Sabtu, 15 Juli 2023 – Peringatan Wajib St. Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja

Rm. Gregorius Jenli Imawan SCJ dari Komunitas SCJ Postulat-Novisiat St Yohanes Gisting Lampung Indonesia

 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Dan. 12:3

Orang bijaksana akan bersemarak cemerlang laksana surya dan guru kebenaran akan berseri bagaikan bintang abadi.

PENGANTAR:

Tidak banyak orang yang tabah dan berani memperkembangkan bakat bakatnya semaksimal mungkin. Demikianlah jasa Jean Firanza. Ia lahir di dekat Viterbo tahun 1218. Sebagai anak yang sakit-sakitan ia pernah disembuhkan oleh Santo Fransiskus Asisi. Setelah menyelesaikan studi filsafatnya ia masuk Ordo Fransiskan dengan nama Bonaventura pada umur 25 tahun. Berkat kecakapan dan ketekunannya, meski masih muda ia diserahi pimpinan tertinggi (1257-1274). Gagasan-gagasanya yang diresapi semangat Injil, ditulisnya dalam banyak buku rohani. Sekalipun begitu berat, namun wataknya tetap lemah lembut. Kelak ia menjadi uskup agung Albano dan meninggal dalam Konsili Lyon.

DOA PEMBUKA: 

Marilah berdoa: Allah Bapa yang kekal din kuasa, hari ini kami memperingati Santo Bonaventura. Semoga hati budi kami diterangi pengetahuannya yang cemerlang dan hati kami dikabarkan oleh cinta kasihnya.. Demi Yesus Kristus, Putra-Mu, ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Kejadian 49:29-32; 50:15-26a

“Allah akan memperhatikan kalian, dan membawa kalian keluar dari negeri ini.”

Waktu akan meninggal Yakub berpesan kepada anak-anaknya, “Apabila aku nanti dikumpulkan kepada kaum leluhurku, kuburkanlah aku di sisi nenek moyangku dalam gua di ladang Efron, orang Het itu, dalam gua di ladang Makhpela di sebelah timur Mamre di tanah Kanaan, yaitu ladang yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik keluarga. Di situlah dikuburkan Abraham beserta Sara, isterinya; di situ pula dikuburkan Ishak beserta Ribka, isterinya, dan di situlah juga kukuburkan Lea. Ladang dengan gua di sana telah dibeli dari orang Het.” Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka telah mati, berkatalah mereka, “Boleh jadi Yusuf akan mendendam kita dan membalas kita sepenuhnya, atas segala kejahatan yang telah kita lakukan terhadapnya.” Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf, “Sebelum ayahmu meninggal, ia telah berpesan, ‘Beginilah hendaknya kalian katakan kepada Yusuf. Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu’.” Ketika permintaan disampaikan kepadanya, menangislah Yusuf. Saudara-saudara Yusuf pun datang sendiri-sendiri dan sujud di depannya serta berkata, “Kami datang untuk menjadi budakmu.” Tetapi Yusuf berkata, “Janganlah takut, sebab aku bukan pengganti Allah. Memang kalian telah membuat rencana yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mengubahnya menjadi kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Maka janganlah takut. Aku akan menanggung makanmu dan juga makanan anak-anakmu.” Demikianlah Yusuf menghiburkan saudara-saudaranya dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya. Yusuf tetap tinggal di Mesir beserta kaum keluarganya. Ia hidup seratus sepuluh tahun. Jadi Yusuf sempat melihat anak cucu Efraim sampai keturunan yang ketiga; juga anak-anak Makhir, anak Manasye, lahir di pangkuan Yusuf. Waktu akan meninggal, berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya, “Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kalian dan membawa kalian keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub.” Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya, “Tentu Allah akan memperhatikan kalian. Pada waktu itu kalian harus membawa tulang-tulangku dari sini.” Kemudian Yusuf meninggal dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN : Mazmur 105:1-2.3-4.6-7

Ref. Hai orang-orang yang rendah hati, carilah Allah, maka hatimu akan hidup kembali.

  1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!

  2. Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!

  3. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya! Dialah Tuhan Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (1Ptr 4:14) Berbahagialah kalian, kalau dicaci maki demi Yesus Kristus, sebab Roh Allah ada padamu.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 10:24-33

“Janganlah takut kepada mereka yang membunuh badan!”

Pada waktu itu Yesus bersabda kepada kedua belas murid-Nya, “Seorang murid tidak melebihi gurunya, dan seorang hamba tidak melebihi tuannya. Cukuplah bagi seorang murid, jika ia menjadi sama seperti gurunya, dan bagi seorang hamba, jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. Jadi janganlah kalian takut kepada mereka yang memusuhimu, karena tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka, dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi, yang takkan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah dalam terang. Dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah dari atas atap rumah. Dan janganlah kalian takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa. Tetapi takutilah Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual seduit dua ekor? Namun, tak seekor pun akan jatuh tanpa kehendak Bapamu. Dan kalian, rambut kepalamu pun semuanya telah terhitung. Sebab itu janganlah kalian takut, karena kalian lebih berharga daripada banyak burung pipit. Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, dia akan Kuakui juga di depan Bapa-Ku yang di surga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, dia akan Kusangkal di hadapan Bapa-Ku yang di surga.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Gregorius Jenli Imawan SCJ

Vivat Cor Jesu, Per Cor Marie… Hiduplah Hati Kudus Yesus, melalui Hati Maria…

Pendengar Resi Dehonian yang terkasih, selamat berjumpa kembali dengan saya, Romo Jenli, SCJ dari Komunitas Postulat – Novisiat SCJ St. Yohanes, Gisting (Lampung), dalam ReSi (Renungan Singkat) Dehonian, edisi hari Sabtu, 15 Juli 2023.

Sahabat Dehonian yang diberkati Tuhan, bagian akhir dari bab pertama dalam Kitab Kejadian menceritakan kepada kita martabat manusia yang begitu berharga. Atas kehendak dan kebebasan-Nya, Allah menciptakan manusia, bahkan Ia menciptakan manusia sebagai ciptaan khusus dibandingkan dengan ciptaan-ciptaan yang lain: “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” (Kej 1:27). Bahwa manusia dicipta seturut dengan gambar-Nya adalah sebuah realitas biblis yang ingin mengatakan kepada kita bahwa manusia memiliki “kualitas” yang hampir sama dengan Allah. Kualitas itu, salah satunya ditunjukkan dengan kebebasan yang diberikan kepada manusia. Namun sayangnya, manusia tidak menggunakan kebebasan itu dengan baik; mereka terlena akan tawaran ular – sebagai representasi dari yang jahat – dengan memakan buah terlarang (bdk. Kej 3:1-7).

Dari kisah kejatuhan manusia itu, Allah tetap kreatif mencari jalan untuk “menyelamatkan” manusia, ciptaan-Nya. Allah tidak tinggal diam dan membiarkan manusia – yang dicipta seturut dengan citra-Nya – hancur dalam kebinasaan. Pada titik itu, misteri inkarnasi Sang Sabda yang menjadi manusia mendapatkan tempatnya. Firman itu telah menjadi manusia agar dapat hadir dan menyelamatkan manusia. Dalam hal ini, sebuah gaung yang ditampilkan adalah: “Allah tidak menghendaki manusia binasa karena kejatuhan dalam dosa”. Berkaitan dengan itu, merenungkan Injil pada hari ini, kita disadarkan bahwa manusia begitu berharga bagi-Nya: “Bukankah burung pipit dijual seduit dua ekor? Namun tak seekor pun akan jatuh tanpa kehendak Bapamu. Dan kalian, rambut kepalamu pun semuanya telah terhitung. Sebab itu janganlah kalian takut, karena kalian lebih berharga dari pada banyak burung pipit”. Yang menarik dari Sabda itu adalah tentang penekanan bahwa manusia sungguh sangat berharga bagi Allah. Bahkan, situasi itulah yang kemudian membuat Allah sendiri datang menjadi manusia dalam Diri Yesus Kristus; yang kemudian mengorbankan Diri untuk keselamatan manusia yang berdosa. Di sini, cahaya kasih Allah terpancar dalam pemberian diri Kristus yang mana salib-Nya menjadi lambang keselamatan bagi manusia, bagi kita yang percaya dalam nama-Nya.

Sahabat Dehonian yang diberkati Tuhan, menyadari bahwa kita – sebagai manusia – dan sekaligus yang beriman pada Kristus, merenungkan Injil pada hari ini menjadi kesempatan untuk menyegarkan kembali martabat kita yang berharga. Dalam Kristus, kita bukanlah manusia yang ditinggalkan karena kedosaan. Kita bukanlah manusia yang “dibuang” oleh Allah karena kelemahan manusiawi kita. Sejatinya, kita adalah orang-orang yang ditebus dan terus ditawari penebusan dari-Nya dalam Kristus, agar kita memperoleh keselamatan dari kedosaan.

Tuhan menghendaki agar kita hidup. Untuk itu, Ia selalu mengundang kita untuk bertobat dan kembali kepada-Nya agar mendapatkan keselamatan. Tuhan menghendaki agar kita hidup. Meski ada pelbagai tantangan kehidupan yang dihadapi, didasarkan harapan kita pada-Nya, kita mendapatkan berkat untuk menghadapi pelbagai tantangan itu. Kita memiliki Allah yang hebat. Dialah yang menjadikan kita sebagai orang-orang Kristiani yang memiliki asa, memiliki harapan ketika harus menghadapi hidup yang kadang tidak mudah. Semoga Hati Kudus Yesus, memberkati karya baik kita di hari ini. Amin.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa kami, sumber segala kebenaran, Santo Benaventura telah mengajarkan iman untuk memuliakan Nama-Mu. Semoga kami pun diterangi Roh Kudus dengan cahaya iman dalam menjalankan tugas-tugas kami. Demi Kristus, Tuan dan pengantara kami.

ANTIFON KOMUNI – 1 Kor. 1:23-24

Kami memaklumkan Kristus yang tersalib, Kristus, kuasa dan kebijaksanaan Allah.

DOA SESUDAH KOMUNI: 

Marilah berdoa : Allah Bala, sumber sogala kebijaksanaan, kami telah disegarkan dengan santapan suci. Kami mohon semoga berkat doa restu dan nasihat Santo Bonaventura kami tetap bersyukur atas segala anugerah daripada-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

DOWNLOAD AUDIO RESI:

St. Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja

Konon, ketika masih kecil ia menderita sakit gawat. Ibunya menggendong bocah ini dan membawanya kehadapan St.Fransiskus Asisi. Beliau memberkati anak tersebut dan berseru : “O Buona Ventura…” (Betapa baiknya kejadian ini..). Bocah itu seketika sembuh dan kata-kata Santo Fransiskus kemudian diabadikan menjadi namanya. Mungkin saja saat itu sang pengemis suci sudah mengetahui bahwa bocah yang diberkatinya ini adalah permata gereja di kemudian hari;  salah seorang pujangga terbesar dalam sejarah Gereja.

Bonaventura dilahirkan pada tahun 1221 di Tuscany, Italia dengan nama Giovanni di Fidanza.  Sejak usia muda ia bergabung dengan Ordonya St.Fransiskus Asisi  yaitu Fransiskan (O.F.M. = Ordo Fratrum Minorum / Ordo Friars Minor = Ordo Saudara-saudara Hina-dina). Sebagai seorang biarawan muda, Bonaventura harus meninggalkan negerinya untuk belajar di Universitas Paris di Perancis. Ia menjadi seorang penulis tentang hal-hal ketuhanan yang hebat. Kasihnya kepada Tuhan demikian besar sehingga orang memanggilnya dengan sebutan “Doctor Seraphicus”. Seraphicus artinya seperti malaikat.

Salah seorang sahabat Bonaventura yang terkenal ialah seorang biarawan Dominikan St. Thomas Aquinas. Thomas bertanya kepada Bonaventura dari manakah ia mendapatkan semua hal-hal mengagumkan yang ia tulis. Bonaventura membimbing temannya itu ke meja tulisnya. Ia menunjuk sebuah salib besar yang selalu ada di atas mejanya. “Dialah yang mengatakan segalanya kepadaku. Dia-lah satu-satunya Guru-ku.” Di lain waktu, ketika sedang menuliskan kisah hidup St. Fransiskus dari Asisi, Bonaventura menjadi begitu bersemangat sehingga St. Thomas berseru: “Mari kita biarkan seorang kudus menulis tentang seorang kudus.” Bonaventura selalu bersikap rendah hati, meskipun buku-bukunya telah menjadikannya sangat terkenal.

Pada tahun 1265, Paus Klemens IV ingin mengangkatnya menjadi seorang Uskup Agung. Tetapi, Bonaventura kemudian memohon kepada Paus agar menunjuk orang lain; karena ia masih ingin hidup dalam biara.  Bapa Suci menghormati keputusannya. Meskipun menolak diangkat menjadi Uskup Agung, Bonaventura setuju diangkat menjadi pembesar umum Ordo Fransiskan. Tugas berat ini dilaksanakannya selama tujuhbelas tahun.

Pada tahun 1273, Beato Paus Gregorius X mengangkat Bonaventura menjadi Kardinal. Dua orang utusan Paus mendapatkan Bonaventura sedang berada di sebuah bak cuci yang besar dalam biaranya. Ia sedang mendapat giliran tugas menggosok setumpuk panci dan wajan. Para utusan Paus menunggunya dengan sabar hingga Bonaventura selesai menggosok pancinya yang terakhir, membasuh serta mengeringkan tangannya. Kemudian para utusan itu dengan khidmat menyerahkan topi merah besar yang melambangkan jabatannya yang baru.

Kardinal Bonaventura memberikan bantuan yang amat besar kepada Paus yang pada tahun 1274 mengadakan Konsili Lyon. Sahabatnya Thomas Aquinas wafat dalam perjalanannya menuju Konsili tersebut, tetapi Bonaventura berhasil tiba di sana. Ia memberikan pengaruh yang besar pada konsili tersebut.  Karya besarnya yang lain semasa hidupnya adalah perannya dalam reformasi Dewan Gereja, melakukan rekonsiliasi pendeta sekuler dengan ordo miskin, dan terlibat dalam rekonsiliasi Gereja Katolik Yunani dengan Gereja Khatolik Roma.

Santo Bonaventura wafat secara mendadak pada tanggal 15 Juli 1274 dalam usia lima puluh tiga tahun. Ia dimakamkan pada hari yang sama dalam salah satu Gereja Fransiskan di Lyon, Perancis. Upacara pemakamannya dihadiri oleh Paus, uskup, dan wali Gereja. Peristiwa tersebut disebut oleh para penulis kronik sebagai berikut: “Orang Kristen Yunani dan Latin, biarawan dan awam mengantar jenazahnya dengan tangis kesedihan, sangat berduka cita karena kehilangan seorang tokoh besar”

Arti nama

Konon berasal dari kata-kata St.Fransiskus Asisi : “O Buona Ventura…”. yang berarti : “Betapa baiknya kejadian ini..”

Sumber: https://katakombe.org/para-kudus/juli/bonaventura.html

No Comments

Leave a Comment