telah membunyikan genderang perang terhadap Iblis.

Jadi Sahabat Resi yang terkasih, pencobaan Yesus setelah baptisan, mengajarkan kepada kita semua yang telah dibaptis untuk senantiasa bertumbuh di dalam kehidupan spiritualitas kita, karena kita pasti akan mengalami percobaan-percobaan hidup. Kita tidak dapat lulus dalam ujian tanpa bergantung pada rahmat Allah. Dengan demikian, kita harus mengikuti Kristus dalam menghadapi percobaan. Mari kita melihat dan merenungkan percobaan-percobaan yang dialami oleh Yesus.

Sahabat Resi yang terkasih, Pencobaan 1 – Merubah batu menjadi roti vs Firman Allah. “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.” Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”

Kita tahu bahwa dosa asal membawa kecenderungan berbuat dosa. Dan ini dikatakan oleh rasul Yohanes “Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.” (1 Yoh 2:16) Agar manusia dapat menghadapi tiga hal ini, maka Yesus menunjukkan bagaimana untuk bertahan dari keinginan daging, mata dan keangkuhan hidup. Dan hal ini terungkap dalam tiga macam percobaan yang dialami oleh Yesus.

Sahabat Resi yang terkasih, kalau kita menghubungkan dengan 1 Yoh 2:16, maka percobaan pertama ini berhubungan dengan keinginan daging. Yesus mengingatkan kita bahwa manusia yang terdiri dari tubuh dan jiwa, mempunyai kebutuhan jasmani dan rohani. Dan kita harus mengingat bahwa kebutuhan jiwa mempunyai tempat yang lebih tinggi dari kebutuhan jasmani, karena jiwa bersifat selamanya sedangkan badan bersifat sementara. Dengan demikian, Iblis senantiasa mengingatkan kita akan kebutuhan jasmani, dan Yesus mengingatkan bahwa kita harus memperhatikan keadaan jiwa kita dengan bergantung pada Firman yang keluar dari mulut Allah. Dan jika Firman itu telah menjadi daging, maka untuk bertahan dari percobaan kedagingan kita harus bergantung pada Sang Firman, yaitu Yesus sendiri, yang adalah Firman.

Sahabat Resi yang terkasih, Pencobaan 2 – Jatuhkanlah Dirimu ke bawah vs Jangan mencobai Allah: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” Yesus berkata kepadanya: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”

Pencobaan yang kedua diberikan oleh Iblis kepada Yesus adalah pencobaan yang paling berbahaya, yang telah menjatuhkan Adam dan Hawa. Inilah pencobaan yang digambarkan oleh rasul Yohanes sebagai “keangkuhan hidup“. Keangkuhan atau kesombongan adalah ibu dari segala dosa. Untuk menangkal pencobaan ini, maka Yesus menjawab dengan “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” (Mt 4:7).

Sahabat Resi yang terkasih, kesombongan menggoda kita dengan mengatakan bahwa kita dapat melakukan semuanya sendiri, termasuk hidup tanpa Allah. Kesombongan membuat kita salah dalam menilai diri kita sendiri. Kesombongan membuat kita yang sebenarnya tidak dapat hidup tanpa Tuhan, berfikir bahwa kita dapat melakukan semuanya sendiri dan tidak perlu melibatkan Tuhan. Di dalam konteks inilah, kita diingatkan oleh Yesus untuk tidak mencobai Tuhan Allah-Mu, yaitu untuk tidak menganggap diri kita sama seperti Tuhan, yang dapat menentukan segala sesuatu sendiri. Kesombongan menghalangi rahmat Tuhan untuk dapat mengalir secara bebas kepada manusia, sehingga manusia yang pada dasarnya lemah akan semakin tidak berdaya tanpa rahmat Allah.

Sahabat Resi yang terkasih, kesombongan ini hanya dapat ditangani dengan kerendahan hati, kebajikan yang menjadi dasar dari semua kebajikan. Kerendahan hati adalah mengakui bahwa kita bukanlah apa-apa dan Tuhan adalah segalanya. Bagi umat Katolik, salah satu manifestasi dari kerendahan hati adalah pada saat kita menerima Sakramen Tobat, dimana kita mengakui dosa-dosa kita secara terbuka, dengan penyesalan, dan dengan pertolongan rahmat Tuhan berjanji untuk tidak berbuat dosa lagi.

Sahabat Resi yang terkasih, Pencobaan 3 – Kerajaan dunia dengan sujud menyembah Iblis vs menyembah Allah

“Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”

Disinilah Iblis memberikan percobaan keinginan mata atau kekuasaan, uang, kerajaan duniawi, yang pada akhirnya menjadi satu paket dengan sujud menyembah si iblis. Kita mengingat apa yang dikatakan oleh Yesus sendiri “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Mt 6:24) Dan pada percobaan ini, Yesus menegaskan “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Mt 4:10)

Dan inilah Sahabat Resi yang terkasih, yang menjadi perintah pertama dari 10 perintah Allah, dimana Gereja Katolik mengambil dari Kel. 20:2-5, yang diformulasikan oleh St. Agustinus “Akulah Tuhan, Allahmu: Jangan ada allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit dan di bumi, dan jangan sujud menyembah kepadanya” Dengan demikian, di bagian terakhir ini, Yesus memberikan perintah untuk mengasihi Tuhan dengan segenap jiwa, hati dan segenap akal budi.

Dari semuanya tadi Sahabat Resi yang terkasih, Yesus memang datang untuk membawa manusia kepada keselamatan, karena Yesus adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Agar manusia dapat terus berada di jalan Allah, maka Yesus memberikan rahmat yang bersumber pada misteri Paskah. Namun, karena tahu kelemahan manusia dan pencobaan yang akan diberikan oleh Iblis, maka Yesus sendiri memberikan Diri-Nya untuk dicobai, sehingga manusia tahu cara untuk menghadapi cobaan dari Iblis.

Sahabat Resi yang terkasih, tiga kelemahan manusia, seperti yang dituturkan oleh rasul Yohanes, yaitu keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup harus dihadapi dengan Firman Allah, fokus akan tujuan akhir – yaitu Kerajaan Allah, serta dengan kebajikan kerendahan hati. Kita juga perlu merenungkan bahwa inilah yang dilakukan oleh kaum religius, dimana keinginan daging dilawan dengan kaul kemurnian, keinginan mata dilawan dengan kaul kemiskinan, dan keangkuhan hidup dilawan dengan kaul ketaatan. Mari, dalam kapasitas dan kondisi kita masing-masing sebagai umat beriman, kita bersama-sama berjuang untuk bertahan melawan godaan Iblis, dan bertumbuh dalam kekudusan, sehingga kita terus mengejar kesempurnaan, sama seperti Bapa adalah sempurna.

DOA: Ya Tuhan Yesus Kristus, kami mengucap syukur dan terimakasih atas teladan hidup dalam menghadapi godaan. Semoga dari hari ke hari kami senantiasa mampu untuk melawan setiap godaan yang datang sehingga kami akan tetap bertahan dalam lidungan kuat kuasa-Mu. Amin.

Semoga Allah yang mahakuasa memberkati saudara sekalian, Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

DOA UMAT:

I : Tuhan Yesus bersabda, “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau harus berbakti.” Maka, marilah kita panjatkan doa-doa sembah bakti kita kepada-Nya.

L : Bagi semua yang memegang pimpinan Gereja: Semoga para pemimpin Gereja dalam menjalankan tugas perutusannya sebagai gembala tidak mudah tergoda oleh hal-hal duniawi, namun selalu terarah kepada Allah demi kebahagiaan semua orang. Marilah kita mohon,…

U : Tinggallah bersama kami, umat-Mu, ya Tuhan.

L : Bagi semua yang telah menjatuhkan pilihan mau mengikuti Kristus: Semoga para pengikut Kristus semakin setia kepada kebenaran Sabda-Nya dan tidak mudah digoyahkan oleh kemewahan duniawi atau keindahan lahiriah. Marilah kita mohon,…

U : Tinggallah bersama kami, umat-Mu, ya Tuhan.

L : Bagi mereka yang sedang menderita: Semoga Allah Bapa Mahabelas kasih selalu tinggal bersama dengan orang-orang yang sedang menderita sehingga melalui penderitaan itu, mereka dapat mengikuti Kristus yang juga menderita dalam puasa-Nya di padang gurun demi keselamatan kita. Marilah kita mohon,…

U : Tinggallah bersama kami, umat-Mu, ya Tuhan.

L : Bagi kita yang sedang mempersiapkan diri menjelang Paskah: Semoga Allah Bapa Mahasetia menuntun kita semua dalam Masa Prapaskah ini untuk selalu tekun dan setia melayani sesama seperti Putra-Nya, Tuhan kita, Yesus Kristus. Marilah kita mohon,…

U : Tinggallah bersama kami, umat-Mu, ya Tuhan.

I : Allah Bapa Maha Pengasih, karena cinta kasih-Mu yang teramat agung, hidup kami Kauberi arti yang begitu dalam. Tunjukkanlah selalu kepada kami jalan yang harus kami tempuh, yakni jalan terang-Mu sendiri, Putera-Mu terkasih Tuhan kami, Yesus Kristus. Amin.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Ya Allah, kami mohon semoga hidup kami selaras denan kurban yang kami persembahkan ini sebab dengan persembahan ini kami merayakan awal masa puasa suni, yang merupakan tanda keselamatan kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

ANTIFON KOMUNI – Matius 4:4

Manusia hidup bukan dari makanan saja, melainkan juga dari setiap Sabda Allah.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Ya Allah, kami telah disegarkan dengan roti surgawi. Olehnya, iman dikuatkan, harapan diteguhkan, dan kasih kami dikobarkan. Kami mohon, ajarilah kami untuk merasa lapar akan Kristus, roti yang hidup dan benar dan semoga kami mampu hidup dari setiap Sabda yang yang Engkau sampaikan hingga kami menghadap-Mu di surga. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.

DOWNLOAD AUDIO RESI

1 Comment

Leave a Comment