Rabu, 07 Juni 2023 – Hari Biasa Pekan IX – Novena Hati Kudus Yesus I

Rm. Antonius Tugiyatno SCJ dari Komunitas SCJ Tegal Sari, Sumatera Selatan – Indonesia

 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 25:1-2

Kepada-Mu, ya Tuhan, kuangkat jiwaku. Allahku, kepada-Mu aku percaya. Janganlah kiranya aku mendapat malu; janganlah musuh-musuhku bersukaria atas aku.

PENGANTAR: 

Dapat berkata seperti Tobit yang sedang sakit, ‘Berbuatlah kepadaku sekehendak-Mu’, mengandaikan sikap iman yang dalam. Misteri maut dan kebangkitan juga hanya dapat didekati dengan iman semacam itu. Kalau tidak, kita akan terjerat oleh seribu satu macam kesulitan.

DOA PEMBUKA: 

Marilah berdoa: Allah Bapa segala sesuatu yang hidup, kami mohon berkat iman Abraham, Ishak, dan Yakub, perkenankanlah kami menyembah Engkau, Allah kami yang maha esa, yang selalu menepati janji-Mu dengan setia. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Tobit 3:1-11a,16-17a

“Permohonan Tobit dan Sara di hadapan kemuliaan Allah dikabulkan.”

Pada waktu itu Tobit bersedih hati, mengeluh dan menangis. Dengan keluh kesah ia berdoa begini, “Engkau adil, ya Tuhan, dan adillah semua perbuatan-Mu. Segala tindakan-Mu penuh belas kasih dan kebenaran. Engkaulah hakim atas dunia semesta. Oleh sebab itu, ya Tuhan, ingatlah akan daku, pandanglah aku. Janganlah aku Kauhukum sekedar dosa dan kekhilafanku atau setimpal dengan dosa nenek moyangku! Aku telah berdosa di hadapan-Mu dan melanggar segala perintah-Mu. Maka kami Kauserahkan untuk dirampasi, ditawan dan dibunuh. Kami Kaujadikan sindiran dan tertawaan, orang ternista di tengah sekalian bangsa di mana kami Kaucerai-beraikan. Memang tepatlah hukuman-Mu, jika kini aku Kauperlakukan sekedar segala dosaku. Karena kami tidak memenuhi perintah-perintah-Mu dan tidak hidup baik di hadapan-Mu. Kini berbuatlah kepadaku sekehendak-Mu, sudilah mencabut nyawaku, sehingga lenyaplah aku dari muka bumi dan kembali menjadi debu. Sebab mati lebih berguna bagiku daripada hidup. Karena aku harus mengalami nista dan fitnah, dan sangat sedih rasa hatiku. Ya Tuhan, biarlah aku lepas dari susah ini, biarlah aku lenyap menuju tempat abadi. Janganlah wajah-Mu Kaupalingkan daripada-Ku, ya Tuhan. Lebih bergunalah mati saja daripada melihat banyak susah dalam hidupku. Sebab kalau mati, tak dapat lagi aku mendengar nista.” Pada hari yang sama terjadilah bahwa Sara, puteri Raguel, di kota Ekbatana di negeri Media mendengar dirinya dihina oleh seorang pelayan perempuan ayahnya. Adapun Sara itu sudah diperisterikan kepada tujuh pria. Tetapi mereka semua dibunuh oleh Asmodeus, setan jahat, sebelum Sara bersatu dengan mereka sebagaimana layaknya seorang isteri. Kata pelayan itu kepada Sara, “Engkau sendirilah yang membunuh para suamimu! Engkau sudah diperisterikan kepada tujuh orang, tetapi tidak ada seorang pun yang kaunikmati! Masakan kami kaucambuki karena mereka mati! Baiklah engkau menyusul mereka saja, supaya kami tidak pernah melihat seorang putera atau puteri dari engkau!” Maka pada hari itu juga Sara sangat sedih hati, lalu menangis tersedu-sedu. Kemudian ia naik ke bilik atas kepunyaan ayahnya dengan maksud menggantung diri. Tetapi berpikirlah ia dalam hati, “Kiranya ayahku nanti dinistakan karena hal itu dan orang akan berkata kepadanya, ‘Bapa hanya punya satu puteri kesayangan. Celakalah Bapa, ia telah menggantung diri.” Niscaya karena sedihnya, ayahku yang lanjut umur itu akan mati. Lebih baik aku tidak menggantung diri, melainkan berdoa kepada Tuhan, supaya aku mati saja sehingga tak usah mendengar lagi nista selama hidupku.” Segera Sara menadahkan tangannya, lalu berdoa, katanya, “Terpujilah Engkau, ya Allah penyayang! Aku mengarahkan mataku kepada-Mu. Semoga aku dilenyapkan saja dari muka bumi, sebab aku tidak mau lagi mendengar nista.” Pada saat itu juga kedua orang tersebut, yakni Tobit dan Sara, dikabulkan permohonannya di hadapan kemuliaan Allah. Allah mengutus Rafael untuk menyembuhkan kedua-duanya, yaitu dengan menghapus bintik-bintik putih dari mata Tobit, sehingga ia dapat melihat cahaya Allah dengan matanya sendiri, dan dengan memberikan Sara, puteri Raguel, kepada Tobia, putera Tobit, sebagai isteri, dan dengan melepaskannya dari Asmodeus, setan jahat itu. Memang Tobia lebih berhak memperoleh Sara daripada semua orang lain yang ingin memperisteri dia. Pada saat yang sama Tobit kembali dari pelataran masuk ke rumahnya, dan Sara, puteri Raguel, turun dari bilik atas itu.

Demikianlah sabda Tuhan

U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 25:2-4a.4b-5ab.6-7bc.8-9

Ref. Kepada-Mu, ya Tuhan, kuarahkan jiwaku.

  1. Allahku, kepada-Mu aku percaya; janganlah kiranya aku mendapat malu; janganlah musuh-musuhku beria-ria atas diriku.

  2. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.

  3. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.

  4. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (Yoh 11:25a, 26) Akulah kebangkitan dan kehidupan. Barangsiapa percaya pada-Ku, tak akan mati.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 12:18-27

“Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.”

Pada suatu hari datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya, “Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita, ‘Jika seseorang yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya.’ Ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang wanita, lalu mati tanpa meninggalkan keturunan. Maka yang kedua mengawini dia, tetapi juga mati tanpa meninggalkan keturunan. Demikian juga yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuh-tujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Akhirnya wanita itu pun mati. Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami wanita itu? Sebab ketujuh-tujuhnya telah beristerikan dia.” Jawab Yesus kepada mereka, “Kalian sesat, justru karena kalian tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab di masa kebangkitan orang mati, orang tidak kawin atau dikawinkan; mereka hidup seperti malaikat di surga. Mengenai kebangkitan orang mati, tidakkah kalian baca dalam kitab Musa, yaitu dalam cerita tentang semak berduri, bahwa Allah bersabda kepada Musa, ‘Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Antonius Tugiyatno SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Saudara–saudari sahabat Resi Dehonian yang dikasihi oleh Tuhan, kita berjumpa kembali dalam Resi renungan singkat Dehonian edisi Rabu 7 Juni 2023. Kali ini bersama saya Romo Antonius Tugiyatno SCJ dari komunitas Tegal Sari Sumatera Selatan. Kita akan mendengarkan dan merenungkan Sabda Tuhan dari Injil Markus 12: 18-27.

Marilah kita memulainya dengan membuat tanda kemenangan Tuhan, dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin

Saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan, berbicara tentang sesuatu yang kasat mata memang tidak semudah berbicara tentang sesuatu yang kelihatan. Dalam dialog orang Saduki dengan Yesus tentang kebangkitan orang mati ini menurut saya bagian yang sangat penting berkaitan dengan sebuah keyakinan. Tidak dapat dilihat tetapi diyakini sebagai kebenaran.  Sebagai orang Katolik, kita memahami bahwa percakapan ini mengajarkan kita banyak hal tentang kehidupan kekal dan harapan yang kita miliki sebagai umat Kristiani. Setidaknya saya merenungkan dua point berkaitan dengan sikap iman kita tentang kebangkitan.

Yang pertama kita merenungkan tentang kebangkitan dalam iman: Dalam percakapan yang kita dengarkan tadi, orang Saduki mempertanyakan Yesus mengenai hukum tentang pernikahan dalam kebangkitan. Namun, Yesus justru memperlihatkan pada mereka bahwa kebangkitan bukanlah tentang pernikahan, melainkan tentang kehidupan yang abadi bersama Allah. Berbicara tentang kebangkitan badan atau hidup dalam roh dan kebenaran, Yesus mengajarkan kepada kita untuk memusatkan perhatian pada relasi kita dengan Allah. Bahwa ketika masih hidup di tengah dunia ini kita terikat dengan kebutuhan manusiawi jasmani namun dalam kehidupan kekal lebih penting yaitu tinggal dalam kasih dan persekutuan dengan Allah melebihi segala sesuatu. Sebagai manusia yang memiliki ciri jamani dan rohani, kita kita diajak untuk senantiasa memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan, asal dan tujuan hidup.

Yang kedua saya merenungkan tentang pentingnya mendalami Firman Tuhan: Dalam percakapan itu, Yesus menegaskan bahwa seluruh Kitab Suci adalah berasal dari Allah dan bahwa kita diajak mengenal Firman-Nya dengan baik. Sepertinya dari pembicaraan itu orang Saduki tidak memahami Firman Tuhan dan karena itu, mereka tidak bisa memahami konsep kebangkitan. Ia berkata, "Kalian sesat, karena tidak mengerti Kitab Suci maupun kekuasaan Allah. Karena pada waktu kebangkitan orang-orang tidak akan kawin dan tidak akan dikawinkan, melainkan seperti malaikat-malaikat di surga”

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan melalui firman ini bagi kita juga diajarkan untuk memahami Firman Tuhan dengan sungguh. Bila kita memahami tidak dengan sungguh-sungguh mungkin kita akan mengalami kebingungan pula dalam kualitas yakin. Melaui sabda ini kita juga diajak agar semakin memahami firman Tuhan dengan mantab dan lebih sungguh. Semoga Hati Kudus Yesus senantiasa merajai hati kita.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa sumber kehidupan, berkatilah kiranya persembahan kami ini, dan kami sendiri yang lapar akan Dikau semoga Kauberi rezeki. Demi Kristus, ….

ANTIFON KOMUNI –  Markus 12:27

Allah itu bukanlah Allah orang-orang mati, melainkan Allah orang hidup.

DOA SESUDAH KOMUNI: 

Marilah berdoa: Allah Bapa maha pengasih, kami bersyukur karena Engkau telah berkenan memberikan tanda kesetiaan-Mu dalam rupa roti dan anggur kudus ini. Kami mohon, semoga Engkau selalu berkenan melimpahkan rahmat-Mu di tengah-tengah kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

DOWNLOAD AUDIO RESI:

2 Comments

  • Herlin Juni 7, 2023 at 2:17 am

    Amin.
    Hati Kudus Yesus
    Kasihanilah kami
    Hati Kudus Yesus
    Kabulkanlah doa kami

    Reply
  • Firmus dega Juni 7, 2023 at 10:03 am

    Makasih Romo

    Reply

Leave a Comment